Monday, May 2, 2011

Fregattenkapitän Albrecht Brandi (1914-1966), Kapten U-Boat Yang Paling Banyak Menenggelamkan Kapal Perang!

Albrecht Brandi menerima medali Eichenlaub langsung dari tangan Adolf Hitler di Wolffschanze tanggal 11 April 1943


Albrecht Brandi di lautan. Brandi bukanlah seorang yang "doyan" memberikan tandatangannya, apalagi secara lengkap. Ini adalah salah satu contoh tandatangannya yang super langka, yang tertera di sebuah foto yang belakangnya bertulisan: "stammt von einem offizier, der selbst mit Brandi auf dessen U Boot war" (Berasal dari seorang perwira, yang pernah bersama Brandi di U-boat)


Albrecht Brandi dengan medali Eichenlaub yang didapatnya tanggal 11 April 1943 setelah menenggelamkan sebuah kapal penjelajah ringan


Albrecht Brandi dengan medali Brillanten yang didapatnya tanggal 24 November 1944. Di foto ini kita bisa pula melihat medali Minesweeper Badge (di bawah Iron Cross) yang diperoleh Brandi kala masih menjadi kapten kapal penyapu ranjau sebelum bergabung dengan satuan U-boat


Oleh : Alif Rafik Khan

Albrecht Brandi dilahirkan tanggal 20 Juni 1914. Dia memulai karirnya di Kriegsmarine sebagai Seeoffiziersanwärter tanggal 1 April 1935. Anggota terkenal lainnya dari kru angkatan 35 adalah Fregattenkapitän Reinhard Suhren, Korvettenkapitän Georg Lassen dan Kapitänleutnant Engelbert Endrass.

Brandi menghabiskan waktu selama enam bulan di atas kapal penjelajah Karlsruhe untuk latihan dasar angkatan laut sebelum menyelesaikan kursus instruksi standar di Marine-schule Flensburg-Mürvik dari bulan Juni 1936 sampai dengan Maret 1937.

Setelah menjalani beberapa pelatihan lanjutan lainnya, dia diangkat sebagai perwira pengawas (WO) di beberapa kapal penyapu ranjau. Brandi berada di atas kapal M-1 sebagai bagian dari 1.Minensuchflotille ketika dia ikut ambil bagian dalam penyerangan terhadap Westerplatte Polandia bulan September 1939 sebagai pelindung kapal perang utama Jerman, Schleswig Holstein. Dia menghabiskan tahun-tahun pertama peperangan untuk membersihkan ranjau-ranjau yang banyak bertebaran di Laut Utara.

Pada saat itu Brandi melakukan usaha pertamanya untuk mendapat pemindahan ke satuan U-boat, tapi aplikasinya kemudian ditolak. Pada bulan Mei 1940 dia menjadi komandan kapal penyapu ranjau M-1. Bulan April 1941 dia mulai menjalani pelatihan kapal selam di Neustadt/Holstein. Ini adalah usaha keduanya demi bisa bertugas sebagai anakbuahnya Karl Dönitz (panglima U-boat). Brandi berhasil menyelesaikan pelatihan yang diperlukan dan lalu menunggu perintah selanjutnya dengan harap-harap cemas. Akhirnya datanglah berita gembira itu. Dia diperintahkan untuk menuju ke pangkalan St. Nazaire, dimana dia kemudian menjalani patroli perang pertamanya bersama dengan U-boat.

Pada akhir tahun 1941, Brandi melakukan patroli kapal selam pertama sebagai komandan-dalam-latihan (“Kommandantenschüler”, juga kadang disingkat orang Jerman dengan nama “Konfirmand”) di atas U-552, salah satu U-boat paling terkenal dalam sejarah yang diberi julukan “Kapal Setan Merah”, dengan komandannya yang ngetop sampai ke Rangkasbitung, Kapitänleutnant Erich Topp (namanya aja udah “top”!). Dia menjalani 3 patroli bersama kapal tersebut.

