Sunday, August 21, 2011

Tokoh Third Reich yang Invalid (Cacat, Buntung)

BUNTUNG KAKI

  1. Ritterkreuzträger Wilhelm Albert kehilangan kedua kakinya dalam pertempuran tahun 1945.
  2. Jagoan StuG Ernst Alex kehilangan kedua kakinya sebelum perang berakhir.
  3. Jagoan StuG Heinz Baurmann kehilangan paha kanannya dalam pertempuran di hari-hari terakhir Perang Dunia II.
  4. Ritterkreuzträger SS Josef Diefenthal kehilangan bagian bawah kaki kirinya dalam perang.
  5. Ritterkreuzträger Oskar Freiherr von Hohenhausen und Hochhaus terpaksa merelakan salah satu kakinya diamputasi setelah terluka parah dalam pertempuran.
  6. Jagoan udara Luftwaffe Hans-Joachim Kroschinski kehilangan kaki kanan serta kedua matanya setelah pesawatnya ditembak oleh pesawat Soviet dalam pertempuran udara tanggal 21 Desember 1944.
  7. Jenderal SS Wilhelm Mohnke kehilangan kaki kanannya saat berlangsungnya invasi Jerman ke Yugoslavia tahun 1941.
  8. Jagoan Stuka Oberst Hans-Ulrich Rudel kehilangan kaki kirinya sebatas lutut.
  9. Ritterkreuzträger Wilhelm Weissberg kehilangan bagian bawah kaki kirinya.
  10. Ritterkreuzträger Alois Zmugg kehilangan kaki kirinya.

Hauptmann der Reserve Wilhelm Albert (24 April 1917 – 15 Desember 2004) pertama kali memulai karir militernya (1937-1939) bersama 14.Kompanie (Panzerjäger) / Infanterie-Regiment 86 (motorisiert). Saat Perang Dunia II pecah dia berpangkat sebagai Unteroffizier di 10. Panzer-Division dan bertempur di Polandia serta Barat. Dalam penyerbuan ke Rusia (1941), Albert bertempur di wilayah Minsk, Berezina, Smolensk dan Vyazma, dimana dia terluka dua kali sehingga mendapat Eisernes Kreuz I.Klasse. Setelah menjadi komandan kompi di Panzerjäger-Abteilung 35, Albert memimpin unitnya dalam pertempuran yang gilang-gemilang di Bromberg dan Graudenz. Disini dia menghadapi serbuan 30 tank Rusia dengan hanya lima buah Panzerjäger, tapi berhasil membabat habis tujuh dan merusakkan tujuh lainnya! Atas prestasinya tersebut, Albert dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 14 Februari 1945 sebagai Hauptmann der Reserve dan Kompanie-chef Panzerjäger-Abteilung 35 / 35.Infanterie-Division / XXIII.Armeekorps / 2.Armee / Heeresgruppe Weichsel. Dalam selang waktu sebelum upacara penganugerahan dia terluka parah di bagian kaki dalam sebuah pertempuran sehingga mengharuskan kedua kakinya diamputasi. Jadilah dia mendapat kalungan medali di Feldlazarett dengan kondisi kaki buntung! Karena luka-lukanya pula, Albert menghabiskan sisa waktu di rumah sakit dan baru keluar tanggal 14 Maret 1946, satu tahun setelah perang usai! Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (1940) dan I.Klasse (14 Juli 1941); Panzerkampfabzeichen; Verwundetenabzeichen in Gold; serta Deutsches Kreuz in Gold (27 Juli 1944). Seusai perang Albert Bergabung dengan Bundeswehr dan pensiun dengan pangkat Oberstleutnant


