Thursday, August 11, 2011

Batterie Mirus, Artileri Raksasa Jerman di Kepulauan Channel!

Skema rencana pembangunan Batterie Mirus. Dengan diameter 305mm, dia adalah senjata terbesar di Kepulauan Channel!


Foto yang sudah banyak diketahui yang memperlihatkan senjata no.1 Batterie Mirus, yang disamarkan sebagai sebuah rumah! Meskipun terlihat culun, tapi bangunan bohong-bohongan ini terbuat dari lapisan baja yang dipasangkan di atas tembok beton kokoh dengan diameter 30 yard!


Gubuk kecil ini berfungsi untuk menyembunyikan jalan masuk ke salah satu tempat penampungan bawah tanah di salah satu senjata Batterie Mirus


Besar dan kecil. Salah satu laras meriam raksasa kaliber 305mm Batterie Mirus yang merupakan bekas peninggalan Rusia ini seakan-akan membuat 'cebol' senapan mesin anti serangan udara di sebelahnya: Schwarzlose 7,9mm MG buatan Austria yang merupakan hasil rampasan dari Belanda


Suasana di dalam pos komando bateri (Leitstand) dari Batterie Mirus yang berada di bawah tanah


Bagian dalam dari kubah luas salah satu meriam Batterie Mirus



Ini adalah seorang awak Batterie Mirus yang nyambi jadi tukang kelapa di warung remang-remang sekaligus basis band tarling bernama ZODIACK


Oleh : Alif Rafik Khan

Di antara artileri-artileri raksasa yang dipasang oleh Jerman di Kepulauan Channel (satu-satunya wilayah Inggris yang diduduki oleh Nazi dalam Perang Dunia II), yang paling besar adalah bateri (deretan artileri) pantai yang dinamakan dengan Batterie Mirus. Bateri ini dipasang di St. Saviour, pulau Guernsey (pulau kedua terbesar di Kepulauan Channel setelah Jersey), dan terdiri dari empat buah artileri laut raksasa 30,5cm. Bateri ini tidaklah dipasang disana dengan tugas utama melindungi Guernsey dari serbuan Sekutu, melainkan untuk menyediakan perlindungan untuk seluruh pantai St. Malo bersama dengan artileri-artileri berat lain di pantai Prancis dan pulau Alderney.

Bateri ini mengambil nama dari seorang perwira Kriegsmarine yang kehilangan nyawanya dalam serangan udara Sekutu saat sedang mengunjungi Guernsey di tahun 1941.

Batterie Mirus terdiri dari empat buah artileri bekas Rusia yang diperbaiki dan difungsikan lagi. Dia pada mulanya merupakan bagian dari senjata utama kapal perang Angkatan Laut Kerajaan Rusia Imperator Alexandr Troti yang berbobot 22.600 ton. Kapal ini diproduksi oleh Arsenal Putilov tahun 1914. Ketika kerajaan Rusia runtuh pada tahun 1917, kapal ini berpindah tangan ke armada Rusia Putih dalam Perang Saudara melawan Rusia Merah (Komunis), dan namanya diganti menjadi Volya (Kemenangan). Selanjutnya dia dipereteli di galangan kapal Prancis di Tunisia pada tahun 1935, dan ke-12 senjata utamanya disimpan.

Dalam buku The War in the Channel Islands then and now karya Winston Ramsey, diceritakan bagaimana pada musim dingin 1939/1940 Inggris dan Prancis setuju untuk memberi bantuan kepada Finlandia dalam perangnya melawan Uni Soviet. Ke-12 senjata yang sudah tersimpan selama bertahun-tahun tersebut lalu dikirimkan ke Finlandia dengan menggunakan tiga buah kapal (masing-masing membawa empat senjata). Tapi kemudian salah satu kapal, Nina, terhambat dalam perjalanan dan direbut oleh pihak Jerman pada bulan Mei 1940 ketika mereka menginvasi Norwegia. Saat Wehrmacht membutuhkan artileri pantai berat untuk ditempatkan di Kepulauan Channel, seseorang ingat akan keempat senjata ini (yang saat itu sudah disimpan di Bergen, Norwegia), sehingga mereka lalu dibawa ke pabrik Krupp di Ruhr dan difungsikan lagi. Artileri “petualang” ini lalu dikirimkan ke St. Malo sebelum ditempatkan di Guernsey sebagai bagian dari Batterie Mirus.