Wilayah operasi pertama adalah Azores, tapi di tengah laut mereka menerima perintah baru untuk berangkat menuju pantai Kanada. Dengan tanpa persiapan sama sekali sebelumnya (seperti perlengkapan musim dingin atau peta khusus), mereka akhirnya tiba di lepas pantai Cape Race, dimana Topp berhasil menenggelamkan dua buah kapal seberat 7.000 ton.

Banyak masalah yang timbul dalam patroli kali ini, seperti badai ganas dan macetnya mesin juga torpedo. Tapi dengan adanya salah satu komandan kapal selam terbaik dalam diri Topp di kapal itu, semuanya dapat diatasi dan tentunya menjadi pelajaran tambahan bagi Brandi yang masih belajar.

Tanggal 9 April 1942, Brandi akhirnya mendapat penempatan kapal selamnya sendiri, yaitu U-617 yang merupakan U-boat tipe VIIC. Yang menarik adalah, hanya lima anggota kru (di luar Brandi) yang mempunyai pengalaman patroli sebelumnya! Dari bulan April sampai dengan Agustus 1942 Brandi menyelesaikan pelatihan standar dengan kapal barunya di 5. U-Flotilla. Sebagai informasi tambahan, 5. U-Flotilla berpangkalan di Kiel dan merupakan flotilla yang khusus diperuntukkan sebagai tempat latihan.

Dalam patroli pertamanya bersama dengan U-617, mereka meninggalkan Kiel dan sampai sebulan kemudian di pangkalan St. Nazaire. Dalam patroli ini Brandi sukses menenggelamkan empat kapal!

Pada bulan November 1942 Brandi meninggalkan St. Nazaire dengan U-617 untuk melakukan patroli kedua. Dalam patroli ini dia mengklaim telah merusak satu kapal perusak musuh dan satu lagi ditenggelamkan, tapi tidak ada konfirmasi atas hal ini, sehingga klaimnya dianggap gugur. Jerman memang terkenal paling teliti dalam masalah beginian. Jangan coba-coba klaim (asuransi kaleeee!) kalau tidak ada saksi selain dari si U-boat itu sendiri!

Ketika sedang berada di lautan tanggal 4 November 1942, Brandi menerima perintah untuk bertugas di wilayah operasional yang baru, yaitu Mediterania. Kalau anda pernah menonton film fenomenal “Das Boot”, tentunya tahu bahwa untuk masuk ke wilayah ini dari Atlantik, maka kita harus menyeberangi selat sempit bernama Gibraltar yang merupakan milik Inggris dan dijaga dengan amit-amit ketatnya. Nah, Brandi juga mau tidak mau harus melakukannya. Dia memutuskan untuk menyeberangi selat tersebut pada malam hari dengan mesin dimatikan dan membiarkan arus air yang membawanya (yang di permukaan bergerak dar Atlantik ke Mediterania). Ketika sedang melintasi selat dengan hati-hati, tiba-tiba dia dan U-617 mendapat serangan udara dari pesawat Short Sunderland Inggris yang melontarkan dua buah bom, tapi untungnya kemudian meleset. Brandi pun berhasil melintas! Tanggal 19 November Brandi melakukan serangan ke sebuah konvoy kapal Inggris, tapi hasilnya tidak pasti. Yang jelas, setelah serangan itu U-617 menghabiskan waktu empat jam untuk “menerima balasannya”, dengan mendapat serangan dari tidak kurang 80 buah bom-kedalaman (depth charges)!

