Wednesday, July 31, 2013

Schutzbrille (Gogel / Kacamata Penahan Debu) Wehrmacht

FLIEGERBRILLE (KACAMATA PILOT) VERSI PERTAMA

Fliegerbrille (kacamata pilot/penerbang) dengan lapisan penahan dalam terbuat dari kulit adalah solusi pertama bagi para pengendara kendaraan terbuka sebelum Perang Dunia II. Kacamata ini disukai oleh anggota Wehrmacht, tapi biaya produksinya yang cukup mahal membuat pemakaiannya dibatasi untuk kemudian digantikan dengan yang lebih ekonomis tak lama sebelum perang pecah. Versi awal di atas mempunyai 21 lubang ventilasi di setiap diameternya serta kaca plexiglass dengan tebal 1mm



Generalleutnant Friedrich Siebert (kanan, Kommandeur 44. Infanterie-Division) dan Oberstleutnant Arthur Boje (Kommandeur Infanterie-Regiment 134 / 44.Infanterie-Division) di Front Timur selama berlangsungnya fase pemuka Unternehmen Barbarossa - penyerbuan Jerman atas Rusia - bulan Juni 1941. Keduanya akan dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes saat masih mengabdi di posisi dan unit yang sama: Siebert pada tanggal 18 November 1941, sementara Boje tanggal 5 Februari 1942. Dalam foto ini Jenderal Siebert mengenakan fliegerbrille (gogel penerbang) model pertama, yang pada awalnya hanya dikenakan oleh awak udara Luftwaffe tapi kemudian pemakaiannya menyebar ke unit-unit Wehrmacht lainnya

-----------------------------------------------------------------------------------------

FLIEGERBRILLE (KACAMATA PILOT) VERSI KEDUA

 Fliegerbrille model kedua adalah hasil modifikasi versi yang pertama, terutama dalam penambahan lubang ventilasi (kini menjadi 36 lubang per diameter). Karena kacanya yang penuh debu seringkali harus diganti tiap berkendara, maka kini ketebalannya ditambah menjadi 1,5mm. Selain itu, tali karetnya bisa dibongkar pasang dan telah dilengkapi kaitan. Bentuknya yang lebar membuat pemakainya mampu melihat ke sekeliling tanpa perlu memutar kepala. Kekurangannya adalah bahwa kaca plexiglass-nya masih belum berkualitas tinggi dan belum dilengkapi filter penolak debu

-----------------------------------------------------------------------------------------

LEDERMASKE (MASKER KULIT) VERSI PERTAMA

Kradbrille terbaru buatan Firma Merz-Werken ini mulai diproduksi tahun 1941 dan mempunyai kaca dengan kualitas tertinggi yang mutunya hampir tak tersamai di masanya. Sinar ultraviolet terfilter dengan baik, sementara kejelasan penglihatan bagi pemakainya juga mengagumkan (sama sekali tidak kabur!). Lensanya yang berdiameter 45mm bisa dibongkar-pasang sehingga bisa ditempelkan ke kacamata lain. Selain itu, lapisan kulitnya dilengkapi oleh empat metal ventilasi yang masing-masingnya mempunyai 7 lubang


 
Prajurit-prajurit Afrikakorps menunggu giliran untuk ikut berpartisipasi dalam parade militer di Tripoli, Libya, tanggal 14 Februari 1941. Mereka adalah bagian dari kontingen pertama pasukan Jerman yang tiba di Afrika Utara, yang berangsur datang dari tanggal 10 Februari s/d 12 Maret 1941. Meskipun prajurit-prajurit ini sudah mendapatkan jatah tropenuniform (seragam tropis) dan tropenhelm (helm tropis), tapi, sebagian besar perlengkapan dan mesin perang mereka masih menggunakan cat lama yang biasa dipakai di daratan Eropa. Beiwagenkrädern (motor bersespan) dalam foto ini berasal dari jenis BMW R12, sementara mobil di belakangnya adalah Kübelwagen. Prajurit Afrikakorps dengan senapan Kar98k (Karabiner 98 kurz) tersampir di punggungnya ini mengenakan "Kradbrille" di matanya, yang merupakan kacamata khusus pelindung debu yang banyak digunakan oleh unit bersepeda motor seperti Aufklärungs (Pelopor) atau Kradmelder (Pengantar Pesan). Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Sturm dari KBK Lw 7 (Kriegsberichter-Kompanie Luftwaffe 7). Perhatikan rambu unik bergambar kereta kuda dan truk di latar belakang! Ada yang tahu maksudnya?

