Monday, November 14, 2016

Foto Kejahatan Perang Nazi dan Wehrmacht

BUMI-HANGUS

Foto ini diambil pada pagi hari tanggal 29 Oktober 1944 dan memperlihatkan seorang komandan Gebirgsjäger Jerman sedang membrifing para perwiranya sebelum dilakukan aksi bumihangus di Bugøyfjord, Finnmark (Norwegia). Perintah pembakaran - yang dinamakan sebagai Unternehmen Nordlicht (Operasi Cahaya Utara) - telah diterima oleh komando militer Wehrmacht di Oslo sehari sebelumnya, tapi baru sampai ke pasukan Jerman yang ditempatkan di Finnmark pada malam harinya. Dalam aksi untuk menahan gerak maju Tentara Merah ini, tidak kurang dari 11.000 rumah, 106 sekolah, 27 gereja, dan 21 rumahsakit yang dibakar. Selain itu, 4.700 sapi juga dilepaskan dari kandangnya, 22.000 jalur komunikasi diputus, jalan-jalan dibom, perahu dan kapal dihancurkan, binatang ternak dibantai, dan 1.000 anak-anak warga setempat yang dipisahkan dari orangtua mereka. Konyolnya, setelah menguasai wilayah Kirkenes pada tanggal 25 Oktober 1944, pasukan Rusia memutuskan untuk menghentikan ofensifnya dan tidak memasuki wilayah Finnmark seperti yang ditakutkan sebelumnya (seusia perang, Kirkenes dikembalikan pada Norwegia)! Finnmark sendiri berada di sebelah utara Norwegia dan berbatasan dengan Lapland (Finlandia) serta Murmansk Oblast (Uni Soviet). BTW, tidak ada keterangan mengenai asal unit para perwira dalam foto ini, yang jelas mereka berasal dari 20. Gebirgsarmee (2. Gebirgs-Division dan 6. Gebirgs-Division) yang beroperasi di front Finnmark dan Murmansk dari tahun 1941 s/d 1944.

----------------------------------------------------------------------

EKSEKUSI WARGA SIPIL

Foto yang diambil oleh Kriegsberichter Gerhard Gronefeld pada tanggal 22 April 1941 ini memperlihatkan seorang perwira dari Infanterie-Regiment (motorisiert) "Großdeutschland" menghabisi warga lokal - yang kelihatan masih menunjukkan tanda-tanda kehidupan setelah eksekusi massal - di pinggir kuburan Ortodoks tua di Pančevo, Serbia (Yugoslavia), sementara di sebelahnya memperhatikan perwira lain dari SS-Division (motorisiert) "Reich". Di hari itu, tidak kurang dari 36 orang warga sipil tak bersalah dieksekusi (dengan tuduhan tak berdasar bahwa mereka adalah bagian dari pemberontak bersenjata), sebagai balasan dari serangan terhadap dua orang prajurit Jerman - juga untuk sembilan orang warga etnis Jerman yang dieksekusi sebelumnya karena menyerang prajurit Yugoslavia. Ke-36 orang warga tersebut dibagi dua: satu kelompok dieksekusi dengan cara ditembak, sementara kelompok lainnya digantung. Sebagai eksekutor kelompok pertama dipilih resimen Großdeutschland yang kebetulan sedang berada disana, sementara eksekutor kelompok kedua dilaksanakan oleh warga etnis Jerman yang tinggal di wilayah sekitar. Perintah pelaksanaan eksekusi ditandatangani oleh komandan garnisun, Oberstleutnant Fritz Bandelow dari Großdeutschland, sementara sebagai hakim/pengambil keputusan adalah SS-Sturmbannführer Rudolf Hoffmann dari SS-Division (motorisiert) "Reich". Pada persidangan penjahat perang di Jerman setelah perang usai, Hoffmann dinyatakan tidak bersalah. Foto-foto lain dari peristiwa ini bisa dilihat di bawah:







