Sunday, January 1, 2012

Foto Jagdgeschwader 1 (JG 1) "Oesau"



 Dua buah logo Jagdgeschwader 1. Yang sebelah kiri digunakan dari mulai pembentukannya sampai dengan bulan Oktober 1943, sementara yang kanan (asalnya adalah logo II./JG 1) dari Oktober 1943 sampai dengan Mei 1945

 
Oberst Walter "Gulle" Oesau, Geschwaderkommodore JG 1 (12 November 1943 s/d 11 Mei 1944) yang namanya kemudian dijadikan sebagai sebutan bagi unitnya sebagai penghormatan bagi sang jagoan udara dan pemimpin jempolan tak lama setelah dia terbunuh dalam dogfight melawan pesawat-pesawat Amerika tanggal 11 Mei 1944. Hanya ada satu orang pilot Jerman lain dalam Perang Dunia II yang dihormati serupa dia dan begitu tingginya, dan dia adalah Oberst Werner Mölders (JG 51 Mölders). Skor akhirnya (Oesau) adalah 127 kemenangan udara (fliegerabschüsse)
Karl Emil Demuth dikelilingi oleh para anggota JG 1 di depan pesawatnya, Focke-Wulf Fw 190 A-7 (Werknummer 642558) "Schwarz 11". Tanggal 6 Maret 1944 dia terpaksa harus bail-out dari pesawatnya yang rusak di atas Minden setelah mengklaim dua kemenangan di hari itu


Fahnenjunker-Feldwebel Heinz "Heino" Hanke berdiri di depan pesawat Focke-Wulf 190 A-3 (Werknummer 0495) yang dipilotinya. Dia menjadi Gruppenadjudant dari III./JG 1. Jumlah kemenangan totalnya adalah 9 buah, dan medali tertingginya adalah Eisernes Kreuz I klasse. Daftar pesawat yang dipilotinya dalam Perang Dunia II: Messerschmitt Bf 109 E "Weiß 6" dan Bf 109 E-7 Werknummer 7681 "Weiß 8" (60% kerusakan tanggal 10 Januari 1942; masalah mesin: pilot OK) di 7/JG 1, Bf 109 F "Schwarz 7", Focke-Wulf Fw 190 A-2 Werknummer 0495 "<" & A-4 #5701, Fw 190 A-4 Werknummer 5570 "Schwarz 7" (15% kerusakan tanggal 3 Maret 1943) di JG 1, Fw 190 A-7 "Gelb 14" (menjadi korban tanggal 20 Februari 1944) di JG 11


Fahnenjunker-Feldwebel Heinz "Heino" Hanke setelah bail-out di atas Denmark. Pesawatnya, Focke-Wulf Fw 190 A-7 "Gelb 14", terkena tembakan dalam pertempuran udara di dekat Vellinge (Denmark) tanggal 20 Februari 1944 setelah menembak sebuah B-17


Fahnenjunker-Feldwebel Heinz "Heino" Hanke dengan bangga memamerkan bagian belakang dari jaket "Miss Behavin" milik awak pesawat B-17 "Ain't Miss Behavin" yang ditembak jatuh olehnya dalam peristiwa tanggal 20 Februari 1944 di atas Denmark (lihat keterangan di foto sebelumnya!). Hanke telah bertukar jaket dengan co-pilot second lieutenant Orlin H. Markussen yang ditangkap oleh pasukan Jerman setelah terjun dari pesawatnya yang rusak dengan menggunakan parasut. Pesawat B-17 "Ain't Miss Behavin" sendiri berasal dari USAAF, 8 Air Force, 100 Bomb Group, 418 Bomb Squadron, dan diberi kode LD-Y. BTW, jaket yang dipakai Hanke menunjukkan marking 18 misi tempur yang telah dijalani oleh si B-17


Fahnenjunker-Feldwebel Heinz "Heino" Hanke di dalam kokpit pesawat Messerschmitt Bf 109 E "Weiß 6" di Leuwaarden tahun 1940. Cat kamuflase bagian atas pesawatnya kemungkinan adalah hijau gelap 71. Ikut berfoto bersamanya dua orang awak darat kepercayaan yang dinamakan sebagai "schwarze männer" (black men/orang-orang hitam) karena warna seragam yang mereka kenakan


Pesawat lain yang digunakan oleh Fahnenjunker-Feldwebel Heinz "Heino" Hanke adalah Messerschmitt Bf 109 F "Schwarz 7" yang mempunyai warna kamuflase standar abu-abu. BTW, dalam foto ini nomor "7"-nya belum selesai dicat pinggirannya seluruhnya!