Oberleutnant Ernst Alex (1 Maret 1915 - 25 Oktober 1965) bergabung dengan Wehrmacht tanggal 1 Oktober 1935 dengan unit pertamanya adalah VI.Abteilung / Artillerie-Regiment 29 di Kassel. Pada tanggal 10 Mei 1941 Alex ditransfer ke Sturmgeschütz-Abteilung 243 yang baru dibentuk. Sebagai Geschützführer (penembak meriam) dari Leutnant Knüppel, Oberwachtmeister Alex menghancurkan 10 tank dalam pertempuran sengit di hutan dekat Janow/Jaworo, Rusia (1941), dan ini dilakukan di malam hari! Jumlah kill-nya terus berlanjut saat beberapa hari kemudian dia mendapati sebuah kereta api lapis baja Soviet sedang terparkir di stasiun Kopysynac dan Alex memusnahkan meriam 150mm yang merupakan senjata utama kereta tersebut. Atas prestasinya tersebut, dia dianugerahi Ritterkreuz  des Eisernen Kreuzes tanggal 1 Agustus 1941 sebagai Oberwachtmeister dan Zugführer 1.Batterie / Sturmgeschütz-Abteilung 243 / XXXXIX.Gebirgskorps / 17.Armee / Heeresgruppe Süd, dengan jumlah total tank yang dihancurkan saat itu adalah sebanyak 27 buah. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Medaille zur Erinnerung an den 1. Oktober 1938; Schützenschnur; Dienstauszeichnung der Wehrmacht IV.Klasse 4.jahre; Eisernes Kreuz II.Klasse (16 September 1939) dan I.Klasse (2 Juli 1941); Allgemeines-Sturmabzeichen; serta Verwundetenabzeichen in Gold. Yang terakhir dia terima setelah kehilangan kedua kakinya tak lama sebelum perang berakhir. Karenanya Alex diberhentikan dengan hormat dari tugas aktif. Dalam foto di atas Oberwachtmeister Alex mengenakan waffenrock (seragam parade) lengkap dengan Schützenschnur (Marksmanship Lanyard/Tambang Ketepatan Menembak) yang tergantung di bahunya


 
Major Heinz Baurmann (11 November 1919 - 7 Desember 1996) adalah jagoan pembunuh tank dengan 38 korban yang dicetaknya semasa bergabung dengan Sturmgeschütz-Abteilung 667, Sturmgeschütz-Brigade 322 serta Sturmgeschütz-Brigade 300. Prestasi terbesarnya dicatatnya pada bulan April 1945 saat StuG-Brigade 300 yang dipimpinnya menghancurkan 50 tank Soviet dalam Pertempuran Bautzen. Tak lama kemudian Baurmann dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 4 Mei 1945 sebagai Hauptmann dan Kommandeur Sturmgeschütz-Brigade 300 (Feld) / VIII.Armeekorps / 17.Armee / Heeresgruppe Mitte saat masih tergolek di rumah sakit untuk menjalani perawatan atas luka ketujuh yang dideritanya di medan pertempuran dan membuat paha kanannya diamputasi! Sayangnya, tak ada bukti penganugerahan medali yang tersimpan di Bundesarchiv. Berdasarkan keterangan dari Walther-Peer Fellgiebel, presentasinya dibuat oleh Generalfeldmarschall Ferdinand Schörner berdasarkan peraturan tentang hak penganugerahan secara otonomi tertanggal 3 Mei 1945. Penulis buku Thomas dan Wegmann menyebutkan tentang adanya pesan teleprinter dari Schörner tertanggal 4 Mei 1945 yang memverifikasi klaim tersebut. Veit Scherzer menolak klaim ini, sementara Ordensgemeinschaft der Ritterkreuzträger des Eisernen Kreuzes e.V. alias OdR menerimanya. Seusai Perang Dunia II Baurmann bergabung dengan Bundeswehr (21 Maret 1956 - 31 Maret 1971) dan pensiun dengan pangkat Oberstleutnant. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (1 Juli 1940); Eisernes Kreuz I.Klasse (11 September 1941); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Allgemeines-Sturmabzeichen in Silber; Verwundetenabzeichen in Gold; serta Deutsches Kreuz in Gold (16 April 1943)


