Scharfschützen dari Fallschirm-Panzergrenadier-Regiment 2 "Hermann Göring" di Pertempuran Bautzen, Silesia Bawah, tanggal 20 April 1945. Tanggal ini bertepatan dengan ultah Adolf Hitler ke-56 dan hanya dua minggu sebelum perang di Eropa berakhir. Berapa orangkah dari pemuda-pemuda malang ini yang kemudian terbunuh sia-sia setelah foto ini diambil?
Prajurit Jerman dengan senapan K98k yang dilengkapi lensa Zf41. Tak ada keterangan kapan dan dimana foto ini diambil, tapi kemungkinan besar di Front Timur tahun periode 1943-1945. Senapannya kemungkinan buatan tahun 1941 atau 1942, sementara ZF41 berasal dari tipe awal. Obergefreiter yang menyampirkan senapan mesin MP40 mempunyai holster pistol yang tidak biasa (bukan Luger P08 atau Walther P38). Bisa jadi itu adalah Cz-27 buatan Cekoslowakia
Latihan unit sniper Wehrmacht di pantai Selat Inggris bulan April 1943. Mereka menggunakan penyangga berbentuk tidak biasa yang saling tersambung menggunakan kawat. Senapan yang digunakan adalah s98k dengan lensa Zf41. Terselip di saku seragam si prajurit sebuah medali Infanterie-Sturmabzeichen in Silber. Foto oleh Sonderführer Weiss dari Propaganda-Kompanie Luftflotte 3
Foto langka yang memperlihatkan sebuah senapan sniper K98k dengan dudukan cakar ganda. Lensa teropongnya, yang berasal dari jenis lensa komersial Dialytan buatan Hensoldt, dipasang di atas dua dudukan setengah lingkaran yang disolder ke tabung teropong. Berdasarkan caption aslinya, tim sniper dalam foto di atas adalah sukarelawan SS yang berasal dari Eropa Utara, dan sedang berjaga di posisi mereka di salah satu lokasi di Front Timur. Perhatikan observer di sebelah kanan yang sedang memegang teropongnya!
Foto oleh Kriegsberichter Kurth (Propaganda-Kompanie 689) periode 1943/44 yang memperlihatkan seorang sniper Jerman memegang senapan K98k berteropong dengan dudukan pinggir pendek (istilahnya, dudukan "Swedia"!) dan lensa teropong Dialytan dengan empat pembesaran yang kemungkinan dibuat oleh perusahaan Schneider di Kreuznach (kode pembuat 'dkl'). Karena bagian alas dudukan jenis ini dapat menjadi longgar setelah beberapa kali penembakan, maka dia mengalami beberapa improvisasi sebelum akhirnya digantikan dengan versi yang lebih panjang. Dudukan trek pinggir pendek dalam foto di atas dilengkapi dengan tambahan tuas pengunci yang berada di bagian tengahnya
Foto oleh Kriegsberichter Vorpahl (Propaganda-Kompanie 637) periode Agustus-September 1944. Lensa teropongnya berasal dari jenis Dialytan produksi Hensoldt (kode pembuat 'bmj') yang dipasangkan di tabung berpenahan hujan. Si sniper telah menutupi cakram pengatur jauh-dekat lensanya dengan lilitan kain untuk melindunginya dari kotoran
Prajurit Jerman dengan senapan K98k yang dilengkapi lensa Zf41. Tak ada keterangan kapan dan dimana foto ini diambil, tapi kemungkinan besar di Front Timur tahun periode 1943-1945. Senapannya kemungkinan buatan tahun 1941 atau 1942, sementara ZF41 berasal dari tipe awal. Obergefreiter yang menyampirkan senapan mesin MP40 mempunyai holster pistol yang tidak biasa (bukan Luger P08 atau Walther P38). Bisa jadi itu adalah Cz-27 buatan Cekoslowakia
Latihan unit sniper Wehrmacht di pantai Selat Inggris bulan April 1943. Mereka menggunakan penyangga berbentuk tidak biasa yang saling tersambung menggunakan kawat. Senapan yang digunakan adalah s98k dengan lensa Zf41. Terselip di saku seragam si prajurit sebuah medali Infanterie-Sturmabzeichen in Silber. Foto oleh Sonderführer Weiss dari Propaganda-Kompanie Luftflotte 3
Foto langka yang memperlihatkan sebuah senapan sniper K98k dengan dudukan cakar ganda. Lensa teropongnya, yang berasal dari jenis lensa komersial Dialytan buatan Hensoldt, dipasang di atas dua dudukan setengah lingkaran yang disolder ke tabung teropong. Berdasarkan caption aslinya, tim sniper dalam foto di atas adalah sukarelawan SS yang berasal dari Eropa Utara, dan sedang berjaga di posisi mereka di salah satu lokasi di Front Timur. Perhatikan observer di sebelah kanan yang sedang memegang teropongnya!
