Sturmgewehr-44 (panggilan oleh Waffen-SS) atau Maschinengewehr-43 (panggilan oleh Heer)
Seorang tentara dengan Sturmgewehr-44 dalam pertempuran Berlin (1945)
Sniper dalam suatu latihan menggunakan Sturmgewehr-44 yang telah dilengkapi dengan teropong
Berbagai varian Sturmgewehr-44
Generalfeldmarschall Albert Kesselring mencoba keampuhan Sturmgewehr-44 bersama para perwira Wehrmacht lainnya
Mayat tentara Jerman dalam balutan seragam kamuflase salju bersama Sturmgewehr-44 di sampingnya
Seorang tentara dengan Sturmgewehr-44 dalam pertempuran Berlin (1945)
Sniper dalam suatu latihan menggunakan Sturmgewehr-44 yang telah dilengkapi dengan teropong
Berbagai varian Sturmgewehr-44
Generalfeldmarschall Albert Kesselring mencoba keampuhan Sturmgewehr-44 bersama para perwira Wehrmacht lainnya
Mayat tentara Jerman dalam balutan seragam kamuflase salju bersama Sturmgewehr-44 di sampingnya
StG-44 (Sturmgewehr-44 atau “senapan serbu model 1944”) adalah jenis senapan serbuy yang dikembangkan oleh Nazi Jerman selama Perang Dunia II dan merupakan jenis pertama di kelasnya yang diproduksi, dikembangkan dan disebarkan secara massal. Senapan mesin ini juga disebut-sebut oleh banyak sejarawan sebagai senapan serbu modern pertama di dunia. Selain nama di atas, senjata ini dikenal juga sebagai MP-43 dan MP-44 (Maschinenpictole 43 dan Maschinenpistole 44), yang merupakan nama lanjutan dari jenis senapan mesin yang sebelumnya dipakai oleh para prajurit-prajurit Nazi.
MP43, MP44, dan StG44 adalah senapan yang hampir serupa, dengan sedikit perbedaan pada produksi dan waktu pembuatan. Ketiganya dikembangkan dari Mkb 42(H). Perbedaan nama ini ada karena rumitnya penamaan senjata pada era Nazi Jerman. 'StG' adalah singkatan dari Sturmgewehr (senapan serbu, assault rifle), yang menggabungkan sifat-sifat karabin, submachine gun, dan senapan otomatis. Setelah dipakainya StG44, istilah ini menjadi lumrah untuk mendeskripsikan tipe senjata seperti ini.
Senapan ini memakai peluru 7,92 x 33 mm, yang juga dikenal dengan nama 7,92 mm Kurz (berarti 'pendek'). Peluru ini adalah modifikasi dari peluru standar 7,92 × 57 mm Mauser. Melalui kombinasi dengan kemampuan selective-fire, senjata ini menghasilkan semburan setingkat submachine gun, dengan akurasi dan daya setingkat senapan K98 Mauser pada jarak dekat. Walau begitu, StG44 memiliki jangkauan dan daya yang lebih rendah daripada senapan-senapan pada era itu. Karakter ini mengikuti hasil studi yang dipakai oleh Wehrmacht pada saat itu, yaitu bahwa hampir semua pertempuran terjadi pada jarak kurang dari 300 meter dan mayoritas kurang dari 200 meter. Senapan lain dianggap terlalu besar kekuatannya. Senjata StG44 berhasil membuktikan keunggulannya pada Front Timur sewaktu ia banyak dipakai dan dianggap lebih baik daripada senapan lain pada saat itu.
Sebelum memakai nama MP44 atau Stg 44,dia menyandang nama Maschinenkarabiner 43.Senapan tersebut pada awalnya tidak diresmikan oleh Hitler sebelum menunjukan aksinya di Front Timur.Setelah menunjukan kehebatanya,Maschinenkarabiner pun diresmikan oleh Hitler pada tahun 1943 dan mengganti nama menjadi MP43 dan kelak MP44 atau Stg 44. Sebenarnya pemakaian MP44 adalah "sembunyi-sembunyi" kalau-kalau Hitler akan tidak senang dengan senjata tersebut. Angkatan bersenjata Nazi yang menerima senjata tersebut pertama kali adalah, SS Schutzstaffel. Senjata ini pun menjadi favorit SAS Inggris apabila mereka kehabisan peluru Sten atau Brengun.Senjata ini pun dapat menjadi "Light Support Weapon" bagi SAS apabila Brengun mereka habis.
