ROKOK
Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) memperhatikan dengan serius saat Dr. Joseph Goebbels (Reichsminister für Volksaufklärung und Propaganda) menerangkan sesuatu kepadanya. Satu orang lagi yang mejeng dalam foto ini adalah SA-Gruppenführer Hans Kerrl (Reichsminister für die kirchlichen Angelegenheiten). Uniknya, dalam foto ini terlihat Goebbels santai saja merokok di depan Hitler, padahal sang diktator Jerman tersebut terkenal sangat membenci para perokok dan tidak memperbolehkan orang lain untuk merokok di dekatnya!
Seorang Leutnant dengan seragam tropis dengan santai menyelipkan rokok di bibirnya saat difoto. Dia mengenakan tropenkoppel (ikat pinggang tropis) versi perwira tapi kragenspiegel (collar tab) dan tropenmütze (topi tropis) yang dia pakai adalah versi bintara. Penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa dia baru saja dipromosikan dari Oberfeldwebel (setingkat bintara) menjadi Leutnant (setingkat perwira)
Tiga
orang prajurit dari SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf
Hitler" menghentikan kendaraan mereka saat melihat sebuah piano yang
ditinggalkan oleh penghuninya di pinggir jalan. Salah seorang
diantaranya - yang ternyata mempunyai keahlian bermain piano - kemudian
melakukan konser dadakan di hadapan teman-temannya. Mereka memakai, dari
kiri ke kanan: jaket parka musim dingin, baju pelapis kamuflase, dan
seragam hitam panzer. Perhatikan bendera swastika yang dipasang di kap
depan Kübelwagen yang dimaksudkan sebagai pengenal bagi pesawat udara
Luftwaffe. Foto ini diambil di Kharkov (Ukraina) pada bulan Maret 1943
tak lama setelah pasukan Jerman berhasil merebut kota tersebut dari
tangan Tentara Merah
Prajurit Fallschirmjäger dari unit senapan mesin di sela-sela istirahat merokok. Dikatakan bahwa foto ini diambil di medan perang Tunisia tahun 1943, sementara yang lainnya mengatakan di Italia. Kotak besi yang tersampir di punggung prajurit di tengah adalah patronenkasten (kotak peluru senapan mesin). Pehatikan bahwa beberapa dari mereka mencat kamuflase tropis perlengkapan pribadi yang terbuat dari kulit seperti kartentasche (tas peta) dan patronentasche (kantong amunisi)!
Seorang perwira Heer memberikan rokok pada anakbuahnya yang kelelahan setelah pertempuran sengit di Pokhorovka bulan Juli 1943. Foto oleh Kriegsberichter Koch dari PK (Propaganda-Kompanie) 694. Pertempuran Pokhorovka berkecamuk sekitar 87km sebelah tenggara Kursk, Rusia, sebagai bagian dari Unternehmen Zitadelle. 5th Guards Tank Army Soviet menyerang posisi pertahanan II. SS-Panzerkorps Jerman dalam salah satu pertempuran antar-tank terbesar dalam sejarah militer
Istirahat sambil ngudud, ngobrol ngalor ngidul ditemani gogog. Nikmatnyoooo!! Para prajurit Luftwaffe ini sedang santai merokok di sela-sela pekerjaan mereka. Hauptfeldwebel di kiri adalah seorang Spieß (Tombak) yang tugasnya mengurusi keperluan kompi (sehingga karenanya dijuluki "Mutter der Kompanie" (Ibu Kompi). Selalu ada satu orang bintara di setiap kompi infanteri, baterai artileri dan skuadron kavaleri yang bertugas administratif dan tidak menemani unitnya ke medan tempur. Dalam tubuh Wehrmacht, petugas semacam ini mudah dikenali dari dua "piston" di lengan mereka serta Meldetasche (tas laporan) yang selalu mereka bawa
Seorang
Hauptfeldwebel atau "der Spiess" (kiri) dari sebuah unit Heer tak dikenal
berfoto bersama dengan rekan-rekannya di Rusia, musim dingin tahun 1944.
