Tuesday, October 23, 2018

Foto Kudeta Nazi Tahun 1923 (Beer Hall Putsch / Münich Putsch)

Sketsa ini dimuat dalam "Illustrierter Beobachter" No. 45 tahun 1935, dan memperlihatkan rute yang ditempuh oleh para pelaku kudeta. Dari gedung pertemuan Bürgerbräukeller, sekitar 2.000 orang anggota dan simpatisan Nazi berencana untuk bergerak ke arah utara menuju ke alun-alun kota, sebelum meneruskan perjalanan mereka ke gedung Kementerian Perang di Ludwigstraße. Di tengah perjalanan, tepatnya di Residenzstraße di samping monumen Feldherrnhalle tepat sebelum Odeonsplatz, mereka dihentikan oleh satuan polisi Bavaria. Tak lama kemudian kedua belah pihak sudah terlibat dalam baku tembak, dengan akibat 14 orang pelaku kudeta dan 4 orang anggota polisi harus kehilangan nyawanya (2 orang anggota Nazi lainnya tewas di tempat yang berbeda). Hitler sendiri terluka dalam peristiwa ini, dan harus dilarikan oleh anakbuahnya ke tempat yang aman. Salah satu panji swastika yang dibawa oleh mereka didapati basah oleh darah dari salah seorang yang terbunuh, dan panji inilah yang nantinya menjadi "Blutfahne" (Bendera Darah), yang memegang peranan penting dalam gerakan Nazi di tahun-tahun setelahnya


Gambar ini diambil dari buku "Deutschland Erwacht" (Jerman Bangkit) terbitan tahun 1933, dan memperlihatkan para "martir" Nazi yang tewas dalam peristiwa kudeta tanggal 9 November 1923 (yang lebih dikenal dengan nama "Beer Hall Putsch" atau "Münich Putsch"). Uniknya, meskipun aslinya jumlah korbannya adalah 16 orang, tapi dalam gambar ini hanya tercantum 14 orang! Mereka adalah, dari atas kiri ke kanan: Anton Hechenberger (tukang kunci), Andreas Bauriedl (penjual topi), Martin Faust (pegawai bank), Wilhelm Wolf (pengusaha), Theodor Casella (mantan Leutnant), Theodor von der Pfordten (pegawai pengadilan negeri), Johann "Hans" Rickmers (mantan Rittmeister kavaleri), Carl Laforce (mahasiswa teknik), Oskar Körner (pengusaha), Dr. Max Erwin von Scheubner-Richter (petinggi partai), Karl Neubauer (pelayan), Lorenz Ritter von Stransky-Griffenfeld (insinyur), Klaus Maximilian von Pape (pengusaha), dan Karl Kuhn (kepala pelayan di restoran). Dua lagi yang wajahnya tidak dicantumkan disini adalah Felix Allfarth (pedagang) dan Wilhelm Ehrlich (pegawai bank). Selain dari para pelaku kudeta, ikut terbunuh pula empat orang polisi Bavaria yang menjadi lawan mereka: Friedrich Fink, Nikolaus Hollweg, Max Schobert, dan Rudolf Schraut



Foto hasil karya Georg Pahl ini menjadi rekaman satu-satunya yang menunjukkan suasana persidangan para "Hochverräter" (pengkhianat tingkat tinggi), alias orang-orang yang dituduh terlibat dalam kudeta partai Nazi tanggal 8-9 November 1923. Persidangan ini dikenal dengan nama "Hitler-Ludendorff-Prozess", dan digelar di ruang baca utama bangunan Zentralen Infanterieschule, Münich, dari tanggal 26 Februari s/d 1 April 1924. Identifikasi berdasarkan nomor dalam foto: (1) Hakim Georg Neithardt, (2) Terdakwa Adolf Hitler, (3) Terdakwa Oberleutnant Heinz Pernet, serta (4) Terdakwa Ernst Pöhner


 
Para pelaku kudeta Nazi "Münich Putsch" (dikenal juga dengan nama "Beer Hall Putsch" atau "Hitler Putsch") berfoto bareng di depan bangunan bekas sekolah militer di Blutenburgstrasse, Münich, yang dijadikan sebagai lokasi persidangan yang mendudukkan mereka sebagai terdakwa, tanggal 1 April 1924 (versi lain menyebutkan tanggal 26 Maret 1924). Dari kiri ke kanan: Oberleutnant Heinz Pernet (5 September 1896 - 30 Juni 1973), Dr.med.vet. Friedrich Weber (30 Januari 1892 - 19 Juli 1955), Dr. Wilhelm Frick (12 Maret 1877 – 16 Oktober 1946), Oberstleutnant Hermann Kriebel (20 Januari 1876 - 16 Februari 1941), General der Infanterie a.D. Erich Ludendorff (9 April 1865 - 20 Desember 1937), Adolf Hitler (20 April 1889 - 30 April 1945), Oberleutnant der Reserve Wilhelm Brückner (11 Desember 1884 - 18 Agustus 1954), Hauptmann Ernst Röhm (28 November 1887 – 2 Juli 1934), dan Karl Wagner (13 Oktober 1895 - 14 Agustus 1946). Perhatikan bahwa hanya dua orang dalam foto ini yang mengenakan pakaian sipil (Frick dan Hitler). Selain itu, Kriebel dan Ludendorff memakai pickelhaube (helm runcing khas Kekaisaran Jerman) di kepalanya, dan Pernet adalah anak tirinya Ludendorff. Beer Hall Putsch sendiri adalah usaha revolusi yang digalang oleh NSDAP dan gagal karena kurang persiapan serta tidak didukung oleh militer yang berkuasa. Peristiwanya berlangsung dari sore tanggal 8 November 1923 sampai dengan awal siang keesokan harinya (9 November 1923). Saat itu pemimpin partai Nazi Adolf Hitler, Generalquartiermeister Erich Ludendorff dan para pimpinan Kampfbund lain berusaha untuk merebut kekuasaan di Münich. BTW, Sebagai fotografer adalah Heinrich Hoffmann yang nantinya menjadi fotografer pribadi Hitler, dan foto ini diambil sebelum sesi mendengarkan pembelaan para terdakwa



