Tuesday, August 2, 2011

Foto Kriegsberichter (Wartawan/Koresponden Perang) dan Propaganda-Kompanie

BILDBERICHTER

Parade militer Jerman dari satuan Panzertruppen (Pasukan Tank) yang digelar di jalan Karl Johans gate, Oslo, ibukota Norwegia, pada tanggal 1 Oktober 1940. Tank-tank dari jenis Panzerkampfwagen I Ausf.B ini berasal dari Panzer-Abteilung z.b.V. 40 pimpinan Oberstleutnant Ernst Volckheim, yang tampak dalam foto sedang memberi hormat militer dengan didampingi oleh salah seorang perwiranya. Dalam foto ini, Abteilungskommandeur Volckheim berdiri di atas podium kehormatan yang ditempatkan di pinggir lapang Universitetsplassen, yang merupakan bagian dari komplek Universitas Oslo. Ernst Volckheim sendiri tercatat dalam sejarah sebagai salah satu pendiri pasukan panzer Jerman, selain dari Heinz Guderian yang lebih terkenal. Dari tahun 1924 dia sudah menulis tentang teori perang tank, yang dibuatnya berdasarkan pengalamannya dalam Perang Dunia Pertama sebagai seorang anggota Korps Tank Kekaisaran Jerman. Ironisnya, yang kemudian mendapat publikasi lebih luas adalah Guderian, yang baru menulis buku masterpiece-nya, "Achtung Panzer!", baru pada tahun 1937! Ini karena yang terakhir lah yang memperkenalkan satuan lapis baja pada pemimpin Jerman Adolf Hitler, yang kemudian begitu terkesan atas pemaparan Guderian sehingga langsung berkata dengan antusias, "Inilah yang aku butuhkan! Inilah yang aku ingin miliki!"


Seorang Bildberichter (Jurnalis FotoO dari Kompi Propaganda Heer sedang meletakkan lensa kamera dan pembesar dalam boks pembungkusnya. Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Robert Weber dari PK (Propaganda-Kompanie) 670 di Prancis pada tahun 1941. Perhatikan bahwa di penutup lensanya tertera tulisan "Leica", yang merupakan merk kamera paling populer di Jerman pada saat itu dan menjadi favorit para Kriegsberichter dalam tugas-tugas mereka. Nama "Leica" sendiri diambil dari nama belakang pendiri perusahaan, Ernst Leitz, yang digabungkan dengan kata "Camera", sehingga menjadi Lei-Ca



Kamera Leica, andalan Kriegsberichter. Prototipe pertama kamera jenis ini dibuat oleh Oskar Barnack dari Ernst Leitz Optische Werke, Wetzlar, tahun 1913. Dimaksudkan sebagai kamera berukuran kompak untuk fotografi lansdscape, terutama dalam perjalanan ke daerah bergunung, Leica adalah kamera 35mm praktis pertama yang menggunakan film 35mm standar yang secara luas digunakan saat ini. Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Robert Weber dari PK (Propaganda-Kompanie) 670 di Prancis pada tahun 1941


 Seorang Kriegsberichter (koresponden perang) dari Luftwaffe sedang bekerja di front menggunakan mesin ketik yang bertumpu pada pahanya, Lionovov (Bulgaria selatan) bulan Maret 1941. Melihat dari sayap kragenspiegel, topinya yang berpinggiran bullion serta ärmelstreifen bergaris pinggir, maka bisa dipastikan bahwa dia adalah seorang perwira


Seorang Kriegsberichter dari Kriegsmarine berpangkat Bootsmann yang difoto selama berlangsungnya Unternehmen Weserübung bulan April 1940. Dia menenteng dua buah kamera Leica. Kedua kamera ini nampaknya berasal dari jenis Leica III atau IIIa, satu dilengkapi dengan lensa Elmar 50mm sementara satunya lagi Elmar 90mm. Tak hanya itu, terdapat pula tambahan external viewfinder Vidom dan Sportzucher, yang sekarang menjadi barang langka dan harganya selangit! Foto oleh Artur Zell dari Propaganda-Kompanie 694


Seorang fotografer Waffen-SS yang berasal dari Propagandakompanie sedang berpose untuk kamera. Foto ini diambil di dekat Beograd (Yugoslavia) tanggal 10 April 1941 sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa dia merupakan salah seorang wartawan perang resmi yang ditugaskan di 2. SS-Panzer-Division "Das Reich" selama gerak majunya dari perbatasan Rumania ke Yugoslavia dan kemudian ke Beograd. "Das Reich" merupakan bagian dari XLI.Panzerkorps (Generaloberst Georg-Hans Reinhardt), dan divisi elit SS ini lah yang terlibat dalam tusukan ke Beograd. Sayangnya, gerak maju pasukan Jerman sangat terhambat oleh kondisi jalan yang rusak serta alam yang bergunung-gunung. Meskipun begitu, komandan "Das Reich", SS-Gruppenführer Paul "Papa" Hausser, tetap percaya bahwa pasukannya bisa tiba lebih dulu di ibukota Yugoslavia daripada pasukan AD biasa. Dengan alasan inilah maka Hausser bersikeras untuk menyertakan setidaknya seorang fotografer di unitnya demi mengabadikan apa yang disebutnya sebagai "sebuah peristiwa bersejarah dalam perang suci divisinya". Kepercayaan Hausser kemudian terbukti, dan pada tanggal 11 April 1941 prajurit pertama dari "Das Reich" menyeberangi sungai Danube


