Pada
tanggal 21 Desember 1939 Adolf
Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) mengadakan
kunjungan ke semenanjung Westerplatte (Danzig) menggunakan perahu dan
berkesempatan menaiki kapal
perang Schleswig-Holstein. Setelahnya dia mengadakan kunjungan ke
Gotenhafen (Gdynia/Gdingen) dan pulang ke Zoppot di hari yang sama. Foto
yang diambil oleh Heinrich Hoffmann ini memperlihatkan saat sang Führer
meninjau puing-puing sisa Pertempuran Westerplatte (1-7 September 1939)
yang baru berakhir beberapa hari sebelumnya dan yang tercatat sebagai
pertempuran pertama dalam Perang Dunia II! Beberapa orang yang bisa saya
kenali dari foto ini: 1.Kapitän zur See Gustav Kleikamp (Kommandant
Linienschiff "Schleswig-Holstein"), 2.Generaloberst Wilhelm Keitel (Chef
der Oberkommando der Wehrmacht), 3.Charakter als Vizeadmiral Lothar von
Arnauld de la Perière (Marinebevollmächtigter Danzig),
4.SS-Gruppenführer Dr.jur. Hans Heinrich Lammers (Staatssekretär und
Chef der Reichskanzlei), 5.Albert Forster (Gauleiter Danzig), 6.Generalmajor Erwin Rommel
(Kommandeur Führer-Begleit-Kommando), 7.SS-Untersturmführer Heinz
Linge (Persönlicher Ordonnanzoffizier des Führers), 8.Oberst Rudolf
Schmundt (Chefadjutant der Wehrmacht beim Führer und Oberster
Befehlshaber der Wehrmacht), 9.Generalmajor Alfred Jodl (Chef des
Wehrmachtsführungsamt), 10.Hauptmann im Generalstab Wilhelm "Willy"
Deyhle (Adjutant Chef des Wehrmachtsführungsamt), 11.Hauptmann Gerhard
Engel (Adjutant des Heeres beim Führer und Oberster Befehlshaber der
Wehrmacht), 12.Reichsleiter
Martin Bormann (Persönlicher Sekretär bzw. Stabsleiter des
Stellvertreters des Führers Rudolf Hess), 13.Hauptmann Nicolaus von
Below (Adjutant der Luftwaffe beim Führer und Oberster Befehlshaber der
Wehrmacht), 14.Konteradmiral Hubert Schmundt (Befehlshaber der
Seestreitkräfte in der Danziger Bucht), 15.Generaloberst Walther von
Brauchitsch (Oberbefehlshaber des Heeres), dan 16.Oberst Walter
Warlimont (Stellvertreter Chef des Wehrmachtsführungsamt)
Sebuah pos terluar Jerman dalam pertempuran memperebutkan kota Stalingrad, akhir musim panas 1942. Dua orang Landser yang berlindung di Stichgraben (Celah Parit) ini mempersenjatai diri dengan sebuah senapan mesin MG-34, mortir ringan IeGW.36 5cm, dan sebuah senapan mesin ringan MP-40. Kotak amunisi kosong di belakang mereka merupakan bukti dari pertempuran berat yang telah terjadi sebelumnya. Sekarang, setelah kemenangan mulai terlihat jelas oleh 6. Armee, unit-unit Jerman mengadaptasi metode dalam mengalihkan kekuatan pendorong utama mereka antara satu wilayah dengan wilayah lainnya serta menghantam habis satu demi satu blok pertahanan musuh
Sebuah pos terluar Jerman dalam pertempuran memperebutkan kota Stalingrad, akhir musim panas 1942. Dua orang Landser yang berlindung di Stichgraben (Celah Parit) ini mempersenjatai diri dengan sebuah senapan mesin MG-34, mortir ringan IeGW.36 5cm, dan sebuah senapan mesin ringan MP-40. Kotak amunisi kosong di belakang mereka merupakan bukti dari pertempuran berat yang telah terjadi sebelumnya. Sekarang, setelah kemenangan mulai terlihat jelas oleh 6. Armee, unit-unit Jerman mengadaptasi metode dalam mengalihkan kekuatan pendorong utama mereka antara satu wilayah dengan wilayah lainnya serta menghantam habis satu demi satu blok pertahanan musuh
Tiga
buah foto yang memperlihatkan gudang gandum di Stalingrad, salah satu
bangunan yang paling dipertahankan secara mati-matian oleh pasukan Rusia
di kota tersebut. Di tempat penggilingan gandum raksasa yang terletak
di selatan lembah Tsaritsa ini, pertempuran yang terjadi benar-benar
tidak mengenal ampun. Kedua belah pihak sama-sama menderita korban besar
dalam usaha merebut dan mempertahankan bangunan ini. Selama tiga hari
nonstop pasukan dari 24. Panzer-Division membombardir struktur beton
masif tersebut dengan artileri, senjata anti-tank, mortir, dan meriam
tank, sehingga membuat biji gandum yang tersimpan di dalamnya terbakar
hebat. Tentara Soviet yang berlindung di dalamnya menolak untuk
menyerah, sehingga pertempuran berlanjut dengan duel satu lawan satu
yang menyebar di seluruh ruangan. Pada tanggal 21 September 1942
akhirnya pihak Jerman berhasil mendudukinya. Tapi penderitaan tidak
berhenti sampai disini: pertempuran yang sama brutalnya kemudian
berlanjut ke Lapangan Merah, pabrik kuku, dan Department Store Univermag
Satu regu Maschinengewehrtrupp bersenjatakan MG 34 bergerak menuju posisi baru mereka melalui jalanan kota Stalingrad yang sudah penuh dengan puing-puing. Grup senapan mesin biasanya membawa satu atau dua buah laras cadangan, yang biasanya dipakai untuk mengganti laras utama setelah 250 peluru ditembakkan secara non-stop. Tujuannya adalah untuk memberi kesempatan laras utama didinginkan sebelum dipakai kembali. Pada fase ini (September 1942), semua prajurit infanteri yang bertempur di kota Stalingrad digolongkan sebagai Alte Hasen (Kelinci Tua, Tangan Tua, Veteran Tempur), yaitu mereka yang mampu bertahan hidup melalui hari demi hari pertempuran brutal tak terperikan!
Tiga buah foto ini memperlihatkan prajurit-prajurit infanteri dari 389. Infanterie-Division dengan penuh kewaspadaan bergerak di antara pabrik traktor "Krasny Oktyabr" (Oktober Merah) yang telah hancur di Stalingrad bulan Oktober 1942. Dalam pertempuran brutal memperebutkan pabrik tersebut, Divisi Senapan Jaga ke-37 Soviet mampu dipukul mundur oleh pasukan Wehrmacht, tapi mereka bertempur dengan luar biasa fanatik sehingga setiap jengkal dan meter wilayah harus dibayar dengan amat mahal oleh pihak penyerang. Granat tangan menjadi senjata "favorit" oleh kedua belah pihak. Pada sore tanggal 4 Oktober 1942, 389. Infanterie-Division baru berhasil menguasai satu blok flat di wilayah blok apartemen pabrik. Tapi tetap pasukan Soviet yang bertahan menolak untuk menyerah. Di waktu malam mereka akan menyerang balik pihak Jerman dengan roket-roket Katyusha yang memekakkan telinga, dan cukup berhasil dalam usahanya. Selama seminggu selanjutnya pertempuran yang sengit terus berlangsung nonstop. Pada tanggal 14 Oktober 1942, yang disebut-sebut sebagai "ofensif terakhir", General der Panzertruppe Friedrich Paulus (Oberbefehlshaber 6. Armee) mengirimkan lima divisi yang didukung oleh pesawat-pesawat Luftwaffe untuk menyerbu Krasny Oktyabr. Di sepanjang hari itu pertempuran berdarah-darah berlangsung di wilayah sekitar pabrik dan juga di dalamnya, dan di hari itu juga pasukan Wehrmacht kehilangan 2.000 orang prajurit terbaiknya yang terbunuh serta 40 tank!
Sarang senapan mesin Jerman di bagian dalam reruntuhan pabrik traktor Stalingrad, pertengahan bulan Oktober 1942. Unteroffizier di sebelah kiri bersenjatakan sebuah senapan Mosin-Nagant M-1898/30 7.62mm hasil rampasan dari Soviet, yang biasa disebut prajurit Jerman sebagai Gewehr 252(r). Puing-puing yang berserakan dan semrawut sama-sama memberikan perlindungan bagi pihak penyerang dan yang bertahan, juga perlindungan dari hujan tembakan artileri yang biasa disindir para Landser sebagai "Post Bekommen" (menerima surat)
Foto yang memperlihatkan kehancuran total salah satu pabrik di Stalingrad setelah pertempuran sengit yang terjadi disana. Selain akibat dari kontak senjata, banyak juga pasukan dari kedua belah pihak yang terluka karena kuku copot, lutut keseleo, pergelangan tangan memar-memar, serta tertimpa oleh puing-puing! Di pertengahan bulan Oktober 1942, saat panzer-panzer Wehrmacht berhasil menembus pertahanan kuat pihak Soviet, pasukan infanteri dari 389. Infanterie-Division bergerak masuk untuk menduduki sisa-sisa reruntuhan bangunan pabrik dan toko yang membentang sepanjang 2,5 kilometer!
Dua orang prajurit Jerman berjalan ke arah bagian pusat kota Stalingrad yang telah dikuasai, Oktober 1942. Reruntuhan ini seakan menjadi saksi dari setiap pertempuran dan duel brutal yang telah terjadi diantara kedua belah pihak yang berseteru, yang tidak jarang berlangsung dari satu blok ke blok lainnya, dan dari satu rumah ke rumah yang lainnya. Pasukan Soviet yang bertahan kemudian merubah taktik mereka dan mulai menggunakan grup serbu berkekuatan kecil tapi bersenjata berat yang melakukan serangan kilat ke bangunan-bangunan dan pertahanan Jerman di medan operasi mereka
Pasukan infanteri Jerman bergerak masuk melintasi puing-puing di pinggiran kota Stalingrad untuk membantu rekan-rekan mereka yang sedang bertempur disana, Oktober 1942. Meskipun wilayah tersebut notabene sudah diduduki, tapi bergerak melintasinya tetaplah berbahaya. Banyak jalan masuk ke kota yang masih ditanami ranjau darat, belum lagi sniper musuh yang tak henti-hentinya menimbulkan korban di kalangan tentara Wehrmacht. Para penanam ranjau Soviet akan menyergap kendaraan lapis baja Jerman yang melintas secara bergerombol dan melemparkan ranjau di depannya, melemparkan bahan peledak di dek mesin, menempelkan ranjau magnetik hasil rampasan di tubuh tank, atau hanya sekedar melontarkan bom molotov. Yang terakhir ini biasa disebut pasukan Rusia sebagai "Butylka s goryuchej smes' yu" (botol dengan bahan mudah terbakar) dan bukannya "Molotov Cocktail" karena menyebut nama pemimpin mereka sebagai bahan sindiran adalah terlarang dan bisa mendapatkan hukuman berat!
Salah satu kelompok penyerbu Jerman dari 113. Infanterie-Division, yang didukung oleh StuG III Ausf.F dari Sturmgeschütz-Abteilung 244, beristirahat sebentar sebelum meneruskan membereskan sisa-sisa tentara Rusia yang masih bertahan di reruntuhan pabrik traktor “Dzershinzky" Stalingrad (Stalingradski traktorni zavod im. F.E. Dzerzhinskogo), tanggal 15 Oktober 1942. Salah satu titik paling panas dalam Pertempuran Stalingrad adalah pabrik traktor tersebut, yang sebelum kepungan bertanggungjawab atas produksi 50% tank T-34 Soviet yang diterjunkan ke garis depan. Dalam serangan terkoordinasi yang dilancarkan dari tanggal 14 Oktober 1942, tidak kurang dari lima divisi Wehrmacht - lebih dari 90.000 orang, 2.000 senjata artileri, 300 tank, dan gelombang demi gelombang pesawat Stuka - yang diterjunkan untuk menghancurkan dua titik utama perlawanan Rusia yang membentang selebar ± 3,2 kilometer: pabrik Dzershinzky dan Barrikady. Serangan masif tersebut diawali oleh bombardir darat dan udara yang berlangsung selama 1,5 jam, yang meluluhlantakkan segala sesuatu dalam jarak 100 meter dari front terdepan. Meskipun terlihat sebagai sebuah serangan kolosal dengan begitu banyak elemen yang terlibat, penyerbuan Jerman tersebut sebenarnya tidak lebih dari penggambaran tour de force secara teknis daripada sekedar sebuah godam pendobrak. Sebagai contoh, pihak penyerang telah mempersiapkan dengan cermat segala sesuatunya terlebih dahulu, termasuk mendata satu persatu pos pertahanan Rusia yang tersebar di sekitar lingkungan pabrik tersebut melalui penyadapan kode radio musuh, yang diikuti dengan pentargetan untuk dihancurkan sesegera mungkin. Kecermatan khas Jerman ini kemudian membawa hasil, karena dengan cepat semua titik perlawanan berhasil dilumpuhkan melalui pemboman edan-edanan oleh artileri dan pesawat udara. Meskipun Tentara Merah yang bertahan melakukan perlawanan secara heroik dan gagah berani - sehingga mampu mematahkan gelombang serangan pertama yang datang sehingga mengejutkan pihak Jerman yang menyangka tidak akan ada yang mampu bertahan dari pembombardiran serbesar itu - tapi pada akhirnya mereka tergulung pula oleh serangan lanjutan yang dilancarkan setelahnya. Kedua foto di atas diambil oleh Hans Eckle, seorang prajurit dari 587.Infanterie-Regiment / 320.Infanterie-Division
Sebuah kendaraan lapis baja Sd.Kfz. 231 milik 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend" difoto dengan puing-puing Caen (Normandia/Prancis) berada di sekelilingnya, bulan Juli 1944. Di latar belakang kita bisa melihat sisa-sisa dari Gereja Saint-Pierre. Kota Caen dihancurkan sehingga hampir tak berbentuk oleh pemboman terus-menerus pihak Sekutu, setelah mereka mendapat kesulitan untuk merebutnya lewat jalur darat. Ironisnya, pemboman tersebut ternyata hanya sia-sia belaka, karena posisi pasukan Jerman sendiri hampir tak tersentuh di perbatasan utara kota!. Dalam upaya melancarkan gerak majunya, pihak Sekutu melancarkan strategi pemboman masif di kota-kota yang terletak di Normandia dan Prancis utara, dimana puluhan ribu warga sipil tak berdosa lah yang menjadi korbannya
Satu regu Maschinengewehrtrupp bersenjatakan MG 34 bergerak menuju posisi baru mereka melalui jalanan kota Stalingrad yang sudah penuh dengan puing-puing. Grup senapan mesin biasanya membawa satu atau dua buah laras cadangan, yang biasanya dipakai untuk mengganti laras utama setelah 250 peluru ditembakkan secara non-stop. Tujuannya adalah untuk memberi kesempatan laras utama didinginkan sebelum dipakai kembali. Pada fase ini (September 1942), semua prajurit infanteri yang bertempur di kota Stalingrad digolongkan sebagai Alte Hasen (Kelinci Tua, Tangan Tua, Veteran Tempur), yaitu mereka yang mampu bertahan hidup melalui hari demi hari pertempuran brutal tak terperikan!
Tiga buah foto ini memperlihatkan prajurit-prajurit infanteri dari 389. Infanterie-Division dengan penuh kewaspadaan bergerak di antara pabrik traktor "Krasny Oktyabr" (Oktober Merah) yang telah hancur di Stalingrad bulan Oktober 1942. Dalam pertempuran brutal memperebutkan pabrik tersebut, Divisi Senapan Jaga ke-37 Soviet mampu dipukul mundur oleh pasukan Wehrmacht, tapi mereka bertempur dengan luar biasa fanatik sehingga setiap jengkal dan meter wilayah harus dibayar dengan amat mahal oleh pihak penyerang. Granat tangan menjadi senjata "favorit" oleh kedua belah pihak. Pada sore tanggal 4 Oktober 1942, 389. Infanterie-Division baru berhasil menguasai satu blok flat di wilayah blok apartemen pabrik. Tapi tetap pasukan Soviet yang bertahan menolak untuk menyerah. Di waktu malam mereka akan menyerang balik pihak Jerman dengan roket-roket Katyusha yang memekakkan telinga, dan cukup berhasil dalam usahanya. Selama seminggu selanjutnya pertempuran yang sengit terus berlangsung nonstop. Pada tanggal 14 Oktober 1942, yang disebut-sebut sebagai "ofensif terakhir", General der Panzertruppe Friedrich Paulus (Oberbefehlshaber 6. Armee) mengirimkan lima divisi yang didukung oleh pesawat-pesawat Luftwaffe untuk menyerbu Krasny Oktyabr. Di sepanjang hari itu pertempuran berdarah-darah berlangsung di wilayah sekitar pabrik dan juga di dalamnya, dan di hari itu juga pasukan Wehrmacht kehilangan 2.000 orang prajurit terbaiknya yang terbunuh serta 40 tank!
Sarang senapan mesin Jerman di bagian dalam reruntuhan pabrik traktor Stalingrad, pertengahan bulan Oktober 1942. Unteroffizier di sebelah kiri bersenjatakan sebuah senapan Mosin-Nagant M-1898/30 7.62mm hasil rampasan dari Soviet, yang biasa disebut prajurit Jerman sebagai Gewehr 252(r). Puing-puing yang berserakan dan semrawut sama-sama memberikan perlindungan bagi pihak penyerang dan yang bertahan, juga perlindungan dari hujan tembakan artileri yang biasa disindir para Landser sebagai "Post Bekommen" (menerima surat)
Foto yang memperlihatkan kehancuran total salah satu pabrik di Stalingrad setelah pertempuran sengit yang terjadi disana. Selain akibat dari kontak senjata, banyak juga pasukan dari kedua belah pihak yang terluka karena kuku copot, lutut keseleo, pergelangan tangan memar-memar, serta tertimpa oleh puing-puing! Di pertengahan bulan Oktober 1942, saat panzer-panzer Wehrmacht berhasil menembus pertahanan kuat pihak Soviet, pasukan infanteri dari 389. Infanterie-Division bergerak masuk untuk menduduki sisa-sisa reruntuhan bangunan pabrik dan toko yang membentang sepanjang 2,5 kilometer!
Dua orang prajurit Jerman berjalan ke arah bagian pusat kota Stalingrad yang telah dikuasai, Oktober 1942. Reruntuhan ini seakan menjadi saksi dari setiap pertempuran dan duel brutal yang telah terjadi diantara kedua belah pihak yang berseteru, yang tidak jarang berlangsung dari satu blok ke blok lainnya, dan dari satu rumah ke rumah yang lainnya. Pasukan Soviet yang bertahan kemudian merubah taktik mereka dan mulai menggunakan grup serbu berkekuatan kecil tapi bersenjata berat yang melakukan serangan kilat ke bangunan-bangunan dan pertahanan Jerman di medan operasi mereka
Pasukan infanteri Jerman bergerak masuk melintasi puing-puing di pinggiran kota Stalingrad untuk membantu rekan-rekan mereka yang sedang bertempur disana, Oktober 1942. Meskipun wilayah tersebut notabene sudah diduduki, tapi bergerak melintasinya tetaplah berbahaya. Banyak jalan masuk ke kota yang masih ditanami ranjau darat, belum lagi sniper musuh yang tak henti-hentinya menimbulkan korban di kalangan tentara Wehrmacht. Para penanam ranjau Soviet akan menyergap kendaraan lapis baja Jerman yang melintas secara bergerombol dan melemparkan ranjau di depannya, melemparkan bahan peledak di dek mesin, menempelkan ranjau magnetik hasil rampasan di tubuh tank, atau hanya sekedar melontarkan bom molotov. Yang terakhir ini biasa disebut pasukan Rusia sebagai "Butylka s goryuchej smes' yu" (botol dengan bahan mudah terbakar) dan bukannya "Molotov Cocktail" karena menyebut nama pemimpin mereka sebagai bahan sindiran adalah terlarang dan bisa mendapatkan hukuman berat!
Salah satu kelompok penyerbu Jerman dari 113. Infanterie-Division, yang didukung oleh StuG III Ausf.F dari Sturmgeschütz-Abteilung 244, beristirahat sebentar sebelum meneruskan membereskan sisa-sisa tentara Rusia yang masih bertahan di reruntuhan pabrik traktor “Dzershinzky" Stalingrad (Stalingradski traktorni zavod im. F.E. Dzerzhinskogo), tanggal 15 Oktober 1942. Salah satu titik paling panas dalam Pertempuran Stalingrad adalah pabrik traktor tersebut, yang sebelum kepungan bertanggungjawab atas produksi 50% tank T-34 Soviet yang diterjunkan ke garis depan. Dalam serangan terkoordinasi yang dilancarkan dari tanggal 14 Oktober 1942, tidak kurang dari lima divisi Wehrmacht - lebih dari 90.000 orang, 2.000 senjata artileri, 300 tank, dan gelombang demi gelombang pesawat Stuka - yang diterjunkan untuk menghancurkan dua titik utama perlawanan Rusia yang membentang selebar ± 3,2 kilometer: pabrik Dzershinzky dan Barrikady. Serangan masif tersebut diawali oleh bombardir darat dan udara yang berlangsung selama 1,5 jam, yang meluluhlantakkan segala sesuatu dalam jarak 100 meter dari front terdepan. Meskipun terlihat sebagai sebuah serangan kolosal dengan begitu banyak elemen yang terlibat, penyerbuan Jerman tersebut sebenarnya tidak lebih dari penggambaran tour de force secara teknis daripada sekedar sebuah godam pendobrak. Sebagai contoh, pihak penyerang telah mempersiapkan dengan cermat segala sesuatunya terlebih dahulu, termasuk mendata satu persatu pos pertahanan Rusia yang tersebar di sekitar lingkungan pabrik tersebut melalui penyadapan kode radio musuh, yang diikuti dengan pentargetan untuk dihancurkan sesegera mungkin. Kecermatan khas Jerman ini kemudian membawa hasil, karena dengan cepat semua titik perlawanan berhasil dilumpuhkan melalui