Tuesday, April 7, 2015

Foto Werner Mölders

Oberst Werner Mölders (18 March 1913 – 22 November 1941) adalah jagoan udara Luftwaffe yang tercatat sebagai peraih kemenangan udara terbanyak dalam Perang Saudara Spanyol (14 pesawat sebagai korban); juga orang pertama dalam sejarah yang melewati jumlah kemenangan udara Baron Manfred von Richthofen dalam Perang Dunia Pertama (80 buah); orang pertama yang meraih 100 kemenangan udara; dan orang pertama yang dianugerahi medali super bergengsi Brillanten zum Ritterkreuz! Dia juga menjadi orang yang mengembangkan taktik formasi udara "finger four" yang masih digunakan sampai saat ini. Selain Perang Saudara Spanyol (1936-1939), Mölders juga ikut berpartisipasi dalam "Perang Bohong-Bohongan" di Front Barat yang berlangsung di tahun 1939-1940, Pertempuran Prancis (1940), dan Pertempuran Britania (1940-1941). Saat unitnya dipindahkan ke Front Timur untuk bersiap-siap menyerang Uni Soviet, sang jagoan udara jempolan telah mengantongi 68 kemenangan terkonfirmasi. Menghadapi pilot-pilot Rusia yang kurang pengalaman di Front Timur, jumlah kemenangannya bertambah dengan cepat, dan di pertengahan bulan Juli 1941 telah mencapai 101 buah. Hitler langsung mengganjarnya dengan medali militer tertinggi yang bisa diberikan oleh Jerman, yaitu Brillanten, sekaligus melarangnya untuk terbang lagi karena kini namanya telah terkenal dan terlalu berharga untuk sekedar dibiarkan berjibaku di front pertempuran. Mölders kemudian diangkat sebagai "General der Jagdflieger" alias pimpinannya para pilot pemburu Luftwaffe. Pada bulan November 1941 secara mendadak dia dipanggil ke Berlin untuk menghadiri pemakaman Jenderal Luftwaffe Ernst Udet yang mati bunuh diri. Dalam perjalanan, pesawat angkut yang membawa Mölders mengalami masalah mesin dan menabrak daratan saat berusaha mendarat darurat di Breslau. Mölders tewas dalam kecelakaan tersebut, dan jenazahnya kemudian dikebumikan berdekatan dengan Udet - yang juga adalah seorang mantan pilot pemburu Jerman dalam Perang Dunia I - di Invalidenfriedhof Berlin. Biografi singkatnya bisa dibaca DISINI


 Rumah di Gelsenkirchen dimana Werner Mölders dilahirkan. Dia lahir sebagai anak ketiga dari empat bersaudara. Orangtuanya bernama Viktor Mölders dan Anna-Maria Riedel, sementara saudara-saudarinya adalah Annemarie Mölders (kakak), Hans Mölders (kakak), dan Victor Mölders (adik). Viktor Mölders gugur dalam kancah Perang Dunia Pertama tanggal 2 Maret 1915 dalam pertempuran di Hutan Argonne (Prancis) sebagai Leutnant der Reserve di Königs-Infanterie-Regiment (6. Lothringische) Nr. 145. Dari sejak kecilnya, Werner - yang sering mendengar cerita tentang kepahlawanan ayahnya - lalu bertekad untuk menjadi seorang tentara


 Werner Mölders (kiri) bersama dengan teman sepermainannya. Adiknya Victor Mölders berdiri ketiga dari kanan. Victor nantinya mengikuti jejak kakaknya sebagai pilot Luftwaffe dan bertugas di Zerstörergeschwader 1, Nachtjagdgeschwader 1 serta Jagdgeschwader 51. Karirnya berakhir prematur ketika harus menjadi tawanan Inggris dalam Pertempuran Britania tanggal 7 Oktober 1940. Saat itu dia baru saja ber-dogfight ria dengan sebuah pesawat Hurricane RAF di atas pantai selatan Inggris ketika dipaksa untuk mendaratkan pesawat Messerschmitt Bf 109 E yang dipilotinya di Winchelsea. Jumlah kemenangan udara resmi yang diraih oleh Victor Mölders adalah 9 buah, sementara medali tertingginya adalah Eisernes Kreuz I.Klasse


