Monday, May 2, 2011

Foto Latihan Perang

Salah satu moto militer Jerman yang paling terkenal adalah "Schweiß spart Blut" (keringat menyelamatkan darah), yang berarti bahwa program pelatihan yang ketat memastikan bahwa pasukan yang terlatih baik mempunyai kesempatan untuk bertahan hidup yang lebih besar di medan pertempuran. Angkatan Darat Jerman mempraktekkan secara serius kata-kata tersebut, dan program pelatihannya mungkin tidak ada duanya di dunia pada tahun-tahun sebelum perang. Adalah sistem pelatihan yang unggul, ditambah dengan kepemimpinan yang fleksibel serta doktrin yang terdefinisi dengan baik, yang memungkinkan pasukan Jerman untuk mengatasi hambatan jumlah mereka yang lebih sedikit dalam pertempuran, ataupun perlengkapan perang yang lebih inferior mutunya dibandingkan dengan lawan mereka. Ketika perang semakan panjang dan semakin luas ruang lingkupnya, pihak Angkatan Bersenjata Jerman menjadi kewalahan dalam mempertahankan kualitas pelatihan mereka yang lama dan rumit (seperti yang biasa berlaku di masa damai atau awal-awal perang). Selain itu, korban yang terus berjatuhan di kalangan perwira berpengalaman, khususnya di tingkat junior, turut berperan dalam menjamin penurunan kualitas prajurit-prajurit baru yang dihasilkan. Dengan semua hambatan tersebut, adalah hal yang luar biasa jika pasukan Wehrmacht tetap dapat menampilkan perlawanan yang gigih terhadap musuh-musuhnya (yang semakin besar dan kuat dari waktu ke waktu). Pelatihan yang diterima oleh prajurit-prajurit mereka dapat diarahkan secara khusus kepada individu, awak, seksi, peleton, atau tingkat komando yang lebih tinggi lagi, Tetapi efek akhirnya sangat terkait langsung dengan kualitas instruksi serta instruktur: pihak Jerman sangat menekankan pada laporan tertulis setelah aksi pertempuran, diskusi menyeluruh tentang apa yang telah terjadi, yang diikuti dengan pembekalan seluruh unit atau formasi. Dalam gambar ini, seorang perwira dari unit Aufklärungstruppe (pasukan pengintai) sedang berbicara dengan beberapa prajuritnya di Area Pelatihan Bruck, Austria Timur, pada tahun 1943

---------------------------------------------------------------------------

 PEMBELAJARAN TEORI DI KELAS

Suasana kelas pelatihan para calon pelaut Kriegsmarine. Jadwal latihan yang melelahkan sengaja dibuat untuk menguji batas kemampuan manusia, baik secara fisik maupun mental. Hanya sedikit waktu tersisa untuk mengurusi masalah pribadi, dan istirahat panjang sama sekali tidak tersedia dalam “menu”. Karenanya, seringkali setiap waktu luang yang tersisa diantara satu pelajaran ke pelajaran lainnya dimanfaatkan oleh para kadet dengan tidur sebisa mungkin untuk menggantikan jatah istirahat mereka yang hilang

--------------------------------------------------------------------------- 

LATIHAN FISIK

Penerimaan calon-calon prajurit Waffen-SS di Berlin tanggal 24 Januari 1941. Pada awal-awal perang, terdapat aturan ketat bahwa setiap calon prajurit baru haruslah bugar jasmani dan juga bermental kuat demi mempersiapkan mereka dalam tugas-tugas yang harus diemban nanti dalam medan pertempuran


  
Latihan Hitlerjugend (organisasi kepanduan Nazi Jerman) dilakukan secara semi-militer dan diawasi pelaksanaannya oleh para anggota Wehrmacht. Para remaja belia ini memang disiapkan untuk menjadi calon prajurit Jerman dalam perang besar yang diperkirakan akan terjadi, sehingga para petinggi Nazi benar-benar menganggap serius pelatihannya, termasuk dengan indoktrinasi Nasional-Sosialisme yang masif


 Latihan baris-baris para calon pelaut Kriegsmarine dengan menembus salju tebal di musim dingin. Dibawanya senapan di punggung mempunyai dua tujuan: memberi kesempatan pada para rekrutan untuk mengenal lebih dekat senjata mereka dan, pada waktu yang bersamaan, menambah beban pada aktivitas mereka! Foto ini merupakan koleksi dari Hans Hellmann, seorang pelaut Kriegsmarine yang nantinya menjadi komandan U-boat Jerman dan buku harian tulisan tangannya kini tersimpan di U-Boot Archiv Cuxhaven