Dari bulan November 1942 sampai dengan September 1943, U-617 terdaftar sebagai anggota 29. U-Flotilla (berpangkalan di La Spezia/Toulon dan dikomandani oleh Korvettenkapitän Fritz Frauenheim). Selama tahun 1943 Brandi melakukan beberapa patroli lanjutan di perairan Mediterania. Dahsyatnya, sementara kapten U-boat lain lebih mengutamakan mengincar kapal dagang atau kapal sipil yang berpenjagaan relatif rendah, tokoh kita satu ini mengkhususkan diri untuk melawan kapal perusak, penjelajah, kapal induk dan kapal-kapal perang lainnya yang selalu “mengganggu” jalur suplai yang sangat vital bagi pasukan Poros di Afrika Utara! Ini tentu saja luar biasa beresiko, karena kapal-kapal yang disebutkan tadi jelas-jelas bersenjata lengkap dan sudah pasti mempunyai peralatan anti kapal selam yang mumpuni. Belum lagi laut Mediterania sendiri yang mendatangkan tantangan berikutnya. Kedalaman air yang rendah di beberapa tempat (sehingga membuat U-boat tak dapat menyelam) ditambah dengan patroli udara Sekutu yang melingkupi seluruh selatan kawasan ini membuat para kapten U-boat Jerman harus memutar otak dua kali lebih keras hanya sekedar untuk bisa selamat. Hal ini ditambah dengan fakta bahwa sebagian besar korban Brandi adalah kapal-kapal perang bersenjata lengkap dan mendapat pengawalan ketat, membuat pencapaian Brandi luar biasa mengagumkan!

Setelah meninggalkan pangkalannya untuk melakukan patroli keempat bersama dengan U-617, Brandi bentrok dengan sebuah kapal selam musuh. Kedua komandan kapal selam sama-sama berusaha untuk saling mendekat demi mencapai posisi tembak yang bagus, tapi setelah tiga jam berlalu Brandi menyelam lebih dalam dan melanjutkan patrolinya.

Dalam patroli kelimanya dengan U-617, tanggal 1 Februari 1943 Brandi berhasil menenggelamkan kapal penanam ranjau HMS Welshman beberapa mil lepas pantai Malta. Hasil ini merupakan kesuksesan yang luar biasa buat seorang Brandi. Kapten Roskill menulis dalam bukunya “Royal Navy” bahwa HMS Welshman selama ini telah menyumbangkan kontribusi yang sangat penting buat Inggris dan Sekutu untuk menyelamatkan Malta. Atas kemenangan ini Brandi dianugerahi Ritterkreuz.

Tanggal 11 April 1943, dalam patroli keenamnya, Brandi dianugerahi medali Eichenlaub untuk Ritterkreuz-nya setelah menenggelamkan sebuah kapal penjelajah ringan 40 mil dari Gibraltar. Setelah itu, dia mengumumkan bahwa kapalnya telah menenggelamkan sebuah kapal penjelajah (HMS Uganda?) lain dan satu kapal tambahan dengan bobot 23.500 ton, tapi sekali lagi tidak ada konfirmasi atas klaim ini.

Ini merupakan suatu masalah umum bagi U-boat Jerman yang kelayapan di Mediterania (dan khususnya untuk Brandi!). Rohwer memperlihatkan begitu banyak klaim dari tokoh kita ini yang tidak dapat dikonfirmasi. Penyebabnya? Terutama karena wilayah Mediterania sendiri yang begitu rawan sehingga jarang kapten U-boat yang mampu mengidentifikasi korbannya secara akurat. Mereka harus buru-buru menyelam kembali setelah menembakkan torpedo demi mematuhi instruksi langsung dari Dönitz yang tidak ingin kehilangan anakbuahnya lebih banyak lagi disana.

Pada bulan Agustus 1943, Brandi berangkat dari Toulon untuk melakukan patroli kedelapan sekaligus terakhirnya bersama U-617. Tanggal 6 September 1943 dia menenggelamkan perusak HMS Puckeridge 40 mil nautikal di timur Gibraltar. Pada hari-hari pertama patrolinya U-617 sudah berpapasan dengan dua kapal induk Inggris HMS Illustrious dan HMS Formidable, tapi tak tercipta kesempatan untuk menembakkan torpedo lebih lanjut.