Sturmgewehr sebenarnya merupakan nama pemberian dari Joseph Goebbels. Nama tersebut dipilihnya sebagai bagian dari propaganda yang sedang dia buat. Nama tersebut memiliki arti “Storm Rifle” yang digunakan untuk ‘storm a bunker’. Namun disini terdapat perbedaan pemakaian nama antara Wehrmacht dan Waffen-SS. Pihak Angkatan Bersenjata Jerman memilih untuk memakai nama MP-44 (Machinenpistole 44) sedangkan Waffen-SS lebih tertarik dengan mengadopsi nama StG-44 yang lebih terdengar gahar. Menurut saya akan lebih bijak jika menyebutnya sebagai StG-44, mengingat senapan serbu ini lebih banyak makan asam garam di lapangan bersama para personel Waffen-SS ketimbang di tangan Wehrmacht. Padahal jika dilihat lebih jauh, senapan serbu ini di desain untuk keperluan Wehrmacht.
Receiver StG-44 dibuat berdasarkan heavy stamped dan welded steel. Teknik tersebut juga diadopsi dalam pembuatan MP-40 dan MG-42. Dampak dari pemakaian itu, StG-44 menjadi senapan serbu terberat yang pernah ada. Lagi-lagi hal tersebut kembali di tutupi oleh ocehan Goebbels yang mengatakan StG-44 di desain untuk putra-putra Jerman yang gagah perkasa, oleh karena itu masalah bobot bukanlah momok bagi prajurit Jerman!
Sebenarnya awal kelahiran senapan serbu ini sempat di tolak mentah-mentah oleh Hitler, layaknya anak haram, StG-44 sama sekali tidak boleh di pakai oleh AB Jerman maupun Milisi Partai. Akan tetapi lewat usaha keras beberapa perwira Wehrmacht yang menyusupkan StG-44 ke berbagai satuan di front timur, maka keluarlah testimoni-testimoni tentang StG-44 yang sampai ke telinga Hitler. Yang intinya kinerja senapan baru tersebut sangatlah luar biasa dan benar-benar dapat diandalkan kemampuannya di medan pertempuran. Mendengar hal tersebut sang Führer langsung ingin mencoba kemampuan StG-44. Disaksikan oleh beberapa perwira Wehrmacht, Waffen-SS dan petinggi-petinggi partai, Hitler melakukan tes menembak menggunakan StG-44 langsung dari tempat peristirahatannya di Bavaria. Hasilnya? Secara resmi sang Führer langsung memberi lampu hijau kepada Wehrmacht dan Waffen-SS untuk segera mengadopsi senapan serbu terbaru Jerman itu. Akan tetapi patut diingat pula bahwa yang melambungkan nama Sturmgewehr 44 ini tak lain adalah Waffen-SS sendiri. lewat divisi-divisi elite mereka, Sturmgewehr 44 mencapai masa keemasannya hingga Berlin runtuh diserbu pasukan merah pada tahun 1945.
Hampir sebanyak 425,977 pucuk StG-44 telah dibuat selama Perang Dunia II berlangsung. Sayang nasibnya sama dengan mesin-mesin pembunuh bangsa Arya yang lainnya. StG-44 telat masuk masa dinas operasi. Hanya sedikit dari StG-44 yang mencapai garis depan. Banyak diantara prajurit Jerman yang tidak kebagian jatahnya. Lantaran jalur suplai Jerman sudah banyak dikuasai musuh-musuhnya.
Akan tetapi perjuangan StG-44 tidak berhenti sampai situ saja. Dalam tahun-tahun berikutnya ketika Jerman sudah mulai terdesak dan tanah airnya sudah dimasuki oleh Tentara Merah pada tahun ’45, StG-44 kembali menunjukkan taringnya.
Banyak pertempuran sengit dalam Battle of Berlin yang dilakoni oleh StG-44.