Banyak dari para fotografer, kameraman, penulis, broadcaster dan recorder SS-Standarte Kurt Eggers yang merupakan sukarelawan asing multilingual dan seringkali "menemani" pasukan garis depan demi mendapatkan hasil gambar terbaik, bukannya hanya mengandalkan foto-foto pertempuran hasil rekaan serta kenyamanan garis belakang. Para reporter biasanya bertugas di beberapa formasi Waffen-SS yang berbeda, sementara non-Jerman lebih banyak berkecimpung di unit-unit sukarelawan asal negara mereka, meskipun kadangkala mereka ditugaskan untuk meliput front lain demi kepentingan publikasi pers domestik negaranya


Seorang SS-Kriegsberichter berpangkat SS-Oberscharführer dengan senjata andalannya: kamera! Dia tampaknya merupakan tukang perang jempolan juga, yang terlihat dari medali Eisernes Kreuz II klasse serta Infanterie-Sturmabzeichen yang tersemat di seragamnya. Dia juga membawa serta senapan mesin Bergmann MP18.1. Foto ini kemungkinan diambil di Slovenia


Seorang Kriegsberichter adalah juga seorang prajurit garis depan, sehingga karenanya dia juga mendapat "hak" untuk dipersenjatai seperti tampak dalam foto di atas. Di tangannya tergantung kamera Leica lensa ganda yang langka, sementara di knobelbecher-nya terselip pistol Mauser C96 "Broomhandle". Gaiter (penutup kaki) di kanan mengindikasikan seorang tawanan Tentara Merah. Gambar ini diambil oleh fotografer Propagandakompanie Hanns Hubmann untuk majalah "Signal"

-------------------------------------------------------------------------------

FILMBERICHTER

Akhir kunjungan Adolf Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) di Jarosław/Polandia pada tanggal 15 September 1939. Foto ini diambil oleh Heinrich Hoffmann di lapangan udara kota tersebut dan memperlihatkan saat Hitler mengucapkan terimakasih kepada tuan rumah, Generaloberst Wilhelm List (Oberbefehlshaber 14. Armee), sebelum berangkat pulang menuju Gogolin. Di belakang List berdiri memperhatikan, dari kiri ke kanan: Hauptmann Gerhard Engel (Adjutant des Heeres beim Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht), Reichsleiter Martin Bormann (Persönlicher Sekretär bzw. Stabsleiter des Stellvertreters des Führers Rudolf Hess), dan SS-Gruppenführer Dr.jur. Hans Heinrich Lammers (Staatssekretär und Chef der Reichskanzlei). Dalam perjalanan pulang-pergi ini, SS-Oberführer Hans Baur sebagai pilot pribadi Hitler menerbangkan pesawat Junkers Ju 52/3m "Tante" yang dapat mendarat di landasan yang pendek atau tidak mulus permukaannya. Di latar belakang terlihat seorang Kriegsberichter (Koresponden Perang) sedang mengabadikan acara salaman Hitler dan List dengan menggunakan kamera film


 
Pada hari Rabu tanggal 20 Mei 1942, Hauptmann Gordon Gollob (Führer Jagdgeschwader 77) menembak jatuh dua pesawat Rusia dari jenis yang berbeda di wilayah udara Front Timur: Ilyushin Il-2 Shturmovik dan Lavochkin-Gorbunov-Gudkov LaGG-3. Dua korban terbarunya tersebut tercatat sebagai pesawat ke-100 dan ke-101 yang sudah dihancurkan oleh Gollob sepanjang karirnya, dan dia menjadi pilot ketiga di dunia yang mampu meraih 100 kemenangan udara terkonfirmasi (setelah Werner Mölders dan Adolf Galland yang sama-sama berasal dari Jerman). Pencapaian tersebut tentunya mendapat publikasi luas dari mesin propaganda Jerman, dan Gollob pun mendapat kesempatan diwawancarai oleh Kriegsberichter (Wartawan Perang) Wehrmacht tak lama setelah pulang dari misi tempurnya. Selain itu, bagian ekor pesawat Messerschmitt Bf 109 andalannya mendapat sentuhan "vandalisme" bertuliskan angka 100 yang dikelilingi oleh daun ek dan medali Eichenlaub zum Ritterkreuz

Seorang kameraman dari Propaganda-Kompanie (PK) Heer berfoto bersama dengan dua orang Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreeuzes) dari Grenadier-Regiment 7 / 252.Infanterie-Division, akhir tahun 1944. Yang sebelah kiri adalah Oberfeldwebel Fridolin Ebner (Ritterkreuz tanggal 29 Oktober 1944 sebagai Zugführer di 9.Kompanie / Grenadier-Regiment 7), sementara kanannya adalah Feldwebel Hans Bujak (Ritterkreuz tanggal 27 Agustus 1944 sebagai Zugführer di 10.Kompanie / Grenadier-Regiment 7)


