Monday, June 27, 2011

Foto MG 34 (Maschinengewehr 34)

  
  
  
Senapan mesin MG 34 (Maschinengewehr 34) yang radikal. Radikal karena dia memperkenalkan konsep senpan mesin multi-guna dan juga penggunaan sabuk amunisi untuk sebuah senjata yang tergolong ringan. Amunisi biasanya disediakan dalam bentuk sabuk yang berisi 50 peluru berkaliber 7,92mm. Sabuk ini dapat disambung-sambungkan sehingga berisi maksimal 5 sabuk / 250 peluru. Sebagai pilihan digunakan juga tromol pelana (saddle drum) yang berisikan 75 buah peluru berkaliber sama


Awak senapan mesin Jerman dalam posisi siaga (feuerstellung). Senapan mesinnya adalah  Maschinengewehr 34 (MG 34). Perhatikan pola kamuflase di stahlhelm yang tidak biasa! Di masa damai, penggunaan rerumputan, alang-alang dll untuk sarana kamuflase hanya boleh dilakukan seizin dari perwira komandan unit. Melaburi helm dengan tanah, tanah liat atau pasir basah adalah terlarang. Tapi tentu saja hal tersebut tak berlaku di lapangan dimana segala kemungkinan selalu terbuka!


Dua orang awak MG 34 (Maschinengewehr 34) dari Leibstandarte SS Adolf Hitler sedang beraksi. Setidaknya salah satu dari mereka mengenakan stahlhelm M35 dengan decal ganda (Swastika sebelah kiri, ϟϟ sebelah kanan) yang secara umum digunakan sampai tahun 1940. Foto ini diambil pada saat Unternehmen Barbarossa tahun 1941 


 Tiga orang awak senapan mesin dari Afrikakorps berdiri di samping sebuah Panzerkampfwagen III. Tampang mereka yang suram menyiratkan bahwa foto ini diambil sebelum pertempuran, dimana hidup-mati mereka akan ditentukan tak lama lagi. Selain senapan mesin MG 34, mereka juga membawa serta stielhandgranate yang dibungkus oleh kantong berbahan karung goni. Dua prajurit di sebelah kiri dilengkapi dengan kantong magasin untuk senapan mesin ringan MP 40, sementara Obergefreiter di kanan cukup bermodalkan pistol di holster. Tidak ada keterangan kapan dan dimana foto ini diambil, yang jelas di salah satu tempat di Afrika Utara


Panzergrenadier dari 16. Panzer-Division saat baru tiba di pinggiran barat sungai Volga di Rusia, akhir musim panas 1942. Seorang Maschinengewehrschütze (penembak senapan mesin) membawa senapan mesin dari jenis MG-34 7.92mm di atas bahunya serta Ersatzstücketasche 34 (kantong onderdil) di depan kanan ikat pinggangnya. Dia juga dipersenjatai dengan Stielhandgranate 24. Orang Jerman biasa menjuluki penembak senapan mesin sebagai Abzug (pelatuk), yang maksudnya adalah "tukang penarik pelatuk"


Seorang awak senapan mesin dengan santai mencangklong pipa rokok di dalam sebuah Maschinengewehrloch (lubang senapan mesin) sambil mengawasi sungai Volga yang membentang di hadapannya, akhir musim panas 1942. Jenis lubang pertahanan kecil berbentuk bulat ini juga dikenal dengan nama Russisches Loch atau Ruslock (Lubang Rusia). Prajurit ini mempersenjatai diri dengan senapan mesin MG-34 dan sebuah pistol P-38 9mm (tidak terlihat disini) yang biasanya dibawa-bawa menggunakan holster yang dipasang di kiri depan Koppel (ikat pinggang). Yang terakhir ini adalah nama resminya, sementara nama julukan yang biasa disebut oleh para Landser adalah Bauchbinde (emban atau ikat puser)