Para pelaku kudeta Nazi "Münich Putsch" (dikenal juga dengan nama "Beer Hall Putsch" atau "Hitler Putsch") berfoto bareng dengan para pengacara mereka di depan bangunan bekas sekolah militer di Blutenburgstrasse, Münich, yang dijadikan sebagai lokasi persidangan yang mendudukkan mereka sebagai terdakwa, tanggal 1 April 1924 (versi lain menyebutkan tanggal 26 Februari 1924, 3 Maret 1924, dan 26 Maret 1924. Entah mana yang bener!). Dari kiri ke kanan: Dr. Georg Götz (1878-1976), Dr. Otto Gademann (23 Mei 1892 - 20 Maret 1971), Heinrich Bauer (1867–1934), Karl Kohl (26 Mei 1869 - 7 Maret 1935), Walter Hemmeter (1887–1958), Dr. Alfred Holl (1883–1966), Dr.med.vet. Friedrich Weber (30 Januari 1892 - 19 Juli 1955), Dr. Hellmuth Mayer (1 Mei 1895 - 9 April 1980), Oberstleutnant Hermann Kriebel (20 Januari 1876 - 16 Februari 1941), Dr. Lorenz Roder (25 Januari 1881 - 1958), Dr. Christoph Schramm (1871–1966), General der Infanterie a.D. Erich Ludendorff (9 April 1865 - 20 Desember 1937), Adolf Hitler (20 April 1889 - 30 April 1945), Willibald von Zezschwitz (1876–1948), Dr. Walter Lütgebrune (18 Februari 1879 - 21 Agustus 1949), Hauptmann Ernst Röhm (28 November 1887 – 2 Juli 1934), Oberleutnant der Reserve Wilhelm Brückner (11 Desember 1884 - 18 Agustus 1954), Oberleutnant Heinz Pernet (5 September 1896 - 30 Juni 1973), Dr. Wilhelm Frick (12 Maret 1877 – 16 Oktober 1946), Karl Wagner (13 Oktober 1895 - 14 Agustus 1946), Köhler, dan Schramm. Beer Hall Putsch sendiri adalah usaha revolusi yang digalang oleh NSDAP dan gagal karena kurang persiapan serta tidak didukung oleh militer yang berkuasa. Peristiwanya berlangsung dari sore tanggal 8 November 1923 sampai dengan awal siang keesokan harinya (9 November 1923). Saat itu pemimpin partai Nazi Adolf Hitler, Generalquartiermeister Erich Ludendorff dan para pimpinan Kampfbund lain berusaha untuk merebut kekuasaan di Münich. BTW, Sebagai fotografer adalah Heinrich Hoffmann yang nantinya menjadi fotografer pribadi Hitler, dan foto ini diambil sebelum sesi mendengarkan pembelaan para terdakwa


 Adolf Hitler, usia 35 tahun, berpose di sebelah mobil Marcedes-Benz 11/40 abu-abu (nomor model RIO 4346) sambil memakai jas hujan pada saat pelepasannya dari Penjara Landsberg tanggal 20 Desember 1924, setelah dipenjarakan hanya selama sembilan bulan. Dia telah didakwa atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi setelah memimpin usaha kudeta di Münich setahun sebelumnya, yang dikenal dengan nama Münich Putsch. Dalam periode inilah Hitler membuat bukunya yang terkenal, "Mein Kampf" (Perjuanganku), yang nantinya menjadi "kitab suci" orang-orang Nazi. Hitler sendiri tidak menulis secara langsung buku tersebut melainkan mendiktekannya pada wakilnya Rudolf Hess - yang sama-sama dipenjara disana atas kasus yang sama. Hitler persisnya dipenjara selama 264 hari. Seorang pegawai Penjara Landsberg mengatakan bahwa pada saat itu Hitler menginginkan agar dapat menarik untung dari penjualan bukunya, yang cukup untuk "membayar kewajiban finansialnya (baca: utang) dan untuk menutupi pengeluaran selama dia dipenjara". Delapan tahun kemudian (1933) Sang titisan Jojon naik ke tampuk kekuasaan dan dia menjadi kaya raya dari hasil penjualan bukunya - yang menjadi buku terlaris di zaman Nazi! Foto oleh Heinrich Hoffmann


Sumber :
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.forum.axishistory.com
www.thirdreichruins.com

No comments:

Post a Comment