 Kameraman Kriegsberichter Luftwaffe dari 4. Kompanie (Lw. K.B.K. 4.) sedang beraksi di Dinant, Belgia, pertengahan Mei tahun 1940. Mobil yang dipakainya bekerja adalah Ford-Köln 1938 (nama resminya Ford-V8 G81A)


Meskipun situasi di berbagai front begitu kritisnya di bulan September 1944, para kameraman dari Propaganda-Kompanie masih tetap setia mengabadikan setiap momen untuk nantinya disiarkan di “Wochenschau”. Oberfähnrich Erich Schneider dari 3.Staffel/Jagdgeschwader 26 sedang mempersiapkan pesawat Focke-Wulf Fw 190 A-8 “Gelbe 12” untuk sebentar lagi menggelinding keluar dari tempat perlindungan kamuflasenya di hutan pinggiran lapangan udara Krefeld-Linn. Pesawat ini terlihat sangat kotor sehingga Balkenkreuz serta nomor taktisnya hampir-hampir tidak kelihatan! Perhatikan baterai yang digendong sang kameraman di bahunya dan yang menyediakan tenaga listrik untuk kameranya 



Seorang Waffen-Untersturmführer der SS dan kameraman-Kriegsberichter Italia (yang tidak diketahui namanya) yang memakai schirmmütze dan seragam Waffen-SS Italia dengan tengkorak Lorioli dan elang yang memegang Fasces Republikan. Pada tahun 1943, 15.000 sukarelawan Italia memulai pelatihan di Truppenübungsplatz Münsingen, tapi kemudian 6.000 di antaranya dianggap tidak lulus uji sehingga dikirimkan untuk bertugas di unit lain yang lebih rendah tingkatannya. Seusai Perang Dunia II, seperti halnya banyak veteran Waffen-SS lain, para mantan anggota Legione SS Italiana (29.Waffen-Grenadier Division der SS) dipekerjakan di organisasi-organisasi bentukan CIA demi memberantas gerakan komunis yang merebak di negaranya Mussolini tersebut 


Upacara penganugerahan medali Das Reich tanggal 20 April 1943. Kriegsberichter mengabadikan para penerima medali yang berbahagia dengan kamera filmnya. Bila anda berminat untuk mendapatkan video upacara Das Reich ini, dapat memesannya di Vivid Interactive!

-------------------------------------------------------------------------------

IM GESPRÄCH

Foto ini diambil oleh Heinrich Hoffmann ketika Adolf Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) melakukan kunjungan ke kota pelabuhan Danzig dan Semenanjung Westerplatte tanggal 21 September 1939. Disini Hitler sedang mendengarkan dengan serius saat Kapitän zur See Gustav Kleikamp (keempat dari kiri, Kommandant Linienschiff "Schleswig-Holstein") menerangkan aksi kapalnya dalam Pertempuran Westerplatte (1-7 September 1939) yang baru berakhir beberapa hari sebelumnya. Paling kiri adalah Generaloberst Wilhelm Keitel (Chef der Oberkommando der Wehrmacht), sementara yang nyelip diantara Hitler dan Kleikamp adalah Reichsleiter Martin Bormann (Persönlicher Sekretär bzw. Stabsleiter des Stellvertreters des Führers Rudolf Hess). Selain itu, perwira Heer yang berdiri di belakang kanan Kleikamp dengan memakai ledermantel adalah Oberstleutnant Nikolaus von Vormann (Verbindungsoffizier zwischen dem Oberbefehlshaber des Heeres und dem Führerhauptquartier), dan perwira SS yang nyelip ketiga dari kanan adalah SS-Untersturmführer Heinz Linge (Persönlicher Ordonnanzoffizier des Führers). Semua pembicaraan antara Hitler dan Kleikamp direkam melalui mikrofon


 Seorang Kriegsberichter (wartawan/koresponden perang) berpangkat Leutnant sedang mewawancarai pilot Luftwaffe di Front Timur bulan Juli 1941. Di latar belakang terparkir pesawat Henschel Hs 126 yang biasa dipakai untuk misi-misi pengintaian. Si Kriegsberichter tampaknya aktif juga bertempur yang tampak dari pita Eisernes Kreuz II.Klasse yang terpasang di kancing bahunya. Strip hitam di schulterklappen-nya menandakan statusnya sebagai perwira dalam daftar tunggu (SK kenaikan pangkat sudah turun, tapi peresmiannya belum). Mikrofon yang dia gunakan kemungkinan adalah Telefunken CMV3. Foto oleh Heinz Fremke dari PK (Propaganda-Kompanie) 691