Kehebatannya tak berhenti disitu saja. Barang-barang ‘ajaib’ Jerman yang muncul pada akhir perang tersebut satu persatu mulai di adopsi. Seperti piranti infra merah yang digunakan untuk melihat pada malam hari; Zielgerat 1229 Vampyr. Benda tersebut kerap dipasangi pada StG-44 untuk melawan Red Army pada malam hari. Taktik ambush sering dilakukan para ‘Berlin Defender’ yang berbekal StG-44 plus Zielgerat 1229 Vampyr. Ketangguhan dan kegigihan mereka dalam mempertahankan Berlin sering disebut-sebut oleh para Tentara Merah sebagai suatu perlawanan yang patut dipuji. Hal tersebut rupanya sangat berharga bagi para ‘Berlin Defender’. Mengingat para Red Army sangat jarang memuji ketangguhan Jerman dalam PD II (bandingkan dengan Allies yang suka melontarkan kalimat-kalimat pujian yang bertubi-tubi mengenai ketangguhan militer Jerman).
Terlepas dari itu semua, StG-44 merupakan sebuah mahakarya. Kehadirannya banyak menginspirasi negara-negara lain untuk berlomba-lomba membuat tiruannya versi mereka masing-masing.
Mengenai spesifikasi StG-44 sendiri adalah sebagai berikut:
Tipe: Senapan serbu
Berat: 5,22 kg (11,5 lb)
Panjang: 940 mm (37 inci)
Panjang laras: 419 mm (16,5 inci)
Cartridge: 7,92x33mm Kurz Action Gas-operated, tilting bolt
Rate of fire: 500-600 rounds/menit
Muzzle velocity: 685 m/s (2,247 ft/s)
Jarak efektif: 300 m
Feed system: 30-round detachable box magazine
Masa tugas: Juli 1944-Mei 1945 (dipakai oleh Nazi Jerman. Kemudian setelah Perang Dunia II usai juga dipakai dan dimodifikasi oleh banyak negara lain)
Tahun desain: 1942
Pembuat: C.G. Haenel Waffen und Fahrradfabrik, CITEFA
Mulai produksi: Oktober 1943
Jumlah total produksi: 425.977 pucuk
Salah satu cerita menarik yang berhubungan dengan senjata ini adalah apa yang saya temukan dalam www.forum.darwincentral.org, yang merupakan pengalaman pribadi salah seorang anggota forum yang kakeknya ikut terjun dalam Perang Dunia II. Lengkapnya adalah sebagai berikut:
“Dalam pekerjaan saya, saya mengajar banyak anggota militer muda. Baru-baru ini, dalam percakapan dengan salah satu dari mereka tentang senjata api (dimana pemuda tersebut merupakan ahli dalam hal tersebut), ia menceritakan sebuah kisah yang menarik.
Ayahnya adalah salah satu dari sangat sedikit pemilik senapan serbu Jerman StG-44 Jerman asli dari zaman perang!
Pokoknya, ayah dari pemuda tersebut menerima senjata legendaries itu dari ayahnya, bersama dengan tiga buah majalah. Pistol itu dalam kondisi mint, dan sangat aman disimpan. Kakeknya telah merampas senjata tersebut dari seorang perwira Jerman yang ia bunuh di tahap akhir peperangan, bersama dengan beberapa benda lainnya. Dia membawa senapan mesin itu kembali sebagai trofi perang setelah sebelumnya mengisi semua persyaratan dan formulir yang diperlukan sehingga ia dapat menyimpannya (tahun 1945). Senjata tersebut sepenuhnya masih operasional, dan jelas-jelas akan bernilai besar sekarang bila dijual. Tapi dia telah bertekad bagaimanapun senjata tersebut tidak akan pernah ditawarkan untuk dijual. Dia mengatakan bahwa dia tidak akan pernah menjualnya, meskipun selama bertahun-tahun keluarganya telah menerima sejumlah tawaran menguntungkan, yang salah satunya berasal dari musium persenjataan Springfield.
yang dahsyat adalah, setelah sang kakek kembali ke Amerika Serikat dan mencatat nama perwira Jerman yang tewas di tangannya, kemudian mengetahui identitas musuhnya.