Upacara penganugerahan Spanienkreuz in Gold mit Brillanten yang diadakan di Hamburg tanggal 30 Mei 1939. Para penerimanya, dari kiri ke kanan: Oberleutnant Otto Bertram, Hauptmann Joachim Schlichting, Hauptmann Harro Harder, Hauptmann Werner Mölders, Hauptmann Wolfgang Schellmann, Oberleutnant Walter Oesau, Oberleutnant Reinhard Seiler, Major Martin Harlinghausen, Major Karl-Heinz Wolff, General der Flieger Hugo Sperrle, General der Flieger Helmuth Volkmann, dan Generalmajor Wolfram Freiherr von Richthofen


 Upacara penganugerahan Spanienkreuz in Gold mit Brillanten untuk para anggota Legion Condor yang diadakan di Hamburg tanggal 30 Mei 1939. Generalfeldmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe) mempersembahkan medali tersebut kepada komandan terakhir Legion Condor, Generalmajor Wolfram Freiherr von Richthofen, sementara di sebelah kanan memperhatikan Hauptmann Werner Mölders. Mölders mengenakan seragam lengkap Luftwaffe dan bukannya seragam coklat Legion Condor seperti Richthofen karena dia telah tiba lebih awal dari rombongan Legion Condor lainnya. Dia juga adalah salah seorang penerima Spanienkreuz in Gold mit Brillanten


 Upacara penyambutan Legion Condor yang diselenggarakan di Berlin pada tanggal 6 Juni 1939. Para perwira Luftwaffe ini mengenakan medali Spanienkreuz in Gold mit Brillanten yang mereka peroleh beberapa hari sebelumnya dalam upacara yang sama di Hamburg (30 Mei 1939). Dari kiri ke kanan: Oberleutnant Otto Bertram, Oberleutnant Joachim Schlichting, Hauptmann Harro Harder, Hauptmann Werner Mölders, Hauptmann Wolfgang Schellmann, Oberleutnant Walter Oesau, tidak diketahui, Major Martin Harlinghausen and Major Karl-Heinz Wolf


 Werner Mölders dengan istri tercintanya, Luise Thurner. Sebelumnya Luise pernah menikah dan membawa nama suami pertamanya, Luise Baldauf. Ketika menikah untuk kedua kalinya dengan Mölders, otomatis dia pun mengganti namanya menjadi Luise Mölders. Pada saat suami tercintanya yang jagoan udara Luftwaffe tersebut meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis, Luise sedang mengandung putri mereka yang kemudian dinamakan Verena Mölders (kemudian berganti nama menjadi Verena Buchanan mengikuti nama suaminya). Luise lalu menikah lagi untuk ketiga kalinya sehingga namanya berganti lagi menjadi Luise Petzold. Dia meninggal dunia di Starnberg tanggal 21 April 2011 dalam usia 98 tahun



 Pesawat Messerschmitt Bf 109 E-3 "Emil" yang menjadi andalan Werner Mölders dalam menghadapi pilot-pilot Prancis dalam kancah pertempuran udara di Front Barat tahun 1940 (termasuk yang diklaim sebelum bulan Mei 1940). Di sayap ekornya terdapat 15 buah baris kemenangan (abschußbalken). Pesawat-pesawat lain yang tercatat pernah digunakan oleh Mölders: Messerschmitt Bf 109B "Schwarze 6x16", Messerschmitt Bf 109 D-1 "Schwarze 6x79", Messerschmitt Bf 109 E-4 (Werknummer 2804), 5915 "Rote 2" dan 3737 "Schwarze"