Berlin, 20 Desember 1939 - Penyelenggaraan sebuah konferensi pers yang digagas oleh Dr. Otto Dietrich dari Kementerian Propaganda-nya Goebbels untuk merayakan keberhasilan pesawat-pesawat pemburu Jerman dalam merontokkan formasi bomber Inggris dalam pertempuran udara yang berlangsung di atas Wilhelmshaven tanggal 18 Desember 1939. Pihak militer Jerman menghitung lebih dari 50 pesawat pembom musuh yang ditembak jatuh, meskipun setelah dikalkulasi ulang jumlah tersebut dikoreksi menjadi 36. Angka yang dikeluarkan tetap dianggap lebih besar dari sebenarnya, tapi setidaknya kita bisa mengetahui seberapa “kolosal” pertempuran yang terjadi – dan tentu saja pihak Jerman pun bernafsu sekali untuk mengeksposnya! Konferensi tersebut dianggap sebagai sebuah kesuksesan besar, dimana banyak jurnalis asing yang datang untuk meliput serta bertanya tentang pertempuran yang terjadi kepada pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, terutama para pilot yang menjadi pusat perhatian dengan cerita-cerita dogfight mereka yang menarik dan menegangkan. Duduk di balik meja adalah para pilot tersebut. Paling kanan adalah Oberleutnant Wolfgang Falck dari I.Gruppe / Zerstörergeschwader 76 (ZG 76); ketiga dari kanan adalah Oberstleutnant Carl Schumacher, Gruppenkommandeur Jagdgeschwader 1 (JG 1); di antara Falck dan Schumacher nyelip Dr. Otto Dietrich yang memakai seragam SS-Gruppenführer; dan ketiga dari kiri adalah Oberleutnant Johannes Steinhoff dari 10.(N)Staffel / III.Gruppe / Jagdgeschwader 26 (JG 26) “Schlageter”. Kedua Oberleutnant tersebut (Falck dan Steinhoff) masing-masing mengklaim dua kemenangan udara dalam pertempuran di atas Wilhelmshaven, sementara komandan dari seluruh formasi (Schumacher) mengklaim satu


Foto ini memperlihatkan periskop navigasi (atau disebut juga periskop langit) yang terdapat di sebuah ruang kontrol U-boat pantai kecil tipe II. Di sebelah kiri adalah koresponden perang yang sedang memegang kohkol eh mikrofon jenis "Neumann Bottle" (Neumann CMV3/3A), sementara di sebelah kanan adalah petugas yang memakai jaket kulit dengan kerah besar, yang menunjukkan bahwa dia adalah anggota divisi pelaut


Foto yang diambil di Brussels tanggal 14 Agustus 1943 pada saat tur SS-Kriegsberichter di Flanders. Yang di kiri adalah Dr. Hendrik Elias, yang sebelah kanan adalah Kriegsberichter tak dikenal dari Denmark (terlihat dari panji bendera negara di lengannya), sementara yang di tengah adalah Jef Desseyn yang merupakan sukarelawan asal Flemish. Pada awal tahun 1943 dia menjadi koresponden perang di Pertempuran Kharkov dan tergabung bersama SS-Kriegsberichter-Zug/SS-Panzergrenadier-Division "Das Reich". Propagandaministerium menyebutnya sebagai ‘Erfolgreichste Ausländische Berichter Deutschlands’, dan pada awal tahun 1944 dia bekerja sebagai Rundfunkberichter bersama "Zender Brussel"

-------------------------------------------------------------------------------

RITTERKREUZTRÄGER

Sebenarnya saya bingung mau memasukkan ke seksi mana manusia satu ini, apakah ke album foto upacara Heer atau Fallschirmjäger? Namanya adalah Johannes-Matthias "Hanns" Hönscheid, seorang Kriegsberichter (koresponden perang) Heer yang bertugas meliput di Fallschirmtruppe. Meskipun notabene "hanya" seorang wartawan (yang seharusnya bersenjatakan pena!), ternyata Hönscheid dahsyat juga saat bertempur, terbukti dari medali Ritterkreuz yang diterimanya tanggal 12 Maret 1945( foto di atas) dan dua Panzervernichtungsabzeichen (Medali Penghancur Tank) tersemat di lengannya! Tapi dasar Kriegsberichter, medali-medali yang tersemat di dadanya juga LUAR BIASA membingungkan. Bayangkan: orang Angkatan Darat tapi dianugerahi Ground Combat Badge Luftwaffe; jelas-jelas prajurit tempur, tapi dianugerahi Kriegsverdienstkreuz I klasse TANPA Pedang (berarti khusus untuk sipil)! Mak nyoooossss....