Para Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes) yang berasal dari Sturmabteilung menghadiri undangan SA-Stabschef Viktor Lutze tanggal 20 Januari 1942. Mereka sedang mengelilingi Alois Zmugg yang kehilangan salah satu kakinya dalam pertempuran. Dari kiri ke kanan: Walter Evers (RK 4 Desember 1941 sebagai Leutnant der Reserve dan Führer 11.Kompanie / Infanterie-Regiment 271 "Feldherrnhalle" / 93.Infanterie-Division); Alexander Leschke (dengan seragam SA-Oberführer. RK 4 November 1941 sebagai Major der Reserve dan Kommandeur II.Bataillon / Infanterie-Regiment [motorisiert] 11 / 14.Infanterie-Division [motorisiert]); Karl Brüggemann (RK 28 November 1940 sebagai Unteroffizier dan Gruppenführer Stabskompanie / Infanterie-Regiment [motorisiert] 5 / 2.Infanterie-Division [motorisiert]); Viktor Lutze (SA-Stabschef); Alois Zmugg (RK 18 Oktober 1941 sebagai Unteroffizier di 3.Kompanie / Schützen-Regiment 114 / 6.Panzer-Division); Paula Lutze (istri dari Viktor Lutze); Georg Feig (RK 4 Desember 1941 sebagai Oberleutnant der Reserve dan Chef 3.Kompanie / Schützen-Regiment 113 / 1.Panzer-Division); Hans Hoffritz (di belakang Lutze. RK 4 September 1941 sebagai Feldwebel dan Zugführer 14.Kompanie[Panzerjäger] / Infanterie-Regiment 268 / 113.Infanterie-Division); dan Josef Gollas (RK 18 November 1941 sebagai Feldwebel dan Zugführer 6.Kompanie / Infanterie-Regiment 106 / 15.Infanterie-Division)


 Acara perayaan Hari Thanksgiving (Erntedanktag) yang diselenggarakan di Sportpalast Berlin tanggal 3 Oktober 1943. Para anggota Sonderverband z.b.V. Friedenthal pimpinan Otto Skorzeny yang ikut berperan serta dalam operasi pembebasan Benito Mussolini tanggal 12 September 1943 sebelumnya ikut menjadi tamu kehormatan dalam acara ini. Dari kiri ke kanan: SS-Unterscharführer Bernhard Cieslewitz, SS-Hauptscharführer Manns, SS-Untersturmführer Robert Warger, SS-Unterscharführer Hans Holzer, SS-Untersturmführer Otto Schwerdt, dan SS-Obersturmführer Ulrich Menzel. Perhatikan bahwa bintara Heer di kiri hanya mempunyai satu kaki! Foto oleh Kriegsberichter Ernst Schwahn dari Scherl Bilderdienst

-----------------------------------------------------------

BUNTUNG LENGAN

  1. Ritterkreuzträger Fedor Apelt kehilangan lengan kanannya dalam pertempuran tahun 1944.
  2. Leutnant Rudolf Dusi kehilangan tangan kanannya sebagai Unteroffizier di tahun 1943. Setelah sembuh dia kembali ke front tahun 1944 dan kemudian mendapatkan Nahkampfspange in Bronze. Hal ini hanya bisa menjelaskan satu hal: dia bertarung satu-lawan-satu melawan musuh dengan hanya menggunakan sebelah tangannya!
  3. Ritterkreuzträger dari Kriegsmarine Otto Flügel harus merelakan lengan kirinya diamputasi setelah terluka parah dalam pertempuran laut di malam tanggal 16 April 1943, aksi yang sama yang membuatnya mendapatkan Ritterkreuz.
  4. Pilot bomber jagoan Luftwaffe Günter Frenzel kehilangan dua jari di tangan kanannya.
  5. Ritterkreuzträger Othmar Hermes kehilangan salah satu lengannya.
  6. Jagoan Luftwaffe Heinz Knoke kehilangan salah satu jarinya.
  7. Ritterkreuzträger Gerhard Müller kehilangan tangannya karena diamputasi tanggal 29 Juni 1941 setelah terluka dalam pertempuran di Rusia.
  8. Jagoan Luftwaffe Günther Rall kehilangan salah satu jarinya.
  9. Ritterkreuzträger Paul Schneider kehilangan mata kanannya.
  10. Jagoan panzer Hans Siegel kehilangan lengan kirinya sebatas siku.

