Saturday, July 10, 2010

Heinrich Prinz zu Sayn-Wittgenstein (1916-1944), Pilot Tempur Malam Yang Mempunyai Kepribadian Lain Dari Yang Lain!


Upacara penganugerahan Ritterkreuz untuk Hauptmann Heinrich Alexander Ludwig Peter Prinz zu Sayn-Wittgenstein (Staffelkapitän 9.Staffel/Nachtjagdgeschwader 2) yang dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 1942 dan disematkan langsung oleh Generalleutnant Josef Kammhuber (Kommandierender General XII Fliegerkorps). Setelahnya mereka berdua lalu menginspeksi para anggota 9./NJG 2. Sayn-Wittgenstein adalah seorang jagoan udara malam Luftwaffe dan dia dianugerahi RK setelah mencetak 22 nacht-fliegerabschüsse (kemenangan udara malam). Pemberitahuan penganugerahannya sendiri sudah dia terima dari tanggal 2 Oktober


Heinrich Prinz zu Sayn-Wittgenstein dengan medali Ritterkreuz


Dari kiri ke kanan: Hartmann Grasser (103 kemenangan), Walter Nowotny (258 kemenangan), Günther Rall (275 kemenangan), Heinrich Prinz zu Sayn-Wittgenstein (83 kemenangan). Terakhir wajahnya tidak terlalu terlihat, apakah Nicolaus von Below (ajudan Hitler)?


Heinrich Prinz zu Sayn-Wittgenstein bersama dengan para perwira Luftwaffe lainnya


Heinrich Prinz zu Sayn-Wittgenstein di depan ekor pesawatnya. Gambar bujusangkar yang terlukis disana merupakan perlambang dari jumlah pesawat yang berhasil dijatuhkan olehnya sampai saat itu


Upacara penganugerahan medali untuk para pilot Luftwaffe yang diselenggarakan di Führerhauptquartier Wolfsschanze tanggal 22 September 1943, diserahkan langsung oleh Adolf Hitler. Para penerima, dari kiri ke kanan: Major Hartmann Grasser (Gruppenkommandeur II.Gruppe / Jagdgeschwader 51 "Mölders") yang mendapatkan Eichenlaub #288, Hauptmann Heinrich Prinz zu Sayn-Wittgenstein (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 100) yang mendapatkan Eichenlaub #290, Hauptmann Günther Rall (Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 52) yang mendapatkan Schwerter #34, dan Hauptmann Walter Nowotny (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 54) yang mendapatkan Schwerter #37


  Empat orang jagoan udara terbaik Luftwaffe berpose bersama setelah upacara penganugerahan medali oleh Adolf Hitler yang diselenggarakan di Führerhauptquartier Wolfsschanze (Sarang Serigala), Rastenburg/Ostpreußen, pada tanggal 22 September 1943. Dari kiri ke kanan: Hauptmann Heinrich Prinz zu Sayn-Wittgenstein (Eichenlaub #290 zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 31 Agustus 1943 sebagai Gruppenkommandeur I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 100, setelah menembak jatuh 54 pesawat musuh di malam hari), Major Hartmann Grasser (Eichenlaub #288 zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 31 Agustus 1943 sebagai Gruppenkommandeur II.Gruppe / Jagdgeschwader 51 "Mölders", setelah menembak jatuh 103 pesawat musuh), Hauptmann Walter Nowotny (menerima dua medali sekaligus: Eichenlaub #293 dan Schwerter #37 zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes sebagai Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 54 "Grünherz". Eichenlaub didapatkan tanggal 4 September 1943 setelah menembak jatuh 189 pesawat musuh, sementara Schwerter didapatkan tanggal 22 September 1943 setelah skornya bertambah menjadi 218 pesawat yang ditembak jatuh), serta Hauptmann Günther Rall (Schwerter #34 zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub tanggal 12 September 1943 sebagai Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 52, setelah menembak jatuh 200 pesawat musuh. Foto diambil oleh Walter Frentz 



Heinrich Prinz zu Sayn-Wittgenstein berpose cool di depan perapian


Hauptmann Heinrich Prinz zu-Sayn Wittgenstein berpose dengan Eichenlaub nomor 290 tak lama setelah upacara penganugerahan


