Pada bulan Maret 1943 didirikan sebuah divisi gunung Waffen-SS yang anggota-anggotanya sebagian besar terdiri dari orang muslim Bosnia. Pada awalnya divisi tersebut bernama Kroatische SS-Freiwilligen-Division, tapi kemudian secara berturut-turut berganti nama menjadi Kroatische SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division (Juli 1943 - Oktober 1943), SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division (Kroatien) (Oktober 1943), 13. SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division (Kroatien) (Oktober 1943 - Mei 1944), dan akhirnya 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) (Mei 1944 - Mei 1945). Pada awalnya divisi ini secara eksklusif bertempur di Yugoslavia, terutama bertugas untuk melindungi kampung halaman mereka di Bosnia-Herzegovina yang mendapat ancaman dari etnis-etnis Balkan lainnya. Di akhir perang mereka ditarik keluar dari Yugoslavia dan bertempur di Hungaria serta Austria. Para komandan yang tercatat pernah memimpin Divisi Handschar: SS-Standartenführer der Reserve Herbert von Obwurzer (9 Maret 1943 - 9 Agustus 1943), SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Karl-Gustav Sauberzweig (9 Agustus 1943 - 19 Juni 1944), dan SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Desiderius Hampel (19 Juni 1944 - 8 Mei 1945)
Simbol Handschar yang dipasang di kerah, yang memperlihatkan tangan menggenggam pedang turki (scimitar) dan lambang Swastika. Lambang kerah ini pertama kali diperkenalkan pada tanggal 30 April 1943, dan dipercaya bahwa SS-Obergruppenführer Gottlob Berger adalah orang yang berada di balik desainnya (serta nama "Handschar") yang diambil berdasarkan pedang scimitar yang biasa dibawa-bawa oleh polisi Turki selama berabad-abad masa pendudukan di wilayah Balkan
-----------------------------------------------------------------------------
PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN (MARET 1943 - FEBRUARI 1944)
Sukarelawan
Handschar yang baru bergabung di tahun 1942 disambut dengan salam
hormat "Heil Hitler" oleh kamerad Jermannya saat akan mengambil pakaian
dan perlengkapan. Salam ini disambut dengan salam khasnya sendiri dengan
cara menangkupkan tangan di dada!
Upacara resmi masuknya Kroatische SS-Freiwilligen-Division ke Waffen-SS sekaligus sumpah setia para anggotanya dilaksanakan di Lapangan Festival Zagreb pada tanggal 12 Mei 1943. Pada awalnya sumpah setia tersebut akan ditujukan pada Ante Pavelić (pemimpin Ustaše Kroasia), tapi kemudian malah ditujukan pada Adolf Hitler sehingga memantik kemarahan para pejabat pemerintahan Kroasia yang menghadiri acara tersebut! Dari kiri ke kanan: SS-Hauptsturmführer Götz Berens von Rautenfeld (IIa Personalverwaltung – 1. Adjutant Kroatische SS-Freiwilligen-Division), SS-Sturmbannführer Erich Braun (Ia Erster Generalstabsoffizier/Chef des Stabes Kroatische SS-Freiwilligen-Division), SS-Standartenführer der Reserve Herbert von Obwurzer (Kommandeur Kroatische SS-Freiwilligen-Division), dan SS-Sturmbannführer Oskar Kirchbaum (nantinya menjadi Kommandeur SS-Gebirgs-Pionier-Bataillon 13)
Upacara resmi masuknya Kroatische SS-Freiwilligen-Division ke Waffen-SS sekaligus sumpah setia para anggotanya dilaksanakan di Lapangan Festival Zagreb pada tanggal 12 Mei 1943. Pada awalnya sumpah setia tersebut akan ditujukan pada Ante Pavelić (pemimpin Ustaše Kroasia), tapi kemudian malah ditujukan pada Adolf Hitler sehingga memantik kemarahan para pejabat pemerintahan Kroasia yang menghadiri acara tersebut! Dari kiri ke kanan: SS-Hauptsturmführer Götz Berens von Rautenfeld (IIa Personalverwaltung – 1. Adjutant Kroatische SS-Freiwilligen-Division), SS-Sturmbannführer Erich Braun (Ia Erster Generalstabsoffizier/Chef des Stabes Kroatische SS-Freiwilligen-Division), SS-Standartenführer der Reserve Herbert von Obwurzer (Kommandeur Kroatische SS-Freiwilligen-Division), dan SS-Sturmbannführer Oskar Kirchbaum (nantinya menjadi Kommandeur SS-Gebirgs-Pionier-Bataillon 13)
SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Artur Phleps (Kommandeur 7. SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division "Prinz Eugen") bersama dengan seorang perwira dari 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) yang memakai topi fez, medio April-Juni 1943. Namanya adalah SS-Obersturmführer Karl von Krempler yang merupakan mantan perwira Prinz Eugen kelahiran Pirot (Serbia) dan kini bertugas di Divisi Handschar yang masih dalam tahap pengembangan
SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Artur Phleps (Kommandeur 7. SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division "Prinz Eugen") mencoba topi fez yang akan dibagikan kepada para anggota 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) yang baru dibentuk. Foto ini kemungkinan besar diambil dari salah satu kunjungan Phleps ke Zagreb medio Februari-Maret 1943. Di dada kirinya dia mengenakan medali Österreichisches Offizierkreuz Franz Josef Orden mit KD und Schwertern (Austrian Franz Joseph Order, Officer’s Cross with War Decoration and Swords), sementara di lehernya tergantung Željezni trolist (Kroatisches Eisernes Dreiblatt/Croatian Military Order of the Iron Trefoil/Ordo Militer Daun Semanggi Baja Kroasia, 1st Class)
Suasana pelatihan Kroatische SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division (Divisi Sukarelawan Gunung SS Kroasia) di wilayah Neuhammer, musim gugur 1943. Termasuk yang diberikan adalah latihan baris-berbaris, penguasaan senjata, strategi lapangan dan pertempuran jarak dekat. Setelah berganti-ganti nama beberapa kali, Kroatische SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division nantinya dinamakan sebagai 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) bulan Mei 1944, dan nama ini bertahan sampai bulan Mei 1945
Para imam dari Divisi Handschar (saat itu namanya masih Kroatische SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division) dalam acara kunjungan ke Badelsberg/Potsdam, Jerman, pada bulan Juli 1943. Berdiri dari kiri ke kanan: Imam Husejin Džozo, Imam Ahmed Skaka, Imam Hafiz Mehmed Hajrović, SS-Schütze Zvonimir Bernwald, SS-Obersturmführer Heinrich Gaese, Imam Divisi Abdulah Muhasilović, seorang Jerman yang tak diketahui namanya yang nyempil di belakang kayak upil, Imam Haris Korkut, Imam Džemal Ibrahimović, Imam Hasan Bajraktarević, Imam Salih Šabanović, Imam Fikret Mehmedagić, seorang Jerman yang tak diketahui namanya yang tertutup oleh Mehmedagić, dan Imam Sulejman Alimajstrović. Jongkok dari kiri ke kanan: Imam Muhamed Mujakić, Imam Mustafa Hadžimulić, Imam Kasim Mašić, Imam Hasim Torlić, dan Imam Osman Delić. Anggota rombongan yang tidak ikut nampang dalam foto ini adalah Imam Halim Malkoć dan SS-Unterscharführer Albert Bauer
SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Artur Phleps (Kommandierender General V. SS-Gebirgskorps) memeriksa sebuah senapan mesin ringan rampasan dari para Partisan Yugoslavia. Senapan tersebut berasal dari jenis Sten Mk-II dengan magasin diputar ke bawah untuk memudahkan saat transportasi atau pengangkutan. Foto ini diambil antara tanggal 28 Agustus s/d 1 September 1943 sewaktu Phleps melakukan kunjungan ke tempat pelatihan.Kroatische SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division di Prancis
SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Artur Phleps (Kommandierender General V. SS-Gebirgskorps) bersama dengan para perwira Handschar dan Wehrmacht. Duduk si sebelahnya (memakai kacamata) adalah SS-Brigadeführer Karl-Gustav Sauberzweig (Kommandeur 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"). Foto ini diambil antara tanggal 28 Agustus s/d 1 September 1943 sewaktu Phleps melakukan kunjungan ke tempat pelatihan.Kroatische SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division di Prancis
Prajurit-prajurit
muslim dari 13. SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division
(Kroatien) sedang bersujud menghadap Mekkah saat pelaksanaan shalat Ied
Hari Raya Idul Fitri di Truppenübungsplatz (Tempat Pelatihan) Neuhammer,
selasa pagi tanggal 9 November 1943. Perhatikan bahwa mereka
membalikkan feldmütze M43 mereka ke belakang untuk memudahkan saat
bersujud, sementara sepatu mereka disimpan dengan rapi di samping dan
depan. Shalat ini diimami oleh SS-Sturmbannführer Abdulah Muhasilović
yang merupakan imam resmi Divisi SS Handschar (sebelum digantikan oleh SS-Obersturmführer Halim Malkoč
tanggal 21 Oktober 1944 karena melakukan pembelotan), sementara dua
orang yang bersujud persis di belakang imam adalah perwira muslim Bosnia
dari Handschar.