Selama malam tanggal 11 September 1943, U-617 mendapat serangan dari sebuah pesawat terbang saat berada di dekat pantai Maroko. Memang akhirnya pesawat tersebut berhasil ditembak jatuh oleh senjata anti pesawat yang terpasang di U-boat, tapi dia telah merusak kapal kebanggaan Brandi begitu parahnya dengan tiga bom sehingga terpaksa sang kapten harus menerima kenyataan bahwa kapalnya tak lagi bisa digunakan. Para kru meledakkan kapal mereka dan kemudian mencapai pantai, dimana mereka pada akhirnya ditahan oleh pasukan Spanyol.

Brandi ditawan di kamp khusus perwira di dekat Cadiz (Spanyol). Dari sana dia berhasil meloloskan diri untuk kembali ke Jerman. Dia kemudian melaporkan petualangannya kepada Großadmiral Dönitz, yang kini sudah naik pangkat menjadi panglima Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine), di Berlin.

Pada bulan Januari 1944 Brandi kembali ke Toulon dan mengambil alih komando U-380, kapal selam tipe VIIC. Brandi menyelesaikan satu patroli bersama U-380, tapi kemudian kapal tersebut hancur oleh pemboman pesawat-pesawat dari 9th USAAF saat sedang berlabuh di Toulon tanggal 13 Maret 1944.

Pada bulan April 1944 Brandi menjadi komandan U-967, juga kapal selam tipe VIIC. Setelah (atau selama?) patrolinya di lautan, tanggal 9 Mei 1944 Brandi dianugerahi medali Schwerter sebagai tambahan untuk Ritterkreuz dan Eichenlaub-nya.

Selama patroli selanjutnya bersama dengan U-967, di bulan Juni 1944 Brandi menderita sakit parah dan terpaksa harus balik kembali ke pangkalannya. Disana dia menyerahkan kapal selamnya kepada Oberleutnant Eberbach, tapi kemudian kapal tersebut bernasib malang karena tenggelam tanggal 8 Agustus 1944 di Toulon.

Satu bulan kemudian Korvettenkapitän Brandi menjadi kepala satuan U-boat yang beroperasi di lautan Baltik Timur. Selama periode kepemimpinannya banyak kapal musuh yang ditenggelamkan di perairan Baltik. Tanggal 24 November 1944 dia menerima medali superb bergengsi Brillanten untuk melengkapi Ritterkreuz, Eichenlaub dan Schwerter-nya (dianugerahkan atas prestasinya selama menjadi kapten U-boat). Dia adalah salah satu dari hanya 2 orang anggota Kriegsmarine yang menerima medali ini (satunya lagi adalah Wolfgang Lüth, juga dari satuan U-boat), sementara hanya 27 orang di seluruh Wehrmacht yang menerimanya!

Pada bulan Januari 1945 Fregattenkapitän Brandi menjadi kepala Marinekleinkampfverbände. Unit ini terdiri dari dari kapal-kapal selam berukuran kecil semacam Biber dan Seehund.

Setelah menyerahnya Jerman di bulan Mei 1945, Brandi menjadi tawanan Sekutu. Dia dilepaskan dari penjara Kanada bulan September 1945. Untuk sementara waktu, Brandi bekerja sebagai tukang kayu sebelum kemudian belajar arsitektur. Ternyata profesi ini membawa keberuntungan, karena kemudian Brandi menjadi salah satu arsitek yang paling terpandang di kota kelahirannya Dortmund, juga di beberapa negara lain seperti Arab Saudi! Selama tiga tahun dia menjadi chairman dari Bund Deutscher Architekten di Dortmund. Pada tahun 1964, sebagai anggota dari Rotary Club, dia menjadi gubernur distrik Westfalen.