Pesawat Focke-Wulf Fw 190 A-3 (Werknummer 0495) milik Fahnenjunker-Feldwebel Heinz "Heino" Hanke saat dia menjadi Gruppenadjudant dari I./JG 1. Skema warnanya kemungkinan adalah kombinasi 71/02. Logo unit dapat dilihat di bawah kaca depan kokpit


  
Upacara pemakaman Feldwebel Alfred Miksch (3 Januari 1919 - 1 Desember 1943) di St. Trond, Belgia. Setelah bertugas di Front Timur bersama 9.Staffel/Jagdgeschwader 3, Miksch ditransfer ke Front Barat bulan Juli 1943. Di tempat barunya dia menerbangkan Messerschmitt Bf 109G-6 "Black 20" (W.Nr 15429) dan Messerschmitt Bf 109G-6 "Black 5" di 8.Staffel / III.Gruppe / Jagdgeschwader 1 sampai dia ditembak jatuh di atas St. Trond, Limburg (Belgia) tanggal 1 Desember 1943. Jumlah kemenangannya adalah 43 buah. Medali yang diraihnya: Flugzeugführerabzeichen (27 Desember 1940), Eisernes Kreuz II.Klasse (20 September 1942) dan I.Klasse (3 Oktober 1942), Frontflugspange für Jäger in Gold (25 September 1942), Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (25 Juni 1943), dan Deutsches Kreuz in Gold (12 Juli 1943)


Major Heinz Bär (Staffelkapitän 6.Staffel / II.Gruppe / Jagdgeschwader 1) meninjau korbannya yang ke-184, sebuah Boeing B-17 F"Miss Ouachita" dari 91st Bomb Group, yang jatuh pada tanggal 21 Februari 1944. Dalam foto ini, Bär mengenakan pakaian favoritnya: Flight Jacket A-2 USAAF (United States Army Air Forces) berbahan kulit hasil rampasan. Untuk menunjukkan identitas Jermannya, jaket tersebut telah ditempeli schulterklappen (tanda pangkat bahu) dan medali Eisernes Kreuz I.Klasse. Yang berdiri di belakang Bär adalah kaczmarek-nya (wingman), Oberfeldwebel Leo Schuhmacher, yang juga merupakan seorang jagoan udara dengan 23 kemenangan. Uniknya, Schuhmacher juga mengenakan jaket terbang Amerika hasil rampasan, hanya saja dari jenis Flight Jacket B-3. Bisa dibilang bahwa jaket-jaket penerbang Amerika dihargai sangat tinggi oleh para pilot Jerman karena kualitasnya yang sangat bagus dan modelnya yang menarik. Aapabila ada pilot USAAF yang jatuh di wilayah musuh dan tertangkap, maka jangan harap jaket kepunyaannya bisa selamat sampai kamp tawanan, karena akan ada banyak tangan yang ingin memilikinya! Lokasi foto ini adalah di perbatasan Jerman dengan Belanda, sementara fotonya sendiri diambil oleh Kriegsberichter Rothkopf dari PK (Propaganda-Kompanie) Luftflotte 4



Tiga orang Staffelkapitäne dari I./JG 1, dari kiri ke kanan: Hauptmann Dr. Wolfgang Ludewig (2./JG 1), Hauptmann Heinz Künnecke (1./JG 1), dan Oberleutnant Karl Emil Demuth (3./JG 1). Ketika foto ini diambil di Leck, Schleswig-Holstein, di akhir-akhir peperangan, terdapat sekitar 45 buah pesawat Heinkel He 162 dari I.(Einsatz) JG 1 di latar belakang


Di depan sebuah Heinkel He 162 yang baru sebagian dicat adalah, dari kiri ke kanan: Major Werner Zober (I./JG 1), Oberst Herbert Ihlefeld (JG 1), Hauptmann Heinz Künnecke, Oberleutnant Karl Emil Demuth, Hauptmann Bernd Gallowitsch (7. dan 4./JG 1), Hauptmann Gerhard Strasen (III./JG 4), dan Hauptmann Wolfgang Ludewig


