Saturday, October 30, 2010

SS-Standartenführer Léon Degrelle (1906-1994), Pahlawan Orang Jerman Yang Bukan Orang Jerman!


Untuk album foto Léon Degrelle bisa diberih DISINI



Oleh: Alif Rafik Khan

Léon Joseph Marie Ignace Degrelle dilahirkan di Bouillon tanggal 15 Juni 1906 dan meninggal tanggal 31 Maret 1994. Dia adalah seorang politisi terpandang kaum Walloon (suku bangsa berbahasa Prancis di Belgia) yang menjadi pendiri partai Rexis yang berhaluan Nasional-Sosialisme dan kemudian bergabung dengan Waffen-SS (menjadi pemimpin dari sukarelawan Walloon) dalam perang di garis depan melawan Uni Soviet yang komunis.

Setelah belajar di sebuah perguruan tinggi Jesuit dan menamatkan pendidikannya demi meraih gelar sebagai Doktor bidang hukum di Université catholique de Louvain, Degrelle bekerja sebagai jurnalis untuk penerbitan berkala media Katolik Roma yang beraliran Konservatif. Selama masa kerjanya ini, dia menjadi tertarik kepada pemikiran-pemikiran yang dilontarkan oleh Charles Maurras dan kaum Integralisme Prancis. Sampai dengan tahun 1934, Degrelle bekerja sebagai koresponden korannya di Meksiko, selama berlangsungnya Perang Cristero antara golongan Katolik (Cristero) melawan golongan anti-pendeta. Dia terkesan akan golongan pertama, dan kemudian menjadi seorang militan dalam tubuh Partai Katolik, yang dia bentuk dalam waktu bersamaan dengan pembentukan Éditions de Rex yang juga dilakukan olehnya. Nama Éditions sendiri diambil dari yel-yel perang kaum Cristeros: Viva Cristo Rey y Santa María de Guadalupe, yang mengacu kepada Kristus Sang Raja.

Aksi-aksi yang dilakukan Degrelle dalam tubuh Partai Katolik ternyata berseberangan dengan sebagian besar pengurus partai lainnya, yang kebanyakan adalah kaum Monarkis dan juga Sentris. Grup Rexis, termasuk orang-orang terkemuka seperti Jean Denis, kemudian memisahkan diri dari Partai Katolik tahun 1935 setelah mengadakan pertemuan di Kortrijk. Partai sempalan yang baru dibentuk ternyata sangat dipengaruhi oleh faham Marxisme dan Korporatisme (juga memasukkan orang-orang yang hanya tertarik kepada Nasionalisme atau Ultramontanisme). Visinya adalah untuk mencapai kesetaraan sosial, yang tidak jauh berbeda dengan Marxisme tapi dalam kenyataannya sangat anti komunis (anti Bolsewik). Partai ini juga mengecam keras korupsi politik yang terjadi di dunia perpolitikan Belgia saat itu. Pendukung terbesarnya (di tahun 1936, tahun kejayaan Rex) berasal dari Brussels (yang terlihat dari hasil pemilihan mencapai 18,50%), Wallonia (15,16%), Flanders (7,01%), dan bagian dari wilayah Belgia yang penduduknya berbahasa Jerman (26,44%). Rexisme ternyata mendapat saingan dalam hal ideologi yang sama yang datangnya dari kaum Flemish (penduduk Belgia yang berbahasa Belanda), yaitu Vlaamsch Nationaal Verbond yang menginginkan pemisahan dari Belgia dan penggunaan secara ekslusif bahasa Belanda.

Pada tahun 1936 Degrelle bertemu dengan Benito Mussolini dan Adolf Hitler. Karena satu ideologi, kedua pemimpin terkemuka Fasis Eropa tersebut langsung menyokong Rexisme yang diusung Degrelle dengan gelontoran uang sejumlah 2 juta lira dan 100.000 marks untuk pengembangan ideologi dan partai. Pemilihan umum Belgia di tahun tersebut telah memberi Parti Rexiste 21 deputi dan 12 senator – meskipun kemudian pencapaiannya menurun pada tahun 1939, dengan hanya memenangkan 4 kursi di setiap dewan. Sudah tentu kebijakan partai mencanangkan pula anti-Semitisme ke dalam agendanya, dan tak lama kemudian Rexis sudah menjalin kontak dengan pergerakan Fasisme di seluruh Eropa. Degrelle terutama kongkow-kongkow dengan pemimpin Falangis Spanyol José Antonio Primo de Rivera dan pemimpin Iron Guard Rumania Corneliu Zelea Codreanu. Dengan makin dominannya unsur Nazi dan Fasis dalam tubuh partai, tak ayal membuat unsur lainnya (yaitu Sosial Katolik yang sebenarnya merupakan platform pertama partai ini) terpinggirkan. Ketika Perang Dunia II pecah, maka dogma Katolik tidak lagi dipakai dan secara resmi Partai Rexis mengambil azas Fasisme dan Nasional-Sosialisme.