-----------------------------------------------------------------------------------------

LEDERMASKE (MASKER KULIT) VERSI KEDUA

Dari tahun 1942 dan seterusnya tersedia varian baru kacamata penahan sinar matahari untuk para anggota Afrikakorps keluaran Merz-Werken. Warna dasarnya adalah coklat dan dilengkapi dengan rivet dan gesper supaya sesuai dengan perlengkapan ventilasi prajurit Jerman di Afrika. Meskipun namanya masih diembel-embeli "leder" (kulit), tapi di sebagian besar versinya bahan kulit sudah digantikan dengan tekstil karena tidak cocok di cuaca yang panas

-----------------------------------------------------------------------------------------

AUERBRILLE (KACAMATA KARET)

Sejak sebelum perang, firma Auer-Gesellschaft di Berlin-Lichtenberg sudah biasa membuat kacamata berbahan karet berwarna biru abu-abu untuk keperluan khusus yang dijual seharga 4,50 DM. Setelah perang pecah, varian Rotgläsern untuk awak U-boat dan kacamata malam juga diproduksi. Lensanya berdiameter 45mm dan bisa dibongkar-pasang dengan lensa ledermaske, sementara frame-nya dari bahan metal. Lensa yang dipakai berasal dari jenis "Neophan" yang dikembangkan oleh Erwin Käsemann tahun 1937. Lensa jenis ini mampu meredam pantulan dari benda-benda tertentu semacam air dan es



General der Panzertruppe Wolfgang Fischer

-----------------------------------------------------------------------------------------

 AUGENSCHÜTZER 42 (STAUBBRILLE)

 SS-Oberscharführer Paul Bredow (31 Desember 1903 - Desember 1945) dari Sonderabteilung Einsatz R (disingkat: Abteilung R) mengenakan jaket kamuflase Telo Mimetico M29 buatan Italia. Di kepalanya dia memakai stahlhelm dengan tambahan Augenschützer 42 alias gogel pelindung debu. Senapan mesin yang berada dalam pangkuannya bukanlah buatan Jerman, melainkan sebuah Pistolet maszynowy wz. 39 Mors buatan Polandia. Foto ini sendiri kemungkinan besar diambil di Trieste, Italia, yang menjadi wilayah operasional unit tempat Bredow bergabung dari tahun 1943 s/d 1945

-----------------------------------------------------------------------------------------

BÜGELBRILLE (KACAMATA GANTUNGAN)

Dari tahun 1942 dan seterusnya, Wehrmacht mengeluarkan kacamata khusus dimana kejelasan obyek benda bisa diatur jaraknya melalui putaran di bagian tengah. Kacamata jenis ini mempunyai beragam nama (contohnya, Georg Vogler Werke di Nürnberg menyebutnya dengan nama "Auto-O Schutzbrille"), meskipun nama resminya adalah Bügelbrille. Kronglaseinsätze (sabuk pengikat) dibuat elastis dan lebih lebar dari sebelumnya, juga bisa dibongkar-pasang. Lensanya disimpan ke dalam kotak khusus dan terdiri dari dua macam: bening untuk malam hari dan keredupan 75% untuk siang hari. Meskipun secara umum dibuat untuk Kradmelder (pengendara motor), tapi ternyata pilot Luftwaffe pun menyukainya, sehingga kadang-kadang kacamata jenis ini disebut pula sebagai "Pilotenbrille"

-----------------------------------------------------------------------------------------

 FALTBRILLE (KACAMATA TEKUK)


Faltbrille sudah digunakan dari zaman Perang Dunia Pertama dan umumnya berfungsi untuk menangkal hujan dan serangga ketika dalam perjalanan. Pembuat utamanya adalah Schmerler Schutzbrillen-Fabrik di Fürth (Bavaria). Biaya produksi yang murah, bahan yang ringan dan ukuran yang tidak terlalu besar membuat kacamata jenis ini menjadi perlengkapan standar prajurit Wehrmacht (utamanya Schmerler Modell Nr. 1539/1), dan biasanya dilengkapi tas pembungkus kecil berbahan kertas tebal

-----------------------------------------------------------------------------------------


 Seorang prajurit Heer (yang tampaknya merupakan Kradmelder, pengendara sepeda motor) terlihat mengenakan schutzbrille menutupi kedua matanya. Pakaiannya tampak kumel, dengan senapan Kar98 terselempang di pundaknya. Setiap kacamata penahan debu jenis ini biasanya diberikan lengkap dengan tas penyimpannya (schutzbrille mit tragetasche)




Seorang Kradschützen dari unit Fallschirmjäger tertidur kelelahan di motornya. Kradmantel menutupi tubuhnya, sementara schutzbrille (kacamata penahan debu) dari jenis bügerbrille bertengger di FJ-helm bermotif kamuflase "kura-kura" yang dia kenakan di kepalanya. Foto diambil di Prancis tanggal 21 Juni 1944 oleh Toni Schneiders

-----------------------------------------------------------------------------------------