Itu adalah sepupunya sendiri…
Meskipun sudah menjadi pengetahuan umum bahwa StG-44 kemudian diadopsi oleh senapan mesin Soviet AK-47, tapi ada juga yang menyangkalnya. Alasannya adalah karena mereka menembakkan peluru yang berbeda. AK-47 menggunakan peluru 7.62x39mm, dan sedangkan StG-44 7.92x33mm. Lebih lanjut, Kalashnikov (sang legendaris pencipta AK-47) menggunakan desain penguncian lug dari M1 Garand, sedangkan pelatuk dan pengamannya dibuat oleh John M. Browning. Terakhir, AK menggunakan sistem rotating-bolt sementara StG tilting-bolt. Jadi, terdapat beberapa perbedaan yang kentara di antara kedua jenis senjata ini.
Tapi pihak yang mengatakan bahwa AK-47 jelas-jelas dicontek dari StG-44 pun mengungkapkan dua bukti tak terbantahkan:
1) keseluruhan desain dan bentuk senjata benar-benar sangat mirip. Bahkan, orang-orang yang tidak tahu banyak tentang seluk beluk dan sejarah senjata sering salah mengidentifikasi StG-44 untuk AK-47.
2) Hugo Schmeisser, orang yang merancang StG-44, ditangkap oleh Rusia pada tahun 1945 dan dipaksa untuk mengerjakan desain senjata terbaru mereka. Schmeisser tidak diizinkan pulang ke rumah sampai tahun 1952. Tujuh tahun lamanya masa tinggal Schmeisser di Uni Soviet cocok benar dengan apa yang disebut-sebut sebagai masa pengembangan AK-47.
Kalashnikov (yang masih hidup sampai tulisan ini dibuat), menyangkal sampai hari ini bahwa ia menyalin StG-44. Dan dalam arti harfiah, ia memang benar. Terdapat perbedaan yang signifikan. Di sisi lain, terdapat pula kemiripan yang identik dalam hal bentuk, bahkan bagi seseorang yang tahu sedikit tentang senjata.
Pandangan pribadi saya: Kalashnikov harus mendapatkan kredit tersendiri karena ia telah meningkatkan secara signifikan kemampuan StG-44 Jerman. Tapi apakah ia bisa menciptakan senjatanya yang legendaris tersebut (AK-47) jika Jerman tidak menciptakan StG-44? Sangat diragukan!
Cukup adil benar-benar. Kecuali jika Anda ingin khawatir tentang spesifikasi teknis yang tepat tingkat antara senjata api adalah sama, kekuatan memukul putaran yang hampir sama, akurasi adalah sama. Tak diragukan lagi dengan STG-44 adalah lebih halus Kalashnikov direkayasa tetapi apa yang muncul adalah teknik manufaktur yang disederhanakan yang memungkinkan sebagian besar bagian-bagian yang akan dicap memungkinkan mesin produksi massal untuk uang.
MP43, MP44, dan StG44 adalah senapan yang hampir serupa, dengan sedikit perbedaan pada produksi dan waktu pembuatan. Ketiganya dikembangkan dari Mkb 42(H). Perbedaan nama ini ada karena rumitnya penamaan senjata pada era Nazi Jerman. 'StG' adalah singkatan dari Sturmgewehr (senapan serbu, assault rifle), yang menggabungkan sifat-sifat karabin, submachine gun, dan senapan otomatis. Setelah dipakainya StG44, istilah ini menjadi lumrah untuk mendeskripsikan tipe senjata seperti ini.
Senapan ini memakai peluru 7,92 x 33 mm, yang juga dikenal dengan nama 7,92 mm Kurz (berarti 'pendek'). Peluru ini adalah modifikasi dari peluru standar 7,92 × 57 mm Mauser. Melalui kombinasi dengan kemampuan selective-fire, senjata ini menghasilkan semburan setingkat submachine gun, dengan akurasi dan daya setingkat senapan K98 Mauser pada jarak dekat. Walau begitu, StG44 memiliki jangkauan dan daya yang lebih rendah daripada senapan-senapan pada era itu. Karakter ini mengikuti hasil studi yang dipakai oleh Wehrmacht pada saat itu, yaitu bahwa hampir semua pertempuran terjadi pada jarak kurang dari 300 meter dan mayoritas kurang dari 200 meter. Senapan lain dianggap terlalu besar kekuatannya. Senjata StG44 berhasil membuktikan keunggulannya pada Front Timur sewaktu ia banyak dipakai dan dianggap lebih baik daripada senapan lain pada saat itu.