Handschar sendiri tercatat mempunyai sembilan orang perwira muslim yang
berasal dari Bosnia, dengan pangkat tertinggi dipegang oleh
SS-Obersturmbannführer Husejin Biščević Beg yang merupakan mantan
tentara Austro-Hungaria dalam Perang Dunia Pertama. Foto oleh
Kriegsberichter Falkowski dari SS-PK (Propaganda-Kompanie)
Abdullah Muhasilović yang merupakan Imam Divisi "Handschar" sedang memberikan khutbah dalam Bayram (perayaan) Idul Fitri bulan November 1943 yang diadakan di Übungsplatz (tempat latihan) 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) di Neuhamer-Schesiën, Jerman. Salah satu isi khutbahnya yang terkenal: "Saat ini umat Muslim di dunia sedang terlibat dalam perjuangan hidup-mati yang mengerikan. Bersiaplah untuk menghadapi serangan Komunisme di Bosnia kita yang tercinta!" Kenyataannya, pada tanggal 21 Oktober 1944 dia memimpin pemberontakan di Cerna saat dia, bersama dengan 100 orang anakbuahnya, bergabung dengan Partisan Komunis!
Abdullah Muhasilović yang merupakan Imam Divisi "Handschar" sedang memberikan khutbah dalam Bayram (perayaan) Idul Fitri bulan November 1943 yang diadakan di Übungsplatz (tempat latihan) 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) di Neuhamer-Schesiën, Jerman. Salah satu isi khutbahnya yang terkenal: "Saat ini umat Muslim di dunia sedang terlibat dalam perjuangan hidup-mati yang mengerikan. Bersiaplah untuk menghadapi serangan Komunisme di Bosnia kita yang tercinta!" Kenyataannya, pada tanggal 21 Oktober 1944 dia memimpin pemberontakan di Cerna saat dia, bersama dengan 100 orang anakbuahnya, bergabung dengan Partisan Komunis!
Seorang bintara Divisi Gunung SS Handschar berpangkat SS-Oberscharführer sedang tertawa lebar. Prajurit muslim membentuk 60% dari keanggotaan divisi ini, sementara sisanya adalah Katolik Kroasia dan Volksdeutsche Yugoslavia (keturunan Jerman yang menjadi warga negara Yugoslavia). Yang terakhir secara khusus menempati sebagian besar posisi bintara dan perwira. Jozo Tomasevich dalam bukunya "The Chetniks" mengatakan bahwa pada awal pembentukannya, Handschar terdiri dari 23.200 orang muslim dan 2.800 orang Kroasia, sementara George Lepre dalam bukunya "Himmler's Bosnian Division: The Waffen-SS Handschar Division 1943-1945" mengklaim bahwa kekuatan awal divisi tersebut yang berjumlah 26.000 prajurit dikurangi menjadi 21.000
Bagian suplai Divisi Handschar di tempat pelatihan mereka di Neuhammer, Silesia (Jerman), sedang bertugas untuk memberikan jatah seragam kepada para prajurit unit mereka setelah sebelumnya dilakukan pengukuran terlebih dahulu. Dispensasi khusus diberikan untuk penggunaan fez muslim tradisional menggantikan feldmütze. Untuk pemakaian di lapangan digunakan fez berwarna abu-abu lapangan, sementara untuk jalan-jalan digunakan yang versi merah gelapnya. Kedua-duanya dilengkapi dengan Adler dan Totenkopf SS di bagian depan. Kerah khusus disediakan pula bagi para anggota divisi ini yang bergambarkan tangan sedang memegang pedang Scimitar (Handschar) dan swastika kecil. Foto-foto ini diambil pada bulan Februari 1944 oleh SS-Kriegsberichter Falkowski, tak lama sebelum divisi tersebut menyelesaikan pelatihannya dan dikirim ke Yugoslavia (15 Februari)
Prajurit-prajurit sukarelawan Bosnia dari Kroatische SS-Freiwilligen-Gebirgs-Division (yang nantinya berganti nama menjadi 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS Handschar) melakukan latihan militer di pegunungan bersalju di Jerman, sebelum nantinya diterjunkan ke wilayah Balkan yang menjadi rumah mereka. Foto ini diambil di musim panas tahun 1943, dengan keterangan asli berbunyi: "Leben sehen die Männer aus dem Süden Schneeberge im Sommer." (untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, orang-orang dari Selatan ini melihat pegunungan yang diselimuti salju di musim panas!)
