Friday, May 2, 2014

Pertempuran Semenanjung Kerch (8 Mei 1942 - 18 Mei 1942)




Oleh : Steve Edpin

 Dalam Operasi Barbarossa – penyerangan Jerman ke Uni Soviet – Krimea bukan menjadi target penyerangan Jerman selama invasi. Namun tiga minggu setelah invasi, pada 13 Juli 1941, sumber minyak utama Jerman di Ploesti, Romania diserang oleh pesawat-pesawat pembom milik Armada Laut Hitam Soviet yang berpangkalan di Krimea. Mulai saat itulah, Krimea menarik perhatian sang Führer.

Genap sepuluh hari setelahnya, pada tanggal 23 Juli 1941, Hitler mengeluarkan Perintah Nomor 33 yang memberikan prioritas kepada Satuan Darat Selatan pimpinan Generalfeldmarschall Gerd von Rundstedt untuk beroperasi di Ukraina. Hitler memerintahkan agar Krimea dikuasai. Pangkalan-pangkalan udara yang berbasis di Simferopol menjadi sasaran utama agar pesawat-pesawat pembom Soviet berhenti menyerang kilang-kilang minyak di Rumania. Serangan tersebut dilakukan melalui satu-satunya jalan darat menuju Semenanjung Krimea, yaitu Perekop. Pasukan utama dari Satuan Darat Selatan ini adalah Angkatan Darat ke-11 pimpinan Generaloberst Erich von Manstein.

Di akhir tahun 1941, Sebastopol menjadi satu-satunya wilayah di Semenanjung Krimea yang masih belum berhasil ditaklukkan. Namun pada tanggal 26 Desember 1941, Soviet mendaratkan pasukan di Kertsch, di ujung paling timur Semenanjung Krimea. Generalleutnant Hans Graf von Sponeck, komandan Divisi Infanteri ke-22, meminta ijin untuk mundur karena bahaya terkepung, namun ditolak tiga kali oleh Hitler. Empat hari setelahnya, Soviet mendaratkan pasukannya di Feodosiya, di sebelah barat von Sponeck. Ia pun langsung bergerak mundur atas inisiatifnya sendiri dalam menyelamatkan pasukannya dari kepungan. Akibat dari dua pendaratan ini, pasukan Jerman berhasil dipukul mundur. Namun nasib von Sponeck dalam menyelamatkan pasukannya dilihat dari sudut pandang yang berbeda oleh sang Führer.

Tanggal 18 Januari 1942, von Manstein menyerang balik dan mengambil alih Feodosiya. Pasukan Soviet berhasil dipukul mundur ke garis pertahanan yang baru di Ak Monaiy. Akibat dari serangan balik ini, Stavka (Komando Tinggi Angkatan Bersenjata Soviet) mengirim perwakilannya ke Krimea, Komisioner Angkatan Darat Lev Mekhlis, yang merupakan orang partai dan tidak memiliki pengalaman militer, namun dipilih karena merupakan seorang komunis yang fanatik. Kedudukan Mekhlis menjadi lebih tinggi dibandingkan komandan Soviet di front Krimea, Dmitri Timofeyevich Kozlov, yang berpangkat General-Leiytenant.

Komando Tinggi Angkatan Bersenjata Jerman menyatakan bahwa Kertsch harus diambil alih. Hal ini jelas dilakukan karena dua alasan. Pertama, agar dapat fokus dalam ofensifnya ke Sebastopol, bagian timur ini harus diselesaikan lebih dahulu untuk mencegah pertempuran dua front. Kedua, di tahun baru 1942 Hitler memiliki rencana baru untuk menduduki ladang minyak di Kaukasus. Akan tetapi operasi ini tidak bisa dilaksanakan apabila pasukan Soviet di wilayah Krimea belum dihancurkan, karena bagian selatan pasukan Jerman akan berbahaya jika diserang.

Demi mencapai keberhasilan, pasukan von Manstein diberikan bantuan udara dari Korps Udara VIII pimpinan General der Flieger Wolfram Freiherr von Richtofen, yang merupakan satuan angkatan udara khusus dalam memberikan bantuan udara jarak dekat. Von Manstein juga diberikan satuan baru, Divisi Panzer ke-22. Operasi yang akan segera dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 1942 ini diberi nama Operasi Trappenjagd.

Kozlov yakin bahwa pasukan Jerman akan menyerang melalui jalur utara semenanjung itu, sehingga ia mengalokasikan Angkatan Darat ke-51 dan pasukan lapis bajanya di wilayah utara. Penyerangan melalui jalur selatan dianggap sangat tidak mungkin, sehingga Kozlov hanya memposisikan Divisi Senapan ke-63nya yang lemah di wilayah selatan.

Namun, di luar dugaan, pasukan Jerman menyerang melalui jalur selatan. Pasukan Jerman bergerak mengepung yang hanya dilakukan dari satu arah. Tembakan-tembakan artileri Jerman dan pesawat-pesawat Stuka menggempur posisi Soviet. Di hari kedua pertempuran, von Manstein mengirim Divisi Panzer ke-22 dalam skala kecil. Setelah berhasil menembus garis pertahanan Soviet, panzer-panzer Jerman bergerak ke utara untuk mengepung Angkatan Darat ke-47 Soviet.

Akibat dari serangan ini, Mekhlis dan Kozlov meminta ijin dari Stalin untuk mundur ke garis pertahanan yang baru, dan diijinkan. Gerakan mundur ini dilakukan Soviet di sepanjang garis pantai utara yang menghadap Laut Azov. Di belakangnya, pasukan Jerman mengikuti. Jerman berhasil memasuki kota Kertsch dan memukul mundur pasukan Soviet yang selamat. Kejadian ini menyerupai Dunkirk. Pasukan Soviet tidak memiliki pilihan lain selain meninggalkan Krimea melalui jalur laut. Segala kapal dan rakit yang tersedia digunakan untuk mengevakuasi pasukan yang selamat ke Teluk Taman sepuluh kilometer di sebelah timur.

