Wednesday, July 27, 2011

Peralatan Lapangan Unit dan Individu Prajurit Jerman



Oleh : Alif Rafik Khan

A: Peralatan ringan awak mortir. Awak mortir ringan dari peleton senapan mendapat pembagian jatah empat buah kekang pembawa M1939 (Traggestell 39) agar bisa mengangkut laras meriam IGW36 5cm, pelat dudukan, dan boks amunisi yang mampu menampung 10 buah peluru mortir. Kekang ini terbuat dari rangka pipa besi hitam yang dilengkapi dengan rak pendukung yang bisa dilipat dan direkatkan dengan “jaring” khusus ke bahu dan selempang pinggang. Kantong kanvas yang berfungsi sebagai pembawa peralatan tempur menjadi sebuah komponen dari frame yang sudah ada. Sejumlah kecil frame ini dibagikan kepada unit-unit infanteri pada tahun 1939 sebagai pengganti jaring kekang tempur karena kurangnya pasokan benda yang disebutkan terakhir. Peralatan ini kemudian dimodifikasi dengan dicopotnya selempang bahu yang digantikan dengan ring pengait ‘D’ sehingga frame tersebut bisa ditempelkan ke selempang pendukung ikat pinggang. Item lainnya yang termasuk ke dalam peralatan buat awak mortir adalah ikat pinggang dan kepalanya, sarung pistol P08, sekop kecil buat infanteri dan pembawanya (Spaten für Infanterie und Tasche), kantong roti M1931, botol air 1 liter untuk pasukan gunung (Flasche Für Gebirgstruppen), dan skala pengukur jarak dan isi (Stabschußtafel). Sekop untuk infanteri sudah biasa dipakai oleh unit-unit Jerman yang berasal dari Austria di awal-awal perang. Produksi botol air untuk pasukan gunung sendiri dihentikan pada tahun 1943.

B : Peralatan awak senapan mesin. Untuk anggota unit-unit senapan mesin MG34 biasanya diberi jatah berbagai jenis peralatan. Item-item yang hanya khusus diberikan kepada unit senapan mesin berat mendapat tanda bintang (*).

B1 : Teromol magasin M1934 (Patronentrommel 34). Magasin “teromol pelana” 75-round membutuhkan sebuah cover pengumpan khusus yang ditempelkan ke MG34. Karena masalah teknis, magasin jenis ini kemudian tidak digunakan lagi dari sejak tahun 1940.

B2 : Dua buah teromol magasin M1934 50-round (Gurttrommel 34) yang dapat dibawa-bawa dengan menggunakan sabuk pembawa teromol magasin (Gurttrommelträger 34). Magasin “Teromol keranjang” ini dapat menampung sabuk 50-round.

B3 : Kotak peralatan M1934 (Werkzeugtasche 34). Kotak ini berisi ekstraktor peluru yang dapat dibongkar-pasang, kaleng oli, kontainer sulfur plastic (dicampur dengan oli sebagai pelumasnya), sikat pembersih, dan ring pelindung pembidik dari udara.

B4 : Teropong optik M1934 dan bungkusnya (Zielfernröhr 34 und Tasche).* Versi improvisasi M1940 yang sedikit berbeda dari pembidik tembakan jarak jauh ini juga hadir. Keduanya mempunyai kemampuan berpenerang sendiri sehingga dapat digunakan di waktu malam.

B5 : Pencari jarak M1934 dan bungkusnya (Entfernungsmesser 34 und Tasche).* Produksi kaki-kaki 70cm-nya berbarengan dengan mulai dikuranginya penggunaan pencari jarak ini dalam peperangan, meskipun dia masih digunakan untuk keperluan lain. Benda ini juga dibagikan kepada para awak mortir berat.

B6 : Kontainer peluru M1941 (Patronenkasten 41). Kaleng amunisi yang terbuat dari alumunium atau besi ini dapat menampung enam buah sabuk 50-round yang disatukan atau satu buah sabuk 250-round. Sebuah kantong pembawa amunisi berperangkat jaring M1934 (Munitionstrageericht 34) dapat difungsikan untuk membawa salah satu dari kontainer ini atau sabuk pembawa teromol magasin (lihat B2 di atas).

B7 : Pelindung satu-laras M1934 (Laufschüter 34). Awak senapan mesin mendapat jatah laras cadangan: dua untuk senapan mesin ringan dan tiga untuk yang berat. Pasukan senapan mesin berat biasanya mendapat pelindung dua-laras M1934 (Laufbehälter 34)* yang tidak digambarkan disini.

C : Peralatan pasukan Zeni (Pioniere). Di luar dari perlengkapan kelas berat, pasukan Zeni juga diperlengkapi dengan peralatan ringan seperti di bawah ini:

C1 : Sekop zeni dengan bungkusnya. Alat ini mempunyai seruk yang dapat dibongkar-pasang dan dapat ditempelkan ke ransel zeni M1934 atau M1939.

C2 : Gunting kawat kecil dengan dua tipe bungkus berbahan kulit sepanjang 16 inci.

C3 : Gunting kawat besar dengan bungkus berbahan kulit atau kanvas sepanjang 24 inci. Kedua jenis gunting kawat ini mempunyai sekat pegangan bertenaga listrik.

C4 : Gergaji tangan dengan bungkus kulit, bayonet S84/98, pembawa senjata-tangan untuk pasukan penunggang kuda atau bermotor, dan seruk sekop 16 inci. Ini digunakan sebagai pengganti peralatan penggali ringan.

D : Peralatan pemantik elektrik. Tiga tipe mesin pemantik untuk memicu bahan peledak secara elektrik biasa digunakan oleh pasukan zeni. Mesin peledak ini dapat memicu arus listrik yang cukup kuat untuk secara berurutan meletuskan sampai 100 sumbat peledak. Semuanya dilengkapi dengan pegangan yang dapat dibongkar-pasang, yang biasa dibawa oleh si prajurit zeni secara terpisah demi alasan keamanan.

D1 : Peralatan pemantik elektrik M1926 (Glühzündapparat 26).

D2 : Peralatan pemantik elektrik M1937 (Glühzündapparat 37).

D3 : Peralatan pemantik elektrik M1939 (Glühzündapparat 39).

D4 : Peralatan penguji untuk pemantik elektrik (Prüfgerät für Glühzündapparat 26). Penguji hambatan elektrik ini ikut dibagikan bersama dengan ketiga Peralatan pemantik elektrik di atas dan juga merupakan salah satu komponen dari set peralatan peledak elektrik M1940 (Zündgerät 40).

Catatan :

Item-item yang disebutkan disini terdiri dari berbagai macam variasi warna. Kebanyakan benda yang berbahan metal dicat abu-abu lapangan (abu-abu hijau) atau hitam. Dari tahun 1941 warnanya dirubah menjadi hijau zaitun. Bahan-bahan metal yang digunakan oleh pasukan Afrikakorps di gurun Afrika kadang-kadang dicat ulang dengan warna hijau alang-alang, coklat atau kuning pasir. Selama berlangsungnya musim dingin di Rusia, adalah biasa untuk mencat segala sesuatu dengan warna putih, termasuk item-item di atas. Peralatan pemantik elektrik biasanya dicat hitam, sementara komponen jaring pengikat berwarna abu-abu lapangan, hijau alang-alang, atau coklat muda. Benda-benda berbahan kulit biasanya berwarna hitam, meskipun warna coklat tua banyak dipakai juga terutama untuk versi-versi awal.



Sumber :
Buku "The German Army Blitzkrieg 1939-41" karya Gordon Rottman dan Ron Volstad

No comments:

Post a Comment