Monday, May 2, 2011

Foto Sanitäter (Petugas Medis)

HEER

Kumpulan Sanitäter Jerman dalam Perang Dunia II. Uniknya, tampaknya mereka-mereka ini difoto di atas sebuah tebing! BTW, petugas medis yang "asli" biasanya tidak mendatangi pasien, melainkan pasien yang mendatangi mereka. Bingung? Saya kasih gambarannya dah: setiap kompi mempunyai seorang "Sanitätsunteroffizier" (bintara medis yang sudah terlatih), dan seorang "Krankenträger" (petugas medis yang mempunyai kemampuan memberikan pertolongan pertama) per peleton (Zug). Dalam sebuah pertempuran kecil atau ringan dengan seorang prajurit yang terluka, maka mereka akan ada disana untuk merawat si korban langsung. Tapi bila pertempuran kelihatannya akan bertambah berat dengan lebih banyak lagi orang yang terluka, maka si bintara akan meninggalkan kompinya untuk mendirikan sebuah "Truppenverbandplatz" (tempat perawatan sederhana di garis belakang) bersama dengan bintara medis serta Krankenträger dari kompi lain. Setiap kompi harus menentukan seorang "Hilfskrankenträger" (diambil dari unit biasa dan mempunyai pelatihan dasar) yang, bila terjadi pertempuran, maka bertanggungjawab untuk menyelamatkan rekannya yang terluka dari garis depan dan lalu membawanya ke apa yang dinamakan sebagai "Verwundetennest" (sarang luka) atau "Krankensammelstelle" dimana kemudian di korban akan dikirimkan lagi ke seksi-seksi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan perawatan lukanya. Apabila lukanya dianggap cukup serius, maka barulah dia dibawa ke Truppenverbandplatz untuk mendapat pertolongan medis dari dokter yang sebenarnya atau dokter bedah. Para korban ini dibawa bisa dengan berjalan kaki, memakai usungan, kendaraan yang lagi nganggur atau yang lainnya


Antri inspeksi medis para prajurit Wehrmacht. Foto di atas sendiri diambil di Minsk bulan Juli 1941 saat terjadinya pertempuran Białystok–Minsk (22 Juni s/d 3 Juli 1941) dan memperlihatkan para anggota unit suplai Heer yang menjadi "sukarelawan" unit tempur di front depan. Mereka sedang mendapat penyuntikan di bagian dada oleh petugas medis resimen (perhatikan schulterklappen-nya yang menunjukkan bahwa dia adalah seorang perwira!). Praktek penyuntikan di bagian dada sendiri merupakan kekhususan bagi Wehrmacht dan tidak dipraktekkan oleh pihak berperang lain dalam Perang Dunia II! Mungkin buat mengobati Tetanus?


 Foto lain yang memperlihatkan praktek penyuntikan yang sama, kali ini diambil di Voronezh bulan Juli 1942. Gama Bagus Kuntoadi dan Felix Christanto (dua ahli medis di IDR) menjelaskan bahwa ini teknik injeksi yang sudah tidak dipakai lagi di jaman sekarang, suatu teknik penyuntikan beresiko tinggi yang dilakukan dekat dengan jantung, dimana salah sedikit darah bisa menyembur tiada henti! Kalau dikira-kira dari posisi jarumnya, cuma 30 derajat dari kulit. IM bukan, apalagi IV, ID, atau IS, kemungkinan besar itu bukan obat melainkan vitamin C, nutrisi tambahan, dan semacamnya. IM itu Intra Muscular berarti lokasi suntik itu didaerah otot manusia, contoh di pantat dan lengan atas. IV itu Intra Vena, jadi lokasi suntik ke pembuluh vena kita. ID itu Intra Dermal jadi lokasi suntik dibawah kulit kita, IS itu Intra subcutan, kurang lebih sama dengan ID


Para perwira medis Wehrmacht dalam acara "Wehrmedizinische Rundschau" di Wina yang diselenggarakan tahun 1944. Baris depan dari kiri ke kanan: Generalstabsarzt Dr.med. Arthur Zimmer, Generalarzt der Reserve z.V. Hofrat Prof.Dr.med. Hans von Haberer-Kremshohenstein, dan Generalarzt der Reserve z.V. Prof.Dr.med. Ferdinand Sauerbruch. Di baris kedua duduk Oberfeldarzt Prof. Lorenz Böhler. Von Haberer-Kremshohenstein adalah peraih Order of the Crown of King Zvonimir 1st class yang diraihnya saat dia menjadi tamu kehormatan di Universitas Agram (Zagreb). Sementara itu, Sauerbruch mengenakan Ritterkreuz des Kriegsverdienstkreuz mit Schwertern di lehernya yang dia dapatkan tanggal 6 Oktober 1943


Foto-foto yang diambil dari album Sanitäter 16 kepunyaan Larrister dan menunjukkan saat masa tugas mereka di front Italia. Unit ini juga kemudian bertugas di Prancis, Rusia, dan Jerman di sekitar satu bulan sebelum berakhirnya Perang Dunia II. Di foto paling atas kita bisa melihat mobil Steyr 1500 Sanitätswagen



Hauptmann Eberhard "Bobby" Deichmann (Chef 1.Kompanie / schwere Panzer-Abteilung 501) di atas Tiger "142" (Fgst.Nr. 250015) bergerak di atas jalan berbatu dengan diikuti oleh seorang Sanitätsoffizier (petugas medis) sambil melewati sebuah Panzerkampfwagen IIII Ausf.N dengan nomor taktis 03 dari leichte Kompanie, sementara di sebelah kanan terparkir sebuah mittlerer Schützenpanzer Sd.Kfz.251. Tempatnya adalah di Tunisia di dekat perbatasan dengan Aljazair sekitar akhir bulan Januari 1943. Foto oleh Kriegsberichter Dullin dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"