Pada pertengahan tahun 1930-an, Degrelle dihubung-hubungkan dengan kartunis ternama Hergé (kreator TINTIN). Dalam komik yang diterbitkan setelah kematian Hergé (Tintin mon copain), Degrelle mengklaim bahwa masa-masa bekerjanya sebagai jurnalis telah menginspirasi tokoh Tintin yang wartawan. Pernyataan ini seakan menafikan statemen Hergé sebelumnya bahwa karakter ciptaannya yang mendunia tersebut terinspirasi dari saudaranya, Paul Rémi.

Ketika Perang Dunia II pecah, Degrelle mendukung kebijakan Raja Belgia Leopold III yang bersikap netral. Setelah negara tersebut kena gilirannya diinvasi juga oleh Jerman tanggal 10 Mei 1940, Partai Rexis terpecah dua berkaitan dengan kebijakan apakah akan melawan invasi tersebut atau berdiam diri dan malah bekerjasama. Degrelle merupakan penyokong utama pilihan yang kedua, dan karenanya dia pun dipenjarakan dengan tuduhan sebagai kolaborator. Ketika Belgia berhasil diduduki Jerman, Degrelle dipindahkan ke Prancis hanya untuk dibebaskan kemudian oleh pasukan Jerman yang juga menduduki negara tersebut. Degrelle kembali ke negaranya dan segera memproklamirkan Rexisme yang telah “direkonstruksi” sehingga lebih dekat ke Nazisme. Hal ini sangat kontras dengan grup kecil mantan pendiri Rexis lainnya (seperti Theo Simon dan Lucien Mayer yang memimpin organisasi perlawanan Katolik) yang telah mulai mengangkat senjata melawan pasukan pendudukan Nazi dari bawah tanah. Pada bulan Agustus 1940, Degrelle mulai memberi kontribusi pada pendirian media baru yang menjadi sumber berita Nazi di Belgia, Le Pays Réel (yang merujuk pada Charles Maurras).

Tidak cukup dengan itu, dia juga bergabung dengan legiun Walloon Wehrmacht yang didirikan bulan Agustus 1941 untuk bertempur melawan Uni Soviet di Front Timur. Dengan sibuknya Degrelle bertempur di garis depan, otomatis kepemimpinan Partai Rexis dialihkan ke Victor Matthys. Karena tidak punya pengalaman bertempur sebelumnya, maka Degrelle dengan legowo menerima kenyataan bahwa dia hanyalah berpangkat prajurit biasa (dasar berbakat, dia kemudian membuktikan dirinya di medan tempur sehingga cepat menanjak meraih jabatan perwira)! Pada awalnya, grup sukarelawan tersebut diancang-ancang sebagai penerus Angkatan Darat Belgia yang telah dibekukan, dan memang dipandang seperti itu selama berlangsungnya Operasi Barbarossa. Tapi tak lama semakin banyak dan semakin banyak orang-orang keturunan Walloon yang bergabung, sehingga kemudian diputuskan untuk memindahkannya dari Wehrmacht ke Waffen-SS bulan Juni 1943 dengan nama baru: 5. SS-Freiwiligen Sturmbrigade Wallonien.

Semenjak tahun 1940, hierarki Katolik Roma Belgia telah melarang pemakaian segala jenis seragam militer selama berlangsungnya misa. Pada tanggal 25 Juli 1943, di tempat kelahirannya Bouillon, Degrelle diberitahu oleh pastor Poncelet untuk meninggalkan Misa Requiem karena dia memakai seragam SS (yang telah dilarang keras oleh pihak gereja untuk digunakan di lingkungan mereka karena konotasinya yang kuat dengan penyembahan pagan dan pandangan buruk masyarakat terhadap kelakuan anggota-anggotanya). Degrelle tidak terima atas perlakuan tersebut sehingga ia pun terlibat percekcokan yang berujung dengan pemukulan si pastor. Karena hal ini, Degrelle lalu dikeluarkan dari keanggotaan Gereja Katolik. Sanksi ini dicabut setelah adanya pembelaan dari pendeta Katolik 5. SS-Freiwiligen Sturmbrigade Wallonien sebelum unit tersebut terlibat dalam salah satu pertempurannya yang paling terkenal: Pertempuran Cherkassy.

