Thursday, November 15, 2018

Foto Berwarna Rumania dalam Perang Dunia II

Heinkel He 111 H-3 Nr.27 milik Aeronautica Regală Română (ARR, Angkatan Udara Kerajaan Rumania), yang terparkir di sebuah lapangan udara di Bessarabia musim panas 1941 ini, nantinya mengalami kerusakan parah di Stalino tanggal 24 Januari 1943, sehingga ditinggalkan ketika pangkalan udaranya dipindahkan ke front lain. Berdasarkan kontrak militer Jerman-Rumania yang ditandatangani awal tahun 1939, Rumania akan menerima sejumlah persenjataan yang signifikan, di antaranya adalah pesawat tempur. Di antara pesawat-pesawat yang dikirimkan ke ARR tak lama setelahnya adalah 32 buah Heinkel He 111H keluaran terbaru (meskipun Werknummer yang terdapat pada set pertama ini berada di bilangan antara dua set H-5, tapi entah kenapa semua dokumen Rumania merujuknya sebagai H-3!). Kontraknya diselesaikan pada awal tahun 1940, dan bomber-bomber tersebut kemudian dimasukkan ke Grupul 5 bombardament (Grup Pembom ke-5) yang berpangkalan di Brasov (Kronstadt), di sebelah tenggara Transylvania. Grup ini terdiri dari tiga skuadron yang dinamakan sebagai Escadrile bombardament 78, 79 dan 80. Grupul 5 bombardament sendiri merupakan sebuah unit bomber élite dari ARR dalam dua kampanye militer pertama Angkatan Darat Rumania, yaitu “Pertempuran Bessarabia dan Odessa” di musim panas dan gugur 1941, serta “Pertempuran Stalingrad” di musim dingin 1942/1943. Diterjunkan di tengah-tengah sengitnya pertempuran, grup He 111 tersebut menderita banyak korban meskipun bisa dibilang merupakan tipe bomber ARR paling modern pada saat itu (sebelum digantikan oleh Junkers Ju 88 yang berkualitas lebih baik). Pesawat yang menjadi korban kemudian digantikan oleh 15 buah He 111 H-6 bekas pakai yang dimasukkan ke Escadrila 78 bombardament maritime yang baru dibentuk kembali. Meskipun namanya berbau-bau laut, pesawat-pesawat H-6 ini tidak dilengkapi oleh torpedo seperti rencana sebelumnya, tapi malah berperan sebagai pembom biasa untuk menghajar sasaran darat dan bukannya laut! Mereka bertempur di musim semi dan panas 1944 dalam pertempuran untuk mempertahankan Moldavia. Ironisnya, aksi pertempuran terakhir dari Heinkel He 111 Rumania terjadi melawan pasukan Jerman dan Hungaria, tak lama setelah Rumania beralih pihak dan bergabung dengan Sekutu di akhir bulan Agustus 1944! Pada tanggal 20 Desember 1944, beberapa Heinkel He 111 H yang masih tersisa ikut ambil bagian dalam misi terakhir mereka: serangan pembom besar-besaran yang diarahkan pada target-target yang berada di Hungaria utara (saat ini menjadi Lučenec di Slovakia). Setelah perang usai, pesawat He 111 H terakhir yang masih tersisa – yang ternyata merupakan H-20 bekas Luftwaffe yang dirampas akhir bulan Agustus 1944 – ditarik dari tugas aktif dan dipreteli untuk dijadikan besi tua dan dijual ke tukang lek-dut tahun 1956. Heinkel He 111 H-3 Rumania dinomori secara berurutan dari 1 sampai 32 dan diwarnai putih di siripnya. Mereka menggunakan skema kamuflase serpih (splinter) dari masa sebelum perang, yang terdiri dari RLM 61 (Coklat Gelap), RLM 62 (Hijau) dan RLM 63 (Abu-Abu Cerah) di atas RLM 65 (Biru Cerah). Karena pesawat-pesawat Heinkel He 111 H-6 ini merupakan bekas Luftwaffe, maka mereka pun tetap memajang pola kamuflase asli  RLM 71 (Hijau Gelap) dan RLM 70 (Hitam Hijau) di atas RLM 65 (Biru Cerah). Mereka dinomori dari 47 ke 60, dengan nomornya dicat putih di bagian sirip


Dua buah foto yang memperlihatkan pesawat pembom Heinkel He 111 H-3 Nr.5 milik Aeronautica Regală Română (ARR, Angkatan Udara Kerajaan Rumania), yang teronggok di sebuah landasan udara tak dikenal di Bessarabia. Pesawat ini jatuh karena cuaca buruk selama berlangsungnya misi malam hari di bulan Juli 1942, tak jauh dari pangkalan udara Popesti-Leordene di dekat Bukharest, ibukota Rumania. Empat orang terbunuh dalam peristiwa ini (termasuk seorang Leutnant Luftwaffe), sementara seorang lagi selamat meskipun menderita luka-luka


Angkatan Udara Rumania dilengkapi dengan 50 buah pesawat Messerschmitt Bf 109E, 12 buah Bf 109G, dan beberapa IAR 80 serta pemburu PZL. Dari jumlah ini, lebih dari 60% menjadi korban pertempuran di wilayah udara Rusia dan Rumania. Secara total, Corpul Aerian (Komando Udara Rumania) mencakup pula Flotila 2 vanataori, dimana terdapat delapan unit pemburu (masing-masing dilengkapi oleh 10-12 pesawat). Tiga dari unit ini - yaitu Escadrile 56, 57 dan 58 - mendapat alokasi Bf 109E seperti yang ada dalam foto ini, yang diambil di sebuah lapangan udara di sekitar Stalingrad pada tahun 1942. Pesawat Rumania satu ini, Bf 109E-7, No 64, WNr704 "Nella", adalah bekas Luftwaffe yang sebelumnya bertugas di Erganzungstaffel  JG 52. Sebagai pilotnya adalah Adjutantul aviator Tiberiu Vinca. Sebagai penanda pribadi, dia memasang tulisan  'BUCURESTI-MOSCOVA' (Bukharest-Moskow) di bagian bawah kokpit. Selain itu, terdapat pula monogram 'Nella' yang terlihat di bagian kuning dari pesawat, yang merupakan nama kekasih tercintanya. Pada saat foto ini dibuat, Vinca baru mencatat lima kemenangan udara. Dia akan menambah beberapa lagi sampai total 15 kemenangan, sebelum gugur tanggal 13 Maret 1944 di atas wilayah udara Rumania. Ironisnya, pesawatnya ditembak bukan oleh pesawat musuh, melainkan oleh gunner Heinkel He 111 Luftwaffe yang menyangkanya sebagai pilot Rusia!


Sumber :
Buku "Luftwaffe at War: Fighters over Russia" karya Manfred Griehl
Majalah "Luftwaffe im Focus" edisi No.1 tahun 2002

No comments:

Post a Comment