Saturday, March 8, 2014

Sukarelawan Norwegia Dalam Tubuh Waffen-SS



Oleh : Steve Edpin

Judul: KAWAN-KAWAN DARI UTARA

Reichsführer-SS dan Kepala Kepolisian Jerman, Heinrich Himmler, pada tanggal 30 Januari di Oslo, menghadiri acara sumpah para sukarelawan Norwegia yang tergabung ke dalam resimen Waffen-SS “Standarte Nordland”. Upacara ini dihadiri juga oleh komandan Angkatan Bersenjata Jerman di kawasan Norwegia, Generaloberst von Falkenhorst, dan dewan komisaris pemerintah Norwegia. Juga hadir sebagai pembicara dalam acara ini adalah pemimpin dari Nasjonal Sammling, Quisling, dan Reichskommissar Terboven.*

Dalam pidatonya, sang Reichsführer menekankan bahwa para sukarelawan dari segala suku dan bangsa jermanik yang telah bergabung dengan resimen-resimen SS, turut serta dalam perjuangan pembebasan Eropa. "Kalian, setelah bergenerasi-generasi," kata Reichsführer, "merupakan orang-orang Norwegia pertama, yang telah memutuskan untuk berjuang dalam pertempuran ini dengan kemauan pribadi, tanpa paksaan pemerintahan asing Inggris. Untuk pertama kalinya kalian berdiri sebagai sukarelawan di dalam satu barisan dengan kawan-kawan kalian dari pasukan Hirden* dan prajurit-prajurit SS. Saya menerima pendaftaran kalian, dan menerima kalian dalam "Standarte Nordland". Kita menerima kalian sebagai kawan, sebagai saudara dalam barisan kita, barisan yang selalu memikirkan kebangsaan jermanik, yang sekarang telah disatukan."

KETERANGAN ILUSTRASI
Atas Kanan: Heinrich Himmler menyapa kawan-kawan baru dalam perjuangan membangun Eropa baru.

Tengah Kiri: Seorang prajurit pasukan Hirden yang mendaftarkan diri di Waffen-SS, sedang bercakap-cakap dengan kawan-kawan dari resimen kami dari Utara.

Tengah Kanan: Sang Reichsführer mengadakan upacara sumpah Waffen-SS.

Bawah: Para sukarelawan Norwegia berbaris dalam acara sumpah di depan Reichsführer-SS.

SUMBER FOTO
- koleksi pribadi, ‘Das Schwarze Korps’, ep. 8, hal. 3, terbitan 6 Februari 1941.

------------------------------------------------------------------------------------------


SEKILAS TENTANG SUKARELAWAN NORWEGIA
Pada bulan Mei 1933, sebuah partai nasional sosialis dibentuk di Norwegia dengan nama Nasjonal Sammling (selanjutnya disingkat NS) yang dipimpin oleh Vidkun Quisling*. Setelah Norwegia jatuh pada 10 Juni 1940, SS membuka kantor perekrutan di Oslo. Proses perekrutan relawan Norwegia segera dimulai yang mayoritas rekrutannya berasal dari anggota partai NS (termasuk anggota organisasi paramiliter NS, Hirden). Angka perekrutan pada tahun pertama tidak banyak, berjumlah sekitar 300 orang. Para sukarelawan ini masuk ke dalam SS-Regiment Nordland, yang akan diceritakan dalam artikel di bawah. Resimen ini pertama dirancang untuk menjalankan tugas kepolisian, untuk mengamankan wilayah Norwegia yang diduduki Jerman.

Akan tetapi Quisling tidak begitu yakin pada proses perekrutan Jerman ini, dan mendesak para pendukungnya agar juga masuk ke SS demi mendapatkan pengaruhnya sebagai satuan sukarelawan di tubuh SS. Usaha Quisling berhasil, dan pada bulan Agustus 1941, dibentuk sebuah satuan sukarelawan yang baru dinamakan Freiwilligenlegion Norwegen. Pada bulan Maret 1942, kekuatan sukarelawan Norwegia yang siap tempur dalam satuan ini tercatat sejumlah 1200, yang terbagi ke dalam dua batalion.

