Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi Hainaut (Belgia), adalah markas sementara 6. Armee Jerman pimpinan Generaloberst Walther von Reichenau selama berlangsungnya Blitzkrieg ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia dan Luxemburg) di bulan Mei 1940. Kastil yang telah berdiri dari sejak tahun 1127 ini mencatatkan namanya dalam sejarah setelah dijadikan sebagai lokasi penandatanganan menyerahnya Belgia pada tanggal 28 Mei 1940, di akhir Pertempuran Lys
Pada pukul 09:35 pagi tanggal 28 Mei 1940, mobil sedan Touring Plymouth P6 Deluxe 1938 empat pintu yang membawa delegasi militer Belgia tiba di halaman Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi Hainaut (Belgia) - yang merupakan markas dari 6. Armee Jerman - untuk menegosiasikan penyerahan Belgia dalam Perang Dunia II. Delegasi Belgia terdiri dari Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (Deputi Kepala Staff Angkatan Bersenjata Belgia), Kapten Liagre (perwira pasukan cadangan yang ditunjuk sebagai penterjemah), Jacques Pelgrims (anggota pasukan cadangan yang ditugasi membawa bendera putih), serta Léon Vermeulen (prajurit korps transportasi yang ditunjuk sebagai supir)
Pada pukul 09:37 pagi tanggal 28 Mei 1940, Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (tengah, Deputi Kepala Staff Angkatan Bersenjata Belgia) dan pengiringnya, Kapten Liagre, disambut oleh Generalmajor Friedrich Paulus (Chef des Generalstabes 6.Armee) di anak tangga Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi Hainaut (Belgia)
Dengan diantar oleh seorang perwira Wehrmacht, Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (Deputi Kepala Staff Angkatan Bersenjata Belgia) memasuki bagian dalam Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi
Hainaut (Belgia), yang menjadi markas sementara 6. Armee selama invasi
kilat ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia, Luxemburg). Kentara sekali ekpsresi murung serta stress sang jenderal, karena di hari itu - 28 Mei 1940 - dia ditugasi oleh Raja Belgia Leopold untuk mendiskusikan gencatan senjata dengan pihak Jerman. Situasi pasukan Belgia sendiri sudah dalam tahap kritis, dengan hanya menguasai wilayah seluas 1.700 m2!
Generaloberst Walther von Reichenau (Oberbefehlshaber 6. Armee) menerima delegasi Belgia yang datang untuk merundingkan gencatan senjata serta penyerahan pasukannya. Foto diambil pada pukul 09:40 tanggal 28 Mei 1940 di ruang perpustakaan Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi Hainaut (Belgia), yang menjadi markas sementara 6. Armee selama invasi kilat ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia, Luxemburg). Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Joachim von Kortzfleisch (Kommandierender General XI. Armeekorps), Oberst Günther Lohmann (Kommandeur Luftwaffe bei der 6. Armee), Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (membelakangi kamera, Deputi Kepala Staff Angkatan Bersenjata Belgia), Generaloberst Reichenau, Kapten Liagre (membelakangi kamera, pengiring Jenderal Derousseaux), dan Generalmajor Friedrich Paulus (Chef des Generalstabes 6. Armee)
Perundingan gencatan senjata dan penyerahan pasukan Belgia antara
Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (Deputi Kepala Staff
Angkatan Bersenjata Belgia) dengan Generaloberst Walther von Reichenau
(Oberbefehlshaber 6. Armee), yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 1940 di Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi
Hainaut (Belgia), yang menjadi markas sementara 6. Armee selama invasi
kilat ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia, Luxemburg). Dari kiri ke kanan: Kapten Liagre (Perwira Belgia), Jenderal Derousseaux, Hauptmann Rudolf Karl Paltzo (Ic Dritter Generalstabsoffizier 6. Armee), Generaloberst Reichenau (Oberbefehlshaber 6.Armee), Oberst Anton-Reichard Freiherr von
Mauchenheim genannt Bechtolsheim (Ia Erster Generalstabsoffizier 6.Armee), dan Generalmajor Friedrich Paulus (Chef des Generalstabes 6.Armee). Foto ini memperlihatkan saat Oberst Mauchenheim membacakan butir-butir perjanjian
Perundingan gencatan senjata dan penyerahan pasukan Belgia antara
Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (Deputi Kepala Staff
Angkatan Bersenjata Belgia) dengan Generaloberst Walther von Reichenau
(Oberbefehlshaber 6. Armee), yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei
1940 di Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing,
provinsi
Hainaut (Belgia), yang menjadi markas sementara 6. Armee selama invasi
kilat ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia, Luxemburg). Dari kiri ke
kanan: Jenderal Derousseaux, Hauptmann
Rudolf Karl Paltzo (Ic Dritter Generalstabsoffizier 6. Armee),
Oberleutnant Hans-Leo von Luttitz (IIb Personalverwaltung – 2. Adjutant 6. Armee), Generaloberst Reichenau (Oberbefehlshaber 6.Armee), Generalmajor Friedrich Paulus (Chef des Generalstabes
6.Armee), Oberst
Anton-Reichard Freiherr von
Mauchenheim genannt Bechtolsheim (Ia Erster Generalstabsoffizier
6.Armee), Generalmajor Erich Marcks (Chef des
Generalstabes 18. Armee), dan Oberst Günther Lohmann (Kommandeur Luftwaffe bei der 6. Armee). Yang duduk di ujung kanan adalah Generalleutnant Joachim von Kortzfleisch (Kommandierender General XI. Armeekorps)
Perundingan
gencatan senjata dan penyerahan pasukan Belgia antara Letnan-Jenderal
Olivier Joseph Jules Derousseaux (Deputi Kepala Staff Angkatan
Bersenjata Belgia) dengan Generaloberst Walther von Reichenau
(Oberbefehlshaber 6. Armee). Hanya 20 menit waktu yang dibutuhkan untuk
membaca semua ketentuan serta memutuskan jawaban, dan pada pukul 10:00
masing-masing pihak membubuhkan tandatangannya di kertas perjanjian.