Dari kiri ke kanan: Hauptmann Wolfgang Ludewig, Hauptmann Bernd Gallowitsch, Oberleutnant Karl Emil Demuth, Hauptmann Heinz Künnecke, dan Leutnant Rudolf Schmitt. Yang terakhir adalah Staffelkapitän 1./JG 1
Deretan pesawat Heinkel He 162: "Weiß 1" di depan, diikuti oleh "Gelb 5" dengan bagian kokpitnya menutupi "Weiß 11". Untuk orang-orangnya, dari kiri ke kanan: Hauptmann Heinz Künnecke, Major Werner Zober, Oberleutnant Karl Emil Demuth, Hauptmann Wolfgang Ludewig, dan Hauptmann Bernd Gallowitsch


Salah satu dari begitu banyak Heinkel He 162 yang diserahkan ke tangan Inggris oleh JG 1 bulan Mei 1945. Major Werner Zober berdiri di sebelah kiri bersama dengan Oberleutnant Karl Emil Demuth

Hauptmann Heinz Künnecke berfoto dengan pesawatnya, Heinkel He 162 A-2 "Gelb 5". Lambang elang menukik dengan latar belakang merah dan putih kemungkinan merupakan logo Staffel dari 2./JG 1. Lambang ini pertama kali diperkenalkan oleh Staffelkapitän Gerhard Hanf, yang merupakan pindahan dari III./JG 77


Barisan Heinkel He 162 di lapangan udara Leck tahun 1945. "Weiß 1" adalah kepunyaan Leutnant Rudolf Schmitt. Perbedaan corak kamuflase antar pesawat ini menarik untuk diperhatikan

Deretan Heinkel He 162 dari JG 1 di lapangan udara Leck, menunggu kedatangan pasukan Inggris di bulan Mei 1945


Oberst Herbert Ihlefeld adalah Geschwaderkommodore terakhir JG 1 dari tanggal 20 Mei 1944 s/d 8 Mei 1945. Dia sendiri merupakan jagoan udara dengan 123 kemenangan (yang diraihnya dalam 1.000 feindflug) sekaligus peraih medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwerter
Major Hans Ehlers adalah Gruppenkommandeur I./JG 1 dengan 55 kemenangan udara (termasuk di antaranya adalah 24 bomber bermesin empat). Dari jumlah kemenangannya tersebut, semuanya diraih di Front Barat, kecuali delapan buah yang diraih di front Timur. Skor akhirnya kemungkinan lebih tinggi, hanya saja catatan kesuksesannya dalam pertempuran udara di atas Normandia tak pernah mengemuka. Atas prestasinya, Ehlers dianugerahi Ritterkreuz (9 Juni 1944) dan Deutsches Kreuz in Gold (17 Oktober 1943). Dia tewas dalam dogfight tanggal 27 Desember 1944 melawan pesawat-pesawat Mustang dari USAAF. Pesawat terakhir yang digunakannya adalah Focke-Wulf Fw 190 A-8 (Werknummer 739 363) “Weiß 20”


Oberleutnant Karl Emil Demuth, Staffelkapitän 3./JG 1 dengan 17 kemenangan udara (sumber lain mengatakan 16). Pesawat yang digunakannya adalah Focke-Wulf Fw 190 A-7 (Werknummer 642558) "Schwarz 11" (menjadi korban tanggal 6 Maret 1944), Focke-Wulf Fw 190 A-8, Focke-Wulf Fw 190 D-9, dan Heinkel He 162 A-2 (Werknummer 120074) "Weiß 11" (Demuth memang menyukai angka 11!). Medali yang telah diraihnya: Deutsches Kreuz in Gold, Ehrenpokal der Luftwaffe, Eisernes Kreuzes 1 dan 2 klasse (23 Oktober 1943), Verwundetenabzeichen, dan Flugzeugführerabzeichen


Sumber :
Buku "Aircraft Of The Luftwaffe Fighter Aces: A Chronicle In Photographs" karya Bernd Barbas
www.aircrewremembrancesociety.com
www.flensted.eu.com

www.wehrmacht-awards.com

No comments:

Post a Comment