Sekitar 120.000 pasukan Soviet berhasil lolos. Namun lebih banyak lagi yang tidak, karena kurangnya jumlah perahu dan rakit yang tersedia. Di akhir hari operasi pada tanggal 18 Mei 1942, pasukan Soviet telah menderita 176.000 pasukan tewas, 400 pesawat, 347 tank, dan 4.000 pucuk senjata, atau sekitar 63 persen korban dari pasukan Soviet di front Krimea. Sedangkan Jerman hanya menderita 5 persen dari Angkatan Darat ke-11. Jabatan Mekhlis diturunkan dan dipindahkan ke pos yang baru. Pangkat Kozlov diturunkan satu, dari General-Leiytenant menjadi General-Maiyor.

Keberhasilan dari Operasi Trappenjagd ini merupakan kemenangan gemilang bagi Jerman dan kekalahan telak bagi Soviet, karena dengan amannya sayap timur Semenanjung Krimea, sekarang Jerman dapat melancarkan serangannya yang berfokus ke Sevastopol di sebelah barat daya. Demikian pula dengan amannya sayap selatan, Satuan Darat Selatan dapat melancarkan ofensifnya ke Kaukasus.

Berikut adalah artikel yang menceritakan tentang keberhasilan pasukan Jerman di Kertsch.

Di bawah ini adalah terjemahan artikel ke bahasa Indonesia.

Judul: KEMENANGAN DI KERTSCH

Kemenangan di Kertsch lagi-lagi menjadi bukti dampak kekuatan yang tak terputus dari pasukan Jerman – yang bekerja sama antara Angkatan Udara Jerman dan pasukan Romania, memberikan kekalahan telak pada pasukan Soviet dalam beberapa hari. Dengan jatuhnya Semenanjung Kertsch, benteng pertahanan terkuat Soviet di sebelah selatan Front Timur menjadi kalang kabut di tangan pasukan Jerman yang mengejar musuh tanpa henti, yang menderita pertumpahan darah yang tak terbayangkan. Setelah penyerangan kota Kertsch, ujung jembatan Ak Burnu dan Jenikale, selat di Semenanjung Kertsch, dikepung menjadi bagian yang lebih luas.

KETERANGAN ILUSTRASI
Kiri Atas (Halaman Kiri): Perlindungan yang baik di parit anti-tank, menunggu perintah penyerangan.

Kiri Bawah (Halaman Kiri): Bunker beton “Stalin”* ditaklukkan, salah satu poin terkuat dengan dinding fortifikasi yang sangat terstruktur, yang dibangun oleh Soviet dengan tujuan agar tak tertembus. Sekarang menjadi pos komando resimen.

Tengah (Halaman Kiri): Sebelum penyerangan. Dalam waktu yang singkat sebelum serangan dimulai, pencarian referensi medan di peta dilakukan lagi.

Kanan Bawah (Halaman Kiri): Di sebuah parit anti-tank berukuran besar yang telah ditaklukkan, pengawas artileri terdepan dengan perangkat radionya membangun pos di sini dan dari sini mengarahkan tembakan baterai-baterai artileri.

Kiri Atas (Halaman Kanan): Dengan ‘periskop gunting’ yang disamarkan dengan baik, seorang pengawas artileri mengarahkan tembakan artileri, dan melunakkan posisi musuh dengan hujan peluru.

Kanan Atas (Halaman Kanan): Sebuah ujian urat saraf, yang menjadi kebiasaan sehari-hari: secara mengerikan, tank Soviet bergerak ke arah pengawas artileri Waffen-SS yang sendirian. Prajurit SS tersebut menjaga ketenangannya dan mengarahkan tembakan baterai-baterai artilerinya ke arah target itu – dalam segera terdapat korban yang kolosal dari tembakan artileri.

Kiri Tengah (Halaman Kanan): Jalur-jalur suplai yang memberi pasokan amunisi dan makanan untuk pasukan yang sedang bertempur, berjalan melalui kolom-kolom yang telah hancur.

Kiri Bawah (Halaman Kanan): Di ladang jagung, para Bolshevik yang terpencar dilacak, senjata-senjata yang tersembunyi dicari, dan setelah itu dibawa ke belakang ke kamp pengumpulan.

Kanan Bawah (Halaman Kanan): Setelah penyerangan, para prajurit infanteri berkumpul di pinggiran, sementara senjata anti-udara** masih terus mengejar musuh yang lemah.

SUMBER FOTO
- koleksi pribadi, ‘Wiener Illustrierte Zeitung’, no. 22, tahun edisi 61, terbitan 3 Juni 1942

CATATAN KAKI
* Jerman memiliki nama panggilan untuk setiap basis pertahanan Soviet di Sevastopol, seperti “Stalin”, “Molotov”, “Cheka”, “Siberia”, “Volga”, dan lain-lain. Beberapa basis pertahanan ini merupakan peninggalan Pertempuran Krimea di tahun 1850. Bunker “Stalin” ini memiliki struktur beton dan empat 76mm senjata anti-udara yang dipertahankan oleh Baterai Anti-Udara ke-365 Soviet.

** Senjata anti-udara berkaliber kecil (seperti 20mm) juga digunakan oleh pasukan Jerman dalam menyapu posisi musuh.


Sumber :

No comments:

Post a Comment