Heinrich Prinz zu Sayn-Wittgenstein sebagai Major


Kuburan Militer Prajurit Jerman (Deutscher Soldatenfriedhof) yang terletak di Ysselsteyn, Belanda, dimana Heinrich Prinz zu Sayn-Wittgenstein dikebumikan. Makamnya terletak berdampingan dengan jagoan tempur malam Luftwaffe lainnya, Egmontz Prinz zur Lippe-Weissenfeld


Tempat peristirahatan terakhir dari sang pangeran


Oleh : Alif Rafik Khan

Heinrich Alexander Ludwig Peter Prinz zu Sayn-Wittgenstein dilahirkan pada tanggal 14 Agustus 1916 di Kopenhagen, Denmark, dan merupakan anggota keluarga aristokrat terkemuka Sayn-Wittgenstein. Dia merupakan anak kedua dari tiga orang (semuanya jantan) dari Gustav Alexander Prinz zu Sayn-Wittgenstein (1880-1953), seorang diplomat di Kedutaan Besar Jerman di Kopenhagen. Ibunya adalah Walburga, Freifrau (Baroness) von Friesen (1885-1970), sementara saudaranya adalah Ludwig (kakak) dan Alexander (adik). Sayn-Wittgenstein sendiri merupakan keturunan dari Marsekal Lapangan Rusia Pangeran Peter Khristianovich zu Sayn-Wittgenstein Berleburg, seorang komandan terpandang di Angkatan Darat Kerajaan Rusia selama berlangsungnya perang dengan Napoleon Bonaparte.

Karena tugas ayahnya yang berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain, maka Sayn-Wittgenstein pun terpaksa mengalami berpindah-pindah sekolahan di berbagai tempat. Ini termasuk guru pribadi di Danau Jenewa, asrama di Neubeuern (Bavaria Atas), tinggal sementara di Davos (Swiss), dan sekolah pribadi di Montreux. Dia menerima ijazah SMA-nya dari Realgymnasium, sebuah fasilitas pendidikan tinggi yang terletak di Freiburg im Breisgau tanggal 17 Desember 1935.

Dia kemudian bergabung dengan Hitlerjugend tanggal 12 April 1932 di Freiburg. Tanggal 15 Januari 1933 dia telah berpangkat Kameradschaftsführer (pemimpin grup). Dari Paskah 1933 sampai dengan musim gugur 1933 dia sekaligus juga menjadi pemimpin aktifitas olahraga-militer di grupnya sebagai Wehrsportleiter. Dia lalu menjadi kepala unit instruksi (Ausbildungsschar) sampai dengan Mei 1934. Dari bulan Juni 1934 dia memimpin unit kerja 2/1/113 (Gefolgschaft) dan menerima pelatihan pra olahraga-militer lanjutan di kamp yang berbeda-beda dari unit 113 (Bann) dan Sekolah Pimpinan Regional (Gebietsführerschule).

Pada bulan April 1937, Sayn-Wittgenstein memutuskan untuk menempuh karir militer dan bergabung dengan 17. Kavallerie-Regiment (Resimen Kavaleri ke-17) di Bamberg. Dia ditransfer ke Luftwaffe pada musim panas 1937 dan, di bulan Oktober, diterima untuk mengikuti sekolah latihan terbang di Braunschweig. Sayn-Wittgenstein menjadi perwira dengan pangkat Leutnant (Letnan Dua) pada bulan Juni 1938.Dia kemudian bertugas di berbagai pangkalan udara dengan menerbangkan Junkers Ju 88 dan Heinkel He 111. Pada musim dingin 1938-39 dia bekerja sebagai Kampfbeobachter (pengamat pertempuran atau navigator) di Kampfgeschwader 54 (KG 54 - Wing Bomber ke-54) yang berpangkalan di Fritzlar.

Setelah pecahnya Perang Dunia II tanggal 1 September 1939, Sayn-Wittgenstein mencicipi pengalaman tempur pertamanya di Front Barat dalam Battle of France dan kemudian dilanjutkan dengan Battle of Britain. Pada awalnya dia bertugas sebagai observer di pesawat He 111 H-3 dari Kampfgeschwader 1 "Hindenburg" yang dipiloti oleh Gerhard Baeker. Bersama mereka melakukan misi-misi terbang rendah berbahaya demi menyerang pangkalan udara RAF di Biggin Hill.