Reputasi Werner Mölders meningkat dalam Pertempuran Britania dimana dia memimpin unit barunya (Jagdgeschwader 51) dalam pergulatan sengit melawan Fighter Command RAF (Royal Air Force). Meskipun begitu, aksi pertamanya melawan pilot-pilot Inggris tidak berjalan dengan baik dimana dalam misi pertamanya dia kelimpungan mendapat serangan lawannya serta kemudian pesawatnya bolong-bolong terkena peluru dan Mölders pun menderita luka di kaki. Tapi tampaknya sang jagoan udara Luftwaffe cepat mengambil pelajaran sehingga dalam duel-duel udara berikutnya dia memperlihatkan kemampuan terbangnya yang menakjubkan, yang terlihat dari 29 pesawat Inggris yang menjadi korbannya, sehingga membuat skor totalnya menjadi 54 buah (Juli-Oktober 1940). Meskipun Mölders masih menjadi yang terbaik, pilot Luftwaffe lain Adolf Galland membuntuti dengan ketat di belakangnya setelah berhasil mengemas 36 kemenangan dalam Pertempuran Britania (sehingga membuat total skornya menjadi 50 buah)



Dua foto yang memperlihatkan bagian sayap ekor dari pesawat Messerschmitt Bf 109 E (Werknummer 2804) milik Werner Mölders. Jangka waktu pengambilan foto pertama dan foto kedua adalah lima hari. Foto pertama memperlihatkan sayap ekornya ditandai dengan 28 abschußbalken alias baris kemenangan (yang terakhir diraih atas sebuah pesawat Spitfire yang ditembak jatuh di atas Folkestone), sementara yang kedua memperlihatkan 32 abschußbalken (tiga buah Hurricane ditembak jatuh di atas wilayah Folkestone-Dover). Hal ini menunjukkan bahwa foto pertama diambil dalam periode 26-27 Agustus 1940, sementara yang kedua tanggal 31 Agustus 1940. Menariknya, sayap ekor pesawat Mölders tidak mendapat sentuhan cat kuning seperti biasanya pesawat-pesawat Luftwaffe saat itu (yang membuat mereka mudah dikenali saat harus mendarat darurat di atas lautan)


 Major Werner Mölders (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 51) berbincang-bincang dengan salah seorang pilotnya, Oberfeldwebel Fritz Ströhlein (Flugzeugführer di 2.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 51), tanggal 31 Agustus 1940. Di hari itu pilot-pilot dari Jagdgeschwader 51 mencatatkan kesuksesan luar biasa dalam pertempuran udara melawan pilot-pilot Inggris. Tak kurang dari 20 pesawat musuh yang berhasil mereka tembak jatuh, termasuk tiga diantaranya dibukukan oleh Mölders sendiri! Korban keganasan sang Geschwaderkommodore adalah tiga pesawat Hurricane, yang mengerek jumlah kemenangan terkonfirmasinya menjadi 32 buah (yang diraihnya dalam 146 misi tempur). Nasib Ströhlein sendiri tidak seberuntung komandannya: dia hanya mampu mengklaim tujuh kemenangan sebelum kemudian terbunuh dalam pertempuran udara tanggal 7 September 1940


 Para pilot jagoan Luftwaffe dan Generaloberst Dr.-Ing. h.c. Ernst Udet (Generalluftzeugmeister und Chef des Planungsamts der Luftwaffe) berfoto bersama di Prancis tanggal 4 September 1940. Dari kiri ke kanan: Hauptmann Wilhelm Balthasar (Gruppenkommandeur III./JG 3); Hauptmann Walter "Gulle" Oesau (Gruppenkommandeur III./JG 51), Oberstleutnant Adolf Galland (Geschwaderkommodore JG 26 "Schlageter"); Ernst Udet; Oberstleutnant Werner Mölders (Inspekteur der Jagdflieger); Hauptmann Rolf Pingel (Gruppenkommandeur I./JG 26 "Schlageter"); dan Leutnant Hartmann Grasser (Flugzeugführer di II./ZG 2)

 

Kemungkinan besar diambil pada waktu yang sama dengan foto sebelumnya: Generaloberst Dr.-Ing. h.c. Ernst Udet (Generalluftzeugmeister und Chef des Planungsamts der Luftwaffe) bersama dengan Oberstleutnant Adolf Galland (Geschwaderkommodore JG 26 "Schlageter") dan Oberstleutnant Werner Mölders (Inspekteur der Jagdflieger). Galland dan Mölders adalah dua orang pertama yang dianugerahi medali paling bergengsi Third Reich, Brillanten zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwerter! Perhatikan bahwa medali Brillanten disini adalah hasil tempelan, karena pada saat foto ini diambil (Desember 1940), keduanya belumlah mendapatkannya!