-----------------------------------------------------------------------------
KUNJUNGAN MUFTI AMIN AL-HUSSEINI (NOVEMBER 1943)
Mufti Yerusalem Amin al-Husseini dalam acara kunjungan ke tempat latihan 13. SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division (Kroatien) di Truppenübungsplatz Neuhammer am Queis (Jerman), bulan November 1943. Disini dia sedang menginspeksi latihan menembak (dengan menggunakan peluru tajam!) dari para prajurit muda anggota II.Bataillon / Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2. Berdiri paling kiri dengan memakai pakaian sipil (di sebelah Mufti) adalah Ibrahim Kirlić, seorang tokoh otonomis Bosnia terkemuka, sementara tiga orang perwira SS yang ikut mengawasi di sebelah kanan adalah, dari kiri ke kanan: SS-Obersturmbannführer Franz Matheis (Kommandeur Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2), SS-Sturmbannführer Egon Zill (Kommandeur II.Bataillon / Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 2), serta SS-Sturmbannführer Götz Berens von Rautenfeld (Adjutant 13. SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division). Zill mengenakan apa yang dinamakan sebagai "Totenkopf" (Kepala Kematian/Tengkorak) di kerahnya, sebuah insignia yang dengan bangga tetap dia pakai dari sejak masa penugasannya sebagai Komandan Kamp Konsentrasi Flossenbürg di masa sebelum perang. Seusai Perang Dunia II, Zill bersembunyi dengan menggunakan nama palsu. Penyamarannya terbongkar hanya setelah dia dikaruniai anak perempuan di luar pernikahan, dan dia ingin agar sang anak mempunyai garis keluarga yang sebenarnya sehingga membubuhkan nama aslinya di akte kelahiran! Foto yang dibuat oleh Kriegsberichter SS-Untersturmführer Jobst Gösling ini pertama kali dipublikasikan tanggal 13 Januari 1944
Mufti Yerusalem Amin al-Husseini (atau Al-Husayni) dalam salah satu dari dua kunjungannya ke tempat latihan Divisi Handschar di Neuhammer, Rheinland-Pfalz, Jerman (November 1943 atau Januari 1944). Berlawanan dengan yang banyak sumber katakan, Husseini tidak pernah mengunjungi Handschar di Bosnia. Perwira dengan jaket kulit kemungkinan besar adalah SS-Hauptsturmführer Gerhard Dierich (Kommandeur SS-Panzerjäger-Abteilung 13/13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"), sementara yang sedikit tertutup di belakangnya adalah SS-Standartenführer Franz von Matheis (Kommandeur SS-Gebirgsjäger-Regiment 28/13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"). Foto ini berasal dari buku "13. SS Handzar divizija – istine i lazi" karya Zija Sulejmanpasic. Dalam foto di atas terlihat sang Mufti sedang menginspeksi ruang penyimpanan sosis dan makanan berdaging lainnya demi memastikan bahwa makanan yang disediakan sudah sesuai dengan kriteria halal dalam ajaran Islam
Mufti
Yerusalem Amin al-Husseini berbincang-bincang dengan seorang prajurit
muda Handschar tentang cara kerja senapan Kar98 Jerman dalam acara
kunjungan ke
Truppenübungsplatz Neuhammer bulan November 1943. Foto oleh Kriegsberichter Werner Mielke
Truppenübungsplatz Neuhammer bulan November 1943. Foto oleh Kriegsberichter Werner Mielke
Mufti Yerusalem Amin al-Husseini berfoto bersama para perwira dan prajurit Divisi Handschar di Truppenübungsplatz Neuhammer (Jerman) bulan November
1943. Duduk dari kanan ke kiri: SS-Obersturmführer Husejin Džozo (Imam
Waffen-Gebirgsjäger Regiment der SS 28/13. Waffen-Gebirgs-Division der
SS "Handschar") dan SS-Obersturmführer Hasan Bajraktarević (Imam
Waffen-Gebirgs-Jäger Regiment der SS 27/13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"). Orang yang memakai pakaian sipil di belakang adalah Dr. Akram
Mufti
Yerusalem Amin al-Husseini sedang menginspeksi pasukan Handschar dalam acara kunjungannya ke markas divisi tersebut di Truppenübungsplatz Neuhammer (Jerman) bulan November 1943.