Pada musim dingin 1940-41, Sayn-Wittgenstein kembali mengikuti sekolah pilot dan berhasil menempuh ujian untuk mendapatkan Sertifikat Pilot Luftwaffe Lanjutan 2 (Erweiterter Luftwaffen-Flugzeugführerschein 2), yang lebih dikenal sebagai Sertifikat 'C2'. Sertifikat ini diberikan bagi para pilot yang lulus uji terbang-buta, sebuah tes dasar untuk tugas di malam hari. Sayn-Wittgenstein kemudian kembali bertugas di unit tempur pada bulan Maret 1941. Sebagai persiapan untuk Operasi Barbarossa (invasi Jerman ke Uni Soviet), unitnya dipindahkan ke Eichwalde di Prusia Timur. KG 1 melakukan misi-misi pertamanya dengan mentargetkan landasan-landasan udara yang dikuasai musuh di Liepāja, Jelgava dan Riga, sebagai dukungan untuk Heeresgruppe Nord (Grup Tentara Utara).

Pada bulan Agustus 1941, Sayn-Wittgenstein ditransfer ke pasukan tempur malam Luftwaffe. Pada saat ini, dia telah menjadi veteran dengan membukukan 150 misi dan dianugerahi dua kelas Iron Cross (Eisernes Kreuz), plus Honour Goblet of the Luftwaffe (Ehrenpokal der Luftwaffe) dan Front Flying Clasp of the Luftwaffe for Bomber Pilots in Gold (Frontflugspange für Kampfflieger in Gold).

Sayn-Wittgenstein meninggalkan KG 51 bulan Januari 1942, setelah dia mendaftarkan diri sebagai sukarelawan untuk pasukan tempur malam dan ditunjuk sebagai Staffelkapitän (pimpinan skuadron) dari 9./Nachtjagdgeschwader 2 (9./NJG 2—Skuadron ke-9 dari Wing Tempur Malam ke-2) tanggal 1 November 1941. Dia mengklaim kemenangan malam pertamanya - sebuah Bristol Blenheim 40 kilometer (25 mil) sebelah barat Walcheren - pada malam tanggal 6 Mei 1942, ketika sedang bertugas di Ergänzungsgruppe (Grup cadangan/pembantu) dari NJG 2. Dia kemudian melanjutkan skor kemenangannya dengan menembak jatuh tiga buah pesawat dalam satu malam (dua kali pula!), masing-masing tanggal 31 Juli 1942 (kemenangan nomor 15-17) dan tanggal 10 September 1942 (kemenangan nomor 19-21). Atas prestasinya ini, Sayn-Wittgenstein dianugerahi Knight's Cross of the Iron Cross (Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes) tanggal 7 Oktober 1942, setelah dia membukukan total 22 kemenangan. Medali tersebut disematkan oleh jenderal Josef Kammhuber, dimana setelahnya kemudian mereka berdua menginspeksi para personil dari 9./NJG 2, yang merupakan upacara lanjutan standar untuk peristiwa semacam ini.

Hauptmann (Kapten) Sayn-Wittgenstein dipindahkan ke Front Timur pada bulan Februari 1943 setelah dia ditunjuk sebagai Gruppenkommandeur (Komandan Grup) dari IV./Nachtjagdgeschwader 5, tanggal 1 Desember 1942. Pada saat ini Unteroffizier Herbert Kümmritz bergabung menjadi kru Sayn-Wittgenstein dan bertugas sebagai operator radio dan wireless (Bordfunker). Kümmritz sudah mempunyai pengalaman selama enam bulan dalam pesawat Messerschmitt Bf 110 dari II./Nachtjagdgeschwader 3 yang berpangkalan di Stade. Kümmritz juga telah mempelajari teknologi high frequency di sebuah perusahaan Telefunken di Berlin sebelum Perang Dunia II. Sayn-Wittgenstein adalah seorang yang perfeksionis, dan sebelum kedatangan Kümmritz, dia telah menolak semua operator radio yang ditugaskan membantunya setelah menjalani hanya beberapa misi! Pada bulan Maret dan April 1943, Kammhuber memerintahkan IV./NJG 5 untuk dipindahkan ke Rennes, Prancis, sebagai pelindung pangkalan U-boat Jerman di sekitarnya.