Dari kiri ke kanan: Kapten Liagre (hanya sedikit terlihat, perwira
pasukan cadangan Belgia yang ditunjuk sebagai penterjemah), Hauptmann
Rudolf Karl Paltzo (Ic Dritter Generalstabsoffizier 6. Armee), Jenderal
Derousseaux, Oberleutnant Hans-Leo von Luttitz (penterjemah pihak
Jerman), perwira tidak dikenal, Generaloberst Reichenau, Oberst Anton-Reichard
Freiherr von Mauchenheim genannt Bechtolsheim (Ia Erster
Generalstabsoffizier 6.Armee), dan Generalmajor Erich Marcks (Chef des
Generalstabes 18. Armee). Foto diambil pada tanggal 28 Mei 1940 di Château d'Anvaing (Kastil
Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi
Hainaut (Belgia), yang menjadi markas sementara 6. Armee selama invasi
kilat ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia, Luxemburg)
Saat beberapa kelengkapan terakhir perjanjian gencatan senjata dibereskan, pada pukul 10:10 Generaloberst Walther von Reichenau (Oberbefehlshaber 6. Armee) dengan gembira memberitahu sang Führer di Berlin sono bahwa pasukan Jerman telah secara resmi mengalahkan pihak bertahan Belgia. Sebuah kemenangan besar! Foto diambil pada tanggal 28 Mei 1940 di ruang perpustakaan Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi
Hainaut (Belgia), yang menjadi markas sementara 6. Armee selama invasi
kilat ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia, Luxemburg). Para staff 6. Armee ikut mendengarkan dengan bangga saat sambungan telepon dari Feldfernsprecher (Telepon Lapangan) terhubung ke Berlin, sementara seorang staff lain memberi tanda garis-garis demarkasi di atas selembar peta besar
Pada pukul 10:30 tanggal 28 Mei 1940 Generaloberst Walther von Reichenau (Oberbefehlshaber 6. Armee) mengantar ketua delegasi Belgia, Letnan-Jenderal Olivier Joseph Jules Derousseaux (Deputi Kepala Staff Angkatan Bersenjata Belgia), ke mobilnya yang telah menunggu di halaman Château d'Anvaing (Kastil Anvaing) di Frasnes-lez-Anvaing, provinsi
Hainaut (Belgia), yang menjadi markas sementara 6. Armee selama invasi
kilat ke Negara-Negara Bawah (Belanda, Belgia, Luxemburg). Seperempat jam kemudian radio-radio Jerman memberitakan dengan gegap gempita berita penyerahan pasukan Belgia. Perwira dengan adjutantschnurr (tambang ajudan) di belakang Reichenau adalah Oberst Rüdiger von Schuler (IIa
Personalverwaltung – 1. Adjutant 6. Armee)
Setelah "pembukaan" oleh pihak Belgia pada tanggal 28 Mei 1940, kini giliran pihak Jerman yang mendatangi markas besar pasukan Belgia di Château Saint-André lez-Bruges (Flanders) - di hari yang sama - untuk mensosialisasikan isi-isi perjanjian gencatan senjata yang telah ditandatangani oleh kedua belah pihak. Delegasi Jerman datang dengan membawa sebuah bendera putih besar. Foto diambil oleh Kriegsberichter Pfitzner
Sumber :
Buku "Leopold III: de koning, het land, de oorlog" karya Jan Velaers dan Herman Van Goethem
Identifikasi oleh Gregg "Graveland"
www.ebay.com
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.kids.kiddle.co
www.maisondusouvenir.be
ReplyDeleteagen365 agen jud! online terpecaya dan teraman di indonesia :)
WA : +85587781483