Dia memberi salam Nazi dengan gaya "Hitler". Mengiringi dirinya adalah komandan Divisi Handschar, SS-Brigadeführer
und Generalmajor der Waffen-SS Karl-Gustav Sauberzweig. Foto oleh Kriegsberichter Werner Mielke
Mufti
Yerusalem Amin al-Husseini sedang menginspeksi pasukan Handschar dalam acara kunjungannya ke markas divisi tersebut di Truppenübungsplatz Neuhammer (Jerman) bulan November 1943.
Dia memberi salam Nazi dengan gaya "Hitler". Mengiringi dirinya adalah komandan Divisi Handschar, SS-Brigadeführer
und Generalmajor der Waffen-SS Karl-Gustav Sauberzweig, sementara di belakang Sauberzweig ikut pula SS-Hauptsturmführer Karl Liecke (Ib
Quartiermeister 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar") dan SS-Sturmbannführer Götz Berens von Rautenfeld (memakai kacamata, IIa Personalverwaltung – 1. Adjutant 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar")
Mufti Yerusalem Amin al-Husseini menyalami para perwira Handschar dalam kunjungannya ke tempat latihan divisi tersebut di Truppenübungsplatz Neuhammer (Jerman) bulan November 1943. Dari kiri ke kanan: SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Karl-Gustav Sauberzweig (Kommandeur 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"); penterjemah Mufti; Mufti Amin al-Husseini; perwira tak dikenal (tertutup oleh Mufti); SS-Hauptsturmführer Karl Liecke (Ib Quartiermeister 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"), SS-Sturmbannführer Götz Berens von Rautenfeld (IIa Personalverwaltung – 1. Adjutant 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar") yang bersalaman dengan Mufti; dan SS-Obersturmführer Carl Rachor (Ic Dritter Generalstabsoffizier 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar")
-----------------------------------------------------------------------------
KUNJUNGAN HEINRICH HIMMLER (NOVEMBER 1943 & JANUARI 1944)
Reichsführer-SS
Heinrich Himmler menginspeksi pasukan Handschar. Dia tercatat dua kali
melakukan kunjungan ke divisi tersebut saat masa tinggalnya di
Truppenübungsplatz Neuhammer (21 November 1943 dan 11-12 Januari 1944).