Unit Sayn-Wittgenstein berpangkalan di Gilze-Rijen. Kemudian datang perintah untuk mengkonversi pesawat yang dipakai ke pesawat tempur malam Bf 110. Sayn-Wittgenstein hanya pernah menerbangkan Bf 110 satu kali saja, itu pun dalam jangka waktu yang sebentar karena pesawat yang mereka terbangkan mengalami masalah teknis pada malam tanggal 24 Juni 1943 sehingga dipandang tidak laik terbang. Kümmritz dan Sayn-Wittgenstein kemudian kembali menggunakan Ju 88 C dan tak lama telah menembak jatuh empat buah bomber Avro Lancaster (kemenangan nomor 32-35)! Setelah kejadian ini, Sayn-Wittgenstein ogah untuk memakai Bf 110 dan lebih memilih pesawat favoritnya, Ju 88. Grup tempat dia bertugas balik lagi dipindahkan ke Front Timur dan namanya diganti menjadi I./Nachtjagdgeschwader 100 tanggal 1 Agustus 1943. Ketika berpangkalan di Insterburg, Prusia Timur, Sayn-Wittgenstein berhasil menembak jatuh tujuh pesawat hanya dalam satu misi, dengan enam di antaranya dibabat dalam waktu 47 menit! Ini menjadi kemenangan nomor 36-41, dan dibukukan di wilayah timur laut Oryol tanggal 20 Juli 1943.

Sayn-Wittgenstein mengklaim tiga kemenangan tambahan tanggal 1 Agustus 1943 (kemenangan nomor 44-46) dan tiga lagi di malam tanggal 3 Agustus 1943 (kemenangan nomor 48-50). Dia lalu ditunjuk sebagai Gruppenkommandeur dari II./NJG 3 tanggal 15 Agustus 1943. Sayn-Wittgenstein menjadi penerima ke-290 dari Knight's Cross of the Iron Cross with Oak Leaves (Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub) setelah membukukan kemenangan nomor 54 tanggal 31 Agustus 1943. Medali tersebut dianugerahkan di Führerhauptquartier di Prusia Timur tanggal 22 September 1943. Untuk prestasinya ini, dia menerima pula surat hutang eh ucapan selamat dari jenderal komandan 4. Jagd-Division (Divisi Tempur ke-4), yaitu Generalleutnant Joachim-Friedrich Huth.

Tanggal 1 Desember 1943, Sayn-Wittgenstein ditugaskan untuk mengambil alih komando II./Nachtjagdgeschwader 2. Dia kemudian ditunjuk sebagai Geschwaderkommodore (Komandan Wing) dari NJG 2 tanggal 1 Januari 1944. Saat itu dia telah meraih 68 kemenangan malam. Setelahnya, dia masih mencetak prestasi yang mengagumkan dan mengklaim telah menembak jatuh enam buah bomber bermesin empat di malam yang sama (kemenangan nomor 69-74). Pada akhir 1943 operator kesayangannya, Kümmritz, mengambil cuti untuk melanjutkan pendidikannya. Sebagai penggantinya adalah Feldwebel (Sersan) Friedrich Ostheimer yang akan terbang menemani Sayn-Wittgenstein dari bulan Oktober 1943 sampai Januari 1944.

Pada malam tanggal 20 januari 1944 Sayn-Wittgenstein mengklaim tiga buah pesawat musuh di tembak jatuh di wilayah Berlin (kemenangan nomor 76-78). Dalam peristiwa ini dia nyaris saja bertabrakan dengan Lancaster ketiga yang terbakar hebat dan menukik deras menuju pesawat Ju 88 yang dipilotinya dan berada di bawahnya. Meskipun dia berhasil menghindar, tapi tak urung salah satu sayap dan roda terkena dan copot. Ju 88 kehilangan kontrol, dan hanya ketenangan dan pengalaman Sayn-Wittgenstein lah yang membuat pesawat tersebut dapat kembali dikendalikan walaupun dengan susah payah. Operator radionya (Ostheimer) kemudian menghubungi landasan udara di Erfurt melalui radio. Pesawat makin sulit dikemudikan, sehingga Sayn-Wittgenstein memutuskan untuk mendarat darurat saja tanpa roda yang sudah hilang entah kemana. Sayapnya pun sudah terpotong sepanjang 2 meter (6,6 ft) akibat terkena baling-baling dari Lancaster yang terbakar.