Foto oleh Kriegsberichter Kurth (Propaganda-Kompanie 689) periode 1943/44 yang memperlihatkan seorang sniper Jerman memegang senapan K98k berteropong dengan dudukan pinggir pendek (istilahnya, dudukan "Swedia"!) dan lensa teropong Dialytan dengan empat pembesaran yang kemungkinan dibuat oleh perusahaan Schneider di Kreuznach (kode pembuat 'dkl'). Karena bagian alas dudukan jenis ini dapat menjadi longgar setelah beberapa kali penembakan, maka dia mengalami beberapa improvisasi sebelum akhirnya digantikan dengan versi yang lebih panjang. Dudukan trek pinggir pendek dalam foto di atas dilengkapi dengan tambahan tuas pengunci yang berada di bagian tengahnya
Foto oleh Kriegsberichter Vorpahl (Propaganda-Kompanie 637) periode Agustus-September 1944. Lensa teropongnya berasal dari jenis Dialytan produksi Hensoldt (kode pembuat 'bmj') yang dipasangkan di tabung berpenahan hujan. Si sniper telah menutupi cakram pengatur jauh-dekat lensanya dengan lilitan kain untuk melindunginya dari kotoran
Dua buah foto yang memperlihatkan seorang sniper Gebirgsjäger dengan memakai pakaian kamuflase dan bersenjatakan senapan 98K dengan lensa ZF42. Di sebelahnya adalah prajurit lain dengan StG 44 Sturmgewehr. Foto ini asalnya kepunyaan seorang kolektor bernama Rick White dan dijual di internet seharga 200-250 Euro perbuahnya. Bersama dua buah foto tersebut terlampir urkunde (dokumen) atas nama Herbert Buck dari 11. Kompanie/Gebirgsjäger-Regiment 216. Pangkat terakhirnya adalah sebagai Leutnant di 1.Kompanie/Grenadier-Regiment 104. Tidak diketahui apakah sang sniper adalah Buck atau bukan
Foto sniper nongkrong di atap ini berasal dari koleksi Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz) Leutnant der Reserve Heinz Auert yang berasal dari 116. Panzer-Division "Windhund". Melihat dari bentuk atapnya yang umum ditemukan di Rusia, maka kemungkinan foto ini diambil saat Auert masih berada di unitnya terdahulu, 14. Infanterie-Division
"Scharfschützen an der Ostfront - stundenlang sitzen die scharfschützen und ihre Beobachter in gut getarnten stellungen, bis sie den entscheidenden schuß sicher anbringen können" (Sniper di Front Timur - Sniper dan oebservernya menghabiskan waktu berjam-jam di posisi kamuflase sampai mereka dapat mengeluarkan tembakan yang 100% menentukan). Foto ini berasal dari Presse-Hoffmann dan merupakan hasil karya Kriegsberichter Waidelich
Sniper dari unit Gebirgsjäger yang bertumpukan sebauh Panzerabwehrkanone (PaK) 36 37mm ini menggunakan senapan rampasan Mosin-Nagant 1891/30 7.62mm yang dilengkapi dengan lensa PEM 4x. Dua-duanya buatan Rusia dan dua-duanya merupakan hasil rampasan yang paling dicari-cari oleh prajurit Jerman!