Dalam pertempuran yang berlangsung tahun 1944 ini Degrelle terluka berat tapi berhasil pulih kembali. Seperti telah disebutkan sebelumnya, kepemimpinan Degrelle yang menakjubkan dalam medan perang telah menginspirasi pasukannya sekaligus membuat kagum para kompatriot Jermannya. Pangkatnya naik dengan cepat, dan pada awal tahun 1945 dia telah menjadi seorang SS-Obersturmbannführer (Letnan Kolonel). Selain itu, dia juga menerima medali bergengsi Ritterkreuz langsung dari tangan Hitler (yang tak dapat menyembunyikan kekagumannya akan Degrelle dan berkata, “kalau aku punya anak, aku ingin dia seperti engkau”). Tak cukup sampai disitu, dia juga kemudian dianugerahi Eichenlaub (yang dalam sejarahnya hanya diberikan kepada dua orang asing selain Degrelle, orang Estonia Alfons Rebane dan komandan Blaue Division dari Spanyol Agustín Muñoz Grandes).

Setelah kekalahan Jerman, Degrelle melarikan diri ke Denmark dan kemudian dilanjutkan ke Norwegia dengan menggunakan pesawat Heinkel He 111 yang disediakan oleh Albert Speer. Degrelle terluka parah dalam pendaratan darurat pesawat tersebut di pantai San Sebastian di Spanyol Utara. Pemerintahan diktator Franco berkeras menolak untuk menyerahkannya kepada pihak Sekutu (atau mengekstradisinya ke Belgia) dengan beralasan kepada kondisi kesehatannya yang buruk. Setelah tekanan internasional semakin menguat, Franco tidak kurang akal: dia mengizinkan Degrelle untuk melarikan diri dari rumah sakit, sementara menyerahkan orang yang bermuka sama untuk ditangkap Sekutu! Tak hanya itu, Degrelle juga mendapatkan kartu identitas palsu yang disediakan oleh José Finat y Escrivá de Romaní. Rupanya Franco ngefans juga sama buronan terkenal ini, sehingga pada tahun 1954 dia menawarkan kewarganegaraan Spanyol kepada Degrelle demi membuat dia kerasan dan tidak meneruskan pelariannya ke negara lain. Namanya berubah menjadi José León Ramírez Reina, dan kaum Falangis pun memberikannya posisi sebagai pemimpin sebuah firma konstruksi yang menuai untung besar dari kontrak-kontrak pemerintah yang diberikan kepadanya. Di lain pihak, Belgia mendakwanya in absentia dan kemudian menjatuhinya hukuman mati dengan regu tembak dengan alasan pengkhianatan.

Selama masa tinggalnya di Spanyol, Degrelle menjadi anak emas Francisco Franco dan hidup lebih dari layak. Dia biasa muncul dalam acara-acara publik dan pertemuan tertutup dengan mengenakan seragam putih atau seragam SS yang menampilkan semua penghargaan dan medali Jerman yang telah diperolehnya di medan pertempuran. Degrelle tak pernah berhenti memuja Hitler, dan seringkali dia mengaku kalau saat-saatnya bersama sang Führer sebagai saat-saat paling tak terlupakan dalam hidupnya. Ketika Franco meninggal dan Spanyol beralih menjadi negara demokrasi, degrelle tetap hidup tenang tanpa gangguan dari siapapun.