Keesokan harinya (21 Januari 1944), Sayn-Wittgenstein bersama dengan operator Ostheimer dan mekanik udara Unteroffizier Kurt Matzuleit lepas landas untuk melakukan misi tempur yang kesekian kalinya dengan pesawat Ju 88 R4+XM (Werknummer 750 467—nomor mesin) yang telah dilengkapi dengan Zahme Sau (Babi Hutan Liar), sebuah radar kombinasi kontrol darat dan udara. Pesawat semacam ini normalnya digunakan oleh Perwira Teknis dari NJG 2. Pada pukul 22:00, kontak pertama terjadi dengan lima buah pesawat Lancaster musuh. Sayn-Wittgenstein menembak salah satunya, dan musuh tercatat meledak jam 22:05. Antara jam 22:10 dan 22:15, Lancaster kedua mendapat giliran disungsebkan. Observer mencatat Lancaster ketiga meledak tepat jam 22:30, yang diikuti oleh korban keempat yang hancur menabrak tanah jam 22:40. Selama serangan kelima sekaligus yang terakhir, bomber musuh sudah terbakar ketika datang serangan balasan terhadap Ju 88 yang dilakukan oleh para pesawat tempur pengawal Inggris. Dalam pertempuran seru yang terjadi kemudian, sayap kiri pesawat Sayn-Wittgenstein terbakar, dan dia memerintahkan para kru-nya untuk meloncat menggunakan parasut. Ostheimer dan Matzuleit akhirnya terjun dari pesawatnya yang rusak dan mendarat dengan selamat di daratan.

Bagaimana dengan nasib sang pahlawan sendiri? Keesokan harinya, tubuh Sayn-Wittgenstein yang sudah membujur kaku ditemukan di antara puing-puing Ju 88 di hutan yang masuk wilayah kotapraja Lübars di Stendal. Parasutnya ditemukan tak sempat terbuka, sehingga diduga keras kepalanya telah menabrak stabiliser vertikal dari pesawatnya sendiri ketika berusaha untuk keluar. Sertifikat kematiannya menyebutkan "keretakan tengkorak dan tulang wajah" sebagai penyebab kematiannya. Untuk menghargai jasa-jasanya, secara anumerta dia dianugerahi Knight's Cross of the Iron Cross with Oak Leaves and Swords (Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwertern) ke-44 tanggal 23 Januari 1944.

Selama karir tempurnya yang mengagumkan, Heinrich Prinz zu Sayn-Wittgenstein telah melakukan 320 misi tempur (150 di antaranya sebagai pilot pembom dan observer). Pada saat kematiannya, dia merupakan pemegang rekor tertinggi untuk skor kemenangan tempur malam dengan 83 kemenangan yang telah dikonfirmasi. Dari 83 kemenangan tersebut, 23 di antaranya dibukukan di Front Timur, sedangkan 60 sisanya di Front Barat.

Pada tanggal 25 Januari 1944, kematian Sayn-Wittgenstein diumumkan di Wehrmachtbericht, sebuah buletin informasi yang dikeluarkan langsung oleh Markas Besar Wehrmacht. Dia dikebumikan tanggal 29 Januari 1944 di Pemakaman Geschwader di Pangkalan udara Deelen. Jenazahnya kemudian dipindahkan tahun 1948 dan dikuburkan berdampingan dengan jagoan malam Luftwaffe lainnya, Prinz Egmont zur Lippe-Weißenfeld, di Ysselsteyn (Belanda).

Pertanyaan tentang siapa yang menembak jatuh Sayn-Wittgenstein tetap tak terjawab. Friedrich Ostheimer begitu yakin bahwa pesawatnya telah ditembak oleh intruder jarak jauh Havilland Mosquito. Faktanya, tak ada satu pun Havilland Mosquito yang mengklaim telah mencetak kemenangan di malam tersebut. Analisis lebih jauh mengungkap bahwa tiga buah Mosquito (dua dilengkapi dengan detektor radar bergigi dari No. 141 Squadron RAF dan satu dari No. 239 Squadron RAF) telah ikut berpartisisapi dalam serangan ke Magdeburg. Hanya satu Mosquito yang mencatat kontak dengan musuh: Mosquito FII, DZ 303 dari No. 141 squadron yang dipiloti oleh Flight Sergeant Desmon Snape bersama dengan Flying Officer L. Fowler sebagai operator radarnya. Mereka melaporkan telah terjadi kontak radar jam 23:15 di selatan Brandenburg. Setelah tiga sampai empat menit pengejaran, mereka bertemu dengan sebuah Ju 88 yang lampunya menyala. Snape (kayak nama guru sihirnya Harry Potter!) langsung menyerang dan yakin telah merusakkan Ju 88 tersebut, meskipun tidak mengklaim sebagai kemenangan karena masih melihat pesawat musuhnya kabur. Laporan Snape cocok 100% dengan wilayah dan waktu dimana Sayn-Wittgenstein terbunuh.