Foto sniper nongkrong di atap ini berasal dari koleksi Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz) Leutnant der Reserve Heinz Auert yang berasal dari 116. Panzer-Division "Windhund". Melihat dari bentuk atapnya yang umum ditemukan di Rusia, maka kemungkinan foto ini diambil saat Auert masih berada di unitnya terdahulu, 14. Infanterie-Division
"Scharfschützen an der Ostfront - stundenlang sitzen die scharfschützen und ihre Beobachter in gut getarnten stellungen, bis sie den entscheidenden schuß sicher anbringen können" (Sniper di Front Timur - Sniper dan oebservernya menghabiskan waktu berjam-jam di posisi kamuflase sampai mereka dapat mengeluarkan tembakan yang 100% menentukan). Foto ini berasal dari Presse-Hoffmann dan merupakan hasil karya Kriegsberichter Waidelich
Sniper dari unit Gebirgsjäger yang bertumpukan sebauh Panzerabwehrkanone (PaK) 36 37mm ini menggunakan senapan rampasan Mosin-Nagant 1891/30 7.62mm yang dilengkapi dengan lensa PEM 4x. Dua-duanya buatan Rusia dan dua-duanya merupakan hasil rampasan yang paling dicari-cari oleh prajurit Jerman!
Seorang anggota 2. Marine-Infanterie-Division dengan senapan K43 berteleskop ZF4 di bulan April 1945
Scharfschütze Gebirgsjäger dan PaK (senjata anti-tank). Uniknya, senapan yang dipakainya adalah Mosint-Nagant buatan Rusia yang dilengkapi dengan teropong PEM (juga buatan Rusia)!
Sniper Jerman dengan jaket kamuflasenya. Ketemu yang beginian malem-malem dijamin bakal kena stroke!
Kalau yang ini yang kamuflase adalah lubang perlindungannya
Kalau yang ini yang kamuflase adalah lubang perlindungannya
Dari bergmütze (topi gunung) yang terpasang di atas kepalanya, kita bisa tahu bahwa scharfschütze satu ini berasal dari unit Gebirgsjäger
Agar performa senjata tetap terjaga, tentunya dibutuhkan perawatan rutin. Apalagi bagi seorang sniper yang menggantungkan hidupnya pada senjata andalannya tersebut!
Prajurit Gebirgsjäger dengan senapan K98 versi sniper. Perlu diketahui bahwa SEBAGIAN BESAR sniper Jerman berasal dari unit Gebirgsjäger (Pasukan Gunung) dan Jäger (Pemburu), termasuk para jagoan-jagoannya yang terkenal (Matthäus Hetzenauer, Sepp Allerberger, Friedrich Pein dan lain-lain). Ini bukan berarti bahwa unit lain tidak mempunyai pasukan sniper sendiri, hanya saja kedua unit yang disebutkan sebelumnya itu memang memasukkan penembak runduk sebagai sebuah kesatuan yang integral sehingga proporsi jumlahnya lebih besar dibanding dengan unit-unit lainnya
Seorang sniper Jerman sedang digeledah oleh tentara dari Beach Guard US Army setelah dibawa ke markas besar korps di dekat pantai pendaratan Normandia tanggal 9 Juni 1944. Bendera kecil Nazi yang dibawa si Jerman menandakan bahwa ini adalah foto yang diatur dan bukannya event yang sebenarnya. Pake logika aja, ngapain juga perang bawa-bawa bendera, emangnya mau nonton bulutangkis?