Dia tetap menjadi seorang penulis artikel yang aktif dan tak pernah lelah menyuarakan pandangannya yang dipandang ekstrim saat itu. Dia juga aktif dalam gerakan Neo-Nazi Círculo Español de Amigos de Europa (CEDADE) dan memimpin penerbitan medianya yang berlokasi di Barcelona. Disini Degrelle tidak lupa menerbitkan tulisan-tulisan pribadinya, yang di antaranya adalah suratnya yang ditujukan kepada Paus Yohannes Paulus II dalam masalah yang berkenaan dengan Kamp Konsentrasi Auschwitz. Berkaitan dengan sebutan kamp tersebut sebagai tempat pemusnahan, Degrelle terus terang menyebutnya sebagai “suatu kebohongan besar, Bapak Suci.” Pembelaannya yang terus-menerus demi membantah tuduhan pembantaian massal (genocida) yang dituduhkan kepada Nazi membuat dia berhadap-hadapan di sidang pengadilan melawan Violeta Friedmann, seorang warga negara Venezuela kelahiran Rumania yang merupakan mantan penghuni salah satu kamp konsentrasi. Meskipun dalam pengadilan-pengadilan awal Degrelle lah pemenangnya, tapi Mahkamah Tinggi menilai bahwa dia telah membangkitkan kembali kenangan buruk para korban kamp, baik Yahudi maupun non-Yahudi, dan karenanya mengharuskan Degrelle untuk membayar sejumlah uang denda. Diputuskan juga bahwa dia harus membayar denda tambahan gara-gara suratnya kepada Paus yang “kontroversial”.

Ketika dia ditanya apakah dia mempunyai penyesalan di masa perang, dengan tenang Degrelle menjawab: “Hanya bahwa kita kalah.”

Léon Degrelle meninggal dunia karena serangan jantung di rumah sakit Málaga tanggal 31 Maret 1994.

Promosi:
- 12 Februari 1942: Gefreiter (Heer)
- 28 Februari 1942: Oberfeldwebel (Heer)
- 01 Mei 1942: Leutnant der Reserve (Heer)
- 01 Juni 1943: SS-Obersturmführer der Reserve (Waffen-SS)
- 01 Januari 1944: SS-Hauptsturmführer der Reserve (Waffen-SS)
- 20 April 1944: SS-Sturmbannführer der Reserve (Waffen-SS)
- 01 Januari 1945: SS-Obersturmbannführer der Reserve (Waffen-SS)
- 20 April 1945: SS-Standartenführer der Reserve (Waffen-SS)
Catatan: Degrelle sebenarnya telah dipromosikan menjadi SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS langsung oleh Heinrich Himmler tanggal 2 Mei 1945. Catatan tentang hal ini tercantum dalam Soldbuch-nya. Tapi promosi ini tidak dianggap resmi dan berlaku karena pada saat pengangkatan ini Himmler sudah dicopot dari jabatannya sebagai panglima SS oleh perintah Führer tertanggal 28 April 1945.

Medali dan Penghargaan:
- 22 Agustus 1944: Disebutkan di Wehrmachtbericht
- 27 Agustus 1944: Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes sebagai SS-Sturmbannführer der Reserve dan komandan 5.SS-Freiwilligen-Panzer-Brigade “Wallonien” / Kampfgruppe Wagner / Armee-Abteilung Narwa / Heeresgruppe Nord, Front Timur
- 20 Februari 1944: Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes sebagai SS-Hauptsturmführer der Reserve dan Führer SS-Sturmbrigade “Wallonien” / 8.Armee / Heeresgruppe Süd, Front Timur
- 09 Oktober 1944: Deutsches Kreuz in Gold sebagai SS-Sturmbannführer der Reserve dan komandan 5.SS-Freiwilligen-Sturmbrigade “Wallonien” / 5.SS-Panzer-Division “Wiking” / III.(germanische) SS-Panzer-Korps / Armee-Abteilung Grasser / Heeresgruppe Nord, Front Timur
21 Mei 1942: 1939 Eisernes Kreuz I. Klasse
13 Maret 1942: 1939 Eisernes Kreuz II. Klasse
14 September 1944: Nahkampfspange III.Stufe (Gold)
19 Maret 1944: Nahkampfspange II.Stufe (Silber)
30 November 1943: Nahkampfspange I.Stufe (Bronze) (dokumen lainnya menyebutkan tanggal 23 Desember 1943 dan 20 Februari 1944)
25 Agustus 1942: Infanterie-Sturmabzeichen in Silber
19 Maret 1944: Verwundetenabzeichen, 1939 in Gold
20 Februari 1944: Verwundetenabzeichen, 1939 in Silber (dokumen lainnya menyebutkan tanggal 23 Desember 1943)
15 Agustus 1942: Medaille “Winterschlacht im Osten 1941/42” (Ostmedaille)


Sumber : www.en.wikipedia.org


No comments:

Post a Comment