Sang "Ibu Kompi" tampaknya telah banyak makan asam garam pertempuran,
yang terlihat dari medali-medali yang diperolehnya: Pita Medaille
Winterschlacht im Osten 1941/42 (Ostmedaille), pita Eisernes Kreuz
II.Klasse, Eisernes Kreuz I.Klasse, dan Infanterie-Sturmabzeichen in
Silber. Untuk mengusir hawa dingin yang menusuk, mereka merokok
bersama-sama
Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant im Generalstab Friedrich Von Criegern (Chef des Generalstabes LXXXIV. Armeekorps), Generalleutnant Otto Elfeldt (Mit der Führung beauftragt LXXXIV. Armeekorps), dan Major im Generalstab Hasso Viebig (Ia Erster Generalstabsoffizier LXXXIV. Armeekorps). Ketiga perwira Wehrmacht ini baru saja ditangkap oleh pasukan Sekutu di Saint-Lambert-sur-Dive, Normandia, pada tanggal 20 Agustus 1944. Sambil menunggu evakuasi ke garis belakang, mereka ngobrol santai sambil ngudud rokok cap Siluman Tulen. Saat semua unit-unit Jerman yang masih mempunyai kekuatan tempur diperintahkan untuk keluar dari kepungan Sekutu di Kantong Falaise di malam tanggal 19-20 Agustus 1944, Jenderal Elfeldt dan Korps pimpinannya ditugaskan untuk berjaga dan melindungi usaha terobosan unit-unit Jerman yang dipecah menjadi beberapa Kampfgruppe (Grup Tempur) tersebut. Di awal pagi tanggal 20 Agustus, Elfeldt memimpin sebuah tim kecil dalam usahanya untuk mengitari kota Saint Lambert yang diduduki oleh musuh, tapi usahanya menemui kegagalan saat dia dikejutkan dan ditangkap oleh elemen-elemen dari Divisi Lapis Baja Polandia ke-1. Pada sore hari tanggal 21 Agustus 1944, kantong pengepungan di Falaise akhirnya tertutup rapat, dengan sekitar 50.000 orang prajurit Jerman yang terperangkap di dalamnya. Meskipun banyak pula yang berhasil lolos dari kepungan, tapi kerugian yang diderita oleh Hitler dalam peristiwa ini - baik dari segi sumber daya manusia maupun mesin perang - terhitung kolosal! Elfeldt sendiri kemudian menjadi tawanan Inggris dan dipenjarakan di Island Farm Special Camp 11 di Wales
Seorang perwira Heer memberikan rokok pada anakbuahnya yang kelelahan setelah pertempuran sengit di Pokhorovka bulan Juli 1943. Foto oleh Kriegsberichter Koch dari PK (Propaganda-Kompanie) 694. Pertempuran Pokhorovka berkecamuk sekitar 87km sebelah tenggara Kursk, Rusia, sebagai bagian dari Unternehmen Zitadelle. 5th Guards Tank Army Soviet menyerang posisi pertahanan II. SS-Panzerkorps Jerman dalam salah satu pertempuran antar-tank terbesar dalam sejarah militer
Istirahat sambil ngudud, ngobrol ngalor ngidul ditemani gogog. Nikmatnyoooo!! Para prajurit Luftwaffe ini sedang santai merokok di sela-sela pekerjaan mereka. Hauptfeldwebel di kiri adalah seorang Spieß (Tombak) yang tugasnya mengurusi keperluan kompi (sehingga karenanya dijuluki "Mutter der Kompanie" (Ibu Kompi). Selalu ada satu orang bintara di setiap kompi infanteri, baterai artileri dan skuadron kavaleri yang bertugas administratif dan tidak menemani unitnya ke medan tempur. Dalam tubuh Wehrmacht, petugas semacam ini mudah dikenali dari dua "piston" di lengan mereka serta Meldetasche (tas laporan) yang selalu mereka bawa
Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant im Generalstab Friedrich Von Criegern (Chef des Generalstabes LXXXIV. Armeekorps), Generalleutnant Otto Elfeldt (Mit der Führung beauftragt LXXXIV. Armeekorps), dan Major im Generalstab Hasso Viebig (Ia Erster Generalstabsoffizier LXXXIV. Armeekorps). Ketiga perwira Wehrmacht ini baru saja ditangkap oleh pasukan Sekutu di Saint-Lambert-sur-Dive, Normandia, pada tanggal 20 Agustus 1944. Sambil menunggu evakuasi ke garis belakang, mereka ngobrol santai sambil ngudud rokok cap Siluman Tulen. Saat semua unit-unit Jerman yang masih mempunyai kekuatan tempur diperintahkan untuk keluar dari kepungan Sekutu di Kantong Falaise di malam tanggal 19-20 Agustus 1944, Jenderal Elfeldt dan Korps pimpinannya ditugaskan untuk berjaga dan melindungi usaha terobosan unit-unit Jerman yang dipecah menjadi beberapa Kampfgruppe (Grup Tempur) tersebut. Di awal pagi tanggal 20 Agustus, Elfeldt memimpin sebuah tim kecil dalam usahanya untuk mengitari kota Saint Lambert yang diduduki oleh musuh, tapi usahanya menemui kegagalan saat dia dikejutkan dan ditangkap oleh elemen-elemen dari Divisi Lapis Baja Polandia ke-1. Pada sore hari tanggal 21 Agustus 1944, kantong pengepungan di Falaise akhirnya tertutup rapat, dengan sekitar 50.000 orang prajurit Jerman yang terperangkap di dalamnya. Meskipun banyak pula yang berhasil lolos dari kepungan, tapi kerugian yang diderita oleh Hitler dalam peristiwa ini - baik dari segi sumber daya manusia maupun mesin perang - terhitung kolosal! Elfeldt sendiri kemudian menjadi tawanan Inggris dan dipenjarakan di Island Farm Special Camp 11 di Wales
Serdadu