Hermann Balck dengan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #53 yang didapatkannya tanggal 3 Juni 1940 sebagai Oberstleutnant dan Kommandeur Schützen-Regiment 1 / 1.Panzer-Division / XIX.Armeekorps / Panzergruppe Guderian / Heeresgruppe A. Medali tersebut didapatkannya sebagai penghargaan atas prestasi yang diciptakannya dalam Pertempuran Prancis. Atas saran dari Balck pula maka setelah Pertempuran Sedan (12-15 Mei 1940), dalam waktu-waktu tertentu pasukan tank dan infanteri Jerman disatukan dalam grup tempur gabungan yang dinamakan sebagai "Kampfgruppe". Ini adalah perkembangan yang signifikan dalam doktrin peperangan tank karena sebelumnya pasukan infanteri dan resimen panzer Jerman selalu digerakkan secara terpisah



Major Wilhelm Batz (Gruppenkommandeur II.Gruppe / Jagdgeschwader 52) yang memakai schutzbrille sedang berbincang-bincang dengan seorang perwira Luftwaffe lainnya yang sama-sama berpangkat Major. Foto ini kemungkinan besar diambil di akhir peperangan. Saat Perang Dunia II berakhir, Gruppenkommandeur Batz mampu membawa Gruppe-nya keluar dari Hungaria dan Austria untuk pulang ke Jerman sehingga menghindarkan mereka jatuh ke tangan pasukan Uni Soviet yang merangsek maju. II. Gruppe yang dipimpin Wilhelm Batz menjadi satu-satunya unit JG 52 yang menyerahkan diri ke tangan Amerika sementara dua Gruppe lainnya menyerah ke tangan Tentara Merah dan harus menghabiskan waktu bertahun-tahun di gulag komunis yang terkenal brutal!



Hauptmann Werner Baumbach (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Kampfgeschwader 30 "Adler") dengan ceria berpose di depan pesawat Junkers Ju 88 A-4 yang biasa dia piloti dalam misi-misinya sambil mengenakan pakaian penerbang Luftwaffe lengkap serta Flieger-Kopfhaube (penutup kepala pilot) dengan Landfliegerbrille (gogel penerbang). Foto ini disebarluaskan di masa perang oleh divisi propaganda Jerman dalam bentuk kartu pos seri "Munin Film Verlag" dengan nomor R 188



Gerhard Holzweiß (lahir 23 Agustus 1920 di Bad Freienwalde/Oder, Königsberg) adalah prajurit Panzertruppen anggota Aufklärungs-Abteilung 1 (motorisiert) / Kradschützen-Bataillon 3 / Panzer-Aufklärungs-Abteilung 3 yang merupakan unit pendahulu dari 3. Panzer-Division, dan karenanya berhak untuk mengenakan Schwedter Adler di topinya. Di antara medali-medali yang terlihat dikenakannya adalah DRL Sportabzeichen; Panzerkampfabzeichen in Bronze; serta Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (Ostmedaille)


 Leutnant Rolf Kaestel adalah seorang reservis yang ditempatkan di Aufklärungs-Abteilung 7 (motorisiert) / 7.Panzer-Division. Dia berpartisipasi dalam pelatihan tahun 1938 dan bergabung kembali dengan batalyonnya ketika perang pecah. Tidak terlalu jelas apakah dia terus bertempur sepanjang Perang Dunia II bersama dengan unitnya tersebut karena hanya dua halaman dari Wehrpaß-nya yang tersedia. Medali dan penghargaan yang telah diraihnya: Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; Allgemeine-Sturmabzeichen; Verwundetenabzeichen in Schwarz; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (Ostmedaille); serta Krimschild


 Unteroffizier Horst Pröbster dari Panzer-Regiment 35 / 4.Panzer-Division bermain kuda-kudaan di sela-sela waktu luang saat tidak ada pertempuran. Dia adalah komandan Panzerkampfwagen III "114" dalam Unternehmen Barbarossa, sementara awaknya adalah sebagai berikut: Fahrer Obergefreiter Krug, Ladeschütze Faber dan Richtschütze Fritz Schneider. Foto ini sendiri diambil tahun 1941


 Foto ini diambil pada tanggal 2 Agustus 1941 di Tobruk dan memperlihatkan General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") sedang menatap sesuatu di kejauhan. Di lehernya bertengger medali Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #10 yang dia dapatkan tanggal 20 Maret 1941 sebagai Generalleutnant dan Befehlshaber der Deutschen Truppen in Libyen, sementara di schirmmütze-nya nongkrong kacamata plastik penahan debu terkenal yang ternyata bukanlah kacamata produksi Jerman (schutzbrille) melainkan rampasan dari pihak Inggris! Rommel begitu menyukai kacamata satu ini sehingga dia selalu memakainya kemana-mana dan seakan-akan identik dengan dirinya (lihat saja sekian banyak foto yang memajang tampangnya di Afrika Utara, rata-rata memperlihatkan juga kacamata ini)!