-------------------------------------------------------------------------------

PROFIL

Foto ini memperlihatkan saat Generalfeldmarschall Erwin Rommel (keempat dari kiri, Oberbefehlshaber Heeresgruppe B und Generalinspekteur der Küstenbefestigungen West) dalam acara inspeksi ke pertahanan Jerman di wilayah Ijmuiden, Belanda, pada tanggal 25 Maret 1944. Dua orang yang berdiri di kiri adalah, dari kiri ke kanan: Kriegsberichter Hans Ertl dan Hauptmann Hellmuth Lang (Ordonnanzoffizier Oberbefehlshaber Heeresgruppe B ). Ertl adalah koresponden perang yang setia mengikuti kemanapun Rommel pergi, sampai-sampai dia dijuluki sebagai "Kameraman pribadi Rommel"! Lelaki kelahiran 21 Februari 1908 yang pernah menjadi kekasih sineas Jerman terkemuka Leni Riefenstahl ini juga dikenal sebagai seorang pendaki gunung yang jempolan. Saat Jerman kalah dalam Perang Dunia II, Ertl melarikan diri ke Bolivia dan tinggal disana sampai dengan akhir hidupnya pada tanggal 23 Oktober 2000. Disana dia bekerja sebagai petani dengan nama panggilan "Juan", dan menetap di sebuah wilayah terpencil di dekat hutan belantara. Pada tahun 1953 Ertl ikut menjadi bagian dalam ekspedisi gabungan Jerman-Austria yang melakukan pendakian gunung tertinggi kesembilan di dunia, Nanga Parbat, yang terletak di Himalaya. Putrinya, Monika Ertl, kemudian bergabung dengan gerakan komunis bawah tanah Bolivia - sebuah keputusan yang membuat kecewa berat ayahnya - dan bahkan Monika ikut terlibat dalam kasus pembunuhan Konsul Bolivia di Hamburg, orang yang dulunya memotong lengan gerilyawan Komunis terkenal Che Guevara. Peristiwa ini membuat nama Monika dikenal dunia, dan dia dijuluki sebagai "Sang Pembalas Dendam Che Guevara". Sang putri dan beberapa gerilyawan komunis lain akhirnya balik dihabisi pada tahun 1973 saat disergap oleh pasukan keamanan Bolivia (ironisnya, badan intelijen Bolivia yang mengendus keberadaan Monika dilatih langsung oleh mantan komandan Gestapo Klaus Barbie!). Mendengar kabar bahwa anaknya telah tiada, Hans Ertl hanya berucap singkat, "Aku lega karena dia telah pergi dalam damai."



 Setelah diterjunkan di bagian selatan Pulau Elba, tepatnya di Tanah Genting Lacona, pasukan Jerman dari III.Bataillon / Fallschirmjäger-Regiment 7 / 2.Fallschirmjäger-Division mendapat tugas untuk melucuti mantan sekutunya, tentara-tentara Italia, lalu membawa mereka ke kamp tawanan perang di Italia Daratan. Foto ini diambil di Pulau Elba pada tanggal 17-30 September 1943 dari kamera milik koresponden perang Willy Baitz (Kriegsberichterzug XI. Fliegerkorps). Baitz sendiri ikut nongol dalam foto ini, dan dia adalah satu-satunya prajurit yang tidak memakai topi, yang berdiri nomor dua dari kiri


 
 
Toni Schneiders (13 Mei 1920 - 4 Agustus 2006) adalah Kriegsberichter Fallschirmjäger yang meliput Unternehmen Eiche (penyerbuan Gran Sasso). Seusai perang dia bekerja sebagai jurnalis foto yang berbasis di Lindau, Jerman, dan merupakan salah satu pendiri grup Fotoform. Dua foto teratas memperlihatkan saat dia sedang menjalani Fallschirmjägerausbildung (pelatihan terjun payung) di Döberitz tahun 1942, sementara foto bawah memperlihatkan saat dia sedang berlutut sambil merokok dan memegang kamera Leica dalam masa tugas di Cisterna, Nettuno (Italia) bulan Februari 1944. Disini perannya tidak hanya mengambil foto, tapi juga berperang (perhatikan patronentaschen MP40 di ikat pinggangnya!). Untuk biografi Schneiders bisa dilihat DISINI, sementara koleksi foto-foto yang diambilnya dalam Perang Dunia II bisa dilihat DISINI


Kriegsberichter Kriegsmarine Horst Grund (29 Juli 1915 - 8 Mei 2001). Koleksi foto hasil karyanya (berwarna) bisa dilihat DISINI, sementara untuk biografi singkat kehidupannya bisa dibaca DISINI


Orang yang sedang memberi makan ikan ke anjing terrier bernama Struppi dalam sampul "Hamburger Illustrierte" ini bernama Leutnant zur See Heinz Tischer, salah seorang awak hilfskreuzer (kapal penjelajah pembantu) THOR. Dia bertugas sebagai Kriegsberichter dalam pelayaran THOR yang kedua, dan merupakan salah satu dari hanya 60 orang awaknya yang kembali ke Jerman setelah perang usai. Dia sempat tinggal di Jepang setelah kapalnya terbakar di pelabuhan Yokohama, dan mampu kembali pulang dengan menaiki kapal penembus blokade "Pietro Orseolo". Kapalnya berangkat dari Kobe tanggal 25 Januari 1943 dan sampai di Bordeaux tanggal 2 April 1943. Tischer tercatat dianugerahi 1939 Eisernes Kreuz II. Klasse (24 Desember 1942), Kriegsabzeichen für Hilfskreuzer (25 Januari 1943), 1939 Eisernes Kreuz I. Klasse (22 Februari 1943), dan Abzeichen für Blockadebrecher (21 Juli 1943)


SS-Untersturmführer Oscar Bang (lahir 9 April 1916) adalah salah satu dari bintara Propaganda-Kompanie Freiwilligen Legion Norwegen (Den Norske Legion). Foto ini kemungkinan diambil pada saat masa pelatihannya di SS Junker Schule Bad Tölz, yang terlihat dari ärmelband paling atas yang dikenakannya. Jarang orang yang kedapatan mengenakan dua buah ärmelband, apalagi tiga! Disini dia mengenakan, dari atas ke bawah: "SS-Schule Tölz", "Kriegsberichter", dan "Frw. Legion Norwegen"