  

Leutnant Léon Degrelle bersama dengan kameradnya yang merupakan seorang sanitäter (petugas medis militer) setelah terluka di Front Timur tahun 1942/1943. Selama pergulatan militernya di Front Timur, sang politisi Wallonie tercatat terluka sebanyak empat kali, dengan yang paling serius didapatkannya di Kantong Cherkassy bulan Januari 1944



 Generalstabsarzt Prof.Dr.-med. Otto Renoldi (9 Oktober 1886 - 1 April 1967) adalah anak dari pasangan Dr.med. Wilhelm Renoldi dan Elisabeth Piekenbrock yang kemudian meniti karir sebagai perwira medis di militer Jerman. Dia memulai karirnyza dari sejak tanggal 1 Oktober 1908 dan ikut berpartisipasi dalam Perang Dunia I sebagai Unterarzt. Pada tanggal 1 Oktober 1936 dia dipromosikan menjadi Oberstarzt sekaligus Divisionsarzt di 36. Infanterie-Division. Dalam Perang Dunia II Renoldi sudah menjabat sebagai Korpsarzt XXII. Armeekorps (27 Januari 1939 - 16 November 1940), dilanjutkan dengan Panzergruppenarzt Panzergruppe 1 (16 November 1940 - 15 Februari 1941), Armeearzt 1. Panzerarmee (6 Maret 1942 - 10 Februari 1942), dan Armeearzt 6. Armee (20 September 1942 - 24 Januari 1943). Dia dipromosikan menjadi Generalarzt (setingkat Generalmajor) pada tanggal 1 November 1940 dan Generalstabsarzt (setingkat Generalleutnant) tanggal 1 November 1942. Renoldi menyerahkan diri pada pasukan Rusia di dekat lapangan udara Stalingradski pada tanggal 24 januari 1943 (tampaknya dia tersesat saat berusaha melarikan diri dari gerak maju Tentara Merah), dan tercatat sebagai jenderal Jerman pertama yang menyerah di Stalingrad! Medali dan penghargaan yang diraihnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse; 1939 Eisernes Kreuz I.Klasse; serta Kriegsverdienstkreuz II.Klasse und I.Klasse mit Schwertern. Dalam kehidupan pribadinya, Renoldi menikah dengan Franziska Margarete Steber pada tanggal 10 Agustus 1939 saat usianya sudah menginjak 42 tahun! Pasangan ini tidak dikaruniai keturunan

---------------------------------------------------------------------

LUFTWAFFE
Sanitäter Luftwaffe. Perlu diketahui bahwa banyak anggota medis Wehrmacht merupakan mantan pendeta atau biarawan. Sesuai dengan perjanjian antara Hitler dengan Paus, maka Jerman tidak akan merampas benda-benda berharga milik gereja atau biara dengan syarat bahwa para agamawan diperbolehkan untuk bergabung dalam perang sebagai petugas medis!


Stabsarzt Dr. Johannes Haß berpose di Eleusis (Yunani) sambil mengenakan tropenhelm dan tropen-anzug baru. Dia merupakan perwira medis dari Fallschirmjäger-Brigade Ramcke yang juga ikut mempertontonkan keberanian dalam pertempuran, yang terbukti dari medali Eisernes Kreuz I klasse di seragamnya. Pangkat Stabsarzt sebanding dengan pangkat Hauptmann (Kapten) dalam hierarki militer standar

---------------------------------------------------------------------

SS UND POLIZEI

 SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Artur Phleps (Kommandeur 7. SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division "Prinz Eugen") bersama dengan Dr. Hans Lardschneider di tempat yang tampaknya merupakan sebuah feldlazarett (rumah sakit lapangan). Info mengenai identitas sang dokter terdapat dalam buku "Vorwärts Prinz Eugen" karya Otto Kumm, sementara dalam buku "The Mountain Troops of the Waffen-SS 1941-1945" karya Roland Kaltenegger, si dokter dikatakan sebagai Dr. Kirchner


 SS-Hauptsturmführer Dr. Friedrich Zistler bertugas sebagai Truppenarzt SS-Panzer-Pionier-Bataillon 12 / 12.SS-Panzer-Division "Hitlerjugend" dalam pertempuran di Normandia, musim panas 1944. Perwira medis kelahiran 18 April 1916 ini mengenang saat dia berusaha mati-matian menyelamatkan Komandan 1.Kompanie / SS-Panzer-Pionier-Bataillon 12, Ritterkreuzträger Oberleutnant Otto Toll (dia merupakan perwira Heer yang diperbantukan pada Divisi SS Hitlerjugend), dari luka-lukanya: "Aku menerima laporan tentang pertempuran yang dijalani oleh kompi pertama yang dipimpin oleh teman baikku Otto Toll. Hari-hari itu seakan baru kemarin bagiku. Aku masih dapat melihat Otto terbaring di hadapanku, sayangnya sudah dalam keadaan tak bernyawa. Sebelumnya dia telah mencoba membuat pembebat darurat dengan menggunakan pita Ritterkreuz-nya dan senter untuk menghentikan pendarahan hebat di pembuluh arterinya. Otto sendiri tewas oleh peluru yang menembus dada serta rongga perutnya."


Sumber :

Buku "Baby Division" karya Michael Peterson
Buku "Fallschirmjäger Brigade Ramcke in North Africa" karya Edgar Alcidi
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.schurik2.livejournal.com
www.wehrmacht-awards.com
www.zonecenter.ru

No comments:

Post a Comment