 Kadet Kriegsmarine IX/39 - yang berarti bahwa orang-orang ini bergabung dengan Angkatan Laut Jerman pada bulan November 1939 - mengenakan seragam abu-abu lapangan Kriegsmarine selama pelatihan awal mereka. Banyak dari kegiatan ini yang tampak agak berbahaya dan "berlebihan" (bagi orang-orang yang nantinya bertugas di lautan), tapi siapapun yang melewati proses tersebut akan tahu bahwa hal semacam ini akan menyedot energi dari tubuh sehingga membuat sulit untuk berkonsentrasi dan membidik senjata secara akurat

---------------------------------------------------------------------------

LATIHAN MENEMBAK






Latihan menembak pasukan Gebirgsjäger (Pasukan Gunung) yang bertempat di Liefering/Salzburg (Austria) bulan Mei 1939. Foto-foto ini berasal dari album milik Gebirgs-Nachrichten-Abteilung 70, sebuah unit sandi gunung Wehrmacht yang merupakan "hibah" dari militer Austria. Saat terjadinya Anschluss (penyatuan) dengan Jerman pada bulan Maret 1938, Telegraphen-Bataillon 7 (yang merupakan bagian dari 7. Division yang bermarkas di Salzburg) berubah namanya menjadi Gebirgs-Nachrichten-Abteilung 70 satu bulan setelahnya. Unit setingkat batalyon ini kemudian menjadi bagian dari XVIIII. Gebirgs-Armeekorps. Pada tanggal 1 Desember 1939 satu kompi ditambahkan sehingga jumlah kompi Gebirgs-Nachrichten-Abteilung 70 menjadi empat buah. Pada tanggal 1 November 1940 dia menjadi bagian dari XXXXIX. Gebirgs-Armeekorps, dan di tahun 1944 jumlah kompinya berkurang lagi menjadi tiga buah. Karena batalyon ini selalu berada di bawah komando langsung Korps dan bukannya Divisi, maka namanya kadang disebut pula sebagai Gebirgskorps-Nachrichten-Abteilung 70. Perekrutan para anggotanya diambil dari Nachrichten-Ersatz-Abteilung 18


Latihan menembak pasukan Jerman dari unit Heer (Angkatan Darat) yang tidak diketahui namanya dengan menggunakan senapan mesin MG 08/15. Terlihat selongsong peluru berserakan di atas terpal, sementara prajurit-prajurit di latar belakang membawa serta Patronentasche (kantong amunisi) sebelah di koppelschloss (ikat pinggang) mereka. Foto ini sendiri tampaknya diambil di musim dingin atau musim semi/gugur, yang terlihat dari mantel hangat yang mereka kenakan




Mufti Yerusalem Amin al-Husseini dalam acara kunjungan ke tempat latihan 13. SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division (Kroatien) di Truppenübungsplatz Neuhammer am Queis (Jerman), bulan November 1943. Disini dia sedang menginspeksi latihan menembak (dengan menggunakan peluru tajam!) dari para prajurit muda anggota II.Bataillon / Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2. Berdiri paling kiri  dengan memakai pakaian sipil (di sebelah Mufti) adalah Ibrahim Kirlić, seorang tokoh otonomis Bosnia terkemuka, sementara tiga orang perwira SS yang ikut mengawasi di sebelah kanan adalah, dari kiri ke kanan: SS-Obersturmbannführer Franz Matheis (Kommandeur Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2), SS-Sturmbannführer Egon Zill (Kommandeur II.Bataillon / Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2), serta SS-Sturmbannführer Götz Berens von Rautenfeld (Adjutant 13. SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division). Zill mengenakan apa yang dinamakan sebagai "Totenkopf" (Kepala Kematian/Tengkorak) di kerahnya, sebuah insignia yang dengan bangga tetap dia pakai dari sejak masa penugasannya sebagai Komandan Kamp Konsentrasi Flossenbürg di masa sebelum perang. Seusai Perang Dunia II, Zill bersembunyi dengan menggunakan nama palsu. Penyamarannya terbongkar hanya setelah dia dikaruniai anak perempuan di luar pernikahan, dan dia ingin agar sang anak mempunyai garis keluarga yang sebenarnya sehingga membubuhkan nama aslinya di akte kelahiran! Foto yang dibuat oleh SS-Kriegsberichter Jobst Gösling ini pertama kali dipublikasikan tanggal 13 Januari 1944


