Saturday, May 23, 2009

Panzerkampfwagen I, Cikal Bakal Generasi Panzer Nazi Jerman!

Artileri yang dipasang di atas sasis Panzer I, digunakan dalam penyerbuan Jerman ke Yunani


Salah satu Panzer I yang digunakan dalam invasi Jerman ke Polandia


Panzer II diikuti dengan Panzer I di belakangnya, bergerak dalam lajunya invasi Jerman ke negara-negara bawah, bulan Mei tahun 1940


Konvoy Panzer I dan infanteri Jerman dalam invasi ke Polandia, bulan September 1939


Model Panzer I Ausf B


Parade Panzer I


Panzer I yang kini menjadi monumen bersama tank-tank peninggalan masa perang lainnya


Diagram rencana Panzer I Ausf A


Foto berwarna yang langka dari Panzer I


Jika konsep sudah dimiliki tentunya instrumen untuk membuat konsep tersebut terwujud juga harus dilakukan. Pada tahun 1931 ketika Guderian menjadi Kepala Staff Inspeksi Pasukan Bermotor, ia bersama atasannya kala itu, Generalmajor Oswald Lutz, menyadari bahwa di masa yang akan datang perlu diciptakan tank latih ringan untuk melatih para anggota pasukan Divisi Panzer.
Setahun kemudian, spesifikasi dari tank berbobot 5 ton telah dirancang dan dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan seperti Rhein-metall, Krupp, Henschel, MAN dan Daimler Benz. Para perancang beker-ja berdasarkan pengalaman dari kerjasama yang pernah dilakukan dengan perusahaan Swedia, yakni Landsverk dan beberapa proyek rahasia yang dilakukan sembunyi-sembunyi karena keterikatan Jerman dengan Perjanjian Versailles.

Guderian sendiri membayangkan bahwa sebuah korps lapis baja haruslah terdiri dari bermacam-macam tank. Pertama, haruslah ada jenis tank infantri yang lamban. Tank jenis ini dilengkapi dengan kanon kaliber kecil dan beberapa senapan mesin. Sebagai tank infantri, tank tersebut menurut Guderian harus memiliki lapisan baja yang tebal untuk bisa bertahan terhadap serangan senjata anti-tank dan artileri lawan. Kedua, harus juga ada tank pendobrak pertahanan lawan yang selain lapisan bajanya mampu menahan senjata anti-tank lawan juga memiliki kanon dengan diameter 75 mm. Ketiga, Jerman juga membutuhkan tank berat untuk mengalahkan pertahanan musuh. Tank jenis ini dilengkapi dengan kanon 150 mm, beratnya juga antara 70 hingga 100 ton dan relatif dilengkapi baja yang kuat.
Oleh karena itu, tank yang pertama kali diciptakan berdasarkan pandangan Guderian adalah PanzerKampfwagen atau disingkat PzKpfw I.

Kata "Panzer" sendiri awalnya berasal dari bahasa Prancis, yakni pander yang secara harafiah berarti plat lebar pelindung dada pada baju zirah (breastplate). "Panzer" dalam bahasa Jerman berarti baja dan digunakan sebagai kata benda untuk menjelaskan secara lebih luas ten-tang kendaraan baja. Dalam banyak bahasa, kata tersebut berkembang mengikuti arti dan penggunaannya secara luas dalam bahasa Jerman, misalnya kata "pansarvagn" dalam bahasa Swedia atau "panssarivaunu" dalam bahasa Finlandia, untuk menyebut apa pun yang berkaitan dengan kendaraan lapis baja yang menggunakan track dan bukan roda. Dalam pemahaman bahasa Indonesia, kata 'panser' lebih mengacu pada ken¬daraan lapis baja yang menggunakan roda, sementara yang menggu¬nakan track lazimnya disebut tank.