Istilah "Schützenloch für Maschinengewehr" (Lubang Tembak untuk Senapan Mesin) lebih dikenal oleh para Landser sebagai Maschinengewehrnest (Sarang Senapan Mesin). Lensa optik dari MG-34 di atas terlihat nyempil di antara dua stahlhelm yang dipakai oleh awaknya. Dalam istilah Jerman, kata Maschinengewehre "leichte" (ringan) atau "schwere" (berat) lebih menekankan pada perannya dan bukan ukuran senjatanya karena keduanya sama-sama menggunakan senapan mesin MG-34 7,92mm. Leichte Schützengruppe (Grup Senapan Ringan) dilengkapi dengan satu buah MG-34 yang dilengkapi bipod serta cadangan satu atau dua buah laras senapan, sementara schwere Schützengruppe (Grup Senapan Mesin berat) tetap membawa senapan mesin dengan bipod yang sama, hanya saja dibekali dengan tambahan tripod, lensa optik, serta cadangan laras senapan untuk memampukan awaknya dalam menyediakan tembakan jarak jauh yang berkelanjutan. Foto ini diambil di perbatasan kota Stalingrad bulan September 1942. Di latar belakang tampak dua buah tank T-34 Rusia yang terbakar. Dari banyaknya kotak amunisi kosong yang tercecer di belakang awak senapan mesin, kita bisa mengetahui bahwa tank-tank Soviet tersebut diiringi oleh sejumlah besar pasukan infanteri, yang sebagian besar darinya kini berserakan tak bernyawa di hamparan ladang gandum! Misi sikat habis musuh lebih dikenal dengan nama "Ausradieren" (pemusnahan total infanteri, posisi pertahanan, kendaraan atau instalasi lawan)


Dua orang awak senapan mesin MG-34 menembakkan senjata mereka pada arah yang diduga sebagai lokasi musuh berada di perbatasan kota Stalingrad, awal bulan September 1942. Senapan mesin ini dilengkapi dengan sebuah Gurttrommel 34 (keranjang tromol) yang mampu menampung sabuk peluru kaliber 7,92mm berisi 50 biji. Sebuah Schützengruppe (Grup Senapan) biasa dibagi menjadi lima atau enam orang Schützentrupp (Pasukan Senapan) di bawah komando wakil Gruppenführer (Pimpinan Grup/Skuad), serta satu buah Maschinengewehrtrupp (Pasukan Senapan Mesin) beranggotakan tiga orang, plus satu orang Gruppenführer yang biasanya berpangkat Unteroffizier. Kedua awak senapan mesin di atas mengenakan Gummibänder (pita karet) di stahlhelm mereka yang dipotong dari ban kendaraan dan berfungsi sebagai penyemat kamuflase (daun-daunan)


Satu regu Maschinengewehrtrupp bersenjatakan MG 34 bergerak menuju posisi baru mereka melalui jalanan kota Stalingrad yang sudah penuh dengan puing-puing. Grup senapan mesin biasanya membawa satu atau dua buah laras cadangan, yang biasanya dipakai untuk mengganti laras utama setelah 250 peluru ditembakkan secara non-stop. Tujuannya adalah untuk memberi kesempatan laras utama didinginkan sebelum dipakai kembali. Pada fase ini (September 1942), semua prajurit infanteri yang bertempur di kota Stalingrad digolongkan sebagai Alte Hasen (Kelinci Tua, Tangan Tua, Veteran Tempur), yaitu mereka yang mampu bertahan hidup melalui hari demi hari pertempuran brutal tak terperikan!


Awak senapan mesin MG-34 Jerman memuntahkan peluru mereka ke bangunan pabrik di kejauhan untuk menghabisi sniper Soviet yang diduga bersembunyi disana, Stalingrad 1942. "Klotzen" alias tembak apa saja yang ada di sasaran merupakan salah satu cara yang dipakai oleh pihak Wehrmacht demi menangkal infiltrasi sniper-sniper komunis yang keberadaannya cukup membuat resah karena telah menimbulkan korban yang signifikan di kalangan pasukan reguler Jerman. Tidak hanya itu, unit Rusia yang kecil tapi efektif ini telah membuat disiagakannya pengamanan selama terus-menerus, memaksa dialihkannya sebagian pasukan demi memburu mereka, dan - ini yang paling fatal - menurunkan moral bertempur! "Läuse und Scharfschützen" (Lintah dan Sniper) adalah ungkapan yang biasa diucapkan oleh para Landser saat mendeskripsikan seperti apa Front Timur itu, dan merupakan kata umum yang digunakan untuk menggambarkan segala hal yang bersifat mengganggu. BTW, penembak senapan dalam foto ini mengenakan kantung ransel berbahan kasar yang tidak umum di punggungnya