Oberst Fedor Apelt (14 Oktober 1904 – 15 April 1988) bergabung dengan 10. (sächs.) Infanterie-Regiment tanggal 1 April 1922. Dia mengambil spesialisasi di senapan mesin dan mengikuti dua pelatihan untuk memperdalamnya. Pada saat Perang Dunia II pecah dia sudah menjadi Hauptmann dan komandan kompi di Infanterie-regiment 53. Setelah itu unitnya berganti menjadi Infanterie-Regiment 32 (sebagai komandan batalyon) dan Infanterie-Regiment 102 (komandan resimen). Apelt adalah seorang perwira dengan kemampuan taktis tinggi, dan berkali-kali dia memimpin resimennya melawan musuh yang berkekuatan lebih besar tapi mampu keluar sebagai pemenang. Contohnya adalah pertempuran di Pogrebischtsche bulan Desember 1943 dimana unit infanteri yang dipimpinnya menghancurkan tujuh tank Soviet, juga pertempuran di garis Ostrow-Nawolok-Ssyrkowo awal tahun 1944 dimana resimennya mampu bertahan dari serangan musuh yang bergelombang dan selalu berhasil memukul mundur mereka. Dia juga memimpin pasukannya keluar dari kepungan sekaligus menimbulkan korban besar di pihak lawannya. Atas prestasinya tersebut Apelt dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 8 Februari 1944 sebagai Kommandeur Grenadier-Regiment 102 / 24.Infanterie-Division / L.Armeekorps / 18.Armee / Heeresgruppe Nord. Pada tanggal 1 November 1944 dia dikirim menjadi Führerreserve (perwira non-aktif) setelah terluka parah di medan perang sehingga kehilangan lengan kanannya. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Dienstauszeichnung der Wehrmacht III.Klasse 12 jahre (2 Oktober 1936) dan II.Klasse 18 jahre; Eisernes Kreuz II.Klasse (27 Mei 1940) dan I.Klasse (8 Juni 1940); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (20 Oktober 1941); Deutsches Kreuz in Gold (12 Maret 1942); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (7 Agustus 1942); Verwundetenabzeichen in Schwarz (20 September 1942), in Silber dan in Gold (23 Januari 1945); Krimschild (30 Desember 1942); Kriegsverdienstkreuz II.Klasse mit Schwertern; serta Anerkennungsurkunde des Oberbefehlshabers des Heeres (27 September 1944)


Foto koleksi pribadi dari Naxos ini memperlihatkan Leutnant Rudolf Dusi dari Panzergrenadier-Regiment 33 / 4.Panzer-Division. Dia kehilangan tangan kanannya sebagai Unteroffizier di tahun 1943. Setelah sembuh dia kembali ke front tahun 1944 dan kemudian mendapatkan Nahkampfspange in Bronze. Hal ini hanya bisa menjelaskan satu hal: dia bertarung satu-lawan-satu melawan musuh dengan hanya menggunakan sebelah tangannya!



Major Joachim von Gizycki (21 Oktober 1916 - 2007)


  Dari kiri ke kanan: Generalleutnant Hermann von Recknagel (Kommandierender General XXXXII. Armeekorps), Oberst Oskar Roosen (Kommandeur Artillerie-Regiment 28 / 28.Jäger-Division), Major Kurt Winter (Kommandeur III.Bataillon / Jäger-Regiment 83 / 28.Jäger-Division), dan Generalmajor Gustav Heistermann von Ziehlberg (Kommandeur 28. Jäger-Division). Tidak ada keterangan kapan dan dimana foto ini diambil, tapi kemungkinan besar pada waktu kunjungan Recknagel ke markas 28. Jäger-Division yang berlangsung di bulan Juni 1944. Heistermann von Ziehlberg sendiri adalah salah satu dari sedikit perwira aktif di Wehrmacht yang mempunyai disabilitas (baca: hanya punya satu tangan)!