Max Wünsche sebagai SS-Hauptsturmführer. Dia tercatat berpangkat Kapten SS dari tanggal  25 Mei 1940 s/d 1 September 1942. Pada bulan Desember 1940 Wünsche dicopot dari jabatannya sebagai ajudan Adolf Hitler dan dipindahkan sebagai ajudan komandan Leibstandarte SS Adolf Hitler, Sepp Dietrich. Baru di bulan Februari 1942 dia dipercaya untuk menjadi komandan tempur di lapangan dan terbukti mempunyai kapabilitas yang memadai. Dalam foto ini Wünsche memakai bügelbrille (kacamata gantung) yang biasa dipakai oleh Kradmelder (pengendara motor). Dia juga mengenakan chevron silver khusus di lengan kanannya yang biasa dinamakan sebagai SS-Ehrenwinkel (Ehrenwinkel der Alten Kämpfer/Honour Chevron for the Old Guard), yang menunjukkan bahwa pemakainya bergabung dengan SS sebelum tanggal 30 Januari 1933 (naiknya Hitler ke tampuk kekuasaan). Medali Eisernes Kreuz I.Klasse yang terdapat di bawah saku didapat Wünsche tanggal 31 Mei 1940

Sumber :
Foto koleksi bundesarchiv Jerman
Foto koleksi pribadi Hans-Jürgen Zeis
Foto koleksi pribadi Robert "Bob" Edwards
www.battlebornbooks.com
www.commons.wikimedia.org
www.forum.axishistory.com
www.histor.ws
www.panzerregiment35.blogspot.com
www.uncyclopedia.org 
www.wehrmacht-awards.com

Tuesday, July 30, 2013

Album Foto Pertempuran / Pengepungan Sebastopol

Pasukan penyerbu dari 1.Kompanie / Pionier-Bataillon 173 / 73.Infanterie-Division / XIV. Panzerkorps / 1.Panzerarmee / Heeresgruppe Süd berusaha untuk menghancurkan meriam No.2 dari benteng Maxim Gorky I tanggal 18 Juni 1942. Meskipun kedua meriam raksasa benteng tersebut sudah tidak beroperasi, tapi pasukan zeni Jerman tidak henti-hentinya menggempur menggunakan bahan peledak serta bom bakar rakitan demi berusaha memastikan agar dia tidak lagi menjadi ancaman karena masih adanya awak meriam yang bertahan dan bersembunyi di bunker bawah tanah


Sumber :
Buku "Sevastopol 1942 - Von Manstein's Triumph" karya Robert Forczyk

SS-Obersturmführer Fredrik Jensen (1921-2011), Sukarelawan SS Asal Norwegia Dengan Medali Tertinggi!

  
Dua foto dari SS-Obersturmführer Fredrik Jensen (yang kemungkinan besar diambil pada waktu yang bersamaan) yang memperlihatkan dia dengan medali yang diraihnya. Foto ini diambil medio Juli 1943 - Desember 1943, karena disini dia sudah mendapatkan Eisernes Kreuz I. Klasse tapi belum dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold


 Fredrik Jensen di masa tua memperlihatkan serangkaian medali dan penghargaan yang diraihnya dalam Perang Dunia II. Seusai perang dia dipenjara selama tiga bulan di Norwegia dan kehilangan kewarganegaraannya selama 10 tahun. Setelah menghabiskan masa hukumannya, Jensen kemudian tinggal di Swedia dan menjadi mandor serta pembuat mesin-mesin pabrik yang sukses


Nama lengkap: Fredrik Jensen
Lahir: 25 Maret 1921 di Oslo, Norwegia
Meninggal: 31 Juli 2011 di sebuah rumah sakit di Ystad, Swedia.
Nomor keanggotaan NSDAP: [bukan anggota]
Nomor keanggotaan SS: 456 051 (V) (bergabung 4 April 1941)

Promosi:
Juli 1941 SS-Schütze
20 Juli 1942 SS-Junker
1 Oktober 1942 SS-Standartenjunker
1 Desember 1942 SS-Standartenoberjunker
10 Maret 1943 SS-Untersturmführer
30 Januari 1944 SS-Obersturmführer

Medali dan Penghargaan:
8 Desember 1944 Kriegsorden des Deutschen Kreuzes in Gold sebagai SS-Obersturmführer dan Führer 7.Kompanie / II.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 9 "Germania" / 5.SS-Panzer-Division "Wiking", Front Timur (berdasarkan sebuah rekomendasi tertanggal 29 September 1944 dan ditandatangani oleh Bataillonsführer Franz Pleiner; didukung pada tanggal 5 Oktober 1944 oleh Regimentsführer i.V. Herbert Oeck dan 10 Oktober 1944 oleh Divisionsführer Karl Ullrich; disetujui tanggal 2 November 1944 oleh Korpskommandeur Herbert Otto Gille)
15 Juli 1943 1939 Eisernes Kreuz I. Klasse
20 April 1943 1939 Eisernes Kreuz II. Klasse
1943 Nahkampfspange II. Stufe (Silber)
Infanterie-Sturmabzeichen in Bronze
Verwundetenabzeichen, 1939 in Gold
Verwundetenabzeichen, 1939 in Silber
19 Januari 1942 Verwundetenabzeichen, 1939 in Schwarz
1942 Medaille “Winterschlacht im Osten 1941/42”
"Frontkjemper" Badge
Deutsches Reichssportabzeichen in Bronze