panzer (Panzertruppen) sedang asyik merokok. Dia mengenakan
Sonderbekleidung Der Deutschen Panzertruppen (seragam hitam pasukan tank
Jerman) dan Panzermütze M43. Selain dari itu, tidak ada keterangan lain
mengenai foto ini, termasuk unitnya (yang jelas dari Heer dan bukan
Waffen-SS)
General der Artillerie Franz Barckhausen
Oberst Walter Beißwänger (Kommandeur Artillerie-Regiment 195 / 95.Infanterie-Division) bersantai sambil merokok dan minum miras di wilayah Chelaincourt (Prancis) yang baru diduduki oleh pasukan Jerman, musim panas tahun 1940. Foto ini - yang merupakan koleksi pribadi Unteroffizier H. Schäfer - diambil setidaknya sebelum tanggal 4 Juli 1940, saat Beißwänger dianugerahi 1939 spange untuk medali 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse yang diraihnya dalam Perang Dunia Pertama. Pangkat terakhir Beißwänger adalah Generalmajor
Generalleutnant Adolf Bordihn
General der Infanterie z.V. Alexander von Falkenhausen (29 Oktober 1878 - 31 Juli 1966)
General der Infanterie Joachim von Kortzfleisch
Oberst Walter Beißwänger (Kommandeur Artillerie-Regiment 195 / 95.Infanterie-Division) bersantai sambil merokok dan minum miras di wilayah Chelaincourt (Prancis) yang baru diduduki oleh pasukan Jerman, musim panas tahun 1940. Foto ini - yang merupakan koleksi pribadi Unteroffizier H. Schäfer - diambil setidaknya sebelum tanggal 4 Juli 1940, saat Beißwänger dianugerahi 1939 spange untuk medali 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse yang diraihnya dalam Perang Dunia Pertama. Pangkat terakhir Beißwänger adalah Generalmajor
Generalleutnant Adolf Bordihn
General der Infanterie z.V. Alexander von Falkenhausen (29 Oktober 1878 - 31 Juli 1966)
General der Infanterie Joachim von Kortzfleisch
Foto
jagoan Luftwaffe Oberleutnant Walter "Graf Punski" Krupinski
(Staffelkapitän 7./JG 52) yang kedapatan merokok tak lama setelah
upacara penganugerahan medali Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen
Kreuzes yang diselenggarakan di Berghof, Obersalzberg (tempat
peristirahatan Adolf Hitler), tanggal 4 April 1944. Di sebelah Krupinski
duduk jagoan Luftwaffe lain yang jauh lebih terkenal: Leutnant Erich
Hartmann (tidak nongol di foto ini)
Baru saja kembali dari pertempuran yang berat, "The Star of Africa" Hans-Joachim Marseille langsung menikmati sebatang rokok sambil tersenyum meskipun dengan wajah yang masih tak lepas dari ketegangan dan keringat tampak jelas mengucur deras!
Generalfeldmarschall (Luftwaffe) Wolfram Freiherr von Richthofen dengan cool-nya merokok. Sungguh tidak biasa dalam sebuah foto studio!
Baru saja kembali dari pertempuran yang berat, "The Star of Africa" Hans-Joachim Marseille langsung menikmati sebatang rokok sambil tersenyum meskipun dengan wajah yang masih tak lepas dari ketegangan dan keringat tampak jelas mengucur deras!
Generalfeldmarschall (Luftwaffe) Wolfram Freiherr von Richthofen dengan cool-nya merokok. Sungguh tidak biasa dalam sebuah foto studio!
Hauptwachtmeister Theodor Shaefer dari 2./Panzernachrichten-Abteilung 77 sedang menikmati sebatang rokok
Generalleutnant Hans Traut
SS-Sturmbannführer Christian Tychsen (Kommandeur II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 2 / SS-Panzergrenadier-Division "Das Reich") menyempatkan waktu istirahatnya yang singkat untuk menghisap sebatang rokok di sela-sela Pertempuran Kursk yang berlangsung sengit, musim panas 1943. Dalam foto ini dia mengenakan jaket kamuflase kombi (terusan) dari jenis SS-Erbsenmuster (pea-dot pattern), sementara sebuah teropong dari jenis Dienstglas 6x30 M H/6400 tergantung di lehernya
Generalleutnant Hans Traut
SS-Sturmbannführer Christian Tychsen (Kommandeur II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 2 / SS-Panzergrenadier-Division "Das Reich") menyempatkan waktu istirahatnya yang singkat untuk menghisap sebatang rokok di sela-sela Pertempuran Kursk yang berlangsung sengit, musim panas 1943. Dalam foto ini dia mengenakan jaket kamuflase kombi (terusan) dari jenis SS-Erbsenmuster (pea-dot pattern), sementara sebuah teropong dari jenis Dienstglas 6x30 M H/6400 tergantung di lehernya
-------------------------------------------------------------
CANGKLONG
Dalam kunjungannya ke markas II.Gruppe / Kampfgeschwader 1 di dekat wilayah Sedan (Prancis) di bulan Juni 1940, Generalfeldmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe) dengan santai menikmati hembusan asap rokok dari pipa cangklongnya. Foto candid ini sendiri berasal dari album milik Oberleutnant Oscar Müller asal Kampfgeschwader 1. Disini terlihat bahwa sang Marsekal terlihat lebih kurus dan segar dari biasanya. Dia mengenakan ärmelstreifen (pita lengan) bertuliskan “Jagdgeschwader Frhr. v. Richthofen Nr. 1 1917/1918”, yang merupakan unit lamanya sewaktu masih menjadi pilot pemburu dalam Perang Dunia Pertama