Dari kiri ke kanan: Generalmajor Ernst Schnarrenberger, Kommandant für das rückwärtige Armeegebiet 556 (Korück 556), dan Oberst Gerhard Müller, Kommandeur Panzer-Regiment 5 / 21.Panzer-Division. Schnarrenberger mengenakan Ärmelstreifen AFRIKAKORPS. Disini kita bisa melihat perpaduan warna seragam yang berbeda meskipun sama-sama disebut sebagai "tropen-uniform" (seragam tropis): Schnarrenberger mengenakan seragam warna coklat sementara Müller mengenakan seragam tropis coklat muda dengan insignia Heer dan pin Totenkopf Panzertruppen metalik di kerah yang dipadukan dengan tropen-hose (celana tropis) Luftwaffe. Selain itu, Leutnant Panzertruppen di kiri mengenakan seragam dengan warna yang lebih pudar dipadukan dengan Feldmütze M36 (Schiffchen) Panzer hitam. Jangan lupakan pula dua orang sisanya yang mengenakan seragam hijau zaitun. Disini kita bisa dengan jelas melihat bahwa tangan kiri Müller buntung. Dia kehilangan tangannya karena diamputasi tanggal 29 Juni 1941 setelah terluka dalam pertempuran di Rusia sebagai Kommandeur I.Abteilung / Panzer-Regiment 33



Seorang perwira Wehrmacht dengan anjingnya. Perhatikan bahwa dia telah kehilangan tangan kirinya!

-----------------------------------------------------------

BUTA
  1. Jenderal Heer Carl Anders terluka parah di bagian kepala yang mengakibatkan kehilangan penglihatan di mata kirinya dalam Perang Dunia Pertama.
  2. Ritterkreuzträger Joachim Bauer kehilangan mata kanannya setelah pesawatnya mendarat darurat di wilayah Krimea bulan Desember 1943.
  3. Jenderal SS Karl-Heinrich Brenner kehilangan sebelah matanya dalam pertempuran di Front Timur, bulan November 1941.
  4. Ritterkreuzträger SS Erich Göstl kehilangan kedua matanya dalam perang.
  5. Ritterkreuzträger SS Paul Guhl kehilangan sebelah matanya dalam perang.
  6. Komandan Divisi SS "Das Reich" Paul Hausser kehilangan mata kanannya dalam pertempuran di Front Timur tanggal 14 Oktober 1941.
  7. Jagoan udara Luftwaffe Hans-Joachim Kroschinski kehilangan kaki kanan serta kedua matanya setelah pesawatnya ditembak oleh pesawat Soviet dalam pertempuran udara tanggal 21 Desember 1944.