Catatan:
* Fredrik Jensen merupakan sukarelawan SS asal Norwegia dengan medali tertinggi, yaitu Deutsches Kreuz in Gold. Tak ada satu pun rekan senegaranya yang meraih medali bergengsi ini!
* Selama karir militernya dia terluka dalam pertempuran sebanyak lima kali sehingga layak mendapat Verwundetenabzeichen in Gold (Wound's Badge in Gold)


Sumber :
Catatan Michael D. Miller


Monday, July 29, 2013

Album Foto Warga Sipil Yang Tewas Dalam Perang Dunia II

CINA

Foto yang diambil pada tanggal 5 Juni 1941 oleh Carl Mydans ini memperlihatkan korban bertumpuk-tumpuk dari warga sipil Cina yang mati tercekik oleh asap di luar tempat perlindungan Jiaochangkou setelah pemboman besar-besaran yang dilancarkan oleh Jepang di Chongqing. Di hari itu lebih dari 20 sorti misi pengeboman dilancarkan yang berlangsung selama tiga jam. Sekitar 2.500 orang tewas tercekik ketika berusaha buru-buru masuk tempat perlindungan yang jumlahnya tidak cukup banyak untuk menampung mereka
 -------------------------------------------------------------------------------------------------

FILIPINA

11 April 1945: Bocah Filipina yang teronggok tak bernyawa di kubangan lumpur ini adalah korban pembalasan tentara Jepang dalam pembantaian di Luzon tanggal 9 April 1945. Ketika US Sixth Army mendarat di pulau tersebut tanggal 9 Januari 1945, pasukan Jepang, yang terbagi-bagi ke dalam perintah komandan yang berlainan, melampiaskan rasa frustasi mereka akan kurangnya makanan, alat-alat kesehatan, amunisi dan transportasi ke warga sipil yang tak berdosa

-------------------------------------------------------------------------------------------------

JERMAN

Berlin, Desember 1943. Para korban pemboman Sekutu dibaringkan di sebuah gimnasium untuk keperluan identifikasi. Suasana Natal masih terasa, terbukti dari banyaknya pohon Natal. Pemboman strategis yang dilancarkan secara membabi-buta oleh Sekutu telah membunuh 750.000 s/d 1 juta penduduk Jerman, yang kebanyakannya rakyat sipil tak berdosa!


Pemandangan yang memperlihatkan mayat warga Jerman di sebuah usungan dengan latar belakang Kadetral kota Cologne yang terkenal, Maret 1945


Kalau yang ini sih tinggal nunggu pecahnya! Warga sipil Jerman yang menjadi salah satu korban pemboman Sekutu besar-besaran di kota Dresden
 
-------------------------------------------------------------------------------------------------
JEPANG

 Mayat warga sipil Jepang yang hangus terbakar bergelimpangan setelah pemboman kota Tokyo oleh Sekutu dengan menggunakan bom-bakar tanggal 10 Maret 1945. Di malam itu, tidak kurang dari 300 pesawat pembom B-29 menjatuhkan 1.700 ton bom-bakar di atas kota terbesar di Jepang sehingga mengakibatkan kematian bagi lebih dari 100.000 orang, yang tercatat sebagai sebuah serangan udara dengan jumlah korban terbanyak dalam sejarah!


Sumber :
www.life.time.com
www.museumsyndicate.com
www.worldwar2database.com

Sunday, July 28, 2013

Tunjukkan Solidaritas Kita Pada Soldatenkaffee!

Kepada para pembaca blog ini yang tidak setuju akan penutupan Soldatenkaffee dan tekanan media terhadap pemiliknya, tunjukkan solidaritas kita semua dengan bergabung pada grup "Solidarität mit dem Soldaten Cafe / Solidarity with the Soldatencafe" yang ada di Facebook (silakan klik pada link grupnya).

Selain itu, di YouTube kini muncul video yang isinya mengecam Soldatenkaffee dengan cara meng-upload ulang video dari Ostuf Permadi lalu ditambahi embel-embel "Nazi Cafe, Indonesian Ignorance of WW2 History" (Kafe Nazi, Ketidakpedulian Indonesia Pada Sejarah Perang Dunia II). Jatidiri si peng-upload yang tidak kreatif ini terbuka ketika saya mencoba memberi komentar terhadap videonya. Apa yang dia katakan? "It's not about the cafe, it's about the people who visit the cafe, they are truly Neonazi's who do not understand the Nazi ideology, bullshit like the Germans fought for Indonesia etc it's a complete fake history. What if we open a Mohammed cafe in New York, with pictures of Mohammed on the wall and Allah on the toiletpaper, because we cannot ignore them!!" (bisa anda simpulkan sendiri orang seperti apa dia!). Untuk ini, para pembaca blog bisa menunjukkan dukungannya pada perjuangan Soldatenkaffee dengan meng-klik "UNLIKE" pada video tersebut (linknya DISINI) atau memberikan komentar di bawahnya. Feedback anda kami nantikan!!