 

Major Adolf Galland (Geschwaderkommodore JG 26) dan Major Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore JG 51) dalam sebuah wawancara bersama dengan seorang koresponden perang Luftwaffe berpangkat Leutnant (tengah) di markas JG 26 di Le Hameau du Colombier, Prancis, bulan September 1940. Tampak Galland mengenakan fliegerstiefel (sepatu penerbang/pilot) di kakinya. Posenya dalam foto bisa dilihat dalam bentuk miniatur DISINI


Upacara penganugerahan Eichenlaub untuk jagoan udara Luftwaffe Major Werner Mölders yang diselenggarakan di Reichskanzlei, Berlin, tanggal 23 September 1940. Mölders tercatat sebagai penerima Eichenlaub urutan kedua setelah Generaloberst Eduard Dietl, dan dia menerimanya setelah mencetak 40 fliegerabschüsse (kemenangan udara), dan menjadi pilot pertama yang mencapainya dalam Perang Dunia II!


Oberbefehlshaber der Luftwaffe Reichsmarschall Hermann Göring dalam sebuah pertemuan dengan Major Werner "Vati" Mölders, Geschwaderkommodore JG 51. Göring tampak sedang "menginspeksi" medali Spanienkreuz in Gold mit Schwertern und Brillanten yang tersemat di seragam Mölders. Mölders sendiri adalah pemegang rekor pilot dengan skor tertinggi dalam Perang Saudara Spanyol (1936-1939) dengan 14 kemenangan udara


 Oberstleutnant Werner Mölders (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 51) menyematkan medali kepada dua orang anakbuahnya yang berprestasi dalam sebuah upacara penganugerahan yang diadakan pada awal bulan Januari 1941. Beberapa bulan sebelumnya (tepatnya tanggal 21 September 1940), Mölders sendiri telah dianugerahi medali Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes oleh Hitler setelah berhasil mencatatkan 40 kemenangan udara terkonfirmasi. Di bulan Januari 1941 jumlah pesawat musuh yang ditembak jatuh oleh sang komandan wing pemburu membengkak menjadi 69 buah, dengan yang terakhir dibukukannya pada tanggal 1 Desember 1940. Kemenangan yang ke-70 nantinya baru diraih Mölders pada tanggal 10 Februari 1941

 Dua orang jagoan teratas Luftwaffe dalam acara perayaan kecil-kecilan ulang tahun Generalmajor Theodor "Theo" Osterkamp (kanan, Führer der Jagdflieger in der Luftflotte 2) yang ke-49 tanggal 15 April 1941. Oberstleutnant Adolf "Dolfo" Galland (Geschwaderkommodore JG 26) memperagakan saat-saat pertempuran udara yang dialaminya, sementara Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore JG 51) mendengarkan dengan seksama. Foto oleh Kriegsberichter Dreesen (KB-Kp. Lw. 3)


Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore JG 51) memperagakan saat-saat dia bertempur di udara melawan pesawat musuh yang kemudian berujung pada kemenangan terakhirnya di saat itu, sementara Oberstleutnant Adolf "Dolfo" Galland (Geschwaderkommodore JG 26) memperhatikan sambil mesem. Foto tertanggal 15 April 1941 oleh Kriegsberichter Dreesen (KB-Kp. Lw. 3)