    Generalmajor Carl Anders (31 Agustus 1893 - 28 Januari 1972) pertama kali masuk Angkatan Darat Kekaisaran Jerman tanggal 1 April 1912. Dalam kancah Perang Dunia Pertama dia terluka parah di bagian kepala yang mengakibatkan kehilangan penglihatan di mata kirinya. Karenanya dia digolongkan sebagai "garnisonsdienstfähig Heimat" (lebih cocok untuk tugas garnisun di tanah kelahiran). Anders rupanya sudah kadung "jatuh cinta" pada hingar bingar front pertempuran sehingga dia meminta untuk ditempatkan kembali di lapangan, dan permintaannya dipenuhi! Akibat dari Peranjian versailles seusai perang, Anders diberhentikan dari dinas aktif tanggal 10 September 1919 meskipun dia masih menerima dana pensiun bulanan dan "Recht zum Tragen der Regimentsuniform" (hak untuk mengenakan seragam resimen). Setelah kemiliterannya diaktifkan kembali tak lama sesudah Hitler naik ke tampuk kekuasaan, dia mulai menapaki jenjang karir dengan menempati berbagai posisi, dari komandan kompi, batalyon, resimen sampai divisi. Dalam apa yang dinamakan sebagai "Hube-Kessel" atau "Wandernen Kessel", 254. Infanterie-Division, dimana Anders bergabung sebagai komandan resimen, bertugas sebagai penjaga garis belakang pasukan utama Jerman dan menjadi unit terakhir yang meloloskan diri dari pengepungan Soviet. Anders menunjukkan kesigapannya dalam memimpin pasukannya untuk bertahan dari serangan musuh yang berkali lipat sekaligus mundur dengan teratur. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 4 Mei 1944 sebagai Oberst dan Kommandeur Grenadier-Regiment 484 / 254.Infanterie-Division / XXXXVI.Panzerkorps / 1.Panzerarmee / Heeresgruppe Nordukraine. Di akhir perang dia menjabat sebagai komandan 88. Infanterie-Division. Dia dan divisinya menyerah ke tangan pasukan Rusia tanggal 31 Januari 1945 dan baru dibebaskan tanggal 28 Oktober 1955. Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; 1914 Verwundetenabzeichen in Silber (27 Mei 1917); Ehrenkreuz für Frontkämpfer; Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV Klasse (2 Oktober 1936); Kriegs-Erinnerungs-Medaille mit Schwertern (Austria); Kriegs-Erinnerungs-Medaille mit Schwertern (Hungaria); Wehrmacht Dienstauszeichnung III Klasse (21 April 1938); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (25 Oktober 1939) dan I.Klasse (26 Oktober 1939); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/1942; serta Deutsches Kreuz in Gold #70/1 (14 Februari 1942)


    Oberst im Generalstab Joachim Bauer (25 Maret 1903 - 25 April 1999) bergabung dengan Heer sebagai prajurit infanteri tanggal 1 April 1924. Pada tanggal 1 Oktober 1933 dia mendapat pelatihan terbang di Flugzeugführerschule (C 2) Neuruppin, ditambah dengan mengikuti kursus Generalstab di KS 2 Berlin-Gatow (1935-1937). Pada tanggal 20 April 1938 Bauer mulai bertugas sebagai perwira staff Luftwaffe, dan menduduki berbagai posisi "di belakang meja" sampai dengan akhir perang (meskipun sempat diselingi dengan menjadi Staffelkapitän di unit Aufklärungsgruppe selama beberapa waktu). Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 14 Mei 1944 sebagai Oberst im Generalstab dan Seefliegerführer Schwarzes Meer / Luftflotte 4, setelah dianggap berprestasi dalam membangun unitnya (yang tidak terlalu banyak dikenal) menjadi kekuatan yang cukup diperhitungkan dalam pertempuran samudera melawan Angkatan Laut Uni Soviet. Meskipun notabene seorang perwira tinggi dan mempunyai jabatan kantor, hal tersebut tidak menghalangi Bauer untuk terjun sendiri ke lapangan untuk melihat langsung medan pertempuran. Dia kehilangan mata kanannya dalam operasi semacam ini di atas wilayah Krimea bulan Desember 1943. Jabatan terakhir Bauer adalah sebagai pimpinan 8.Abteilung / Generalstab der Luftwaffe (16 Agustus 1944) sebelum menjadi Führerreserve tanggal 20 November 1944. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse; Eisernes Kreuz I.Klasse; serta Deutsches Kreuz in Gold (1 Oktober 1944)


    SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS und Polizei Karl-Heinrich Brenner (19 Mei 1895 - 15 Februari 1954)

    -----------------------------------------------------------

    CACAT MUKA
    1. Jagoan Stuka Herbert Bauer terluka parah di bagian rahang oleh peluru senapan mesin dalam serangan terhadap kapal-kapal perang dan penjelajah Soviet di Kronstadt (Leningrad) tanggal 24 April 1942 sehingga harus dirawat selama 10 bulan.
    2. Ritterkreuzträger Karl-Walter Lapp tertembak di bagian wajahnya pada bulan Juli 1944.
    3. Jagoan udara Luftwaffe Johannes Steinhoff menderita luka bakar parah di bagian wajah setelah pesawatnya terbakar dalam pendaratan darurat.
    4. Ritterkreuzträger SS Christian Tychsen menderita cacat permanen di bagian dagu saat sebuah granat Rusia meledak di dekatnya sehingga membuat muka bagian bawah hancur.
    5. Ritterkreuzträger Dr. Eberhard Zahn menderita luka serius di wajahnya.