Sebelum memakai nama MP44 atau Stg 44,dia menyandang nama Maschinenkarabiner 43.Senapan tersebut pada awalnya tidak diresmikan oleh Hitler sebelum menunjukan aksinya di Front Timur.Setelah menunjukan kehebatanya,Maschinenkarabiner pun diresmikan oleh Hitler pada tahun 1943 dan mengganti nama menjadi MP43 dan kelak MP44 atau Stg 44. Sebenarnya pemakaian MP44 adalah "sembunyi-sembunyi" kalau-kalau Hitler akan tidak senang dengan senjata tersebut. Angkatan bersenjata Nazi yang menerima senjata tersebut pertama kali adalah, SS Schutzstaffel. Senjata ini pun menjadi favorit SAS Inggris apabila mereka kehabisan peluru Sten atau Brengun.Senjata ini pun dapat menjadi "Light Support Weapon" bagi SAS apabila Brengun mereka habis.
Sturmgewehr sebenarnya merupakan nama pemberian dari Joseph Goebbels. Nama tersebut dipilihnya sebagai bagian dari propaganda yang sedang dia buat. Nama tersebut memiliki arti “Storm Rifle” yang digunakan untuk ‘storm a bunker’. Namun disini terdapat perbedaan pemakaian nama antara Wehrmacht dan Waffen-SS. Pihak Angkatan Bersenjata Jerman memilih untuk memakai nama MP-44 (Machinenpistole 44) sedangkan Waffen-SS lebih tertarik dengan mengadopsi nama StG-44 yang lebih terdengar gahar. Menurut saya akan lebih bijak jika menyebutnya sebagai StG-44, mengingat senapan serbu ini lebih banyak makan asam garam di lapangan bersama para personel Waffen-SS ketimbang di tangan Wehrmacht. Padahal jika dilihat lebih jauh, senapan serbu ini di desain untuk keperluan Wehrmacht.
Receiver StG-44 dibuat berdasarkan heavy stamped dan welded steel. Teknik tersebut juga diadopsi dalam pembuatan MP-40 dan MG-42. Dampak dari pemakaian itu, StG-44 menjadi senapan serbu terberat yang pernah ada. Lagi-lagi hal tersebut kembali di tutupi oleh ocehan Goebbels yang mengatakan StG-44 di desain untuk putra-putra Jerman yang gagah perkasa, oleh karena itu masalah bobot bukanlah momok bagi prajurit Jerman!
Sebenarnya awal kelahiran senapan serbu ini sempat di tolak mentah-mentah oleh Hitler, layaknya anak haram, StG-44 sama sekali tidak boleh di pakai oleh AB Jerman maupun Milisi Partai. Akan tetapi lewat usaha keras beberapa perwira Wehrmacht yang menyusupkan StG-44 ke berbagai satuan di front timur, maka keluarlah testimoni-testimoni tentang StG-44 yang sampai ke telinga Hitler. Yang intinya kinerja senapan baru tersebut sangatlah luar biasa dan benar-benar dapat diandalkan kemampuannya di medan pertempuran. Mendengar hal tersebut sang Führer langsung ingin mencoba kemampuan StG-44. Disaksikan oleh beberapa perwira Wehrmacht, Waffen-SS dan petinggi-petinggi partai, Hitler melakukan tes menembak menggunakan StG-44 langsung dari tempat peristirahatannya di Bavaria. Hasilnya? Secara resmi sang Führer langsung memberi lampu hijau kepada Wehrmacht dan Waffen-SS untuk segera mengadopsi senapan serbu terbaru Jerman itu. Akan tetapi patut diingat pula bahwa yang melambungkan nama Sturmgewehr 44 ini tak lain adalah Waffen-SS sendiri. lewat divisi-divisi elite mereka, Sturmgewehr 44 mencapai masa keemasannya hingga Berlin runtuh diserbu pasukan merah pada tahun 1945.