 Acara perayaan kecil-kecilan ulang tahun Generalmajor Theodor "Theo" Osterkamp (Führer der Jagdflieger in der Luftflotte 2) yang ke-49 tanggal 15 April 1941. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant Adolf "Dolfo" Galland (Geschwaderkommodore JG 26); Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore JG 51); Theo Osterkamp; Oberstleutnant Karl Viek (Kommandeur Jagdfliegerschule 4); dan Major Günther "Franzl" Lützow (Geschwaderkommodore JG 3). Foto oleh Kriegsberichter Dreesen (KB-Kp. Lw. 3)


Acara perayaan kecil-kecilan ulang tahun Generalmajor Osterkamp yang ke-49 tanggal 15 April 1941. 1.Oberstleutnant Adolf "Dolfo" Galland (Geschwaderkommodore JG 26); 2.Major Günther "Franzl" Lützow (Geschwaderkommodore JG 3); 3.Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore JG 51); 4.Oberstleutnant Karl Viek (Kommandeur Jagdfliegerschule 4); 5.Generalmajor Theodor "Theo" Osterkamp (Führer der Jagdflieger in der Luftflotte 2); 6.Major Günther Freiherr von Maltzahn (Geschwaderkommodore JG 53); dan 7.Oberst im Generalstab Paul Deichmann (Chef des Stabes II. Flieger-Korps)


 Acara perayaan kecil-kecilan ulang tahun Generalmajor Osterkamp yang ke-49 tanggal 15 April 1941. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant Adolf "Dolfo" Galland (Geschwaderkommodore JG 26), Major Günther "Franzl" Lützow (Geschwaderkommodore JG 3), Generalmajor Theodor "Theo" Osterkamp (Führer der Jagdflieger in der Luftflotte 2), Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore JG 51). dan Major Günther Freiherr von Maltzahn (Geschwaderkommodore JG 53)


 Acara perayaan kecil-kecilan ulang tahun Generalmajor Osterkamp yang ke-49 tanggal 15 April 1941. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant Adolf "Dolfo" Galland (Geschwaderkommodore JG 26), Oberstleutnant Adolf "Dolfo" Galland (Geschwaderkommodore JG 26), Major Günther "Franzl" Lützow (Geschwaderkommodore JG 3), Major Günther Freiherr von Maltzahn (Geschwaderkommodore JG 53), Generalmajor Theodor "Theo" Osterkamp (Führer der Jagdflieger in der Luftflotte 2), dan Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore JG 51)


 Pada tanggal 7 Juni 1941, Generalfeldmarschall Walther von Brauchitsch (Oberbefehlshaber des Heeres) melakukan kunjungan ke unit-unit Luftwaffe di wilayah Barat yang diduduki. Dalam inspeksinya tersebut, sang Panglima Angkatan Darat berjumpa dengan jagoan udara terbaik Jerman pada saat itu, Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 51), yang telah mengemas 82 kemenangan udara terkonfirmasi. Nantinya Mölders menjadi pilot pertama dalam sejarah yang meraih 100 kemenangan udara, yang diraihnya dalam medan perang Front Timur. Dalam foto-foto ini, Mölders adalah orang yang mengenakan medali Brillanten di lehernya




Acara resepsi untuk para "Kreta-Kämpfer" (Pejuang Kreta) yang diselenggarakan pada tanggal 17 Juli 1941. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant Hans-Georg von der Osten (IIa Personalverwaltung Jagdfliegerführer 2), Major Walter Storp (Geschwaderkommodore Schnellkampfgeschwader 210), Oberstleutnant Werner "Vati" Mölders (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 51), Hauptmann Walter "Gulle" Oesau (Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 3), dan Oberstleutnant Oskar Dinort (Geschwaderkommodore Sturzkampfgeschwader 2). Mereka sedang melihat-lihat album foto Pertempuran Kreta