Operasi penangkapan dua orang warga sipil yang terduga gerilyawan, yang dilakukan oleh para prajurit dari Fallschirmjäger-Regiment 3 / 1.Fallschirmjäger-Division, pada tanggal 5-9 November 1943. Peristiwa ini terjadi pada saat FJ3 sedang melakukan patroli militer di wilayah Sungai Trigno, Abruzzi (Italia), di bawah pimpinan Leutnant Rudolf Rennecke. Dua orang warga setempat tersebut kemudian dieksekusi tanpa disidang terlebih dahulu, setelah sebelumnya disuruh menggali lubang kuburan mereka sendiri. Rangkaian peristiwa ini tampaknya telah dengan sengaja disusun sedemikian rupa untuk kepentingan sang fotografer, yang mengabadikan dengan cermat proses dari penyergapan sampai setelah eksekusi dilaksanakan

----------------------------------------------------------------------

JERMANISASI ANAK WILAYAH PENDUDUKAN

Jermanisasi di wilayah Spodnja Štajerska (Styria Bawah/Lower Styria/Untersteiermark): para anggota dari Schutzpolizei (Security Police) dan Ordnungspolizei (Order Police) - bagian dari Höhere SS- und Polizeiführer Alpenland - mengambil dengan paksa anak-anak dari ibu mereka yang putus as di wilayah Celje, Yugoslavia (di halaman sekolah yang sekarang bernama I osnovne škole). Anak-anak itu akan dibawa ke kamp-kamp di Reich untuk dididik ulang dan dibesarkan sebagai orang-orang Jerman. Foto diambil oleh Josip Pelikan pada bulan Agustus 1942

----------------------------------------------------------------------

TOKOH-TOKOH BRUTAL

Para prajurit dari I.Bataillon / SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2 / SS-Freiwilligen-Division "Prinz Eugen" berlatih memanjat gunung di salah satu tempat di Serbia, bulan November 1942. Hanya beberapa minggu sebelumnya, dalam aksi tempur pertama mereka, batalyon ini sudah melakukan tindakan kekejaman terhadap warga sipil (termasuk diantaranya adalah yang terjadi di Kriva Reka, dimana mereka meledakkan sekelompok orang dalam sebuah gereja!). Foto ini terbilang langka karena memperlihatkan komandan mereka, SS-Sturmbannführer Richard Kaaserer (nongkrong di atas bebatuan tanpa mengenakan topi), yang nantinya tercatat dalam sejarah sebagai salah satu kriminal paling buas di medan perang Yugoslavia dalam Perang Dunia II! Di luar dari kegiatan "rutin" menyiksa warga sipil tak berdosa, Kaaserer juga berulangkali menyiksa prajuritnya sendiri, dan pernah diajukan ke mahkamah militer SS karena masalah ini! Dia dituduh telah memukul, menendang dan mencambuk anakbuahnya saat pelatihan sedang berlangsung; menggilas salah satu dari mereka menggunakan kuda; menahan satu kompi penuh dalam posisi "siaga" dibawah terik matahari sampai beberapa diantaranya jatuh pingsan; dan bahkan menembak salah seorang diantaranya! Pengadilan SS menyatakan bahwa kekejiannya bersumber dari ketidakstabilan mentalnya (sesuatu yang dianggap bukan masalah serius) - dan Kaaserer diizinkan untuk melanjutkan karirnya di Yugoslavia, sampai akhirnya menjadi SS- und Polizeiführer (SSPF) Sandschak dengan pangkat SS-Oberführer. Sikap brutal serta memandang rendah terhadap anakbuahnya sendiri - yang kebanyakannya berasal dari kalangan petani - kemungkinan besar berimbas pada kekejaman batalyon pimpinan Kaaserer terhadap warga sipil yang mengikuti kemudian (seperti yang saama diketahui: kekerasan hanya akan berujung pada kekerasan lainnya). Bisa dibilang bahwa sang Bataillonkommandeur dan anakbuahnya adalah yang paling bertanggungjawab terhadap reputasi kriminal dari Divisi "Prinz Eugen", reputasi yang nantinya malah diperburuk oleh unit-unit lainnya, dan yang sampai sekarang dicatat dengan tinta hitam sejarah. Kaaserer menemui akhir hidupnya saat digantung di Beograd (Yugoslavia) pada bulan Januari 1947. Foto oleh SS-Kriegsberichter Homann


Sumber :
www.archives.ecpad.fr
www.bandenkampf.blogspot.com
www.forum.axishistory.com
www.nrk.no
www.serbianna.com

No comments:

Post a Comment