SS-Untersturmführer Gösta Borg (1915-2000) dari Stockholm, Swedia, ikut berperang melawan invasi Soviet ke Finlandia bersama dengan para rekan sebangsanya yang tergabung dalam Korps Sukarelawan Swedia selama berlangsungnya Winter War 1939-1940. Borg sendiri adalah mantan anggota Svea Livgarde (Pasukan Penjaga Kerajaan Swedia) yang bergabung secara sukarela dengan Waffen-SS pada tahun 1941 dan ditempatkan di Regiment Westland/Divisi SS "Wiking". Setelah terluka dalam pertempuran dia kembali ke negaranya dimana dia meneruskan studi di Akademi Militer Swedia. Pada tahun 1943 dia balik lagi ke Jerman dan lulus dari SS-Junkerschule Bad-Tölz (Sekolah Kandidat Perwira SS) dan menjadi Kriegsberichter di SS-Standarte Kurt Eggers. Borg meliput beragam front bersama dengan 5.SS-Panzer-Division "Wiking" dan 11.SS-Freiwilligen-Panzergrenadier-Division "Nordland". Dia juga berkesempatan mewawancarai beberapa tokoh terkenal selama perang, seperti SS-Oberstgruppenführer Sepp Dietrich, Generalfeldmarschall Walter Model dan Ferdinand Schörner. Tidak hanya itu, dia juga mengarahkan pancaran siaran radio ke Swedia dari radio Königsberg "Deutschen Europasender". Pada tahun 1951 dia mempublikasikan memoarnya, Det röda massanfallet (Gempuran Merah), yang menceritakan pengalamannya semasa bertugas di Waffen-SS. Buku ini diperuntukkan sebagai bahan rujukan bagi militer Swedia dalam menghadapi kemungkinan invasi Uni Soviet ke Eropa Barat. Dalam foto di atas, perhatikan tengkorak Danziger di schirmmütze Borg yang umum berlaku di periode 1923-1934!


SS-Kriegsberichter Paul Douliez adalah seorang pianis sekaligus dirigen (bukan jerigen!) di NIR (Nationaal-Instituut voor Radio-omroep), Belgia. Pada tahun 1943 dia bergabung dengan Waffen-SS sebagai sukarelawan Flemish dan kemudian kembali ke Brussels karena ditunjuk sebagai ketua "Zender Brussel" (nama pengganti NIR setelah Belgia diduduki Jerman). Setelah evakuasi Brussels, dia menjadi pemimpin "Kampfsender Flandern" yang mobil


Seorang SS-Kriegsberichter yang baru saja dianugerahi Eisernes Kreuz II klasse, yang terlihat dari masih "menggantungnya" si medali di kancing bajunya, Oktober 1943. Tradisi ini biasanya hanya dilakukan di hari penganugerahan, sementara di hari-hari lainnya hanya pitanya saja yang dikenakan. Menarik pula bila melihat dia memakai feldmütze tanpa tambahan hoheitszeichen dan hanya totenkopf saja yang terpasang di bagian kancing depan! Nama si wartawan perang adalah Arild Hamsun, dan dia merupakan anak dari peraih Nobel dari Norwegia yang bernama Knut Hamsun!

 Fotografer Waffen-SS berpose untuk kamera. Orang dalam foto ini dikatakan sebagai SS-Unterscharführer dan SS-Kriegsberichter Arild Hamsun (1914-1988), orang yang wajahnya bisa kita lihat dalam foto sebelumnya. Hamsun bertugas bersama dengan SS-Untersturmführer Björn Sveinsson Björnsson (1909-1998), anak dari presiden Islandia masa perang, dalam SS-Standarte Kurt Eggers. Hamsun dianugerahi Eisernes Kreuz II klasse bulan Oktober 1943, sementara Björnsson diperbantukan di Regiment Nordland/Divisi SS "Wiking" dalam gerak maju mereka ke Rostov/Don, Lembah Kuran dan pegunungan Kaukasus. Setelah Perang Dunia II Björnsson bekerja di Encyclopaedia Britannica dan menulis sebuah buku yang berjudul "Ævi mín og sagan sem ekki mátti segja" (Kehidupanku dan Sebuah Kisah yang Terlarang untuk Diceritakan)


SS-Kriegsberichter Raf van Hulse. Dia berpangkat SS-Hauptsturmführer dan mantan Standartenführer di SS-Standarte ‘Flandern’ ketika dia bergabung dengan Waffen-SS bulan September 1942. Kemungkinan besar dia bertugas di SS-Kriegsberichter-Züge dari SS-Panzergrenadier-Division"Wiking" dan "Leibstandarte SS Adolf Hitler". Dia kemudian dipromosikan menjadi SS-Oberscharführer dan bertugas sebagai Zugführer di SS-Kriegsberichter-Halbzug/SS-Freiwilligen-Strumbrigade "Langemarck" dari Januari s/d April 1944