Ini penampakan videonya:



Fremde Heere Ost, Organisasi Intelijen Khusus Front Timur



Oleh : Alif Rafik Khan

Fremde Heere Ost (FHO, Tentara Luar Negeri Timur) adalah organisasi intelijen yang berada di bawah Oberkommando des Heeres (Komando Tinggi Angkatan Darat) selama berlangsungnya Perang Dunia II yang fokusnya menganalisa kekuatan Uni Soviet dan negara-negara Eropa Timur lainnya sebelum dan sesudah Perang Dunia II.

Dibentuk pada tahun 1939, organisasi berkekuatan inti 41 orang ini pada awalnya dikepalai oleh Oberstleutnant Eberhard Kinzel, dilanjutkan oleh Generalmajor Reinhard Gehlen dan diakhiri oleh Oberstleutnant Gerhard Wessel. Gehlen telah memprediksikan kejatuhan Nazi Jerman dan timbulnya perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. Karenanya, dia berencana untuk mempertahankan posisinya di FHO dan kemudian "mempersembahkannya" ke Amerika sebagai semacam hadiah. Seiring mendekatnya akhir perang, Gehlen menyembunyikan diri bersama staff dan data mikrofilmnya yang berharga di tengah kekacauan yang melanda Jerman. Jenderal William Wilson Quinn dari US Seventh Army mampu mengidentifikasi nama Gehlen dalam sebuah laporan yang disampaikan oleh Allen Dulles dari OSS. Dia kemudian memastikan bahwa Gehlen dan materi yang dibawanya akan menjadi perhatian pemerintah Amerika karena dia terlalu berharga untuk didiamkan.

Gehlen kemudian membeberkan rencana yang telah disusunnya bersama Fremde Heere Ost ke Captain John Bokers (ortunya ngelahirin pas lagi boker kayaknya!) dari US Military Intelligence, yang kemudian meyakinkan jenderal Erwin Sibert dari USFET untuk mendengarkan pemaparan Gehlen. Seksi G-2 dari Pentagon juga terlibat. Operasi ini kemudian mengarah pada pembentukan Operation X, Operation Rusty, 'the Organization', 'the Org', dan akhirnya, 'Gehlen Organization'.

Gehlen Organization kemudian menjadi jaringan intelijen yang berpengaruh di awal-awal Perang Dingin. Pada akhirnya, organisasi ini ditransformasikan ke Bundesnachrichtendienst (BND) yang merupakan organisasi intelijen Jerman Barat.

Banyak aspek-aspek kontroversial dari Gehlen dan organisasinya, seperti hubungannya dengan Nazi dan infiltrasi oleh agen-agen Blok Timur, yang kemudian dideskripsikan oleh Heinz Höhne dan Hermann Zolling dalam buku "The General Was a Spy".


 
Foto yang diambil pada tahun 1943 ini memperlihatkan para anggota Abteilung Fremde Heere Ost dalam sesi "gruppenbild" (foto bersama) di markas mereka di Angerburg, Mauerwald, yang merupakan bagian dari komplek Markas Besar Komando Angkatan Darat Jerman (OKH-Stabsquartier). Untuk identifikasinya adalah, duduk dari kiri ke kanan: Major Dr. Hellmut Nauck (Wirtschaftssachbearbeiter Gruppe II), Oberstleutnant Hübner (Leiter Gruppe V), Oberstleutnant z.V. Riedl, Oberst i.G. Reinhard Gehlen (Abteilungschef), Oberstleutnant Karl Ogilvie (Sachbearbeiter Lage Skandinavien), Oberstleutnant i.G. Johannes Hoheisel (Leiter Gruppe II), dan Major i.G. Höfer (Sachbearbeiter Lage Mitte, Gruppe I). Baris kedua dari kiri ke kanan: Hauptmann Georg Viktor von der Marwitz (Kommandant des Stabsquartiers), Major i.G. Wilhelm Kuebart, Major i.G. Gerhard Wessel (Leiter Gruppe I), Major i.G. Karl-Heinz Graf von Rittberg (Sachbearbeiter Personallage, Gruppe II), Major i.G. Rudolf Grüner (Sachbearbeiter Lage A, Gruppe I), Oberleutnant Günther Letschert (Kartei-Referent), Ministerialregistrator Rudolf Bahlk, Oberleutnant Adolf Eiseler (Mitarbeiter Gruppe I), perwira tak dikenal, (berdiri sedikit ke belakang), dan Technische Oberinspektor Johannes Wagner. Baris ketiga dari kiri ke kanan: Leutnant Peter von Vaernewyk (Gehilfe des Kommandanten Stabsquartier), Oberleutnant Jürgen Remé (Mitarbeiter Gruppe II), Oberzahlmeister Albert Wiesemann (Mitarbeiter Kartei-Referat), Hauptmann Körnchen (Verwaltungsaufgaben), perwira tak dikenal, Hauptmann Otto Schiller (Mitarbeiter Gruppe I), Oberleutnant Dr.jur. Dipl.-Kfm. dipl.cons. Max Ritter von Bitterl-Tessenberg (Mitarbeiter Gruppe II), dan Oberleutnant d.R. Walter Schüle (Mitarbeiter Gruppe I). Baris terakhir dari kiri ke kanan: Oberleutnant Buchholz (Mitarbeiter Gruppe III), Oberleutnant Hellmut von Hagens (Mitarbeiter Gruppe I), Oberleutnant Hermann Förster (Mitarbeiter Gruppe I), perwira tak dikenal, Sonderführer Emmanuel Haller (Mitarbeiter Gruppe II), Major Friedrich-Wilhelm von Leutsch (Sachbearbeiter Lage Nord, Gruppe I), Hauptmann Kurt Göllnitz (Mitarbeiter Gruppe II), perwira tak dikenal, perwira tak dikenal, dan Kriegstechniker Dr.jur. Jacobus Reimers