Wachtmeister Freber, seorang anggota ORPO (Ordnungspolizei), sedang membersihkan pegangan bawah senapan mesin MG-34 yang telah dilepaskan. Berdasarkan keterangan dari buku "ORPO Waffentechnischer Leitfaden", Bagian yang menonjol ke depan adalah engsel tempat pegangan diputar saat sedang mengganti laras senapan. Freber sendiri memegang sebuah kuas kecil yang digunakan untuk membersihkan kotoran yang menempel di bagian luar senapan. Foto ini pertama kali dipublikasikan dalam majalah SIGNAL edisi bahasa Belanda, yang menceritakan tentang sebuah batalyon Polizei dalam gerak maju ke wilayah Leningrad di tahun 1941. Caption aslinya berbunyi: "Politieagenten brengen veslag uit de straatgevechten van Staro Panowo: Wachtmeister Freber had tussen de onoverzichtelijke ruines het contact met zijn kameraden verloren en zag zich plotseling door tien sowjetgeweren bedreigd. -- "Zij hebben me een paar straten naar achteren gebracht, maar vraag niet hoe" vertelt hij hier. -- Met schoppen en slagen van geweekolven op m'n hoofd. Maar ik ben Rijnlander en kan tegen een stootje. En toen 't donker werd ben ik 'm weer fijn gesmeerd" (Laporan resmi seorang anggota polisi mengenai pertempuran jalanan di Staro Panovo: Wachtmeister Freber telah kehilangan kontak dengan rekan-rekan seperjuangannya di sebuah reruntuhan bangunan, dan tiba-tiba kini berada dalam todongan senapan dari 10 orang prajurit Soviet. 'Mereka menyeretku ke jalanan sejauh beberapa blok, tapi tidak bertanya apa-apa kepadaku..' dia berkata. 'Mereka juga menendang dan memukul kepalaku dengan popor senapan. Tapi aku seorang Rheinlander - orang yang berasal dari Rhineland - sehingga aku masih cukup kuat untuk menerima semua siksaan tersebut. Dan ketika hari telah gelap, aku dapat dengan mudah meloloskan diri...). BTW, dalam foto ini Wachtmeister Freber tampak sedang ngelepus tembakau melalui pipa cangklong, yang dinamakan sebagai pipa meerschaum. Tindakan seperti ini secara teori sangat tidak dianjurkan, karena abu rokok yang terbuang berpotensi mengotori senapan yang telah dibersihkan, atau bahkan menimpa sisa-sisa mesiu yang masih tertinggal!
Seorang Oberleutnant Heer asyik bermain catur (atau dam-daman?) bersama dengan rekannya yang berpangkat Feldwebel di dalam sebuah bunker bawah tanah. Mereka sama-sama mencangklong pipa, sementara stahlhelm dan Hafthohlladung (Haft-Hl) "Panzerknacker" bergantungan di atas. Nama unit dan lokasi tidak diketahui, tapi kemungkinan besar di Front Timur
Oberfeldwebel Anton Bayer (30 Mei 1914 - 7 Juli 1996) bergabung dengan kompi anti-tank dari Infanterie-Regiment 19 pada tanggal 1 Oktober 1936. Bersama dengan unitnya tersebut, dia ikut serta dalam invasi ke Polandia, Prancis dan Rusia. Dari sejak tanggal 15 November 1941, peleton Bayer diperintahkan untuk mempertahankan sayap kiri XIII. Armeekorps dari kemungkinan serangan musuh. Pada tanggal 27 Agustus 1943, 15 tank T-34 Soviet mampu menerobos pertahanan Jerman di Dinatru 327 yang merupakan garis belakang Grenadier-Regiment 19 tempat Bayer bergabung. Pada sore harinya 10 tank telah berhasil dihancurkan dan garis pertahanan lama berhasil dihancurkan, tapi tak lama kemudian di malam harinya musuh kembali menyerang dengan kekuatan lapis baja yang lebih besar sehingga pasukan Jerman yang bertahan kocar-kacir. Atas inisiatif sendiri Bayer memindahkan meriam-meriam anti-tanknya ke dataran tinggi dan dari sana bersiap menunggu musuh yang datang. Dalam duel antara tank vs anti-tank yang kemudian terjadi, seluruh meriam Bayer hancur oleh tank Rusia kecuali satu, dan itu pun awaknya telah berhasil dilumpuhkan. Pantang untuk mundur, Bayer mengambil alih meriam tersebut dan mengoperasikannya sendirian. Adalah sebuah keajaiban bahwa manusia satu ini berhasil melewati pertempuran sengit yang kemudian terjadi tanpa terluka sedikitpun! Di pihak lain, dia berhasil menghancurkan tujuh tank Rusia dengan peluru-peluru meriam terakhirnya sebelum tank-tank lainnya mundur. Bayer kemudian meledakkan senjatanya (agar tidak bisa dipakai musuh) dan kemudian mundur ke garis pertahanan utama sendirian, hanya dengan bersenjatakan pistol! Atas usahanya tersebut, dia telah berhasil menetralisasi ancaman tank Rusia sekaligus mengamankan gerakan mundur pasukan Jerman. Bayer dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 5 Oktober 1943 sebagai Oberfeldwebel dan Zugführer di 14.(Panzerjäger) / Grenadier-Regiment 19 / 7.Infanterie-Division / LVI.Panzerkorps / 2.Armee / Heeresgruppe Mitte. Di akhir perang dia ditawan oleh musuh utamanya Soviet dan baru dibebaskan pada tanggal 10 April 1948. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (28 Oktober 1940) und I.Klasse (17 Oktober 1941); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (5 November 1941); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Nahkampfspange in Bronze (14 November 1943); serta Verwundetenabzeichen in Silber (7 April 1945)
