Tuesday, September 15, 2009

Pakaian Seragam Waffen-SS

Gauleiter Albert Forster dengan seragam hitam SS model pertama. Perhatikan Adler di topi dan lambang di kerahnya!


Seragam yang dipake oleh ABG Jerman ini sungguh membingungkan : Adler SS di topi dan lengan kiri, ikat pinggang dan shoulder strap Hitlerjugend, sedangkan pita lengannya Volkssturm! Bade kamana yeuh?


SS-Oberstgruppenführer Joseph 'Sepp' Dietrich dengan pakaian musim dingin SS yang didominasi bulu, lengkap dengan ushanka (topi bulu). Biasanya pakaian ini hanya untuk pangkat perwira ke atas karena keekslusifannya


SS-Hauptsturmführer Joachim 'Jochen' Peiper memakai seragam SS standar dan Feldmütze di kepala


SS-Standartenführer Otto 'Scarface' Skorzeny, si pelopor pasukan komando modern, memakai seragam tropis berwarna terang, jenis pakaian yang sama yang dipakainya dalam operasi pembebasan Mussolini yang terkenal di Gran Sasso tahun 1943


Berbagai jenis seragam yang dikenakan oleh para perwira Waffen-SS. Mana yang kena di hati anda?


Topi visor Waffen-SS standar berwarna abu-abu


Contoh seragam perwira Waffen-SS dari unit pasukan panzer (Panzerregiment 'Deutschland'). Dengan melihat medali yang diraihnya, jelaslah bahwa perwira yang mengenakan seragam ini seorang petarung sejati, terbukti dari Panzer Destruction Badge di lengan kanan (yang membuktikan bahwa ia telah menghancurkan satu buah tank musuh dengan peralatan sendiri) dan juga Nahkampfspange di atas saku kiri (yang membuktikan bahwa ia adalah veteran pertempuran satu-lawan-satu)!


Pada umumnya, dan terutama selama masa awal Perang Dunia II, seluruh pasukan khusus (grenadier) Waffen-SS memakai pakaian yang boleh dikatakan sama dan membawa perlengkapan pribadi yang sama dengan prajurit lain dalam ketentaraan. Ada variasi kecil, misalnya dalam potongan dan model tunik, peci (sidecap), dan topi lapangan. Lencana kepangkatan sama sekali berbeda karena Waffen-SS pada intinya memakai struktur kepangkatan yang sama dengan pasukan serbu (stormtrooper) SA yang lama.

Lambang nasional berupa rajawali (adler) dipakai di lengan kiri, bukan di dada, dan karena hampir semua divisi Waffen-SS diberi nama ‘panggilan’ selain nomor, maka biasanya ada pita lengan (cufftitle) warna hitam yang bertuliskan nama divisi yang dipakai di lengan bawah kiri baju.

Unsur paling khas dari pakaian tempur Jerman, yang dipakai semua orang apapun pangkatnya, adalah helm baja (stahlhelm). Walaupun bentuknya diolok-olok sebagai “ember batubara”, helm baja Jerman sebetulnya sangat praktis, karena memberikan perlindungan bagi telinga dan leher, bukan hanya tengkorak. Bukti bahwa desainnya sangat bagus adalah fakta bahwa helm tempur modern Amerika bentuknya praktis sama dengan helm baja Jerman! Helm standar M35 terbuat dari baja dan beratnya kira-kira satu kilogram, tergantung ukuran. Pengikatnya berupa pita alumunium terbungkus kulit yang bisa disetel agar nyaman dipakai, begitu pula halnya dengan pengikat dagu dari kulit berwarna hitam. Beragam selubung helm kamuflase juga dibuat.

Pakaian nyaman sangatlah penting bila serdadu tempur harus beroperasi dengan efisiensi maksimum, dan Waffen-SS memperkenalkan beberapa gagasan untuk meningkatkan efisiensi itu. Gagasan-gagasan ini kemudian ditiru oleh angkatan bersenjata bangsa-bangsa lain.

Di luar pakaian dalam dari katun, aertex (sejenis katun), atau wol, pasukan khusus Waffen-SS memakai baju wol abu-abu yang dirancang untuk menjaga kehangatan dan mempermudah gerak. Sayang, bahannya punya kandungan serat kayu tinggi, sehingga membuat gatal waktu dipakai. Bahan itu juga cepat aus setelah dicuci berulang-ulang sehingga kemudian dibuatlah baju katun yang jauh lebih praktis dan populer.

Pantalon dan tunik juga dirancang dengan mempertimbangkan kepraktisan dan gaya. Keduanya terbuat dari campuran wol/rayon yang sangat tahan aus. Pantalon prajurit Waffen-SS berpipa lurus dan berpinggang tinggi, disandang dengan bretel bukan ikat pinggang, walaupun belakangan modelnya berubah. Tunik prajurit Waffen-SS yang berkancing sebaris, dengan sabuk di pinggang, punya empat kantong besar untuk membawa barang-barang pribadi atau amunisi tambahan.

Beragam topi tugas lapangan (field service cap) dibuat, yang paling umum sampai 1943 adalah peci atau Feldmütze, yang serupa gayanya dengan yang umum dipakai serdadu-serdadu angkatan bersenjata lain. Pada 1943 muncullah topi pet, Einheitsfeldmütze, yang dibuat berdasarkan topi ski pasukan gunung. Topi pet adalah pelindung kepala yang jauh lebih praktis, melindungi mata dari hujan dan matahari (serdadu divisi gunung Waffen-SS, tentu saja, memakai topi gunung atau Bergmütze).

Tunik, pantalon dan topi juga diproduksi dengan bahan yang lebih ringan untuk dipakai di daerah tropis, dan walaupun Waffen-SS tidak pernah bertempur di Afrika Utara, pakaian yang lebih ringan itu sangat disyukuri selama musim panas yang kering di selatan Rusia.

Untuk kondisi cuaca dingin, para serdadu diberi mantel wol tebal yang panjangnya sampai ke betis, berkancing dua baris untuk memberi perlindungan tambahan melawan angin. Versi yang lebih tebal lagi tersedia untuk prajurit jaga, yang perlu perlindungan ekstra agar bisa lebih siaga. Tapi mantel lebih tebal itu terbukti tidak memadai dalam suasana kutub pada musim dingin Rusia, sehingga pada musim gugur 1942, parka tebal berpelapis penghangat dengan tudung pun diproduksi. Parka ini punya tali pengikat di bagian depan tudung dan di pinggang untuk menahan angin. Topi kulit domba dengan penutup telinga juga dibuat.

Untuk alas kaki, Waffen-SS pada awal perang memakai sepatu bot kulit berwarna hitam untuk berbaris yang tingginya sampai ke betis (Marschstiefel), sementara para perwira berhak memakai bot untuk berkuda yang lebih tinggi lagi (Reitstiefel). Pengalaman dengan radang beku (frostbite) di Rusia menyebabkan dibuatnya selubung bot terbuat dari laken, berikut sarung tangan tebal sebagai pengganti sarung tangan wol standar yang sangat tidak memadai. Setelah perang berlangsung, diperkenalkanlah bot setumit bertali (Schnürschuhe) yang lebih praktis, dibuat berdasarkan bot pendaki pasukan gunung yang biasanya dipakai dengan selubung kanvas. Bot model ini memberikan perlindungan lebih besar pada tumit dan meningkatkan mobilitas pasukan.


Sumber :
Buku “Waffen-SS” oleh Bruce Quarrie

No comments: