Rommel
berunding dengan para staffnya di markas besarnya Libya bulan April
1942 untuk merancang strategi terbaik demi merebut kota pelabuhan Tobruk
dari tangan pasukan Inggris. Foto jepretan Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
ini sendiri pertama kali dipublikasikan pada tanggal 26 Mei 1942. Dari
kiri ke kanan: Oberstleutnant im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des
Generalstabes Deutsches Afrikakorps), Oberstleutnant im Generalstab
Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic Dritter Generalstabsoffizier
Panzerarmee "Afrika"), Generaloberst Erwin Rommel
(Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Generalleutnant
Walther Nehring (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps)
Generaloberst
Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan
Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches
Afrikakorps) berdiri dengan latar belakang konvoy pasukan Poros (Jerman,
Italia, dan sukarelawan Arab) di dekat Gazala yang sedang bergerak maju
menuju Tobruk, Mei 1942. Dalam apa yang dinamakan sebagai Pertempuran
Gazala, anakbuah Rommel berhasil menggasak pasukan gabungan Inggris dan
Persemakmuran, mengusir mereka dari Libya sekaligus menduduki kota
pelabuhan Tobruk yang sangat strategis. Hal ini dianggap sebagai
pencapaian terbesar Sang Rubah Gurun di Afrika Utara, dan sebagai
balasannya Hitler langsung menaikkan pangkat secara luar biasa jenderal
favoritnya tersebut menjadi Generalfeldmarschall, sehingga menjadikan
Rommel Marsekal (Jenderal Bintang Lima) termuda di seantero Wehrmacht
dalam usia 50 tahun! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller
Generaloberst
Erwin Rommel (kedua dari kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika")
dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (kanan, Chef des Generalstabes Deutsches
Afrikakorps) di atas ranpur pribadi Sd.Kfz.250/3
leichter Schützenpanzer Funkpanzerwagen "GREIF" (Grifon/Serang) dalam kancah
Pertempuran Gazala (26 Mei s/d 21 Juni 1942). Foto diambil di dekat
wilayah Tobruk (Libya)
Generaloberst
Erwin Rommel (memakai topi visor, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika")
dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (memakai gogel, Chef des Generalstabes Deutsches
Afrikakorps) di atas ranpur pribadi Sd.Kfz.250/3
leichter Schützenpanzer Funkpanzerwagen WH-937036 "GREIF" (Grifon/Serang) dalam kancah
Pertempuran Gazala (26 Mei s/d 21 Juni 1942). Foto diambil oleh Kriegsberichter Ernst
Alexander Zwilling di dekat
wilayah Bir Hacheim (Libya) bulan Juni 1942
Tiga
buah ranpur halftrack Jerman diparkir berdekatan di sekitar kota
pelabuhan Tobruk yang dikepung, bulan Juni 1942. Halftrack paling kanan
berasal dari jenis kendaraan komunikasi ringan (leichter
Funkpanzerwagen) Sd.Kfz. 250/3 "Greif" (plat nomor WH 937035), yang
merupakan salah satu kendaraan komando pribadi milik Generaloberst Erwin
Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"). "Greif" sendiri
dilengkapi dengan dua buah antena radio: antena yang lebih besar
merupakan alat pemancar dari radio jenis FuG 7 yang mempunyai daya
jangkau sampai 50 kilometer, sementara antena yang lebih kecil adalah
pemancar dari radio FuG 5 dengan daya jangkau 5 kilometer (yang terakhir
berfungsi sebagai alat komunikasi antar-unit yang berdekatan).
Halftrack yang diparkir di tengah berasal dari jenis Sd.Kfz. 251 Ausf.B.
Di bagian sampingnya terdapat pula antena, yang menunjukkan bahwa
ranpur setengah roda satu ini - yang biasanya digunakan sebagai sarana
pengangkut pasukan Panzergrenadier - berfungsi pula sebagai kendaraan
komunikasi menengah (mittlerer Funkpanzerwagen), yang kemungkinan adalah
hasil modifikasi lapangan dari Sd.Kfz. 251/1 standar menjadi Sd.Kfz.
251/3 yang dilengkapi dengan radio komando. Halftrack terakhir di
sebelah kiri adalah sebuah Sd. Kfz. 251/1 Ausf.S. Perwira yang membawa
peta sambil ngadu huntu dengan Rommel adalah Oberst Eduard Crasemann
(Kommandeur Artillerie-Regiment 33 [motorisiert] / 15.Panzer-Division).
Foto ini sendiri diambil oleh Kriegsberichter Albrecht Heinrich Otto
dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Generaloberst
Erwin Rommel (kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika")
mengobservasi lapangan di dekat El Alamein (Mesir) sesampainya disana
pada tanggal 18 Juni 1942 untuk melakukan pertemuan dengan Fliegerführer
Afrika, General der Flieger Otto Hoffmann von Waldau. Berdiri nomor dua
dari kiri adalah Oberst Fritz Bayerlein (kanan, Chef des Generalstabes Deutsches
Afrikakorps), sementara di latar belakang kita bisa melihat sebuah mobil staff Horch serta Flak 88. Foto oleh Kriegsberichter Ernst
Alexander Zwilling
Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15,
Generaloberst
Erwin Rommel
(Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im
Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches
Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan
yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara
tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942,
setelah sebuah serangan memutar yang brilian. Sekitar 33.000 orang
prajurit Inggris dan Persemakmuran yang tertawan sehingga menjadikannya
kekalahan terbesar kedua Inggris dalam Perang Dunia II setelah jatuhnya
Singapura (80.000 orang yang tertawan)! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15,
Generaloberst
Erwin Rommel
(Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im
Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches
Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan
yang menjadi pangkalan Inggris tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman
pada tanggal 21 Juni 1942 (Bayerlein duduk di kiri sementara Rommel di
kanan). Di sebelah kiri foto tampak terparkir sebuah Panzerbefehlswagen
III Ausf.C/H (SdKfz. 266/267/268). Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15,
Generaloberst
Erwin Rommel
(Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im
Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches
Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan
yang menjadi pangkalan Inggris tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman
pada tanggal 21 Juni 1942). Latar belakang memperlihatkan suasana
pelabuhan yang dipenuhi oleh kapal-kapal rusak tak terpakai hasil
pemboman selama berbulan-bulan. Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Generaloberst
Erwin Rommel
(Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan
yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara
tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942.
Disini sang Marsekal sedang berjalan di tengah diikuti oleh seorang perwira Italia di kiri dan Oberst im
Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes
Deutsches
Afrikakorps) di kanan. Di
sebelah kanan foto terlihat "britische Kriegsgefangene" (tawanan
Inggris) yang sedang duduk-duduk santai menunggu untuk dikirim ke kamp
tawanan Jerman di garis belakang. Pada kenyataannya, cukup banyak
pasukan dari negara lain yang ikut mempertahankan Tobruk dari serangan
Jerman, termasuk dari Australia, Afrika Selatan, dan bahkan
Cekoslowakia! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK
(Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Generaloberst
Erwin Rommel
(kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im
Generalstab Fritz Bayerlein (kedua dari kanan, Chef des Generalstabes
Deutsches
Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan
yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara
tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942.
Disini tampak sang Marsekal sedang menanyai seorang prajurit Afrikakorps
dengan latar belakang pelabuhan tempat bersandar kapal. Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Prajurit-prajurit
DAK (Deutsches Afrikakorps) beristirahat di tengah hamparan gurun pasir
di hari jatuhnya kota pelabuhan Tobruk ke tangan pasukan Jerman dan
Italia, 21 Juni 1942. Dari peralatan-peralatan yang mereka bawa,
kemungkinan prajurit-prajurit ini berasal dari unit Pioniere (Zeni).
Foto ini sendiri terdapat dalam buku "Erwin Rommel: Photographer".
Sesuai dengan judul bukunya, foto ini diambil oleh sang panglima pasukan
Jerman di Afrika Utara, Erwin Rommel. "Der Wüstenfuchs" (Sang Rubah
Gurun) memang mempunyai hobi fotografi, dan sebagian besar foto-fotonya
yang diambil di medan perang Eropa dan Afrika berasal dari kamera Leica
pemberian dari Menteri Propaganda Joseph Goebbels
Generaloberst
Erwin Rommel
(Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") menerangkan sesuatu di peta
kepada para prajurit Jerman dan Italia di Tobruk di hari kota tersebut
jatuh ke tangan Jerman. Bertolak pinggang di sebelah kanan adalah Oberst
im
Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches
Afrikakorps), sementara di belakang mereka adalah Leutnant tak dikenal
yang berasal dari unit Panzertruppen (terlihat dari pin tengkorak di
kerahnya). Foto diambil tanggal 21-22 Juni 1942 oleh Kriegsberichter Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Foto ini diambil pada tanggal 22 Juni 1942 oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dan memperlihatkan Generaloberst
Erwin Rommel
(Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan Oberst im
Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches
Afrikakorps) di atas sebuah mobil atap terbuka dalam inspeksi ke kota
pelabuhan Tobruk yang baru diduduki oleh pasukan Jerman sehari
sebelumnya. Di hari ini pula Rommel naik pangkat secara luar biasa dari
Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall sebagai penghargaan dari sang
Führer untuk prestasinya tersebut
Foto
ini diambil pada tanggal 22 Juni 1942 oleh Kriegsberichter Valtingojer
dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" dan memperlihatkan Generaloberst
Erwin Rommel
(Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") sedang diwawancarai oleh
PK-Tonberichter (reporter radio) Günther Halm mengenai Pertempuran
Tobruk yang baru saja usai (dengan pihak Jerman yang keluar sebagai
pemenangnya). Di tengah ikut menyimak Oberst im
Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches
Afrikakorps). Di hari ini pula Rommel naik pangkat
secara luar biasa dari Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall
sebagai penghargaan dari sang Führer untuk prestasinya tersebut
Sumber :
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Buku "Deutsche Afrikakorps" karya Ricardo Recio Cardona
www.commons.wikimedia.org