Sebuah crane mengambang dibawa khusus ke St Peter Port untuk memudahkan pembongkaran tiap laras artileri yang besarnya amit-amit tersebut. Laras ini kemudian dibawa dari dermaga bongkar-muat Cambridge ke St Saviour menggunakan trailer 24 roda yang ditarik oleh empat kendaraan lapis baja (kemungkinan kendaraan berat SdKfz8 12 ton yang dibuat oleh Mercedes-Benz). Terdapat cuplikan film yang menarik dari perjalanan ini dalam sebuah video keluaran Tomahawk Films berjudul Channel Islands Occupied. Beberapa bagian jalan harus dilebarkan demi membuat iring-iringan ini bebas-hambatan saat berbelok! Senjatanya yang mempunyai diameter 30,5cm mempunyai jarak jangkau maksimum 42km – lebih pendek dari jarak yang diperkirakan semula (52km), karena uji penembakan sebelumnya menghasilkan kesimpulan bahwa jarak jangkau maksimumnya harus dikurangi demi memperkecil resiko kerusakan senjata tua ini (bahkan kemudian, dalam prakteknya, jarak jangkau normalnya dikurangi lagi menjadi 32km atas alasan yang sama!). Orang-orang Jerman biasa menyebut senjata eks-Rusia ini dengan nama resmi 30.5cm K(E)626(r) atau cukup hanya K14(r). Senjata pertama diuji tembak tanggal 13 April 1942, dan di bulan Agustus tahun yang sama semua senjata sudah operasional. Uji coba ini diberitakan dalam sebuah laporan di surat kabar lokal konsumsi tentara Jerman, Deutsche Guernsey Zeitung, terbitan 12 Agustus 1942.

Bagian utama laporan tersebut adalah sebuah eulogi untuk Kapitän zur See Mirus, seorang ahli senjata Kriegsmarine yang namanya kemudian diambil sebagai nama bateri di Guernsey. Disini saya akan mengutip pembukaan dan paragraf penutup dari laporan tersebut yang penuh dengan optimisme dan keyakinan akan senjata baru ini:

Senjata terakhir dari bateri berat di kepulauan Channel kini telah menyelesaikan ujicoba penembakannya. Tembakan salvo percobaan ketiga menembakkan peluru dengan kecepatan jet yang mengarah jauh ke Atlantik. Laras senjata tersebut kini mengarah dengan gagahnya ke laut. Kebinasaan bagi Inggris apabila mereka berani coba-coba mendekati pulau! Mereka akan disambut oleh rentetan tembakan dari senjata-senjata raksasa yang tidak akan mereka kira sebelumnya. Pertahanan Jerman di Kepulauan Channel telah secara nyata diperkuat dengan adanya bateri ini...

Upacara penghormatan untuk Führer dan lagu kebangsaan menutup pidato komandan Kriegsmarine. Para awak senjata kemudian kembali ke posisi mereka masing-masing, selalu siap-sedia untuk beraksi. Bateri berat baru Kepulauan Channel kini telah siap tembak!

Koresponden perang: Herbert Ladda

Laporan surat kabar ini tidak memberi indikasi akan pekerjaan berat yang sebelumnya telah dilakukan demi membuat Batterie Mirus yang telah memakan waktu 18 bulan lamanya dan membuat pekerjaan pembangunan lain di Guernsey tertunda! Untuk beton sendiri sekitar 47.000 meter kubik dibutuhkan demi membuat tempat dudukan meriam, dengan masing-masing mempunyai gudang penyimpanan amunisinya sendiri, akomodasi untuk 72 orang awak untuk setiap senjata (total awaknya adalah 400 orang!) ditambah dengan bangunan-bangunan lain yang berhubungan, dudukan radar, bunker anti serangan udara, dan lain-lain – sehingga baterai itu pada akhirnya memakan tempat yang luas. Pusat arah penembakan membutuhkan pemberitaan tersendiri, yang terdiri dari tiga instalasi terpisah: pusat komando dan tempat tinggal awak, sebuah radar besar, dan bunker pencari jarak/jangkauan. Semuanya dibuat dari beton yang diperkuat, sementara bunker pencari jarak disambungkan dengan pusat komando melalui sebuah terowongan bawah tanah panjang. Foto-foto di atas memperlihatkan beberapa posisi senjata, dengan dua di antaranya disamarkan seakan-akan sebuah rumah tinggal! Diperkirakan bahwa tiap senjata telah menembakkan sebanyak 70 round sepanjang ‘karirnya’, yang kebanyakannya adalah tembakan ujicoba atau alarm pura-pura.

Sebagai penutup, saya akan mempersembahkan sebuah cerita nyata biar anda tidak ngantuk:

Suatu malam, sebuah ‘blips’ yang mencurigakan pada radar diartikan oleh orang-orang Jerman sebagai pasukan pendarat Inggris, dan pejabat sementara SEEKO-KI Oberstleutnant Pedell (SEEKO-KI adalah perwira tertinggi Angkatan Laut di pulau Guernsey yang mempunyai satu-satunya kewenangan untuk memberi perintah penembakan, dan saat itu kebetulan sedang keluar mengunjungi pulau Alderney!) yang langsung panik segera memerintahkan bateri Mirus dan artileri pantai lainnya untuk menembakkan senjata-senjata mereka. Di pagi harinya, barulah diketahui bahwa “pasukan pendarat” itu kenyataannya adalah dua buah balon artileri Inggris yang setengah tenggelam! Asuuuu....

Sumber :

Buku “Channel Islands at War” oleh George Forty



No comments:

Post a Comment