 
Generalmajor Reinhard Gehlen (3 April 1902 - 8 Juni 1979) merupakan Leiter der Abteilung Fremde Heere Ost (Kepala FHO) periode 1 April 1942 - 10 April 1945. Di tangannyalah Fremde Heere Ost yang merupakan organisasi intelijen khusus Front Timur mencapai puncak prestasinya, dan perwira-perwira terbaik Wehrmacht di bidangnya berdatangan menjadi staff-nya. Gehlen adalah seorang oportunis, dan melihat kekalahan Nazi yang sudah di depan mata, dia menyembunyikan data-datanya yang berharga di tempat-tempat yang tersembunyi. Data inilah yang menjadi alat tukarnya saat dia ditangkap oleh pasukan Amerika Serikat. Melihat bahwa dia memang berharga dan mengakui akan sedikitnya data intelijen tentang Soviet yang dimiliki, para petinggi militer Amerika membebaskan Gehlen dan malah mempekerjakan mereka sebaga bagian dari jaringan agennya! BTW, tulisan kanji di belakangnya (為無為 則無不治) merupakan cuplikan dari kata-kata Lao Tse: "Tak cukup meninggalkan keserakahanmu untuk menghentikan perang, biarkan rakyat untuk meninggalkan keinginan mereka agar menjadi bijaksana, untuk mengungkap kebijaksanaan itu maka orang harus memperjuangkannya, pemerintahan yang terbaik adalah yang membiarkan rakyatnya untuk tidak melakukan apa-apa, barulah di saat itu dia dapat hidup dengan damai". Petuah yang jauh amit dari kehidupan Gehlen sebenarnya!


 Oberstleutnant Gerhard Wessel (24 Desember 1913 - 28 Juli 2002) yang punya wajah awet muda adalah Stellvertreter Leiter der Abteilung Fremde Heere Ost alias Deputi Reinhard Gehlen yang kemudian menggantikan posisi atasannya sebagai Kepala Fremde Heere Ost (10 April 1945 - Mei 1945). Seusai perang, dia lagi-lagi menggantikan posisi Reinhard Gehlen di Bundesnachrichtendienst (1 Mei 1968 - November 1978)


 Para staff Fremde Heere Ost (FHO) berfoto bersama. Duduk di tengah adalah Oberst Reinhard Gehlen (Leiter der Abteilung Fremde Heere Ost), sementara di sebelah kanannya adalah Oberstleutnant Gerhard Wessel (Stellvertreter Leiter der Abteilung Fremde Heere Ost)


Sumber :
Buku "Der Dienst" karya Reinhard Gehlen
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.archivportal-d.de
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com

Foto 17. Panzer-Division



Foto-foto yang berasal dari jepretan Kriegsberichter tak dikenal asal Panzer-Propaganda-Kompanie 693 ini diambil pada tanggal 22 Agustus 1942 di wilayah hutan Kolodesi, Donetsk Oblast, Ukraina, dan memperlihatkan saat tentara-tentara Jerman dari Kradschützen-Bataillon 59 (bagian dari 9. Panzer-Division) serta Panzergrenadier-Regiment 40 (bagian dari 17. Panzer-Division) bahu-membahu bertempur melawan Tentara Merah di tengah-tengah rimbunnya rimba belantara