Sniper Jerman di Front Timur, tepatnya di dekat-dekat Stalingrad, Maret 1942. Foto ini diambil oleh seorang koresponden perang bernama Herber untuk kepentingan Penerbit Foto Scherl di Berlin
Seorang sniper Jerman mengarahkan senapan self-loading SVT-40 hasil rampasan ke arah targetnya di perbukitan Krimea
Scharfschütze (sniper/penembak jitu) dari Fallschirmjäger (Pasukan Parasut Jerman) dengan senjata FG42 yang dilengkapi oleh ZF4 scope. Dalam pertempuran di Pulau Sisilia (9 Juli - 17 Agustus 1943), tentara Sekutu dikejutkan oleh kemunculan sniper-sniper dari kesatuan Fallschirmjäger-Regiment 1 yang luar biasa efektif. Salah satu saksi mata menyebutkan bahwa sniper-sniper ini "mampu menembak dengan baik sampai jarak 550 meter. Mereka tetap bertahan di posisi mereka dan tak berhenti mencabut nyawa pasukan kami walaupun dihujani oleh artileri berat. Tentu saja mereka bersembunyi dan terlindungi dengan baik, dan ketika pasukan kami akhirnya mampu meneruskan gerak maju, kebanyakan dari mereka segera mundur tanpa terlihat dengan memanfaatkan kamuflase yang secara brilian menyatu dengan alam sekitar". Dalam salah satu peristiwa, tiga orang Scharfschützen secara efektif menghentikan gerak maju pasukan Amerika dan begitu sulit untuk dibasmi sehingga dibutuhkan tidak kurang dari 500 peluru artileri ukuran 155mm untuk membersihkan posisi mereka! Itu pun kemudian diketahui bahwa mereka tidak terbunuh dan telah mundur secara diam-diam! Amit-amiiit...
Dalam gerak mundur dari Falaise, Prancis, bulan Agustus 1944, pasukan Jerman sebisa mungkin menyamarkan konvoy mereka demi menghindari serangan pesawat-pesawat udara Sekutu yang merajai angkasa. Salah satunya adalah seperti yang tampak dalam foto ini. Lah, snipernya sendiri mana? Lihat aja yang naik mobil itu!
Sniper ini memanfaatkan sebuah plat besi sebagai perlindungan dan persiapan saat berada dalam posisi defensif
Warnung! Ini bukan foto gaya-gayaan, narsis atau alay, tapi memang merupakan salah satu posisi menembak yang diajarkan untuk para sniper Jerman! Lokasinya adalah di Front Barat (Prancis atau Belgia) tahun 1943. BTW, teleskop yang digunakannya kemungkinan besar adalah Ajack x4 scope
Scharfschütze (Sniper) Jerman dari 6. Armee bersiap-siap untuk membidik sasarannya dari dalam parit yang berada di wilayah terluar Stalingrad (sekarang bernama Volgograd), September 1942. Dia menggunakan senapan Karabiner 98k produksi Jerman, sementara teropongnya adalah cabutan dari lensa Mosin Nagant PE produksi Rusia
Seorang prajurit Amerika yang terbunuh oleh sniper Jerman di Leipzig (Jerman) tanggal 18 April 1945, kurang dari satu bulan sebelum menyerahnya Third Reich. Fotografer yang mengabadikan gambar ini adalah Robert Capa, fotografer terkenal dari majalah LIFE
Scharfschütze in action!
Scharfschütze dari Fallschirmjäger (pasukan terjun payung Jerman) dalam pertempuran Kreta
Sniper Jerman dengan kamuflase yang menutupi seluruh tubuhnya!
Scharfschütze dari Fallschirmjäger (pasukan terjun payung Jerman) dalam pertempuran Kreta
Sniper Jerman dengan kamuflase yang menutupi seluruh tubuhnya!
Tim sniper Jerman sedang beraksi. Spotter di sebelah kanan merupakan veteran pertempuran satu-lawan-satu atau jarak dekat, yang tampak dari medali Nahkampfspange (Close Combat Clasp) yang dikenakan di bawah kerahnya!