Hampir sebanyak 425,977 pucuk StG-44 telah dibuat selama Perang Dunia II berlangsung. Sayang nasibnya sama dengan mesin-mesin pembunuh bangsa Arya yang lainnya. StG-44 telat masuk masa dinas operasi. Hanya sedikit dari StG-44 yang mencapai garis depan. Banyak diantara prajurit Jerman yang tidak kebagian jatahnya. Lantaran jalur suplai Jerman sudah banyak dikuasai musuh-musuhnya.
Akan tetapi perjuangan StG-44 tidak berhenti sampai situ saja. Dalam tahun-tahun berikutnya ketika Jerman sudah mulai terdesak dan tanah airnya sudah dimasuki oleh Tentara Merah pada tahun ’45, StG-44 kembali menunjukkan taringnya.
Banyak pertempuran sengit dalam Battle of Berlin yang dilakoni oleh StG-44.
Kehebatannya tak berhenti disitu saja. Barang-barang ‘ajaib’ Jerman yang muncul pada akhir perang tersebut satu persatu mulai di adopsi. Seperti piranti infra merah yang digunakan untuk melihat pada malam hari; Zielgerat 1229 Vampyr. Benda tersebut kerap dipasangi pada StG-44 untuk melawan Red Army pada malam hari. Taktik ambush sering dilakukan para ‘Berlin Defender’ yang berbekal StG-44 plus Zielgerat 1229 Vampyr. Ketangguhan dan kegigihan mereka dalam mempertahankan Berlin sering disebut-sebut oleh para Tentara Merah sebagai suatu perlawanan yang patut dipuji. Hal tersebut rupanya sangat berharga bagi para ‘Berlin Defender’. Mengingat para Red Army sangat jarang memuji ketangguhan Jerman dalam PD II (bandingkan dengan Allies yang suka melontarkan kalimat-kalimat pujian yang bertubi-tubi mengenai ketangguhan militer Jerman).
Terlepas dari itu semua, StG-44 merupakan sebuah mahakarya. Kehadirannya banyak menginspirasi negara-negara lain untuk berlomba-lomba membuat tiruannya versi mereka masing-masing.
Mengenai spesifikasi StG-44 sendiri adalah sebagai berikut:
Tipe: Senapan serbu
Berat: 5,22 kg (11,5 lb)
Panjang: 940 mm (37 inci)
Panjang laras: 419 mm (16,5 inci)
Cartridge: 7,92x33mm Kurz Action Gas-operated, tilting bolt
Rate of fire: 500-600 rounds/menit
Muzzle velocity: 685 m/s (2,247 ft/s)
Jarak efektif: 300 m
Feed system: 30-round detachable box magazine
Masa tugas: Juli 1944-Mei 1945 (dipakai oleh Nazi Jerman. Kemudian setelah Perang Dunia II usai juga dipakai dan dimodifikasi oleh banyak negara lain)
Tahun desain: 1942
Pembuat: C.G. Haenel Waffen und Fahrradfabrik, CITEFA
Mulai produksi: Oktober 1943
Jumlah total produksi: 425.977 pucuk
Salah satu cerita menarik yang berhubungan dengan senjata ini adalah apa yang saya temukan dalam www.forum.darwincentral.org, yang merupakan pengalaman pribadi salah seorang anggota forum yang kakeknya ikut terjun dalam Perang Dunia II. Lengkapnya adalah sebagai berikut:
“Dalam pekerjaan saya, saya mengajar banyak anggota militer muda. Baru-baru ini, dalam percakapan dengan salah satu dari mereka tentang senjata api (dimana pemuda tersebut merupakan ahli dalam hal tersebut), ia menceritakan sebuah kisah yang menarik.
Ayahnya adalah salah satu dari sangat sedikit pemilik senapan serbu Jerman StG-44 Jerman asli dari zaman perang!