 
Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Leutnant Erich Schmidt (pilot di 9.Staffel / III.Gruppe / Jagdgeschwader 53), yang diselenggarakan di Front Timur pada tanggal 23 Juli 1941. Menyerahkan medali adalah General der Flieger Oberst Werner Mölders. Di hari pertama Unternehmen Barbarossa (penyerbuan Jerman atas Uni Soviet), Schmidt menembak jatuh empat pesawat Rusia, yang menambah jumlah skor kemenangan udaranya menjadi 21. Saat dia mencatatkan kemenangan yang ke-30 pada tanggal 4 Juli, Schmidt direkomendasikan oleh atasannya untuk mendapatkan Ritterkreuz, dan rekomendasi tersebut diterima pada tanggal 23 Juli 1941


 Oberst Werner Mölders (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 51) dalam sebuah foto yang dibuat pada akhir bulan Juli 1941 oleh Kriegsberichter Jütte, tak lama setelah dianugerahi medali Brillanten zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwertern (15 Juli 1941) serta kenaikan pangkat dari Oberstleutnant menjadi Oberst (20 Juli 1941)



Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Chef Luftflotte 2) dan Oberst Werner Mölders (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 51) di Rusia selama berlangsungnya Unternehmen Barbarossa, musim panas tahun 1941. Di belakang mereka tampak sayap dari pesawat transport ringan Fieseler Fi 156 "Storch" yang biasa digunakan oleh perwira tinggi Wehrmacht untuk bepergian


 Oberst Werner Mölders (General der Jagdflieger) dan Major Günther Freiherr von Maltzahn (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 53 "Pik-As"). "General der Jagdflieger" (Jenderal Pilot Pemburu) yang disandang oleh Mölders bukanlah nama pangkat melainkan jabatan. Posisinya tersebut menjadikan dia pemimpin setiap pilot pemburu yang dimiliki oleh Luftwaffe. Setelah kematian Mölders yang tragis pada bulan November 1941, posisi tersebut berpindah ke tangan Adolf Galland



Para petinggi Luftwaffe di tahun 1941. Dari kiri ke kanan: General der Flieger Bruno Loerzer (Kommandierender General II. Fliegerkorps), General der Flieger Wolfram Freiherr von Richthofen (Kommandierender General VIII. Fliegerkorps), Generalleutnant Joachim Coeler (Kommandierender General IX. Fliegerkorps), Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Chef Luftflotte 2), Generalfeldmarschall Hugo Sperrle (Chef Luftflotte 3), Oberst Josef "Beppo" Schmid (Chef 5. Abteilung vom Generalstab der Luftwaffe und Generalstabsoffizier im Ministeramt des Oberbefehlshaber der Luftwaffe im Reichsluftfahrtministerium), Reichsmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe), Generalmajor Günther Korten (Chef des Generalstabes Luftflotte 4), Generalfeldmarschall Erhard Milch (Generalinspekteur der Luftwaffe), General der Flieger Hans Jeschonnek (Chef des Generalstabes der Luftwaffe), Generaloberst Hans-Jürgen Stumpff (Chef Luftflotte 5), Generalleutnant Wilhelm Speidel (Chef der deutschen Luftwaffenmission in Rumänien), General der Flieger Gustav Kastner-Kirdorf (Chef der Luftwaffenpersonalamt), Generalleutnant Hans-Georg von Seidel (Generalquartiermeister der Luftwaffe), Generalleutnant Otto Deßloch (Kommandierender General II. Flakkorps), Generaloberst Ernst Udet (Generalluftzeugmeister und Chef des Planungsamts der Luftwaffe), dan SS-Oberführer Dr. Erich Gritzbach (Chef des ”Stabsamtes des Reichsmarschalls des Großdeutschen Reiches”)