Sniper Jerman mengarahkan senapan Karabiner 98k-nya dengan bantuan lensa 4x Zeiss ZF42 telescopic sight di Voronezh, Rusia, bulan Juni-Juli 1942. Di sebelahnya adalah spotter yang bertugas untuk mengoreksi tembakan
Tak diragukan lagi, sniper terbaik yang dipunyai Jerman (bila melihat jumlah kills-nya) adalah Gefreiter Matthäus Hetzenauer dengan 345 kills yang telah dikonfirmasi. Kemungkinan besar skor aslinya 2 atau 3 kali lebih besar dari ini, dikarenakan begitu ketat dan cermatnya sistem penghitungan Wehrmacht (Jerman punya boo!) sehingga membuat setiap klaim harus mendapat saksi dari NCO, perwira atau dua orang prajurit! Jadi jangan harap kalau anda sniper Jerman lalu pulang ke markas sambil berkoar-koar telah membunuh ratusan orang tanpa disertai satu orang saksi pun untuk setiap aksi, karena ujung-ujungnya omongan anda hanya akan dianggap WADUK ANGSA BEIBEH!Sniper Jerman dengan kills terbanyak kedua dipegang oleh orang Austria Obergefreiter Josef "Sepp" Allerberger dengan 257 kills. Atas prestasinya tersebut sudah tentu dia layak mendapat Ritterkreuz, sayangnya upacara penganugerahan medali yang diterimanya pada tanggal 20 April 1945 dari tangan jenderal Ferdinand Schörner tidak dicatat di sumber-sumber terpercaya untuk masalah ini (dua yang paling utama: buku Die Ritterkreuzträger 1939–1945 Die Inhaber des Ritterkreuzes des Eisernen Kreuzes 1939 von Heer, Luftwaffe, Kriegsmarine, Waffen-SS, Volkssturm sowie mit Deutschland verbündeter Streitkräfte nach den Unterlagen des Bundesarchives karya Veit Scherzer dan Die Träger des Ritterkreuzes des Eisernen Kreuzes 1939-1945 karya Walther-Peer Fellgiebel), sehingga secara resmi Allerberger tidak dianggap sebagai seorang Ritterkreuzträger (penerima Ritterkreuz)!
Kalau yang ini namanya adalah Bruno Sutkus (nama aslinya adalah Bronius Sutkus, karena dia berasal dari Lithuania. Pangkat terakhir Obergefreiter). Tidak hanya pemain bola saja yang dinaturalisasi, tapi Sutkus (14 Mei 1924 - 29 Agustus 2003) juga merupakan prajurit hasil "naturalisasi" karena ayahnya yang orang Lithuania dan tempat tinggalnya di negara tersebut. Yang jelas, tak lama setelah bergabung kembali dengan Jerman tahun 1941, dia telah menunjukkan bakat besar di bidang tembak menembak sambil ngintip (baca: sniper)! Skor kills akhirnya adalah 209. Sutkus sendiri mulai bertugas sebagai seorang sniper setelah menyelesaikan pendidikan sniper di Vilnius (1943). Setelah perang, dia bergabung kedalam gerakan perlawanan yang menentang pendudukan Soviet atas Lithuania. Banyak dari anggota gerakan perlawanan itu tertangkap dan dikirim ke Siberia, namun dia sendiri masih hidup hingga bubarnya Uni Soviet. Setelah Lithuania memisahkan diri dari Soviet dan membentuk negara sendiri, dia secara rutin memberikan ceramah umum kepada para tentara Lithuania. Sutkus menghembuskan nafas terakhirnya pada 11 Agustus 2003
Oberjäger Friedrich Pein adalah salah satu dari hanya dua orang sniper Jerman yang menerima medali bergengsi Ritterkreuz (lainnya adalah Matthäus Hetzenauer. Dikatakan bahwa Josef Allerberger juga menerima Ritterkreuz, tapi klaim ini tak pernah terbukti kebenarannya). Pein sendiri menerima Ritterkreuz setelah membukukan kills yang ke-200!