Oleh karena itu, pada tahun 1933 Kantor Senjata Angkatan Darat Jerman (Heereswaffenamt) memerintahkan pembuatan Klein-traktor, yakni sebuah kendaraan lapis baja dengan berat 4 hingga 7 ton. Kendaraan tersebut disebutkan sebagai traktor pertanian untuk menyem-bunyikan identitasnya. Dari banyak perusahaan yang mengajukan rancangan, rancangan Krupp-lah yang terpilih kemudian. Rancangan Krupp berbasis kepada rangka tank kecil (tankette) Inggris, yakni Garden Loyd MKIV yang dibeli secara diam-diam dari Rusia tahun 1932. Setelah diuji coba, maka diputuskan bahwa rangka buatan Krupp akan digabung de¬ngan bagian luar dan menara buatan Daimler Benz. Baru setelah lulus uji coba di bulan Februari 1934 rancangan tersebut memasuki produksi dengan nama PanzerKampfwagen (PzKpfw) I Ausfuhrung (Ausf) A, atau diterjemahkan menjadi "Kendaraan Tempur Lapis Baja" (bahasa Inggris: Armored Fighting Vehicle atau AFV) I seri A.

Pada bulan April di tahun yang sama, 15 buah PzKpfw I Ausf A selesai di produksi dan diperlihatkan Guderian kepada Hitler. PzKpfw I Ausf A diproduksi secara massal mulai bulan Juni 1934 hingga Juni
1936. sedangkan Ausf B diproduksi mulai Agustus 1935 hingga Juni 1937. Keduanya berbeda pada suspensi dan mesin namun tetap sama-sama diproduksi oleh Henschel, MAN, Krupp Gruson dan Daimler Benz. Keduanya juga memiliki menara dan rangka luar yang sama, tetapi Ausf B lebih panjang dengan roda tambahan dan mesin yang dimodifikasi. Awaknya pun juga tetap dua orang, yakni pengemudi dan komandan merangkap penembak. Senjata utama PzKpfw I terdiri dari sepasang senapan mesin medium M13 Dreyse dengan kaliber 7,92 mm dengan daya tembak 650 peluru per menit.

PzKpfw I memiliki berat 5,4 ton dengan panjang 4,02 meter, lebar 2 meter dan tinggi 1,72 meter. Ketebalan baja yang dimilikinya bervariasi antara 7 hingga 13 mm. Mesin yang digunakan adalah Krupp M305 dengan 4 silinder berpendingin udara serta menggunakan bahan bakar bensin yang dapat menghasilkan tenaga sebesar 60HP. PzKpfw I pernah diujicoba dengan menggunakan diesel tetapi tenaganya hanya bisa mencapai 45HP sehingga tidak jadi digunakan. Suspensi yang digunakan berbentuk tea/spring dengan bentuk seperempat elips. Panser ini memiliki daya jelajah 200km on the rood dan 175 km of the road serta memiliki kecepatan maksimal 50 km/jam di jalanan dan maksimal 37 km/jam di medan yang sulit.

Kembali kepada niat awalnya, PzKpfw I dibuat sebagai tank latih dan bukan sebagai tank tempur. Meski demikian panser ini terlihat di medan tempur Perang Saudara Spanyol 1936-1939, selama Perang Dunia II dan bahkan di Cina selama Perang Sino-Jepang ke-2. Pengalaman yang diperoleh panser tersebut beserta awaknya yang terlibat sebagai sukarelawan selama Perang Saudara Spanyol, juga mempertajam korps lapis baja Jerman ketika menginvasi Polandia tahun 1939 dan Prancis tahun 1940. Bahkan pada tahun 1941, rangka panser tersebut masih dipergunakan kembali untuk memproduksi tank yang berbasis pada model Panzer I dan tetap digunakan terakhir di angkatan bersenjata Spanyol hingga tahun 1954.

Versi tempur dari Panzer I dirancang dan diproduksi antara ta-hun 1939 hingga tahun 1942. Salah satunya adalah Ausf C yang dibuat oleh Krauss Maffei dan Daimler Benz sebagai panser intai ringan. Pan-ser jenis ini memiliki rangka dan menara yang berbeda sama sekali. Panser ini juga menggunakan suspensi torsion bar yang modern dan 5 buah roda baja, serta memiliki ketebalan bajayhingga 30 mm. Senjata-nya pun adalah EW141 kaliber 7,92 mm. Ausf C dibuat sebanyak 40 buah dan 6 buah prototipe. Dua di antaranya berada dalam Divisi Panzer ke-1 dan tiga puluh delapan lainnya ditaruh dalam Korps Panzer Cadangan ke-57 selama pendaratan di Normandy oleh Sekutu tahun 1944. Selain Ausf C, ada juga Ausf F yang memiliki ketebalan baja hingga maksimal 80 mm dan memiliki berat 18 hingga 21 ton. Seri ini dibuat sebanyak 30 buah di tahun 1940 meskipun pesanan sebanyak 100 buah kemudian dibatalkan. Untuk meningkatkan performa maka digunakan mesin Maybach HL45 Otto dengan kekuatan 150 HP walau kecepatan maksimal yang diperoleh di jalanan hanya 25 km/jam. Delapan Panzer I seri F yang dipersenjatai oleh 2 buah senapan mesin MG34 kaliber 7,92 mm ini digunakan oleh Divisi Panzer ke-1 pada tahun 1943 dan terlibat pertempuran di Kursk.