 Momen pernikahan jagoan udara Luftwaffe Oberst Werner Mölders (General der Jagdflieger) dengan pasangannya yang cantik jelita, Luise Baldauf-Thurner, yang diselenggarakan di Königstein (Sachsen/Jerman) pada tanggal 13 September 1941. Nyelip di tengah-tengah pasangan pengantin yang berbahagia kemungkinan adalah Oberst Max Ibel (Jagdfliegerführer 3), sementara perwira Heer yang berada di belakang Luise adalah Fritz von Forell, teman dekat Mölders yang pada tahun 1941 menulis buku tentang sang jagoan Luftwaffe berjudul "Mölders und seine Männer" (Mölders dan anakbuahnya). Di sebelah kanan Mölders adalah ibu tercintanya, Annemarie, sementara di sebelah kiri Luise adalah orangtuanya (ayahnya adalah seorang perwira RAD). Ayah Mölders sendiri, Victor, adalah seorang guru sekolah biasa yang gugur sebagai pahlawan Jerman dalam pertempuran di Hutan Argonne (Prancis) dalam kancah Perang Dunia Pertama di tahun 1915. Tragisnya, hanya berselang dua bulan setelah foto ini diambil - tepatnya pada tanggal 22 November 1941 - Werner Mölders, sang jagoan udara terbaik Jerman sampai saat itu, tewas dalam kecelakaan udara, bukan sebagai pilot tempur melainkan saat sedang menjadi penumpang dalam pesawat Heinkel He 111 di dalam perjalanan menuju Berlin untuk menghadiri upacara pemakaman Generaloberst Ernst Udet yang mati bunuh diri!


 Upacara pemakaman secara kenegaraan untuk jagoan udara Luftwaffe Oberst Werner Mölders yang diselenggarakan pada tanggal 28 November 1941 di Berlin. Panglima Luftwaffe Reichsmarschall Hermann Göring memimpin prosesi pemakaman. Di belakangnya berbaris empat orang pilot Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz) diikuti oleh para jenderal Luftwaffe yang mengenakan mantel berlapel putih. Untuk identifikasi Ritterkreuzträger yang memakai stahlhelm, dari kiri ke kanan: Oberleutnant Siegfried "Wumm" Schnell (Staffelkapitän 9.Staffel / III.Gruppe / Jagdgeschwader 2 "Richthofen"), Oberleutnant Josef "Pips" Priller (Staffelkapitän 1.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 26 "Schlageter"), Hauptmann Hans "Assi" Hahn (Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 2 "Richthofen"), dan Hauptmann Werner Streib (Gruppenkommandeur I.Gruppe / Nachtjagdgeschwader 1). Untuk identifikasi jenderalnya: General der Flieger Hans Jeschonnek (Chef des Generalstabes der Luftwaffe), Generaloberst Hubert Weise (kepala tertunduk, Luftwaffen-Befehlshaber Mitte), Generalfeldmarschall Erhard Milch (Generalinspekteur der Luftwaffe), dan General der Flieger Bruno Loerzer (Kommandierender General II. Fliegerkorps)



Lukisan Werner Mölders sebagai Major dan Eichenlaubträger (peraih medali Eichenlaub) karya Wolfgang Willrich. Willrich biasa bepergian ke berbagai front pertempuran demi bertemu langsung dengan pahlawan-pahlawan perang Jerman tersebut, lalu kemudian menggambar wajah mereka dalam versi close-up. Karyanya disebarluaskan dan dijual dalam bentuk kartu pos. Uniknya, meskipun notabene menjadi penggerak utama mesin propaganda Jerman di masa perang melalui karya-karyanya, sang pelukis nyentrik menolak saat Himmler menawarinya menjadi perwira kehormatan SS, dan juga menolak untuk masuk menjadi anggota partai Nazi! 