Artikel di bawah akan bercerita tentang SS-Regiment Nordland yang merupakan cikal bakal dari Freiwilligenlegion Norwegen.

Di bawah ini adalah terjemahan artikel ke bahasa Indonesia.

Judul: PARA SUKARELAWAN NORWEGIA

SS-Regiment “Nordland” terdiri dari para sukarelawan Norwegia! Seperti api, beritanya dengan cepat merambat ke seluruh tanah air. Pemimpin “Nasjonal Sammling” secara resmi telah ditetapkan. Dan laporannya telah diterima dari mana-mana. Pemuda-pemuda Norwegia datang dengan senjata di tangannya, dengan semangat untuk mempertahankan kebebasan kewarganegaraan jermanik. Mereka ingin agar mereka dapat mengabdi di dalam satuan Waffen-SS. Semua orang tahu tentang apa semua ini. Semua kelas penduduk Norwegia menemukan bahwa mereka – petani, pelajar, seniman, pekerja kantoran – semua sekarang berada di satu barisan, mereka semua mengenakan seragam yang sama dari Waffen-SS. Manusia-manusia yang penuh semangat, yang bersedia menjalankan tugas sampai akhir, tidak ada yang ragu, semua digerakkan oleh kemauan.

Mereka berperawakan tinggi, dengan wajah yang khas, dan mata yang cerah. Mereka tidak banyak bicara, tapi mereka tahu bagaimana harus bertindak ketika mereka dihadapkan dengan tugas-tugas yang besar. Dalam penyeleksian, semua sukarelawan Norwegia yang mendaftarkan diri untuk SS-Regiment “Nordland”, berpenampilan lurus dan tegak, dapat membuat keputusan tanpa ragu, dan bersedia menjalankan tugas; ya, bersedia menjalankan tugas sampai akhir, mereka tahu bahwa tidak ada kata mundur untuknya. Menjadi seorang prajuritlah keinginan mereka, itu adalah tujuan mereka, berdampingan dengan kawan-kawannya dari Reich Jerman dalam pergumulannya memperjuangkan kemerdekaan**.

Mereka telah meninggalkan profesinya di tanah air. Bertugas dengan seragam abu-abu menjadi lebih penting artinya bagi mereka daripada memikirkan kekhawatirannya sehari-hari di tanah air. Orang tua, sanak saudara, istri, dan anak-anak mengijinkan mereka untuk bergabung dengan SS. Untuk mereka, dimulailah sebuah tahap baru dalam kehidupan, dan mereka tahu bahwa melalui tugas-tugas merekalah mereka menebus generasi-generasi Norwegia sebelumnya dengan politiknya yang buruk.

Judul Kolom Kanan: PERPISAHAN DI OSLO

Para sukarelawan pertama yang tergabung ke dalam SS-Regiment “Nordland” dalam beberapa minggu terakhir, diterbangkan dari bandara Oslo ke Jerman. Pada malam sebelumnya mereka berkumpul di ballroom bangunan pasukan Hirden untuk melangsungkan acara malam perpisahan. Puncak dari malam itu adalah pidato dari pemimpin “Nasjonal Sammling”, Vidkun Quisling, yang secara singkat namun mengesankan, menyatakan bahwa tugas dari para sukarelawan tersebut adalah untuk menjalankan dan memenuhi tugas-tugasnya di dalam jajaran Schutzstaffel, sebagai orang Norwegia.