Grenadier Scheuter mencatat prestasi yang mengesankan ketika dalam suatu siang ia membantai tidak kurang dari 35 tentara Soviet dari lubang persembunyiannya dalam pertempuran di dekat Reichshof! Dalam foto bertanggal 21 Oktober 1944 di atas tampak dia (kiri) sedang NGADU HUNTU dengan komandan batalyonnya
Obergefreiter Josef "Sepp" Allerberger (26 Desember 1924 - 1 Maret 2010) adalah sniper Jerman terkenal yang berasal dari II.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 144 / 3.Gebirgs-Division yang mempunyai 257 korban terkonfirmasi. Dia lahir di Austria dan merupakan anak dari seorang tukang kayu biasa. Pada bulan Juni 1943 dia dikirim ke Front Timur sebagai penembak senapan mesin. Setelah terluka ringan dalam Pertempuran Stavropol, Allerberger belajar menggunakan senapan Mosin Nagant 91/30 dengan teleskop 3.5x PU saat dalam masa perawatan. Ketika dikirim untuk mengikuti pelatihan scharfschütze di Seetaleralpe, dia sudah membukukan 27 korban dengan senapan tersebut! Dia kemudian menggunakan senjata yang lebih "resmi" sebagai andalannya, yaitu Karabiner 98k varian sniper dengan teleskop 4x pembesaran serta Gewehr 43 dengan teleskop ZF4 4x dan MP40 untuk pertempuran jarak dekat. Pada saat beraksi, Allerberger biasa menggunakan teknik "payung" sesuai dengan didikan yang diterimanya. Teknik ini mengharuskan si sniper untuk memasang perisai di depannya yang berbentuk dedaunan untuk menyamarkan posisinya. Rangka kamuflasenya sendiri mudah dibongkar pasang serta ringan sehingga bisa dibawa kemana-mana. Allerberger mengaku bahwa tentara Rusia biasa mengkanibalisasi rekannya yang telah tewas dan mempunyai metode super brutal dalam hal penyiksaan sniper Jerman yang tertangkap. Berdasarkan memoar yang diterbitkannya setelah perang, Allerberger mengklaim bahwa dia telah dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes oleh Generalfeldmarschall Ferdinand Schörner (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Mitte) pada tanggal 20 April 1945, tapi tidak ada bukti tertulis dari pernyataannya tersebut. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse; Eisernes Kreuz I.Klasse; Verwundetenabzeichen in Silber; serta Scharfschützenabzeichen in Gold
Banyak orang yang menyangka bahwa yang nongol di foto ini adalah seorang sniper, padahal bukan begitu! Dia "hanya" seorang perwira Heer dari unit Grenadier bernama Joachim Heidschmidt (pangkat terakhir Oberstleutnant) yang menerima Ritterkreuz sebagai Major dan komandan Grenadier-Regiment 509. Entahlah dengan tujuan apa dia nampang difoto di atas sembari memegang senapan berteleskop. Apakah sekedar bernarsis ria untuk kepentingan foto profil Facebook?
Ini juga sebenarnya bukan scharfschütze, meskipun senjata yang dipegangnya biasa digunakan oleh para sniper. Dia adalah Hans Dorr (pangkat terakhir SS-Obersturmbannführer), seorang perwira Waffen-SS yang selalu "gila-gilaan" dalam bertempur sehingga tercatat pernah terluka selama 16 kali! Meninggalnya pun di rumah sakit lapangan Wehrmacht akibat luka-luka parah yang dideritanya, hanya satu bulan sebelum perang usai
Tak diragukan lagi, sniper terbaik yang dipunyai Jerman (bila melihat jumlah kills-nya) adalah Gefreiter Matthäus Hetzenauer dengan 345 kills yang telah dikonfirmasi. Kemungkinan besar skor aslinya 2 atau 3 kali lebih besar dari ini, dikarenakan begitu ketat dan cermatnya sistem penghitungan Wehrmacht (Jerman punya boo!) sehingga membuat setiap klaim harus mendapat saksi dari NCO, perwira atau dua orang prajurit! Jadi jangan harap kalau anda sniper Jerman lalu pulang ke markas sambil berkoar-koar telah membunuh ratusan orang tanpa disertai satu orang saksi pun untuk setiap aksi, karena ujung-ujungnya omongan anda hanya akan dianggap WADUK ANGSA BEIBEH!Sniper Jerman dengan kills terbanyak kedua dipegang oleh orang Austria Obergefreiter Josef "Sepp" Allerberger dengan 257 kills. Atas prestasinya tersebut sudah tentu dia layak mendapat Ritterkreuz, sayangnya upacara penganugerahan medali yang diterimanya pada tanggal 20 April 1945 dari tangan jenderal Ferdinand Schörner tidak dicatat di sumber-sumber terpercaya untuk masalah ini (dua yang paling utama: buku Die Ritterkreuzträger 1939–1945 Die Inhaber des Ritterkreuzes des Eisernen Kreuzes 1939 von Heer, Luftwaffe, Kriegsmarine, Waffen-SS, Volkssturm sowie mit Deutschland verbündeter Streitkräfte nach den Unterlagen des Bundesarchives karya Veit Scherzer dan Die Träger des Ritterkreuzes des Eisernen Kreuzes 1939-1945 karya Walther-Peer Fellgiebel), sehingga secara resmi Allerberger tidak dianggap sebagai seorang Ritterkreuzträger (penerima Ritterkreuz)!