Pada tanggal 6 Januari 1966 Albrecht Brandi meninggal karena sakit di Dortmund. Para perwira Bundesmarine (Angkatan Laut Jerman Barat pasca perang) menjadi penjaga kehormatan di pemakamannya, begitu juga dengan beberapa mantan awak U-617 yang turut hadir mengikuti upacara pelepasan terakhir kapten kapal mereka yang disegani. Kata-kata terakhir diucapkan oleh mantan rekannya selama menjadi kadet yaitu Fregattenkapitän Reinhard Suhren (Kru 35). Dia menggambarkan Brandi sebagai:

“Ritter ohne Furcht und Tadel” (Ksatria yang tak kenal rasa takut dan tak pernah gagal).

Selama karir perangnya Brandi terkenal sebagai kapten kapal yang luar biasa berani dan agresif. Dia berhasil menenggelamkan 14 kapal, termasuk satu penjelajah ringan, satu penanam ranjau dan tiga perusak. Dia juga merusak kapal perang HMS Rodney dan dua kapal induk HMS Illustrious dan HMS Formidable. Dengan semua kemenangan ini, Brandi menjadi komandan U-boat yang menghancurkan kapal perang paling banyak! Meskipun begitu, dia bukanlah pemegang rekor yang menenggelamkan paling banyak kapal, karena catatan tersebut jatuh ke tangan koleganya Otto Kretschmer yang telah menenggelamkan 47 buah kapal. Brandi sendiri berada di ranking ke-24 untuk daftar komandan U-boat Jerman yang paling banyak menenggelamkan kapal.

Sebagai catatan terakhir, saya ingin mengetengahkan kisah pasca perang, dimana Brandi mendapat undangan untuk menjadi anggota organisasi para peraih Ritterkreuz. Brandi menolak, dan inilah alasan yang keluar dari mulut dia sendiri: "Aku akan bergabung hanya bila anak buahku juga ikut bergabung, karena tanpa mereka aku tidak akan menjadi seperti yang sekarang ini."

What a great man!


Karir dan promosi :
5 April 1935: Offiziersanwärter
25 September 1935: Seekadett
1 Juli 1936: Fähnrich zur See
1 Januari 1938: Oberfähnrich zur See
1 April 1938: Leutnant zur See
1 Oktober 1939: Oberleutnant zur See
1 Oktober 1942: Kapitänleutnant
8 Juni 1944: Korvettenkapitän
18 Desember 1944: Fregattenkapitän

Komando U-boat:
U-617: 9 April 1942 s/d 12 September 1943 - 7 patroli (187 hari)
U-380: Desember 1943 s/d 11 Maret 1944 - 1 patroli (33 hari)
U-967: April 1944 s/d 1 Juli 1944 - 1 patroli (37 hari)

Prestasi :
8 kapal ditenggelamkan dengan total 25.879 GRT
1 kapal perang pembantu ditenggelamkan dengan total 810 GRT
3 kapal perang ditenggelamkan dengan total 5.000 tons

Medali dan penghargaan :
* April 1940: Minesweeper War Badge
* April 1940: Iron Cross 2nd Class
* April 1940: Iron Cross 1st Class
* 8 Oktober 1942: U-boat War Badge 1939
* 21 Januari 1943: Knight's Cross
* 11 April 1943: Knight's Cross with Oak Leaves
* 29 Mei 1943: Italienische Tapferkeitsmedaille in Silber im Felde "Medaglia di Argento al Valore Militare sul campo"
* 19 Mei 1944: Knight's Cross with Oak Leaves and Crossed Swords
* Juli 1944: U-boat War Badge with Diamonds
* 24 November 1944: Knights Cross with Oak Leaves, Crossed Swords and Diamonds
* Disebutkan dua kali dalam Wehrmachtbericht


Sumber :
Foto koleksi pribadi Josef Bremm
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.uboat.net
www.wehrmacht-awards.com


No comments:

Post a Comment