Foto bawah memperlihatkan saat Major Georg Briel (Kommandeur Heeres-Flak-Bataillon 606 / 90.leichte-Afrika-Division) sedang santai merokok dengan menggunakan pipa di medan perang El Alamein (Mesir), musim panas tahun 1942. Dari cat stahlhelm M35-nya yang sudah banyak yang terkelupas, kemeja tropisnya yang lusuh serta Ritterkreuz-nya yang dibiarkan tergantung "lesu", kita bisa tahu neraka seperti apa yang telah dilaluinya! Saat bertugas di front depan, para prajurit Afrikakorps memang mempunyai regulasi pakaian yang lebih longgar dari rekan-rekannya di Eropa Daratan (ini karena iklimnya yang panas sehingga luar biasa "menyiksa" bagi bule-bule berkulit tipis tersebut!) dan biasanya mengenakan penutup apa saja yang mereka anggap nyaman. Disini kita juga bisa melihat Erkennungsmarke (dog tag) yang tersembul keluar dari balik seragamnya. Briel (21 Agustus 1907 - 16 Mei 1980) adalah mantan perwira Polizei periode 1927-1935 yang kemudian bergabung dengan Wehrmacht dari tahun 1935 s/d 1945. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 23 Juli 1942, dan nantinya diserahi tanggungjawab sebagai Kommandeur Panzergrenadier-Regiment 200 sampai akhir keberadaan pasukan Poros di Afrika Utara, bulan Mei 1943. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Kommandeur Grenadier-Regiment 57 / 79.Volks-Grenadier-Division. Pada saat perang berakhir di Eropa bulan Mei 1945, Briel sedang menjalani perawatan atas luka-luka yang dideritanya. Dia dibebaskan dari kamp tawanan Neu-Ulm pada tanggal 30 Juni 1945. Pangkat terakhirnya adalah sebagai Oberstleutnant. Medali dan penghargaan lain yang diterima oleh Georg Briel: Dienstauszeichnung IV. Klasse (2 Oktober 1936); Eisernes Kreuz II.Klasse (22 September 1939) und I.Klasse (30 Agustus 1940); Deutsches Schutzwall-Ehrenzeichen (20 Maret 1940); Allgemeines-Sturmabzeichen (15 Januari 1942); Medaglia commemorativa della campagna italo-tedesca in Africa Italia (19 Januari 1942); Verwundetenabzeichen in Schwarz (3 Februari 1942); Italienische Silberne Tapferkeitsmedaille (18 Februari 1942); Deutsches Kreuz in Gold (20 Februari 1942); Ärmelband "Afrika" (12 April 1943); dan Heeres-Flak-Abzeichen (27 April 1943)
Generalmajor Bernhard Heydenreich
SS-Hauptsturmführer Alois Kalss, jagoan panzer dengan 42 kemenangan
Hauptmann Walter-Christian Müller santai sambil merokok tanpa mempedulikan jenggot dan kumisnya yang mulai tumbuh. Nantinya dia akan mendapatkan Ritterkreuz tanggal 27 Juli 1944 sebagai Hauptmann dan Kommandeur Panzerjäger-Abteilung 389. Seusai perang dia bergabung dengan Bundeswehr dan pensiun pada tanggal 31 Maret 1971 dengan pangkat terakhir Oberstleutnant (pangkat terakhirnya di Wehrmacht adalah Major)
Hauptmann Rolf Pingel (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 26) berfoto sambil ngudud dari cangklong bersama dengan anjing peliharaannya. Pingel (pangkat terakhir Major) adalah jagoan Luftwaffe dengan 28 kemenangan udara terkonfirmasi, yang didapatkannya dari 550 misi tempur (termasuk 200 dalam Perang Saudara Spanyol). Dari 28 fliegerabschüsse-nya, enam dibukukannya di Spanyol, dan 22 sisanya dicatat dalam Perang Dunia II di Front Barat
Hauptmann der Reserve Erich Röseke (24 Januari 1921 - 2 Mei 1994)
Kapitänleutnant Joachim Schepke
Foto-foto yang memperlihatkan pipa cangklong Wehrmacht
-------------------------------------------------------------
CERUTU
Generalleutnant René de l'Homme de Courbière (Kommandeur 213. Infanterie-Division) tampak santai duduk di sebuah mobil sambil memegang cerutu. Foto berwarna asli koleksi Bundesarchiv Jerman ini diambil di Polandia bulan September-Oktober 1939. 213. Infanterie-Division sendiri dibentuk pada bulan Agustus 1939 dan bertugas sebagai pasukan penjaga wilayah pendudukan di Polandia dari bulan September 1939 s/d Maret 1941. Pada bulan Maret 1941 divisi ini dipecah menjadi tiga divisi baru yang mempunyai tugas khusus untuk mengamankan wilayah-wilayah yang baru diduduki oleh Nazi Jerman: 213. Sicherungs-Division, 286. Sicherungs-Division dan 403. Sicherungs-Division
Kapitän zur See Otto Ciliax (pangkat terakhir Admiral) di atas Panzerschiff "Admiral Scheer" dalam sebuah foto yang diambil antara tahun 1936 s/d 1938
Dari
kiri ke kanan: SS-Sturmbannführer Fritz Witt (Kommandeur I.Bataillon /
Leibstandarte SS Adolf Hitler [motorisiert]), SS-Hauptsturmführer Gunter
d'Alquen (Leiter der Propagandatruppe der Waffen-SS), dan
SS-Hauptsturmführer Georg Schönberger (Chef SS-Sturmgeschütz Batterie /
Leibstandarte SS Adolf Hitler [motorisiert]). Foto ini diambil pada
musim panas tahun 1941 di Front Timur oleh SS-Kriegsberichter Roth.