    Major Herbert Bauer (16 April 1919 - 24 Maret 1997) adalah jagoan Stuka dari Austria yang dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #976 tanggal 31 Desember 1943 sebagai Oberleutnant dan Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Schlachtgeschwader 2 (SG 2) "Immelmann" / I.Fliegerkorps / Luftflotte 4 setelah berhasil menyelesaikan misi operasional ke-700, serta Eichenlaub #618 tanggal 30 September 1944 sebagai Hauptmann dan Gruppenkommandeur II.Gruppe / Schlachtgeschwader 103 / 3.Flieger-Schul-Division / Luftflotte 10 setelah berhasil menyelesaikan misi operasional ke-1000. Selama karir militernya Bauer telah terbang dalam 1.071 misi tempur. Dia tercatat menembak jatuh 11 pesawat musuh (1 menggunakan Junkers Ju 87 "Stuka" dan 10 menggunakan Focke-Wulf Fw 190) serta menghancurkan 51 tank, dua peleton tank, serta kapal perang AL Rusia “Oktjabrskaya Revoluzia” dan sebuah kapal penjelajah di pelabuhan Kronstadt! bauer juga mengklaim 12 kemenangan udara lain yang tidak terkonfirmasi. Di lain pihak, sang jagoan fighter-bomber juga mengalami rasanya ditembak jatuh oleh pesawat atau senjata Flak musuh, termasuk di wilayah Jembatan Kuban, Bataisk (dimana dia melakukan pendaratan darurat di Taganrog), dan Stuhlweißenburg (dipaksa bail-out dalam keadaan terluka). Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse (20 Juli 1941); Eisernes Kreuz I.Klasse (30 Oktober 1941); Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (8 Desember 1941); Deutsches Kreuz in Gold #3/40 (2 April 1942); Verwundetenabzeichen in Gold; serta Frontflugspange für Kampf- und Sturzkampfverbände in Gold mit Anhänger "Einsatzzahl 1000". BTW, sisa-sisa operasi masih terlihat di wajah Bauer. Dia terluka parah di bagian rahang oleh peluru senapan mesin dalam serangan terhadap kapal-kapal perang dan penjelajah Soviet di Kronstadt (Leningrad) tanggal 24 April 1942 sehingga harus dirawat selama 10 bulan! Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI



    Generalleutnant Karl Sievers (2 Januari 1892 - 9 September 1961)


      SS-Sturmbannführer Christian Tychsen mengenakan "Sonderbekleidung des Deutschen Panzertruppen" (seragam khusus pasukan tank Jerman) yang berwarna hitam. Di dada kirinya terpasang medali Deutsches Kreuz in Gold yang didapatkannya tanggal 13 Mei 1942 sebagai SS-Hauptsturmführer dan Kommandeur SS-Kradschützen-Abteilung / SS-Division "Reich" (motorisiert). Aksi heroik yang membuatnya mendapatkan DKiG adalah aksi yang sama yang membuatnya cacat permanen di bagian dagu saat sebuah granat Rusia meledak di dekatnya sehingga membuat muka bagian bawah hancur. Dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk memulihkan kondisi Tychsen, dan hampir semua giginya tanggal sehingga harus diganti dengan gigi palsu!
     


    Sumber :
    Buku "Besættelsen set med Tyske øjne" karya Jens Jessen

    Buku "Stauffenbergs Freund. Die tragische Geschichte des Widerstandskämpfers Joachim Kuhn" karya Peter Hoffmann
    Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
    Foto koleksi pribadi Larrister
    Foto koleksi pribadi Naxos
    www.forum.axishistory.com
    www.ritterkreuztraeger-1939-45.de
    www.wehrmacht-awards.com

    www.ww2awards.com

    No comments:

    Post a Comment