Kalau yang ini namanya adalah Bruno Sutkus (nama aslinya adalah Bronius Sutkus, karena dia berasal dari Lithuania. Pangkat terakhir Obergefreiter). Tidak hanya pemain bola saja yang dinaturalisasi, tapi Sutkus (14 Mei 1924 - 29 Agustus 2003) juga merupakan prajurit hasil "naturalisasi" karena ayahnya yang orang Lithuania dan tempat tinggalnya di negara tersebut. Yang jelas, tak lama setelah bergabung kembali dengan Jerman tahun 1941, dia telah menunjukkan bakat besar di bidang tembak menembak sambil ngintip (baca: sniper)! Skor kills akhirnya adalah 209. Sutkus sendiri mulai bertugas sebagai seorang sniper setelah menyelesaikan pendidikan sniper di Vilnius (1943). Setelah perang, dia bergabung kedalam gerakan perlawanan yang menentang pendudukan Soviet atas Lithuania. Banyak dari anggota gerakan perlawanan itu tertangkap dan dikirim ke Siberia, namun dia sendiri masih hidup hingga bubarnya Uni Soviet. Setelah Lithuania memisahkan diri dari Soviet dan membentuk negara sendiri, dia secara rutin memberikan ceramah umum kepada para tentara Lithuania. Sutkus menghembuskan nafas terakhirnya pada 11 Agustus 2003
Oberjäger Friedrich Pein adalah salah satu dari hanya dua orang sniper Jerman yang menerima medali bergengsi Ritterkreuz (lainnya adalah Matthäus Hetzenauer. Dikatakan bahwa Josef Allerberger juga menerima Ritterkreuz, tapi klaim ini tak pernah terbukti kebenarannya). Pein sendiri menerima Ritterkreuz setelah membukukan kills yang ke-200!
Grenadier Scheuter mencatat prestasi yang mengesankan ketika dalam suatu siang ia membantai tidak kurang dari 35 tentara Soviet dari lubang persembunyiannya dalam pertempuran di dekat Reichshof! Dalam foto bertanggal 21 Oktober 1944 di atas tampak dia (kiri) sedang NGADU HUNTU dengan komandan batalyonnya
Obergefreiter Josef "Sepp" Allerberger (26 Desember 1924 - 1 Maret 2010) adalah sniper Jerman terkenal yang berasal dari II.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 144 / 3.Gebirgs-Division yang mempunyai 257 korban terkonfirmasi. Dia lahir di Austria dan merupakan anak dari seorang tukang kayu biasa. Pada bulan Juni 1943 dia dikirim ke Front Timur sebagai penembak senapan mesin. Setelah terluka ringan dalam Pertempuran Stavropol, Allerberger belajar menggunakan senapan Mosin Nagant 91/30 dengan teleskop 3.5x PU saat dalam masa perawatan. Ketika dikirim untuk mengikuti pelatihan scharfschütze di Seetaleralpe, dia sudah membukukan 27 korban dengan senapan tersebut! Dia kemudian menggunakan senjata yang lebih "resmi" sebagai andalannya, yaitu Karabiner 98k varian sniper dengan teleskop 4x pembesaran serta Gewehr 43 dengan teleskop ZF4 4x dan MP40 untuk pertempuran jarak dekat. Pada saat beraksi, Allerberger biasa menggunakan teknik "payung" sesuai dengan didikan yang diterimanya. Teknik ini mengharuskan si sniper untuk memasang perisai di depannya yang berbentuk dedaunan untuk menyamarkan posisinya. Rangka kamuflasenya sendiri mudah dibongkar pasang serta ringan sehingga bisa dibawa kemana-mana. Allerberger mengaku bahwa tentara Rusia biasa mengkanibalisasi rekannya yang telah tewas dan mempunyai metode super brutal dalam hal penyiksaan sniper Jerman yang tertangkap. Berdasarkan memoar yang diterbitkannya setelah perang, Allerberger mengklaim bahwa dia telah dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes oleh Generalfeldmarschall Ferdinand Schörner (Oberbefehlshaber Heeresgruppe Mitte) pada tanggal 20 April 1945, tapi tidak ada bukti tertulis dari pernyataannya tersebut. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse; Eisernes Kreuz I.Klasse; Verwundetenabzeichen in Silber; serta Scharfschützenabzeichen in Gold
Banyak orang yang menyangka bahwa yang nongol di foto ini adalah seorang sniper, padahal bukan begitu! Dia "hanya" seorang perwira Heer dari unit Grenadier bernama Joachim Heidschmidt (pangkat terakhir Oberstleutnant) yang menerima Ritterkreuz sebagai Major dan komandan Grenadier-Regiment 509. Entahlah dengan tujuan apa dia nampang difoto di atas sembari memegang senapan berteleskop. Apakah sekedar bernarsis ria untuk kepentingan foto profil Facebook?