Tampaknya d'Alquen sedang menggali keterangan dari Witt, yang tampak
santai dengan cerutu di bibirnya
SS-Hauptsturmführer Alois Kalss, jagoan panzer dengan 42 kemenangan
Hauptmann Walter-Christian Müller santai sambil merokok tanpa mempedulikan jenggot dan kumisnya yang mulai tumbuh. Nantinya dia akan mendapatkan Ritterkreuz tanggal 27 Juli 1944 sebagai Hauptmann dan Kommandeur Panzerjäger-Abteilung 389. Seusai perang dia bergabung dengan Bundeswehr dan pensiun pada tanggal 31 Maret 1971 dengan pangkat terakhir Oberstleutnant (pangkat terakhirnya di Wehrmacht adalah Major)
Hauptmann Rolf Pingel (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Jagdgeschwader 26) berfoto sambil ngudud dari cangklong bersama dengan anjing peliharaannya. Pingel (pangkat terakhir Major) adalah jagoan Luftwaffe dengan 28 kemenangan udara terkonfirmasi, yang didapatkannya dari 550 misi tempur (termasuk 200 dalam Perang Saudara Spanyol). Dari 28 fliegerabschüsse-nya, enam dibukukannya di Spanyol, dan 22 sisanya dicatat dalam Perang Dunia II di Front Barat
Hauptmann der Reserve Erich Röseke (24 Januari 1921 - 2 Mei 1994)
Foto-foto yang memperlihatkan pipa cangklong Wehrmacht
-------------------------------------------------------------
CERUTU
Generalleutnant René de l'Homme de Courbière (Kommandeur 213. Infanterie-Division) tampak santai duduk di sebuah mobil sambil memegang cerutu. Foto berwarna asli koleksi Bundesarchiv Jerman ini diambil di Polandia bulan September-Oktober 1939. 213. Infanterie-Division sendiri dibentuk pada bulan Agustus 1939 dan bertugas sebagai pasukan penjaga wilayah pendudukan di Polandia dari bulan September 1939 s/d Maret 1941. Pada bulan Maret 1941 divisi ini dipecah menjadi tiga divisi baru yang mempunyai tugas khusus untuk mengamankan wilayah-wilayah yang baru diduduki oleh Nazi Jerman: 213. Sicherungs-Division, 286. Sicherungs-Division dan 403. Sicherungs-Division
Kapitän zur See Otto Ciliax (pangkat terakhir Admiral) di atas Panzerschiff "Admiral Scheer" dalam sebuah foto yang diambil antara tahun 1936 s/d 1938
Yang merokok cerutu di sebelah kiri adalah General der Infanterie Baptist Kniess
Foto ini diambil pada bulan Oktober 1941 dan memperlihatkan Oberst Richard Koll (7 April 1897 - 13 Mei 1963), Kommandeur Panzer-Regiment 11 / 6.Panzer-Division yang juga menjadi komandan gabungan pasukan tank dari 6. dan 7. Panzer-Division pada saat foto di atas diambil. Dia berpose elegan - lengkap dengan cangklong rokok cap Bangke Kuya - di atas cupola Panzerbefehlswagen III 'RO6'. Perhatikan detail dari kerangka besi tambahan di atas badan tanknya yang berfungsi sebagai frame antena radio. Di sebelah kanan adalah perwira Nachrichtentruppe (sandi) yang memakai Kopfhörer (headphone). Tiang antena radio sendiri terletak di belakang Gefreiter yang nampang di kiri. Koll dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 15 Juli 1941. Pangkat terakhirnya adalah Generalleutnant
SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Theodor "Papa" Eicke (17 Oktober 1892 - 26 Februari 1943) adalah orang dibalik sistem kamp konsentrasi SS dan juga merupakan komandan pertama Divisi SS Totenkopf (30 Oktober 1939 - 26 Februari 1943). Para anggota divisi ini dari masa pertama pembentukannya biasa memanggil Eicke dengan sebutan "Papa" sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap sang komandan yang dikenal tegas dan keras tapi tetap penuh humor dan "ngemong" terhadap anakbuahnya. Dia ikut menderita bersama pasukannya dalam pertempuran-pertempuran yang berat di Rusia (terutama sebelas bulan pengepungan Demyanks) dan selalu hadir paling depan saat menghadapi musuh. Eicke tewas pada tanggal 26 Februari 1943 beberapa bulan setelah naik pangkat menjadi SS-Obergruppenführer (setingkat dengan General der Waffen-SS). Saat sedang melakukan pengintaian medan pertempuran dari udara di awal Pertempuran Ketiga Kharkov, pesawat Fieseler Fi 156 Storch yang ditumpanginya ditembak jatuh oleh pasukan Soviet, 1 kilometer barat-daya Artelnoje (dekat Lozovaya). Setelah kematiannya, Eicke digambarkan oleh pers Nazi sebagai seorang pahlawan, dan kemudian sebuah resimen infanteri Totenkopf mendapat kehormatan dengan penyematan ärmelstreifen (strip lengan) "Theodor Eicke". Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI
Foto yang diambil dari buku "Island of Fire" karya Jason D. Mark ini (halaman 52) memperlihatkan empat orang Zugführer (Komandan Peleton) dari Pionier-Bataillon 25 - sebuah batalyon zeni yang berada di bawah komando langsung 6. Armee - berfoto bersama di musim panas tahun 1942, selama berlangsungnya Unternehmen Blau (Operasi Biru), yaitu gerak maju pasukan Jerman di selatan Uni Soviet. Dari kiri ke kanan: Leutnant Emil Gräf (1. Kompanie), Leutnant Anton Locherer (2. Kompanie), Leutnant Fritz Molfenter (2. Kompanie), dan Leutnant Karl Vögele (2. Kompanie). Mereka semua bergaya "ngeboss" dengan cerutu tertempel di mulut! Pionier-Bataillon 25 sendiri merupakan perpaduan yang tepat dari pengalaman dan darah muda. Kebanyakan dari perwiranya pernah menjadi prajurit atau bintara dari batalyon yang sama selama berlangsungnya kampanye militer di Polandia (1939) dan Prancis (1940). Bisa dibilang bahwa Pionier-Bataillon 25 merupakan satu dari sedikit unit Wehrmacht dimana anggotanya menghabiskan seluruh karir militer mereka di unit yang sama. Apabila mereka terluka, dilatih ulang atau mendapat promosi kenaikan pangkat, maka kemungkinan sangat besar bahwa mereka akan dikembalikan lagi ke unit tercinta mereka. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Ini semata sebagai keistimewaan dari salah satu unit zeni tertua yang dimiliki oleh Angkatan Darat Jerman. Di musim panas tahun 1942, batalyon pimpinan Hauptmann Dr. Ludwig Büch ini berkekuatan 451 orang, yang terdiri dari 11 perwira, 1 petugas administrasi, 43 bintara dan 396 prajurit. Kekuatannya terdiri atas tiga kompi: kompi pertama dipimpin oleh Oberleutnant Max Bunz, kompi kedua dipimpin oleh Oberleutnant Walter Heinrich, dan kompi ketiga dipimpin oleh Oberleutnant Eberhard Warth
Generalfeldmarschall Erich von Manstein mengisap cerutu didampingi oleh jenderal-jenderal Turki, 26 Juni 1943. Dari kiri ke kanan: Orgeneral (Kolonel Jenderal) Cemil Cahit Toydemir, Manstein, dan Tuğgeneral (Mayor Jenderal) Salih Erkuş. Perwira tinggi Turki lainnya yang hadir dalam acara ini adalah Albay (Kolonel) Hilmi Oray (Direktur Kantor kedua Staff Jenderal Turki di Ankara); Binbaşı (Mayor) Tahsin Berkman (Mantan Atase Militer Turki di Berlin); dan Faik Yüngül (20th AC)
Foto ini diambil pada bulan Oktober 1941 dan memperlihatkan Oberst Richard Koll (7 April 1897 - 13 Mei 1963), Kommandeur Panzer-Regiment 11 / 6.Panzer-Division yang juga menjadi komandan gabungan pasukan tank dari 6. dan 7. Panzer-Division pada saat foto di atas diambil. Dia berpose elegan - lengkap dengan cangklong rokok cap Bangke Kuya - di atas cupola Panzerbefehlswagen III 'RO6'. Perhatikan detail dari kerangka besi tambahan di atas badan tanknya yang berfungsi sebagai frame antena radio. Di sebelah kanan adalah perwira Nachrichtentruppe (sandi) yang memakai Kopfhörer (headphone). Tiang antena radio sendiri terletak di belakang Gefreiter yang nampang di kiri. Koll dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 15 Juli 1941. Pangkat terakhirnya adalah Generalleutnant
SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Theodor "Papa" Eicke (17 Oktober 1892 - 26 Februari 1943) adalah orang dibalik sistem kamp konsentrasi SS dan juga merupakan komandan pertama Divisi SS Totenkopf (30 Oktober 1939 - 26 Februari 1943). Para anggota divisi ini dari masa pertama pembentukannya biasa memanggil Eicke dengan sebutan "Papa" sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap sang komandan yang dikenal tegas dan keras tapi tetap penuh humor dan "ngemong" terhadap anakbuahnya. Dia ikut menderita bersama pasukannya dalam pertempuran-pertempuran yang berat di Rusia (terutama sebelas bulan pengepungan Demyanks) dan selalu hadir paling depan saat menghadapi musuh. Eicke tewas pada tanggal 26 Februari 1943 beberapa bulan setelah naik pangkat menjadi SS-Obergruppenführer (setingkat dengan General der Waffen-SS). Saat sedang melakukan pengintaian medan pertempuran dari udara di awal Pertempuran Ketiga Kharkov, pesawat Fieseler Fi 156 Storch yang ditumpanginya ditembak jatuh oleh pasukan Soviet, 1 kilometer barat-daya Artelnoje (dekat Lozovaya). Setelah kematiannya, Eicke digambarkan oleh pers Nazi sebagai seorang pahlawan, dan kemudian sebuah resimen infanteri Totenkopf mendapat kehormatan dengan penyematan ärmelstreifen (strip lengan) "Theodor Eicke". Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI
Foto yang diambil dari buku "Island of Fire" karya Jason D. Mark ini (halaman 52) memperlihatkan empat orang Zugführer (Komandan Peleton) dari Pionier-Bataillon 25 - sebuah batalyon zeni yang berada di bawah komando langsung 6. Armee - berfoto bersama di musim panas tahun 1942, selama berlangsungnya Unternehmen Blau (Operasi Biru), yaitu gerak maju pasukan Jerman di selatan Uni Soviet. Dari kiri ke kanan: Leutnant Emil Gräf (1. Kompanie), Leutnant Anton Locherer (2. Kompanie), Leutnant Fritz Molfenter (2. Kompanie), dan Leutnant Karl Vögele (2. Kompanie). Mereka semua bergaya "ngeboss" dengan cerutu tertempel di mulut! Pionier-Bataillon 25 sendiri merupakan perpaduan yang tepat dari pengalaman dan darah muda. Kebanyakan dari perwiranya pernah menjadi prajurit atau bintara dari batalyon yang sama selama berlangsungnya kampanye militer di Polandia (1939) dan Prancis (1940). Bisa dibilang bahwa Pionier-Bataillon 25 merupakan satu dari sedikit unit Wehrmacht dimana anggotanya menghabiskan seluruh karir militer mereka di unit yang sama. Apabila mereka terluka, dilatih ulang atau mendapat promosi kenaikan pangkat, maka kemungkinan sangat besar bahwa mereka akan dikembalikan lagi ke unit tercinta mereka. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Ini semata sebagai keistimewaan dari salah satu unit zeni tertua yang dimiliki oleh Angkatan Darat Jerman. Di musim panas tahun 1942, batalyon pimpinan Hauptmann Dr. Ludwig Büch ini berkekuatan 451 orang, yang terdiri dari 11 perwira, 1 petugas administrasi, 43 bintara dan 396 prajurit. Kekuatannya terdiri atas tiga kompi: kompi pertama dipimpin oleh Oberleutnant Max Bunz, kompi kedua dipimpin oleh Oberleutnant Walter Heinrich, dan kompi ketiga dipimpin oleh Oberleutnant Eberhard Warth
Major
Wolf-Werner Graf von der Schulenburg (Kommandeur I.Bataillon /
Fallschirmjäger-Regiment 1 / 1.Fallschirmjäger-Division) dalam rangkaian
foto yang diambil pada tanggal 20 Juni 1943 di Avignon (tenggara
Prancis), hari dimana dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes.
Medali bergengsi tersebut diberikan sebagai penghargaan atas
jasa-jasanya dalam memimpin batalyonnya - yang bekerjasama dengan 78.
Sturm-Division - dalam pertempuran sengit melawan Tentara Merah di
wilayah Orel beberapa bulan sebelumnya. Uniknya, dalam kesempatan
foto-foto ini von der Schulenburg masih menyempatkan diri untuk berganti
pakaian dengan seragam tropis yang pernah dipakainya dalam Pertempuran
Kreta dua tahun sebelumnya. Foto-foto ini sendiri diambil oleh oleh
Bildberichter
Dahm dari PK
(Propaganda-Kompanie) XI. Fliegerkorps, dan pertama kali dipublikasikan
pada tanggal 6 Juli 1943
Generalfeldmarschall Erich von Manstein mengisap cerutu didampingi oleh jenderal-jenderal Turki, 26 Juni 1943. Dari kiri ke kanan: Orgeneral (Kolonel Jenderal) Cemil Cahit Toydemir, Manstein, dan Tuğgeneral (Mayor Jenderal) Salih Erkuş. Perwira tinggi Turki lainnya yang hadir dalam acara ini adalah Albay (Kolonel) Hilmi Oray (Direktur Kantor kedua Staff Jenderal Turki di Ankara); Binbaşı (Mayor) Tahsin Berkman (Mantan Atase Militer Turki di Berlin); dan Faik Yüngül (20th AC)
Sumber :
Buku "German Fighter Ace Hans-Joachim Marseille, The Life Story Of The Star Of Africa" karya Franz Kurowski
Buku "Island Of Fire: The Battle For the Barrikady Gun Factory In Stalingrad November 1942 - February 1943" karya Jason D. Mark
Buku "The 6th Panzer Division: 1937-45" karya Oberst a.D. Helmut RitgenFoto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi pribadi Hundestaffel
Foto koleksi pribadi Jeremy Dixon
Foto koleksi pribadi Michael H. Pruett
www.5sswiking.tumblr.com
www.afrikakorps.forumcrea.com
www.alamy.com
www.commons.wikimedia.org
www.facebook.com
www.flickr.com
www.forum.axishistory.com
www.forum.panzer-archiv.de
www.kegans-militaria.webstars.com
www.panzerlehr.forumoteka.pl
www.wehrmacht-awards.com
Bang izin pakai foto nya ya
ReplyDelete