 Lukisan para perwira Generalstab (Staff Jenderal) Luftwaffe yang dibuat pada tahun 1941, dari kiri ke kanan: 1. General der Flakartillerie Günther Rüdel (Befehlshaber der Luftverteidigung und Inspekteur des Luftschutz), 2. SS-Oberführer Dr. Erich Gritzbach (Chef des ”Stabsamtes des Reichsmarschalls des Großdeutschen Reiches”), 3. Oberstleutnant Adolf Galland (Geschwaderkommodore Jagdgeschwader 26 "Schlageter"), 4. Oberst Josef "Beppo" Schmid (Chef 5. Abteilung vom Generalstab der Luftwaffe und Generalstabsoffizier im Ministeramt des Oberbefehlshaber der Luftwaffe im Reichsluftfahrtministerium), 5. Generalfeldmarschall Erhard Milch (Generalinspekteur der Luftwaffe), 6. Oberst Werner Mölders (General der Jagdflieger), 7. Generaloberst Ernst Udet (Generalluftzeugmeister und Chef des Planungsamts der Luftwaffe), 8. Reichsmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe), 9. Oberst im Generalstab Bernd von Brauchitsch (Adjutant des Reichsmarschalls des Großdeutschen Reiches), 10. General der Flieger Gustav Kastner-Kirdorf (Chef der Luftwaffenpersonalamt), 11. Generalfeldmarschall Hugo Sperrle (Chef Luftflotte 3), 12. General der Flieger Robert Ritter von Greim (Kommandierender General V. Fliegerkorps), 13. General der Flieger Hans Jeschonnek (Chef des Generalstabes der Luftwaffe), 14. Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Chef Luftflotte 2), dan 15. General der Fallschirmtruppe Kurt Student (Kommandierender General der Fallschirmjäger)


 D186 Mölders adalah nama kapal perusak bersenjatakan peluru kendali dari Bundesmarine (Angkatan Laut Jerman Barat) dan, nantinya, Deutsche Marine (Angkatan Laut Jerman Bersatu). Dia adalah kapal kedua dari kelas Lütjens yang merupakan hasil modifikasi dari kelas Charles F. Adams. Pada tanggal 3 Maret 1965 perusahaan pembuat kapal Amerika Bath Iron Works (BIW) mendapat orderan untuk membuat kapal perusak D186. Lunasnya mulai diturunkan pada tanggal 12 April 1966 dengan nomor kubah DDG-29. Pada tanggal 13 April 1967 D186 diluncurkan dan dibaptis berdasarkan nama jagoan Luftwaffe Jerman dalam Perang Dunia II, Werner Mölders, oleh ibunya, Anna-Maria Mölders. Pada tanggal 23 Februari 1969 Mölders secara resmi mulai bertugas dan ditempatkan di bawah komando 1. Zerstörergeschwader yang berpangkalan di Kiel. Selama 33 tahun masa tugas aktifnya, tercatat 14.000 orang pelaut dan 16 orang kapten kapal yang pernah merasakan bertugas di Mölders. Dia juga mengarungi samudera sejauh 675.054,6 mil laut. Pada tanggal 28 Mei 2003 kapal ini akhirnya dipensiunkan dalam sebuah upacara di Wilhelmshaven. Tidak seperti saudaranya Lütjens (D185) dan Rommel (D187), Mölders tetap dipertahankan dan kini dipamerkan sebagai kapal musium di Deutsches Marinemuseum, Wilhelmshaven. Ironisnya, selama masa aktifnya yang panjang, Mölders tidak pernah berpangkalan di Wilhelmshaven


Untuk menghormati namanya, sebuah unit udara Bundesluftwaffe (Angkatan Udara Jerman Barat) dinamai sebagai Jagdgeschwader 74 (JG 74) "Mölders". Setelah Jerman bersatu, namanya sedikit mengalami perubahan menjadi Taktisches Luftwaffengeschwader 74 "Mölders". Foto ini memperlihatkan deretan pesawat pemburu F-104 Starfighter dari JG 74 "Mölders" sedang terparkir di sebuah lapangan udara bulan Juni 1965



Jagoan Luftwaffe, Oberst Werner Mölders dalam angle tertentu mempunyai wajah yang mirip dengan Kapten Herbert Sobel (yang diperankan oleh David Schwimmer) dalam miniseri "Band of Brothers". Terimakasih banyak buat pembaca blog frosty höchstenGött atas foto ini! :)

------------------------------------------------------------------------------






































Sumber :
Buku "Luftwaffe at War: Luftwaffe Aces of the Western Front" karya Robert Michulec
Buku "Luftwaffe Officer Career Summaries" karya Henry L. deZeng IV dan Douglas G. Stankey

No comments:

Post a Comment