Sewaktu Perang Saudara di Spanyol pecah tahun 1936-1939, medan pertempuran seolah menjadi ajang uji coba berbagai senjata baru sebelum konflikyang lebih memanas dimulai saat Perang Dunia II. Kaum Republikyang antara lain didukung oleh Uni Soviet berhadapan dengan Kaum Nasionalis Fasis yang didukung Jerman dan Italia. Baik Uni Soviet dan Jerman adalah negara-negara yang memberi dukungan masing-masing kepada pihakyang berseteru. Pengiriman pertama tank asing yang masuk ke Spanyol adalah 50 tank ringan T-26 dari Uni So¬viet. Pengiriman ini diawasi oleh angkatan laut Jerman dan dengan segera Jerman memberi reaksi mengirimkan 41 PzKpfw I beberapa hari kemudian. Pengiriman ini diikuti oleh empat pengiriman berikutnya berupa PzKpfw I Ausf B sehingga total mencapai 122 buah panser. Pengiriman pertama tersebut kemudian ditempatkan di bawah Gruppe Thoma pimpinan Oberstleutnant (setingkat letnan kolonel) Ritter von Thoma. Gruppe Thoma adalah bagian dari Legion Condor yang merupakan or-ganisasi sukarelawan Jerman dan berpihak kepada kelompok Nasionalis. Panzer I digunakan beberapa hari kemudian dan segera menghadapi masalah. PzKpfw I ini mampu menghancurkan tank T-26 dari jarak 150 meter dengan menggunakan peluru penembus baaja. Hal ini memaksa kaum Republik berhadapan dengan PzKpfw I dari jarak cukup jauh, agar bisa menggunakan meriam 45 mm yang ada di T-26. Meski demikian T-26 secara fisik lebih unggul. Meriam 45 mm dan ketebalan baja 7-16 mm serta bobot 9,4 ton T-26 menjadi lawan yang cukup tangguh bagi Panzer I. Selain itu, PzKpfw I juga harus berhadapan de¬ngan mobil lapis baja BA-10 buatan Uni Soviet yang dipersenjatai meriam anti-tank 37 mm dan bisa menghajar panser secara telak dari jarak 500 meter.

Kaum Nasionalis yang perlahan-lahan menang, mulai menggunakan T-26 sitaan untuk menutupi kelemahan kualitas bajanya. Von Thoma sendiri menawarkan 500 pesetas untuk setiap T-26 yang dapat ditangkap. Pihak Spanyol menginginkan agar PzKpfw I ini dimodifikasi dengan mengganti senjata utamanya dengan meriam anti-tank 20 mm. Modifikasi ini tidak disukai oleh awak Jerman karena menjadi titik lemah bagi posisi komandan panser dengan membuat tingkap menara menjadi lebih terbuka.

Dengan pengalaman ini, Jerman mulai mengembangkan panser jenis baru yang menggunakan rangka PzKpfw I dengan menggunakan meriam anti tank 20 mm. Produksi bahkan sudah dimulai sejak tahun 1935 namun tertunda 18 bulan hingga panser yang siap tempur bisa dikirim. Panser baru ini diberi nama PzKpfw II dan terdiri dari Ausf A-C, A-L hingga yang merupakan panser tempur utama Jerman hingga awal invasi ke Prancis hingga tahun 1940-an. Sesudahnya PzKpfw II menjadi panser intai ketika PzKpfw III dan IV mulai muncul.


Sumber :


No comments:

Post a Comment