Ini juga sebenarnya bukan scharfschütze, meskipun senjata yang dipegangnya biasa digunakan oleh para sniper. Dia adalah Hans Dorr (pangkat terakhir SS-Obersturmbannführer), seorang perwira Waffen-SS yang selalu "gila-gilaan" dalam bertempur sehingga tercatat pernah terluka selama 16 kali! Meninggalnya pun di rumah sakit lapangan Wehrmacht akibat luka-luka parah yang dideritanya, hanya satu bulan sebelum perang usai
Senapan K98 untuk penembak runduk yang dilengkapi dengan lensa turet ZeissBadge Sniper (Scharfschützenabzeichen) mulai dikeluarkan tanggal 20 Agustus 1944 sebagai penghargaan bagi para sniper Jerman yang bertempur mati-matian dalam perang Dunia II. Badge ini terdiri dari tiga tingkatan: tingkat pertama (tanpa trim) untuk sniper yang telah membukukan setidaknya 20 kills; tingkat kedua (trim perak) untuk sniper yang telah membukukan setidaknya 40 kills; dan tingkat ketiga (trim emas) untuk sniper yang telah membukukan setidaknya 60 kills. Pada tahun 1945 OKW (Oberkommando Wehrmacht) mengeluarkan seruan agar setiap sniper pemegang badge ini harus melepaskan badgenya sebelum tertangkap, karena bisa dipastikan tentara Soviet akan langsung menembak mati setiap sniper yang ketahuan memakainya!
Jaket kamuflase (smock camo) sniper yang anti air dan bisa dibolak-balik (reversible) dengan kamuflase putih musim dingin. Jaket ini dilengkapi pula dengan jaring halus yang menutupi muka
Seorang sniper airsoft yang memakai jaket kamuflase dan ghillie suit Jerman seperti yang digunakan dalam Perang Dunia II. Awas nginjek yang beginian di halaman rumah!
Jaket kamuflase (smock camo) sniper yang anti air dan bisa dibolak-balik (reversible) dengan kamuflase putih musim dingin. Jaket ini dilengkapi pula dengan jaring halus yang menutupi muka
Seorang sniper airsoft yang memakai jaket kamuflase dan ghillie suit Jerman seperti yang digunakan dalam Perang Dunia II. Awas nginjek yang beginian di halaman rumah!
Sumber :
Buku "Propaganda Photo Book Series No.7 - German Sniper Rifles" karya Albrecht Wacker
Buku "The History of Sniping and Sharpshooting" karya Major John L. Plaster
Foto koleksi pribadi Akira Takiguchi
www.commons.wikimedia.org
www.deactivated-guns.co.uk
www.ebay.de
www.forum.axishistory.com
www.history.navy.mil
www.homepage3.nifty.com
www.internationalmilitaria.com
www.militaria321.com
www.militaryphotos.net
www.photography-collection.com
www.reww2.com
www.ww2.talk.com
Blog dan artikelnya bagus juga, komentar juga ya di blog saya www.when-who-what.com
ReplyDeletewah artikel ini yg gw tunggu...thanks
ReplyDeletegood...sae pisan (y)
ReplyDeleteSieg Heil
ReplyDeleteSieg Heil Mein Fuhrer ADOLF HITLER...