Sekarang mari kita ikuti komentar tentang Sayn-Wittgenstein oleh rekan-rekannya:

Pilot tempur malam Wilhelm Johnen memberi komentar ketika Sayn-Wittgenstein bergabung dengan unitnya: "... Seorang yang gila, aku kira, ketika aku mengambil jatah cutiku. Ketika tiba diluar aku mendapat kesempatan untuk berbincang-bincang dengan kru sang pangeran. Di antara semuanya, mereka mengeluhkan tentang sikap bak pelatih olahraga yang ditunjukkannya. Belum lama operator radionya disuruh untuk berdiri tegak di atas pesawat dan kemudian dikurung di kamarnya selama tiga hari, hanya karena telah kehilangan layar (kontak radar dengan musuh) dalam satu misi."

Herbert Kümmritz mengingat bahwa Sayn-Wittgenstein seringkali menggunakan pangkat dan keseniorannya untuk memastikan bahwa dia adalah orang pertama yang menghadang bomber musuh. Dia akan menunggu dengan santai di daratan sampai tibanya laporan datangnya serangan lawan. Bila pesawat tempur lain ternyata telah tiba di lokasi pertempuran sebelum dia, maka sang pangeran akan menghubunginya lewat radio, "Hier Wittgenstein—geh weg!" (Wittgenstein disini, pergi dari situ!)

Wolfgang Falck merasa bahwa Sayn-Wittgenstein kurang pantas menjadi seorang perwira. Falck menggambarkan dia sebagai: "... Bukanlah tipe seorang pemimpin unit. Dia tidak berbakat menjadi guru, pendidik maupun instruktur. Tapi harus kuakui, dia mempunyai kepribadian yang mengagumkan, seorang petarung yang dahsyat dan pilot operasional yang bagus. Dia mempunyai kemampuan indera keenam - sebuah intuisi super tajam yang membuat dia mampu 'melihat' dengan tepat dimana posisi pesawat lain berada. Hal ini bagaikan sistem radar pribadi. Dia juga merupakan master tembakan udara-ke-udara."

Ibunya, Putri Walburga, ikut ngadu huntu: "... Dia begitu dikuasai oleh pikirannya sendiri,juga begitu kecewa terhadap pemerintah. Pada tahun 1943 dia bertekad akan menembak Hitler seorang diri. Hanya karena panggilan tugas dan kehormatannya lah yang membuat Heinrich membatalkan niatnya dan meneruskan menyongsong musuh dengan pesawatnya. Ambisi pribadinya adalah melampau pencapaian Major Lent yang mempunyai skor tertinggi untuk pilot tempur malam". Dalam memoarnya, Tatjana Metternich melaporkan bahwa Sayn-Wittgenstein berencana untuk membunuh Hitler dalam upacara penganugerahan Eichenlaub terhadap dirinya yang berlangsung tahun 1943. Sang pangeran berkata, "Aku masih lajang, dan aku pun belum mempunyai keturunan. Intinya, aku tidak mempunyai beban di belakangku. Dia (Hitler) akan menerima diriku secara pribadi. Kapan lagi aku mempunyai kesempatan untuk berada begitu dekat dengannya?"

Penghargaan:
* Wound Badge in Black
* Front Flying Clasp of the Luftwaffe for Bomber Pilots in Gold
* Front Flying Clasp of the Luftwaffe for Night Fighter Pilots in Gold
* Ehrenpokal der Luftwaffe (15 September 1941)
* Combined Pilots-Observation Badge
* German Cross in Gold tanggal 21 Agustus 1942 sebagai Oberleutnant di 6./NJG 2
* Iron Cross (1939) 2nd dan 1st class
* Knight's Cross with Oak Leaves and Swords
Knight's Cross tanggal 2 Oktober 1942 sebagai Hauptmann dan Staffelkapitän 9./NJG 2
Oak Leaves #290 tanggal 31 Agustus 1943 sebagai Hauptmann dan Gruppenkommandeur dari I./NJG 100
Swords #44 tanggal 23 Januari 1944 (anumerta) sebagai Major dan Geschwaderkommodore dari NJG 2
* Disebutkan di Wehrmachtbericht


Sumber :
www.blog.goo.ne.jp
www.emeredato.de
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.militaryimages.net
www.royaltyguide.nl

No comments:

Post a Comment