Seorang prajurit Heer menembakkan senapan mesin MG-34 di wilayah terluar kota Stalingrad sementara di latar belakang adalah deretan bekas rumah tinggal para pekerja Rusia, Oktober 1942. Di dekatnya tergeletak sebuah mitraliur ringan PPSh-41 hasil rampasan dari tangan Rusia serta sebuah senapan Mauser Kar.98k 7,92mm yang merupakan senjata infanteri standar Wehrmacht. Meskipun notabene berjenis karabin, para Landser tetap menyebutnya sebagai "Gewehr" (senapan), "Mauser Büchse" (Büchse=kontainer, meskipun bisa juga berarti senjata api dalam penyebutan kuno), "Mauser Karabiner", "Flint" (penyebutan umum untuk shotgun), atau "Knarre" (penyebutan umum untuk senapan)


Awak senapan mesin berat MG-34 Heer beraksi di pinggiran kota Stalingrad, Oktober 1942. Kompi senapan mesin batalyon infanteri Wehrmacht dilengkapi dengan dua peleton senapan mesin berat, yang masing-masingnya dipersenjatai dengan empat senapan mesin. Di wilayah terbuka mereka bertugas untuk melindungi bagian samping kompi senapan yang bergerak maju dengan cara menempatkan barisan senjata mereka ke arah lubang yang tercipta di antara unit lainnya atau ke tempat-tempat yang diduga menjadi arah datangnya serangan musuh. Peran mereka sedikit berbeda di wilayah dengan banyak bangunan dimana mereka akan bergerak paling depan bersama dengan peleton senapan dan kadangkala menjadi grup senapan mesin ringan yang hanya dilengkapi dengan bipod penunjang. Senjata andalan mereka tetaplah senapan mesin berdaya jangkau tinggi yang mampu menyemburkan tembakan secara akurat dan rapat


Di dalam sebuah bangunan di Stalingrad yang telah menjadi puing-puing, seorang awak senapan mesin Jerman yang tersembunyi menembakkan senjatanya ke arah posisi pasukan Rusia di seberang jalan, Oktober 1942. Pasukan Jerman kadangkala menghabiskan seharian hanya untuk membersihkan jalanan dari pasukan Soviet, dari satu ujung ke ujung lainnya, hanya untuk mendapati bahwa musuh nantinya menguasai kembali bangunan yang telah "bersih" tersebut ketika malam menjelang! Pertempuran jarak dekat yang membuat frustasi seperti ini - yang berlangsung di sela-sela reruntuhan rumah, bangunan apartemen, pabrik, ruang bawah tanah dan gorong-gorong - nantinya dengan sinis dinamakan para Landser sebagai "Rattenkrieg" (Perang Tikus)


 Awak senapan mesin MG 34 dari SS-Panzergrenadier-Division "Totenkopf" ini lebih terlihat bagaikan makhluk luar angkasa dari film-film Hollywood daripada prajurit biasa! Mereka mengkamuflase diri begitu baiknya menggunakan Tarn-Gesichtsmaske M42 (rumbai pelindung muka) serta tumbuh-tumbuhan yang dipasang di cover stahlhelm. Foto ini sendiri diambil bulan Juli 1943 selama berlangsungnya Unternehmen Zitadelle (Pertempuran Kursk)



Dari kecil sudah diajar cara menggunakan senapan mesin, gimana gedenya?


Prajurit Jerman sedang latihan menggunakan MG34



Latihan untuk tim senapan mesin Waffen-SS


Sumber :

Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad
www.5sswiking.tumblr.com
www.forum.goregrish.com
www.wehrmacht-awards.com

www.ww2colorfarbe.blogspot.com
www.ww2incolor

No comments:

Post a Comment