Dua orang anggota SS-Propaganda-Kompanie "Eggers" asal Denmark. Yang atas berpangkat SS-Rottenführer, sementara yang bawah kemungkinan besar adalah SS-Unterscharführer dan Kriegsberichter Ulf Fritz Christian Kjær dar Kopenhagen. Waffen-SS memiliki sebuah unit khusus Kriegsberichter (wartawan perang)yang bernama SS-Standarte "Kurt Eggers". Nama Kurt Eggers sendiri dipilih untuk mengenang komandan pertama unit ini sekaligus kepala editor majalah "Das Schwarze Korps" yang gugur ketika sedang meliput berita di pertempuran Kharkov. Unit ini sendiri terbentuk pada tahun 1940 dengan nama SS-Kriegsberichter Kompanie (berbentuk kompi dengan formasi 4 peleton), namun seiring bertambahnya personel Kriegsberichter yang masuk kedalam unit ini menyebabkan unit ini di-upgrade menjadi seukuran batalion yang bernama SS-Kriegsberichter Abteilung. Pada Desember 1943, unit ini kembali di-upgrade menjadi seukuran Standarte yang kemudian bernama SS-Standarte "Kurt Eggers". Setelah kematian Eggers, dia kemudian digantikan oleh seorang mantan perwira Allgemeine-SS yang kemudian ditransfer ke Waffen-SS, Gunter d'Alquen (pangkat terakhir SS-Standartenführer), yang juga menggantikan posisi Eggers sebagai kepala editor majalah "Das Schwarze Korps". Unit ini terlibat di hampir seluruh front pertempuran, baik di barat maupun di timur (kecuali di front Afrika). Teks oleh Naufal Harits


SS-Untersturmführer Hans-Caspar Krüger adalah Kriegsberichter paling terkenal asal Swedia yang menjadi sukarelawan Waffen-SS. Dia lahir tahun 1902 dan menguasai enam bahasa! Setelah berjuang membela Finlandia dalam Perang Musim Dingin melawan Rusia tahun 1939/1940, Krüger mendaftar ke Waffen-SS dan kemudian ikut bergabung bersama pasukan Jerman yang terkepung di Kantong Cherkassy. Ketika diperintah untuk keluar dari sana menggunakan pesawat, dia menolak dan memilih untuk tetap tinggal di parit pertahanan bersama rekan-rekan seperjuangannya! Krüger lalu melanjutkan aksi di Narwa dan kemudian di Berlin dimana dia meliput pertempuran di sektor SS-Sturmbataillon Prancis. Dia berhasil menyelusup keluar kota yang hancur lebur itu bersama beberapa orang kawan Swedianya, sebelum menyerahkan diri ke pihak Amerika. Seusai perang, Krüger menjadi salah satu pendiri "Europa-House" yang mengurusi orang Eropa di pengasingan. Setelah kematiannya timbul rumor (yang masih belum terbukti kebenarannya) bahwa dia sebenarnya adalah anggota Odessa, agen CIA dan menjadi penasihat Angkatan Bersenjata Argentina!


 SS-Untersturmführer dan SS-Kriegsberichter Franz Seraphicus Roth (5 April 1911 – 17 Maret 1943) adalah seorang fotografer asal Austria yang pernah bekerja sebagai reporter foto lepas di Associated Press. Karir militernya sendiri telah dimulai dari sejak sebelum perang, saat dia - sebagai seorang jurnalis Austria yang bekerja pada suratkabar Jerman - meliput peristiwa invasi Italia atas Ethiopia serta Perang Saudara Spanyol. Roth bergabung dengan SS tak lama setelah Anschluss (penyatuan Jerman-Austria), dan ketika Perang Dunia II pecah dia memutuskan untuk menjadi seorang SS-Kriegsberichter (Koresponden Perang SS). Pada saat itu dia juga nyambi bekerja di dua tempat: Kementerian Propaganda Goebbels dan sebagai editor foto Associated Press, kantor berita Amerika Serikat (Departemen Foto AP menjalin kerjasama resmi dengan pemerintahan Nazi Jerman di tahun 1930-an, dan bekerja di bawah lindungan Kementerian Propaganda Jerman). Roth bergabung dengan Kriegsberichterstatter-Zug dari Leibstandarte SS, dan ditugaskan untuk mengiringi SS-Aufklärungs-Abteilung LSSAH (SS-Sturmbannführer Kurt Meyer) dalam kampanye militer di Yunani dan Uni Soviet tahun 1941. Roth juga ikut meliput Leibstandarte saat masa pemulihan di Prancis di pertengahan tahun 1942, dan akhirnya dalam pertempuran di sekitar Kharkov di awal tahun 1943. Atas keberaniannya bertugas di front terdepan pertempuran, Roth dianugerahi medali Eisernes Kreuz II.Klasse pada tahun 1941, dan dipromosikan menjadi SS-Untersturmführer (Letnan Dua) pada bulan September 1942. Franz Roth tewas pada tanggal 17 Maret 1943 setelah mengalami luka serius dalam Pertempuran Kharkov. Pada saat itu dia sedang meliput Kampfgruppe "Meyer" pimpinan Kurt Meyer (Meyer sendiri menyebutkan tentang kematian Roth dalam buku memoarnya, "Grenadiere"). Roth meninggalkan lebih dari 120 rol film, yang kemudian menjadi salah satu rujukan utama para sejarawan Perang Dunia II, dan kini tersebar luas di banyak publikasi serta media massa lainnya. Album peninggalannya mengandung lebih dari 600 buah foto, yang kini disimpan oleh National Archives (NARA) di Washington D.C., Amerika Serikat. Jenazah Roth sendiri dikebumikan di pemakaman Heldenfriedhof Askold yang terletak di pinggiran sungai Dnieper di Kiev, Ukraina. Secara anumerta dia mendapatkan Eisernes Kreuz I.Klasse pada tanggal 25 Maret 1943. Foto berwarna asli ini memperlihatkan Franz Roth saat Unternehmen Barbarossa (penyerbuan Jerman atas Uni Soviet) di musim panas tahun 1941. Mobil yang dikendarainya adalah Mercedes-Benz 230 Cabriolet B