pemboman edan-edanan oleh artileri dan pesawat udara. Meskipun Tentara Merah yang bertahan melakukan perlawanan secara heroik dan gagah berani - sehingga mampu mematahkan gelombang serangan pertama yang datang sehingga mengejutkan pihak Jerman yang menyangka tidak akan ada yang mampu bertahan dari pembombardiran serbesar itu - tapi pada akhirnya mereka tergulung pula oleh serangan lanjutan yang dilancarkan setelahnya. Kedua foto di atas diambil oleh Hans Eckle, seorang prajurit dari 587.Infanterie-Regiment / 320.Infanterie-Division
Sebuah kendaraan lapis baja Sd.Kfz. 231 milik 12. SS-Panzer-Division "Hitlerjugend" difoto dengan puing-puing Caen (Normandia/Prancis) berada di sekelilingnya, bulan Juli 1944. Di latar belakang kita bisa melihat sisa-sisa dari Gereja Saint-Pierre. Kota Caen dihancurkan sehingga hampir tak berbentuk oleh pemboman terus-menerus pihak Sekutu, setelah mereka mendapat kesulitan untuk merebutnya lewat jalur darat. Ironisnya, pemboman tersebut ternyata hanya sia-sia belaka, karena posisi pasukan Jerman sendiri hampir tak tersentuh di perbatasan utara kota!. Dalam upaya melancarkan gerak majunya, pihak Sekutu melancarkan strategi pemboman masif di kota-kota yang terletak di Normandia dan Prancis utara, dimana puluhan ribu warga sipil tak berdosa lah yang menjadi korbannya
Peralatan
dan kendaraan perang Wehrmacht yang hancur lebur oleh tembakan artileri
Amerika di wilayah Montélimar, Auvergne-Rhône-Alpes (Prancis), bulan
Agustus 1944. Dalam pergulatan sengit yang terjadi di sekitar wilayah
Montélimar tersebut, pasukan Jerman berusaha menarik mundur pasukannya
dari Prancis selatan menuju ke arah utara sungai Drôme. Meskipun
penarikan mundur tersebut berjalan dengan sukses dan sebagian besar
personil militer Wehrmacht berhasil dievakuasi keluar dari kepungan
Sekutu, tapi mereka terpaksa meninggalkan banyak peralatan perang yang
merupakan hasil dari delapan hari pertempuran berat melawan tentara
Amerika. Tidak kurang dari 2.000-3.000 kendaraan dari berbagai jenis,
lebih dari 80 meriam artileri dan 5 artileri rel kelas berat yang musnah
atau jatuh ke tangan musuh!
Buku "Der Große Deutsche Feldzug gegen Polen" karya Heinrich Hoffmann
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad
Buku "The War Against Germany and Italy: Mediterranean and Adjacent Areas" karya Kent Roberts Greenfield
www.5sswiking.tumblr.com
www.menofwehrmacht.blogspot.com
www.ww2colorfarbe.blogspot.com
www.5sswiking.tumblr.com
www.menofwehrmacht.blogspot.com
www.ww2colorfarbe.blogspot.com
AGEN TERPERCAYA
ReplyDeleteMIX PARLAY
BERITA BOLA
Mariobola adalah agen Mix Parlay terbesar Saat ini di Indonesia yang sudah tidak diragukan lagi dalam hal melayani dan membantu masalah yang dihadapi member dalam hal pembuatan akun dan masalah games.
Hanya dengan 1 User ID anda bisa bermain semua game, buruan daftar di Mariobola.
Ayo Join Mariobola Sekarang Juga
Promo Yang berlaku Di www.mariobola.net
HOT PROMO :
- Bonus Deposit 10% Setiap hari (max 200 Rb) Minimal TO 2x
- Bonus Cashback Mingguan Di Sportbook 5% - 15%
- Bonus Refrensi 2,5% Seumur Hidup Di Permainan Sportbook
- Bonus Rollingan Casino 0.8%
Diskon Togel :
Discount 4D : 66.00% , 3D : 59.5.00% , 2D : 29.5.00%
Kombinasi = 5%
Shio = 12%
Colok Angka (1A) = 5%
Colok Macau (2A) = 15%
Colok Naga (3A) = 15%
Colok Jitu = 8%
Silakan Bossku^^