Para anggota pasukan penjaga Kamp Konsentrasi Auschwitz berkumpul dalam acara latihan menembak yang diadakan di lapangan latihan kompleks mereka, musim panas 1944. Di sebelah kiri sambil memegang senapan adalah SS-Obersturmführer Karl-Friedrich Höcker (Adjutant Lagerkommandant Auschwitz). Caption asli foto yang terdapat di album milik Höcker ini berbunyi: "Auf dem Schiessstand" (di lapangan tembak)


 SS-Sturmbannführer der Reserve Carl-Heinz Frühauf (Kommandeur SS-Panzer-Aufklärungs-Ausbildungs- und Ersatz-Abteilung I / SS-Panzer-Aufklärer-Regiment "Meyer" / SS-Panzer-Brigade "Westfalen") berdiri di kanan sambil  mengawasi pelatihan pasukan yang berada di bawah komandonya dalam hal penggunaan senapan Kar98k. Berhubung unit pelatihan yang dipimpinnya mempunyai embel-embel nama "panzer" maka kita bisa lihat bahwa beberapa anggotanya pun (latar belakang) memakai seragam hitam Panzertruppen. Frühauf memimpin unit ini dari bulan Februari 1945 s/d Mei 1945 dan merupakan penempatan terakhirnya sebelum perang usai


Dua orang instruktur Luftwaffe berfoto bersama dengan para kadet yang menjadi tanggungjawab mereka di sela-sela latihan dasar. Para rekrutan ini mengenakan pakaian putih dari bahan denim, yang populer digunakan di daratan maupun di lautan. Lori yang mereka tumpangi biasa terdapat di lokasi pembangunan gedung, pertambangan atau tempat-tempat lainnya yang banyak terdapat muatan berat. Relnya sendiri biasanya dibuat secara temporer di sepanjang jalur muatan, untuk menghindari masalah yang muncul apabila membawa barang-barang berat melewati tanah yang lunak atau berbatu. Barang-barang berat ini umumnya masih ditarik dengan kuda atau lokomotif kecil, sampai setelah Perang Dunia II berlangsung beberapa tahun. Lori sendiri hanyalah menjadi bagian kecil dari lalulintas jalan - terutama di jalan yang belum dilapisi aspal - karena sebagian besar pengangkut yang lalu-lalang adalah gerobak kuda atau kendaraan bermotor

---------------------------------------------------------------------------

LATIHAN GRANAT

Sejak pertengahan tahun 1800-an, tentara Prusia/Jerman terkenal sebagai tentara paling efektif dan paling keras latihannya di Eropa. Para rekrutan muda di tahun 1938 ini sedang berlatih cara melemparkan granat tangan yang baik dan benar. Granat tipe Jerman dilengkapi dengan tongkat kayu pendek, dan model Stielhandgranate 24 merupakan standar granat tangan Jerman yang dipakai dari masa Perang Dunia I (1914-1918) sampai dengan Perang Dunia II (1939-1945). Pihak Inggris menyebutnya sebagai "Potato Masher" (Penumbuk Kentang). Dia adalah salah satu senjata infanteri masa Perang Dunia yang paling gampang dikenali dari bentuknya yang khas

---------------------------------------------------------------------------

LATIHAN ANTI-TANK

Para awak anti-tank ini berpose bersama dengan sebuah PaK 35/36 3,7cm dengan memakai seragam latihan putih (drillichanzug). Senjata di atas dipergunakan secara luas untuk keperluan pelatihan dan menjadi senjata anti-tank standar Wehrmacht. Beratnya hanya 432kg dan dilengkapi oleh perisai landai. Senjata ini mampu menembak secara akurat sampai sejauh 4km!


Sekolah panzerjäger (pemburu tank), dari pengenalan senjata sampai latihan perang di lapangan terbuka. Melihat dari perisainya, senjata anti-tank yang digunakan adalah PaK (Panzerabwehrkanone) 36 kaliber 37mm yang menjadi andalan anti-tank utama unit-unit infanterie Wehrmacht sampai dengan pertengahan tahun 1941 ketika perannya sedikit demi sedikit digantikan oleh PaK 38 kaliber 50mm


 Hauptmann Peter Kiesgen (22 November 1915 - 22 Maret 1946), yang merupakan seorang Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes) dan mantan anggota Hitlerjugend di masa mudanya, membantu melatih para rekrutan baru Wehrmacht dalam penggunaan Panzerfaust 60 secara baik dan benar di Frankfurt/Oder bulan November 1944. Sang Hauptmann mengenakan lima buah Panzervernichtungsabzeichen  (Tank Destruction Badge) di lengan kanannya, dimana setiap stripnya dianugerahkan atas penghancuran satu buah tank musuh menggunakan senjata genggam-tangan... Jadi setidaknya sudah lima buah tank yang menjadi korban keganasannya!