 Dua orang sukarelawan Swedia yang sedang menaiki sebuah Schwimmwagen. SS-Obersturmführer Carl Svensson berdiri di sebelah kiri sementara SS-Untersturmführer Gösta Borg duduk paling belakang. Keduanya bertugas sebagai Kriegsberichter di SS-Standarte "Kurt Eggers" pada saat foto ini diambil (musim semi 1944). Svensson sebelumnya bertugas di Angkatan Laut Kerajaan Swedia sebelum bergabung dengan Waffen-SS tahun 1941 sebagai instruktur senjata anti serangan udara di SS-Flak-Ersatz-Abteilung. Dia lulus dari SS-Junkerschule Bad Tölz tahun 1942 dan bertugas sebagai Kriegsberichter di 11. SS-Freiwilligen-Panzergrenadier-Division "Nordland" dan 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend". Tidak hanya itu, dia juga ikut meliput pertempuran di Mediterania bersama unit Luftwaffe. Svensson lahir di Stockholm tahun 1915 dan meninggal di Jerman tahun 1999

 SS-Obersturmführer Friedrich Zschäckel adalah seorang Kriegsberichter veteran yang ikut runtang-runtung bersama Divisi Panzer SS "Das Reich" dalam serangan menuju Moskow di tahun 1941. Pada awal tahun 1942 dia bersama Divisi "Nord" dan kemudian tinggal di Prancis bersama "Leibstandarte" di musim panas tahun yang sama. Pada tahun 1943 dia ikut bersama "Totenkopf" dalam pertempuran di Kharkov, dan kemudian kembali bersama "Das Reich" di Kursk. Pada tahun 1944 dia bersama "Hitlerjugend" di Normandia, dan dipercaya telah meninggal bulan Oktober 1944 (sebuah dokumen Jerman yang dikumpulkan bersama dengan lembaran arsip di US National Archives mengatakan hal yang sama persis: "dipercaya telah meninggal bulan Oktober 1944" tanpa ada tambahan apa-apa!). Zschäckel adalah pemegang medali Eisernes Kreuz I klasse, dan dipromosikan menjadi Obersturmführer tanggal 20 April 1943. Ini menjadikan dia sebagai salah satu fotografer perang Waffen-SS berpangkat paling tinggi, juga paling banyak kelayapan di berbagai front dan divisi! BTW, dua foto di atas memperlihatkan Zschäckel sedang berada di parit anti-tank selama berlangsungnya hari-hari pertama Operasi Zitadelle bulan Juli 1943. Foto ini sendiri diambil oleh SS-KB Hermann Groenert yang bertugas bersama divisi "Totenkopf"


Berbagai "peralatan perang" yang digunakan oleh para Kriegsberichter Wehrmacht dalam tugasnya. Seperti halnya senjata, alat-alat inipun harus rutin mendapatkan perawatan, apalagi bila sering dipakai di tempat-tempat dengan suhu ekstrim atau tidak bersahabat

-------------------------------------------------------------------------------

IN FARBE

Seorang kameraman Wehrmacht Jerman sibuk mengabadikan suasana Dunkirk tak lama setelah pasukan Sekutu dievakuasi dan pantai bersejarah tersebut jatuh ke tangan Jerman (1940)


Merekam gambar untuk "Die Deutsche Wochenschau" dari atas Sd.Kfz.247. Kendaraan lapis baja ini biasanya dipakai untuk staff perang dan diproduksi sebanyak 68 buah tahun 1937, 1941 dan 1942 oleh Daimler-Benz




Sumber : 
Buku "Luftwaffe at War: Luftwaffe Aces of the Western Front" karya Robert Michulec
Buku "The Panzers and the Battle of Normandy" karya Georges Bernage
Buku "Wolfpacks At War: The U-Boat Experience In WWII" karya Jak Mallmann Showell
Majalah "Luftwaffe im Focus" edisi No.1 tahun 2002

Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi NARA Archives
Foto koleksi pribadi Hallandsen
Foto koleksi pribadi Remi Spezzano
Foto koleksi pribadi Todd Glysen

www.archives.ecpad.fr
www.audiovis.nac.gov.pl

www.charlie59430.skyrock.com
www.commons.wikimedia.org
www.forum.axishistory.com
www.gaissmair.net
www.histomil.com 

No comments:

Post a Comment