Sunday, December 10, 2017

Foto Hasil Karya Hans Eckle

Pasukan Wehrmacht dari 6. Armee beristirahat sambil menunggu perintah untuk bergerak kembali di sebuah desa Ukraina yang tak diketahui namanya, selama berlangsungnya Unternehmen Blau (Operasi Biru) di musim panas tahun 1942. Foto ini diambil oleh Hans Eckle, seorang prajurit dari 587.Infanterie-Regiment / 320.Infanterie-Division. Unternehmen Blau - terkadang disebut Fall Blau (Kasus Biru) adalah nama sandi yang digunakan oleh Angkatan Bersenjata Jerman untuk rencana ofensif strategisnya di selatan Rusia di musim panas tahun 1942, yang kemudian berlangsung dari tanggal 28 Juni s/d 24 November 1942. Operasi militer ini adalah kelanjutan dari Unternehmen Barbarossa yang berlangsung setahun sebelumnya, yang bertujuan untuk memaksa Uni Soviet keluar dari peperangan. Seperti sebelum-sebelumnya, pihak Jerman mengandalkan metode "pengepungan massal", yang melibatkan dua serangan bercabang: satu mengarah pada ladang minyak Rusia di wilayah Baku, Kaukasus, sementara yang lainnya mengarah ke kota Stalingrad di sepanjang sungai Volga, untuk melapisi bagian samping gerak maju ke Baku. Untuk kepentingan ini, Heeresgruppe Süd dibagi dua menjadi Heeresgruppe A dan B. Heeresgruppe A ditugaskan untuk melintasi pegunungan Kaukasus demi mencapai ladang minyak wilayah Baku, sementara Heeresgruppe B melindungi bagian sampingnya di sepanjang sungai Volga. Pada awalnya, ofensif Jerman berjalan dengan mulus, dimana pasukannya berhasil mencapai wilayah Kaukasus dan mengambil-alih wilayah yang begitu luasnya serta beberapa ladang minyak dari tangan Rusia. Bila saja pihak Jerman meneruskan gerak-majunya ke arah timur dan selatan, maka ada kemungkinan mereka bertemu dengan pasukan Jepang yang sedang bertempur di wilayah Birma dan India, suatu hal yang begitu dikhawatirkan oleh pihak Sekutu. Pada kenyataannya, Tentara Merah mampu membalikkan keadaan dan mengalahkan sang penyerbu di kota Stalingrad (yang telah menjadi puing-puing) melalui operasi balasan, Uranus dan Saturnus Kecil. Kekalahan ini memaksa pasukan Poros untuk mundur dari wilayah Kaukasus, dan hanya menyisakan wilayah Kursk dan Kuban yang masih tetap berada dalam penguasaan mereka


Salah satu kelompok penyerbu Jerman dari 113. Infanterie-Division, yang didukung oleh StuG III Ausf.F dari Sturmgeschütz-Abteilung 244, beristirahat sebentar sebelum meneruskan membereskan sisa-sisa tentara Rusia yang masih bertahan di reruntuhan pabrik traktor “Dzershinzky" Stalingrad (Stalingradski traktorni zavod im. F.E. Dzerzhinskogo), tanggal 15 Oktober 1942. Salah satu titik paling panas dalam Pertempuran Stalingrad adalah pabrik traktor tersebut, yang sebelum kepungan bertanggungjawab atas produksi 50% tank T-34 Soviet yang diterjunkan ke garis depan. Dalam serangan terkoordinasi yang dilancarkan dari tanggal 14 Oktober 1942, tidak kurang dari lima divisi Wehrmacht - lebih dari 90.000 orang, 2.000 senjata artileri, 300 tank, dan gelombang demi gelombang pesawat Stuka - yang diterjunkan untuk menghancurkan dua titik utama perlawanan Rusia yang membentang selebar ± 3,2 kilometer: pabrik Dzershinzky dan Barrikady. Serangan masif tersebut diawali oleh bombardir darat dan udara yang berlangsung selama 1,5 jam, yang meluluhlantakkan segala sesuatu dalam jarak 100 meter dari front terdepan. Meskipun terlihat sebagai sebuah serangan kolosal dengan begitu banyak elemen yang terlibat, penyerbuan Jerman tersebut sebenarnya tidak lebih dari penggambaran tour de force secara teknis daripada sekedar sebuah godam pendobrak. Sebagai contoh, pihak penyerang telah mempersiapkan dengan cermat segala sesuatunya terlebih dahulu, termasuk mendata satu persatu pos pertahanan Rusia yang tersebar di sekitar lingkungan pabrik tersebut melalui penyadapan kode radio musuh, yang diikuti dengan pentargetan untuk dihancurkan sesegera mungkin. Kecermatan khas Jerman ini kemudian membawa hasil, karena dengan cepat semua titik perlawanan berhasil dilumpuhkan melalui pemboman edan-edanan oleh artileri dan pesawat udara. Meskipun Tentara Merah yang bertahan melakukan perlawanan secara heroik dan gagah berani - sehingga mampu mematahkan gelombang serangan pertama yang datang sehingga mengejutkan pihak Jerman yang menyangka tidak akan ada yang mampu bertahan dari pembombardiran serbesar itu - tapi pada akhirnya mereka tergulung pula oleh serangan lanjutan yang dilancarkan setelahnya. Kedua foto di atas diambil oleh Hans Eckle, seorang prajurit dari 587.Infanterie-Regiment / 320.Infanterie-Division


No comments:

Post a Comment