 
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Feldwebel Wilhelm Lehner (7 November 1914 - 19 Juli 2012) dari 17. Panzer-Division yang diselenggarakan tanggal 15 Juni 1943. Dari kiri ke kanan: Major Karl Pröll (Kommandeur II.Bataillon / Panzergrenadier-Regiment 63 / 17.Panzer-Division. RK 30 Januari 1943 dan EL 25 Januari 1945); Feldwebel Wilhelm Lehner (Zugführer 5.Kompanie / Panzergrenadier-Regiment 40 / 17.Panzer-Division. RK 15 Juni 1943); Oberleutnant der Reserve Konrad Rehnitz (Führer 2.Kompanie / Panzerjäger-Abteilung 27 / 17. Panzer-Division. RK 12 Agustus 1942); dan Oberfeldwebel Josef Gretschmann (Zugführer 6.Kompanie / Panzergrenadier-Regiment 40 / 17.Panzer-Division. RK 11 Agustus 1941)

--------------------------------------------------------------------------

 KOMMANDEUR

Generaloberst Hans-Jürgen von Arnim (4 April 1889 - 1 September 1962) terkenal karena menjadi panglima pasukan Jerman di Afrika yang terakhir menyerah kepada Sekutu bersama dengan ratusan ribu anakbuahnya bulan Mei 1943 (skalanya lebih dahsyat dari Stalingrad!). Anak keluarga bangsawan terkemuka Jerman ini bergabung dengan Angkatan Darat Kekaisaran Jerman tahun 1907 dan bertempur di Perang Dunia Pertama, baik di Front Timur maupun Front Barat. Dia melanjutkan karir militernya di Reichwehr dan menjadi Generalmajor tahun 1938. Arnim menjadi komandan 52. Infanterie-Division (12 September 1939 - 5 Oktober 1940) dalam kampanye di Polandia dan Prancis, sementara dalam Unternehmen Barbarossa dia menjadi komandan 17. Panzer-Division (5 Oktober 1940 - 11 November 1941). Arnim ikut serta dalam penghancuran Benteng Brest-Litovsk, dan berlanjut ke Minsk. Tanggal 24 Juni 1941 Wehrmacht hampir kehilangan tiga jenderal terbaiknya (Heinz Guderian, Joachim lemelsen dan Hans-Jürgen von Arnim) ketika entah dari mana asalnya tiba-tiba dua tank T-26 Rusia menerobos masuk saat ketiganya sedang meninjau front di barat Slonim! Untungnya kedua tank "biang kerok" tersebut berhasil dihancurkan tak lama kemudian. Slonim sendiri berhasil direbut oleh pasukannya Arnim, berlanjut dengan Bialystok. Atas kepahlawanannya dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 4 September 1941 sebagai Generalleutnant dan Kommandeur 17.Panzer-Division / XXXXVII.Armeekorps / 2.Panzergruppe / Heeresgruppe Mitte, dan Arnim menerimanya saat sedang menjalani perawatan di rumah sakit setelah terluka dalam pertempuran di Stolpce. Setelah itu karirnya melesat sampai menjadi Generaloberst dan Oberbefehlshaber Heeresgruppe Afrika (9 Maret 1943 - 12 Mei 1943) menggantikan sang legenda Erwin Rommel yang ditahan oleh Hitler supaya tidak balik lagi ke Afrika. Karena situasi yang tidak memungkinkan lagi, dia menyerah pada pasukan Inggris di Tunisia tanggal 12 Mei 1943 dan menghabiskan sisa perang sebagai tawanan bersama dengan 24 jenderal Wehrmacht lainnya yang tertawan bersamanya! Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (16 September 1914) dan I.Klasse (2 November 1914); Ritterkreuz des königlichen Hausordens von Hohenzollern mit Schwertern (7 September 1918); Verwundetenabzeichen 1918 in Silber (1918); Hamburgisches Hanseatenkreuz; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918 (1934); Dienstauszeichnung der Wehrmacht IV. bis I.Klasse (1936); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (8 Oktober 1939) dan I.Klasse (3 November 1939); Panzerkampfabzeichen in Silber; Verwundetenabzeichen in Schwarz (1941); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); serta Ärmelband “Afrika“ (1943). Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht edisi 13 Mei 1943

--------------------------------------------------------------------------

PERAIH RITTERKREUZ

 
 
 
 Entah apa yang sedang terjadi disini, tapi yang jelas Oberstleutnant der Reserve Dr. Max Klüver tampak sedang menjadi dirigen dadakan dan mengatur Musikzug (Peleton Musik) melalui lambaian tangannya. Ekspresinya tampak santai dan bahkan masih sempat merokok pula! Sementara itu unitnya turut mendengarkan dan bernyanyi bersama seiring suara musik. Klüver meraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 12 Oktober 1943 sebagai Hauptmann der Reserve dan Kommandeur I.Bataillon / Panzergrenadier-Regiment 40 / IV.Armeekorps / 6.Armee / Heeresgruppe A. Seusai perang dia menulis buku berjudul "Adolf-Hitler-Schulen" (Sekolah Adolf Hitler) karena selain sebagai perwira Wehrmacht, dia juga mempunyai pangkat ganda Hauptbannführer di Hitlerjugend


Sumber :
Foto koleksi Angel Farré
Foto koleksi pribadi Docarchiv
www.forum.axishistory.com 
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de