Pokoknya, ayah dari pemuda tersebut menerima senjata legendaries itu dari ayahnya, bersama dengan tiga buah majalah. Pistol itu dalam kondisi mint, dan sangat aman disimpan. Kakeknya telah merampas senjata tersebut dari seorang perwira Jerman yang ia bunuh di tahap akhir peperangan, bersama dengan beberapa benda lainnya. Dia membawa senapan mesin itu kembali sebagai trofi perang setelah sebelumnya mengisi semua persyaratan dan formulir yang diperlukan sehingga ia dapat menyimpannya (tahun 1945). Senjata tersebut sepenuhnya masih operasional, dan jelas-jelas akan bernilai besar sekarang bila dijual. Tapi dia telah bertekad bagaimanapun senjata tersebut tidak akan pernah ditawarkan untuk dijual. Dia mengatakan bahwa dia tidak akan pernah menjualnya, meskipun selama bertahun-tahun keluarganya telah menerima sejumlah tawaran menguntungkan, yang salah satunya berasal dari musium persenjataan Springfield.
yang dahsyat adalah, setelah sang kakek kembali ke Amerika Serikat dan mencatat nama perwira Jerman yang tewas di tangannya, kemudian mengetahui identitas musuhnya.
Itu adalah sepupunya sendiri…
Meskipun sudah menjadi pengetahuan umum bahwa StG-44 kemudian diadopsi oleh senapan mesin Soviet AK-47, tapi ada juga yang menyangkalnya. Alasannya adalah karena mereka menembakkan peluru yang berbeda. AK-47 menggunakan peluru 7.62x39mm, dan sedangkan StG-44 7.92x33mm. Lebih lanjut, Kalashnikov (sang legendaris pencipta AK-47) menggunakan desain penguncian lug dari M1 Garand, sedangkan pelatuk dan pengamannya dibuat oleh John M. Browning. Terakhir, AK menggunakan sistem rotating-bolt sementara StG tilting-bolt. Jadi, terdapat beberapa perbedaan yang kentara di antara kedua jenis senjata ini.
Tapi pihak yang mengatakan bahwa AK-47 jelas-jelas dicontek dari StG-44 pun mengungkapkan dua bukti tak terbantahkan:
1) keseluruhan desain dan bentuk senjata benar-benar sangat mirip. Bahkan, orang-orang yang tidak tahu banyak tentang seluk beluk dan sejarah senjata sering salah mengidentifikasi StG-44 untuk AK-47.
2) Hugo Schmeisser, orang yang merancang StG-44, ditangkap oleh Rusia pada tahun 1945 dan dipaksa untuk mengerjakan desain senjata terbaru mereka. Schmeisser tidak diizinkan pulang ke rumah sampai tahun 1952. Tujuh tahun lamanya masa tinggal Schmeisser di Uni Soviet cocok benar dengan apa yang disebut-sebut sebagai masa pengembangan AK-47.
Kalashnikov (yang masih hidup sampai tulisan ini dibuat), menyangkal sampai hari ini bahwa ia menyalin StG-44. Dan dalam arti harfiah, ia memang benar. Terdapat perbedaan yang signifikan. Di sisi lain, terdapat pula kemiripan yang identik dalam hal bentuk, bahkan bagi seseorang yang tahu sedikit tentang senjata.
Pandangan pribadi saya: Kalashnikov harus mendapatkan kredit tersendiri karena ia telah meningkatkan secara signifikan kemampuan StG-44 Jerman. Tapi apakah ia bisa menciptakan senjatanya yang legendaris tersebut (AK-47) jika Jerman tidak menciptakan StG-44? Sangat diragukan!
Cukup adil benar-benar. Kecuali jika Anda ingin khawatir tentang spesifikasi teknis yang tepat tingkat antara senjata api adalah sama, kekuatan memukul putaran yang hampir sama, akurasi adalah sama. Tak diragukan lagi dengan STG-44 adalah lebih halus Kalashnikov direkayasa tetapi apa yang muncul adalah teknik manufaktur yang disederhanakan yang memungkinkan sebagian besar bagian-bagian yang akan dicap memungkinkan mesin produksi massal untuk uang.
"..Sturmgewehr-44 (panggilan oleh Waffen-SS) atau Maschinengewehr-43 (panggilan oleh Heer).."
ReplyDeleteLho, Maschinengewehr-43 kan senapan mesin, bukan senapan serbu?
Itu bukannya MG-34 kali hehe
Deleteada 5000 an di temukan di suriah..
ReplyDelete