Seorang bocah anggota HJ (Hitlerjugend) berpose dengan sebuah Panzerfaust. Dari lencana di lengannya diketahui bahwa sang "Hitler-knabe" (bocah Hitler) ini berasal dari Ost Berlin yang bergabung dengan Volkssturm di akhir-akhir perang saat Jerman sudah diambang kekalahan. Panzerfaust sendiri dikenal sebagai salah satu senjata infanteri paling efektif dalam Perang Dunia II. Dia mudah digunakan dan beratnya juga ringan sehingga bisa dipakai oleh siapa saja, baik bocah kecil, orangtua atau wanita... cukup dengan pengenalan selama beberapa menit saja! Bazooka-nya Nazi Jerman ini sangat efektif dalam menghadapi kendaraan perang yang mempunyai lapisan baja tipis seperti ranpur atau tank ringan

 ---------------------------------------------------------------------------

LATIHAN KENDARAAN PERANG


Sebuah Panzer I baru saja tiba di barak pelatihan, dibawa oleh trailer khusus yang sudah dimodifikasi. Persenjataan utama tank ini telah dicopot untuk sementara. Meskipun begitu, para rekrutan muda yang antusias tetap dapat menggunakannya sebagai media latihan. Para awak yang mengendarainya mendapati bahwa kendaraan satu ini merupakan sarana berlatih yang luar biasa dan mempermudah mereka dalam mengendalikan tank-tank yang berukuran lebih besar dan lebih kompleks


Diantara aset kendaraan bermotor pertama dari Leibstandarte SS Adolf Hitler dan SS-Verfügungstruppe (cikal bakal Divisi Das Reich) adalah Aufklärungstruppe (pasukan pengintai/pengamat). Banyak dari kader pertama unit ini yang mendapat pelatihan mereka dari sekolah-sekolah Heer (Angkatan Darat). Dalam foto ini kita bisa melihat seorang Aufklärer SS yang sedang dilatih menggunakan ranpur ringan Sd.Kfz.222, salah satu kendaraan yang tersedia dalam jumlah besar pada saat itu. Kita bisa mengatakan bahwa ini adalah salah satu foto awal Aufklärer SS karena seragam hitam Panzertruppen Heer hasil modifikasi yang dikenakannya (yang digunakan sebelum Perang Dunia II saat Waffen-SS masih belum memperkenalkan seragam panzer hitamnya sendiri). Topinya juga adalah topi hitam Allgemeine-SS hasil modifikasi, yang digunakan sebelum diperkenalkannya side cap khusus untuk SS-Verfügungstruppen dan Leibstandarte pada tahun 1938



"Segerombolan" Panzerkampfwagen I dari 1. Panzer-Division melintasi sungai dalam sebuah latihan perang yang diadakan pada tahun 1937. Tank jenis ini pada awalnya diperuntukkan sebagai tank latihan demi memperkenalkan unit lapis baja (Panzertruppen) Jerman yang baru dibentuk akan model peperangan dengan menggunakan kendaraan lapis baja. Pada kenyataannya, dia digunakan dalam pertempuran mulai dari Perang Saudara Spanyol (1936-1939), penyerbuan ke Polandia (1939), penyerbuan ke Prancis dan Negara-Negara Bawah (1940), serta penyerbuan ke Rusia (1941). Panzer I ikut diekspor juga ke negara-negara lain (Spanyol, Bulgaria, Hungaria, Republik Nasionalis Cina), dan tercatat masih digunakan oleh Angkatan Bersenjata Spanyol setidaknya sampai dengan tahun 1954!





