Sunday, November 20, 2011

Apakah Medali ini Asli? Jawaban Untuk Alaris Ridwan




Oleh : Alif Rafik Khan

Salah seorang pembaca blog yang bernama ALARIS RIDWAN mengirimkan dua buah foto dari satu medali Eisernes Kreuz yang sama. Dia bilang dia mendapatkan medali ini dari pamannya, dan pamannya mengatakan bahwa ini adalah asli. Si paman sendiri mendapatkan medalinya dari kakek Alaris (bujug dah, jadi belibet gini!).

Alaris mempunyai medali ini dari sejak masa SMP tahun 1995 (berarti Alaris sudah 108 tahun usianya sekarang! Wadaow!!), dan asalnya medali ini mempunyai pita yang dicantelkan untuk leher tapi kemudian dia copot karena dia anggap norak! Dia juga bilang bahwa dulu di medali ini ada hitam-hitamnya tapi kemudian dibrasso biar kinclong.

OK, itu penjelasan yang menyertai medalinya. Terus apa jawabannya?

Berdasarkan buku "Daftar Warung Remang-Remang di Jonggol" yang saya punyai dan keterangan pakar medali luar negeri, pertamanya terdapat keraguan apakah Eisernes Kreuz ini merupakan buatan dari zaman Perang Dunia II, karena nampaknya dia terbuat dari kuningan dan kemudian dilapis. Selain itu, tidak ada "gerigi" di bagian pinggirnya, baik depan maupun belakang. Tambahan: tak terdapat pula "bintik-bintik" di bagian depannya, seperti umumnya medali Eisernes Kreuzes buatan firma resmi Third Reich! Apapun itu, yang jelas ini adalah Eisernes Kreuz yang berusaha dibuat oleh yang membikinnya menjadi Ritterkreuz dengan menambahkan cantolan di atasnya (arah jam 12:00).

Tidak mungkin untuk memastikan keaslian medali ini dengan hanya bermodalkan foto (karena saya juga harus mengelus-elusnya terlebih dahulu! Hehehe..), tapi penjelasan yang paling memungkinkan yang saya dapat, dan juga sekaligus kesimpulan untuk saat ini, adalah bahwa dia merupakan sebuah medali yang dinamakan sebagai "konversi lapangan", suatu praktek yang kadang terjadi bilamana seorang prajurit Wehrmacht diberitahu bahwa dia menerima Ritterkreuz tapi dia masih berada di front dan medalinya belum datang. Maka unitnya atau teman-temannya biasanya berinisiatif untuk "membuatkan" Ritterkreuz sementara yang dibuat dengan cara memodifikasi Eisernes Kreuz II klasse untuk dipasang di leher (dan bukannya di kancing kedua baju!). Salah satu contohnya adalah pengalaman Ritterkreuzträger Theodor Wisch yang bisa kita baca DISINI.



Ini bukanlah berarti bahwa medali di atas berasal dari medali asli keluaran Wehrmacht, tapi lebih kepada medali buatan di lapangan dengan memanfaatkan tukang besi lokal atau anggota unit yang mempunyai bakat pandai besi yang dipersiapkan untuk membuat medali "darurat" bagi si penerima sebelum medali aslinya datang. Tinggal sekarang kita bertanya: kapan dia dibuat? Bagaimana? dan kenapa?

Sekedar informasi, dalam zaman Perang Dunia II negara kita kedatangan unit-unit U-boat Jerman yang bertugas membantu Jepang dalam mengamankan perairan Nusantara dari ancaman serbuan Sekutu. Jarak yang amit-amit jauhnya dari negeri asal mereka membuat urusan suplai menjadi begitu rumitnya, termasuk suplai medali. Bukan hal yang aneh bila para pelaut-pelaut "Monsun" ini berinisiatif untuk memproduksi medali di negara yang menjadi lokasi tugas mereka. Karena itulah banyak dijumpai awak U-boat yang ditempatkan di Indonesia, Malaysia atau Jepang mengenakan medali Jerman "rasa" lokal. Sebagai contohnya saya sertakan foto yang memperlihatkan seorang awak U-510 dengan medali Eisernes Kreuz I klasse buatan Jepang di seragamnya!



Warnung! Ini hanyalah pendapat pribadi, dan saya jauh dari setelan seorang pakar medali, karenanya saya sarankan Herr Alaris Ridwan untuk tidak menganggapnya 100% sebagai sebuah kebenaran.

No comments:

Post a Comment