Pidatonya disambut dengan tepuk tangan yang meriah. Quisling menyatakan bahwa hanya Jermanlah yang bisa memegang kepemimpinan kerjasama jermanik, dan bahwa Norwegia sebagai partner, juga akan memainkan peran yang kecil namun setara dan bernilai. Para sukarelawan yang terdaftar di SS-Regiment “Nordland” sekarang tahu mengapa mereka akan diterbangkan ke Jerman. Fakta bahwa sikap lahir dan batin mereka tidak diragukan lagi, telah dibuktikan oleh SS bahwa mereka layak.

Quisling pada akhirnya mengucapkan selamat jalan untuk para sukarelawan yang telah memenuhi panggilan, dan menyampaikan best wishes untuk perjalanan mereka, terutama perjalanan selama tugasnya di SS.

Permulaan “Skuadron Nordland” berjalan dengan lancar. Para sukarelawan masih keluar dari bandara untuk mengucapkan perpisahan terakhir mereka. Rasa sakit dari perpisahan, tapi juga ada sukacita di wajah mereka, sukacita dan kebanggaan akan hal itu, yang salah satunya adalah dapat secara aktif bersama dengan kawan-kawan dari Jerman memperjuangkan kebebasan dan masa depan yang aman. “Sampaikan salam kepada Jerman, sampaikan salam kepada kawan-kawan Jerman, sampaikan salam kepada Adolf Hitler…”

Dengan suara yang menderu, mesin berputar di atas landasan pacu. Pesawat Ju terbang satu demi satu, dan dengan cepat mengudara.

KETERANGAN ILUSTRASI
- Atas 1: Hans Gjerdum, petani muda berumur 21 tahun. Ia sama sekali tidak berbicara Jerman. Namun ia tertawa ketika seseorang bertanya apakah ia tidak kesulitan saat datang ke Jerman. Tapi ia akan segera belajar.
- Atas 2: Stole Gjarder berumur 16,5 tahun berasal dari Oslo. Ia adalah seorang pegawai di perusahaan percetakan ayahnya. Setelah menyelesaikan masa tugasnya, ia ingin agar dapat bertugas lebih lanjut.
- Atas 3: Thorbjörn Holmen. Pekerjaan sebelumnya adalah seorang polisi di Oslo. Ia telah mengucapkan selamat tinggal di kepolisian dan bergabung di Waffen-SS. Sekarang ia berumur 21 tahun. Holmen ingin menjadi seorang perwira.
- Atas 4: Rolf Bjerkelund, seorang pelajar dari Oslo, berumur 18 tahun. Setelah menyelesaikan masa tugasnya selama setahun, ia berkeinginan agar dapat bertugas lebih lanjut dan menjadi seorang perwira SS.
- Bawah: Matthias Aalholm telah bekerja sebagai staf organisasi paramiliternya Vidkun Quisling, Hirden. Ia telah mendaftarkan diri sebagai seorang sukarelawan di Waffen-SS, dan beberapa hari kemudian ia sudah mengenakan seragam feldgrau. Ia berumur 19 tahun, dan keinginan terbaiknya adalah agar suatu hari dapat menjadi seorang perwira SS.

SUMBER FOTO
- koleksi pribadi, ‘Das Schwarze Korps’, ep. 7, hal. 11, terbitan 13 Februari 1941.

CATATAN KAKI
* Vidkun Quisling adalah seorang mantan menteri pertahanan Norwegia, yang juga merupakan pengagum berat Hitler. Saat Jerman menguasai Norwegia di tahun 1940, Quisling menyatakan dirinya sebagai kepala negara. Akan tetapi Hitler tidak setuju dan menunjuk wakilnya sendiri, Reichskommissar Josef Terboven, untuk menjadi kepala negara. Dua tahun berikutnya, Quisling ditunjuk sebagai perdana menteri.
** Banyak para sukarelawan Norwegia yang yakin bahwa satuan ini akan dikerahkan untuk membantu Finlandia dalam pertempurannya melawan kemungkinan invasi lebih lanjut oleh komunis Soviet di wilayah Skandinavia.


Sumber :

No comments:

Post a Comment