Panzerkampfwagen VI Tiger (8,8 cm L/56) Ausf.E (Sd.Kfz.181) turmnummer 332 dari schwere Panzer-Abteilung 503 dengan hati-hati berusaha mencari jalan untuk keluar dari lumpur saat menjalani latihan khusus di Znamenka, Tambovskaya oblast (Uni Soviet). S.Pz.Abt.503 adalah satu-satunya detasemen tank berat Jerman yang mempunyai dua Balkenkreuz di kedua sisinya, satu di kubah dan satunya lagi di turet dekat nomor identifikasi. Penomorannya sendiri menggunakan warna hitam dengan outline putih. Pada bulan Oktober 1943 detasemen tersebut berada di Znamenka untuk menjalani perbaikan sebagian kendaraan perangnya serta melaksanakan latihan tambahan. Foto-foto ini memperlihatkan latihan keselamatan yang digelar tanggal 4 Oktober 1943

--------------------------------------------------------

LATIHAN LENGKAP


Suasana pelatihan Kroatische SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division (Divisi Sukarelawan Gunung SS Kroasia) di wilayah Neuhammer, musim gugur 1943. Termasuk yang diberikan adalah latihan baris-berbaris, penguasaan senjata, strategi lapangan dan pertempuran jarak dekat. Setelah berganti-ganti nama beberapa kali, Kroatische SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division nantinya dinamakan sebagai 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) bulan Mei 1944, dan nama ini bertahan sampai bulan Mei 1945


 Suasana latihan para sukarelawan Ukraina anggota 14. Waffen-Grenadier-Division der SS (ukrainische Nr. 1) yang diadakan di Truppenübungsplatz Neuhammer (Silesia), musim semi 1944. Mereka memperagakan cara merebut sebuah jembatan secara utuh, simulasi serangan amfibi terhadap posisi pertahanan musuh di seberang sungai, dan cara bertempur di daerah berawa-rawa. Kendaraan yang digunakan adalah Schwimmwagen (VW Type 166) yang tercatat sebagai kendaraan amfibi yang paling banyak diproduksi dalam Perang Dunia II (15.000 buah)!

--------------------------------------------------------

TRUPPENBESUCH (INSPEKSI PASUKAN)

Dua orang jenderal Wehrmacht melakukan inspeksi ke lokasi pelatihan Turkistanische Legion (Legiun Turkistan), musim panas tahun 1943. Foto ini - yang diambil dari majalah SIGNAL edisi khusus "Ost" no.24 tahun 1943 - memperlihatkan saat mereka sedang ngadu huntu dengan awak mortir RM40 kaliber 50mm yang merupakan hasil rampasan dari Rusia. Jenderal di kiri adalah Generalmajor Hellmuth Nickelmann (Kommandeur Osttruppen z.b.V. 720), sementara jenderal di tengah adalah Generalleutnant Heinz Hellmich (Inspekteur der Osttruppen im Oberkommando des Heeres). Sebagian besar dari para sukarelawan bangsa Turkistan ini diambil dari mantan tawanan Tentara Merah yang bersedia untuk menjadi kolaborator Jerman. Legiun Turkistan pertama dibentuk pada bulan Mei 1942 dan hanya berkekuatan satu batalyon, tapi pada tahun 1943 jumlahnya membengkak menjadi 16 batalyon dengan berkekuatan 16.000 prajurit. Di bawah arahan khusus dari Wehrmacht, mereka semua ditempatkan di Front Barat, Yugoslavia dan Italia, sehingga mengisolasi mereka dari "persentuhan kembali" dengan pasukan Soviet. Sebagian besar dari mereka tergabung dalam 162. (Turk.) Infanterie-Division, yang anggota-anggotanya diisi oleh orang-orang Turkistan, Azerbaijan dan Georgia. Pada akhir perang mereka menyerah pada pasukan Inggris, tapi kemudian dikembalikan lagi ke Rusia setelah Stalin - yang menganggap mereka sebagai pengkhianat - melakukan tuntutan keras kepada Inggris dan Amerika Serikat. Nasib mereka setelahnya bisa diduga: dieksekusi atau menghabiskan waktu selama bertahun-tahun di gulag (kamp kerja paksa) di Siberia!


 SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Josef "Sepp" Dietrich (Kommandierender General I. SS-Panzerkorps) dalam acara kunjungan ke kontes menembak di Inssbruck yang diadakan oleh Hitlerjugend bulan Oktober 1943. Di lehernya tergantung medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwertern #26 yang dia dapatkan tanggal 14 Maret 1943 sebagai komandan SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler"


 Foto yang diambil di akhir bulan April 1944 ini memperlihatkan para perwira tinggi Wehrmacht dan SS yang memperhatikan dengan serius acara demonstrasi dukungan udara dalam jarak dekat oleh pesawat-pesawat Henschel Hs 129 dan Junkers Ju 87 Luftwaffe terhadap pasukan panzer dan Panzergrenadier Heer yang berada di darat. Baris depan, dari kiri ke kanan: Generalleutnant Dipl.Ing. Gerhard Conrad (Kommandeur Luftflottentruppen der Luftflotte 4), General der Panzertruppe Erhard Raus (Oberbefehlshaber 4. Panzerarmee), SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Paul Hausser (Kommandierender General II. SS-Panzerkorps), dan Oberst Werner Friebe (mit der Führung beauftragt 8. Panzer-Division)


 Normandia/Prancis, musim semi 1944: seorang SS-Obersturmführer (kanan) memberikan keterangan kepada SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Fritz Witt (tengah, Kommandeur 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend") mengenai latihan perang dari Divisi Hitlerjugend yang sedang berlangsung. Di sebelah kiri adalah SS-Sturmbannführer Hubert Meyer (Ia Erster Generalstabsoffizier 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend")



 Suasana latihan para prajurit dari 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend" di Évreux/Normandia, musim semi 1944. SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Fritz Witt (Kommandeur 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend") berkali-kali melakukan kunjungan tak terduga untuk melihat langsung bagaimana perkembangan pelatihan yang telah dijalani anakbuahnya. Dia ingin memastikan bahwa ketika saat beraksi telah tiba, mereka benar-benar siap untuk membuktikan kemampuannya di medan tempur

--------------------------------------------------------

ISTIRAHAT DI SELA LATIHAN

 Para calon anggota Kriegsmarine beristirahat di sela-sela pelatihan mereka. Sebagian besar dari latihan dasar yang diberikan pada “kadet-kadet lautan” ini dilakukan di darat, sehingga mereka diwajibkan untuk mengenakan seragam lapangan Kriegsmarine berwarna abu-abu, yang sekilas hampir tak dapat dibedakan dengan seragam Heer standar (perbedaan paling kentara adalah di bagian kerah)

--------------------------------------------------------

WASIT MILITER

 Dari kiri ke kanan: Generaloberst Werner von Blomberg (Reichsverteidigungsminister und Befehlshaber der Wehrmacht), Adolf Hitler (Reichskanzler), dan Generalmajor Walther von Reichenau (Chef Wehrmachtsamt di Reichswehrministerium). Foto ini diambil pada tahun 1934 saat Hitler melakukan kunjungan ke acara latihan perang yang digelar oleh Reichswehr di Wünsdorf, Brandenburg. Dua perwira di belakang Hitler terlihat mengenakan Militärisches Scheidrichter weisses Kappen Band (pita putih wasit militer). Pita ini biasanya dikenakan oleh personil Angkatan Darat yang ditunjuk sebagai wasit atau staff wasit dalam acara latihan militer atau perang-perangan. Wasit militer juga mengenakan pita putih di lengan kiri untuk membedakannya dengan peserta latihan perang. Dalam foto ini terlihat Jenderal Reichenau mengenakan Deutsches Reichssportabzeichen di seragamnya, sebuah medali olahraga yang jarang terlihat dikenakan oleh personil militer, yang didapatkan oleh Reichenau pada tahun 1913 sewaktu masih menjadi perwira Kaiserliche Armee


 Dari kiri ke kanan: perwira Heer tak dikenal, General der Artillerie Friedrich Dollmann (Kommandierender General IX. Armeekorps), Oberst Bodewin Keitel (Chef des Generalstabes IX. Armeekorps), Generaloberst Werner Freiherr von Fritsch (Oberbefehlshaber des Heeres), Oberstleutnant Walther Düvert (Ia Erster Generalstabsoffizier IX. Armeekorps), dan Generalmajor Viktor von Schwedler (Chef Heerespersonalamt). Foto ini kemungkinan besar diambil pada saat berlangsungnya latihan perang yang diselenggarakan oleh IX. Armeekorps pada tahun 1936





Sumber :

Buku "German Army Uniforms and Insignia 1933-1945" karya Brian L. Davis
Buku "Panzer Divisions At War 1939-1945" karya Ian Baxter

Buku "Scouts Out: A History of German Armored Reconnaissance Units in World War II" karya Robert Edwards, Michael H. Pruett dan Michael Olive
Buku "Wolfpacks At War: The U-Boat Experience In WWII" karya Jak Mallmann Showell
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi pribadi Bill C. (12thPanzer)

www.5sswiking.tumblr.com
www.arkivverket.no

www.facebook.com
www.flickr.com
www.forum.panzer-archiv.de
www.ushmm.org
www.wehrmacht-awards.com

www.ww2images.blogspot.com
www.zonecenter.ru

No comments:

Post a Comment