Catatan tentang kunjungan keduanya menyebutkan bahwa di hari pertama (11
Januari) dia berpidato di depan para perwira Handschar, sementara di
hari kedua dia menyaksikan latihan perang I.Bataillon/
SS-Gebirgsjäger-Regiment 28/13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"
Reichsführer-SS Heinrich Himmler dalam acara inspeksi ke SS-Aufklärungs-Abteilung 13/13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" di Truppenübungsplatz Neuhammer (Jerman). Dari kiri ke kanan: perwira SS tak dikenal; SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Prof. Dr. med. Karl Gebhardt (terhalang oleh Himmler, Oberster Kliniker beim Reichsarzt SS); Reichsführer-SS Heinrich Himmler (Chef der SS und Deutschen Polizei); SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Karl-Gustav Sauberzweig (Kommandeur 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"); SS-Sturmbannführer Götz Berens von Rautenfeld (IIa Personalverwaltung – 1. Adjutant 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"); Willi Christiansen (perwira staff 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" dengan jabatan tidak diketahui); SS-Sturmbannführer Erich Braun (Ia Erster Generalstabsoffizier / Chef des Stabes 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"); dan SS-Sturmbannführer Emil Kuhler (Kommandeur SS-Aufklärungs Abteilung 13/13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar")
SS-Gebirgsjäger-Regiment 28/13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"
Reichsführer-SS Heinrich Himmler dalam acara inspeksi ke SS-Aufklärungs-Abteilung 13/13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" di Truppenübungsplatz Neuhammer (Jerman). Dari kiri ke kanan: perwira SS tak dikenal; SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Prof. Dr. med. Karl Gebhardt (terhalang oleh Himmler, Oberster Kliniker beim Reichsarzt SS); Reichsführer-SS Heinrich Himmler (Chef der SS und Deutschen Polizei); SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Karl-Gustav Sauberzweig (Kommandeur 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"); SS-Sturmbannführer Götz Berens von Rautenfeld (IIa Personalverwaltung – 1. Adjutant 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"); Willi Christiansen (perwira staff 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" dengan jabatan tidak diketahui); SS-Sturmbannführer Erich Braun (Ia Erster Generalstabsoffizier / Chef des Stabes 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"); dan SS-Sturmbannführer Emil Kuhler (Kommandeur SS-Aufklärungs Abteilung 13/13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar")
Berdasarkan keterangan dari buku "Uniforms Of The SS Collected Edition" karya Andrew Mollo dan Hugh Page Taylor, foto ini diambil tanggal 12 Januari 1944 saat kunjungan ke 13.SS-Gebirgs-Division "Handschar". Sayangnya, terdapat kesalahan identifikasi perwira nomor dua dari kanan yang dikatakan sebagai Josef "Joschi" Fitzthum dalam buku tersebut, padahal bukan. Fitzthum dipromosikan menjadi SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS tanggal 30 Oktober 1943, dan tiga hari kemudian (3 November 1943) menjadi Beauftragter des RFSS beim Bevollmächtigten des Deutschen Reiches di Albania. Kita dapat melihat di tengah ada Walter Model, dan Model tidak pernah menginjakkan kaki di Albania! Identifikasi yang benar, dari kiri ke kanan: SS-Obergruppenführer Oswald Pohl, Generaloberst Walter Model, SS-Brigadeführer Dr.-Ing. Hans Kammler, dan Reichsführer-SS Heinrich Himmler. Model mejeng bareng para perwira SS dalam kapasitasnya sebagai z.b.V. im Führerhauptquartier (9 Januari 1944 - 31 Januari 1944)
Foto ini diambil pada tanggal 12 Januari 1944 pada saat kunjungan Himmler dan Model ke tempat latihan Waffen-Gebirgsjäger Regiment der SS 28/13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" di Truppenübungsplatz Neuhammer (Jerman). Dari kiri ke kanan: Reichsführer-SS Heinrich Himmler (Chef der SS und Deutschen Polizei); SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Hermann Fegelein (Chef des Amtes VI - Reit und Fahrwesen - im SS-Führungshauptamt); Generaloberst Walter Model (Oberbefehlshaber 9. Armee); SS-Obersturmbannführer Hellmuth Raithel (Kommandeur Waffen-Gebirgsjäger Regiment der SS 28/13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar"); dan SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Karl-Gustav Sauberzweig (Kommandeur 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar")
-----------------------------------------------------------------------------
MASA TUGAS DI YUGOSLAVIA (FEBRUARI 1944 - DESEMBER 1944)
Para prajurit muslim Bosnia dari 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) menunggu giliran untuk menikmati makanan halal yang sedang dimasak oleh koki divisi menggunakan Feldkochherd (FKH) alias "Gulaschkanone". Ikut mengawasi di sebelah kiri adalah komandan mereka yang berkebangsaan Jerman, yang berpangkat SS-Hauptsturmführer (Kapten). Foto hasil pewarnaan oleh Julius Jääskeläinen ini diambil pada bulan Maret 1944 sewaktu berlangsungnya "Unternehmen Wegweiser" (Operation Signpost). Dari tanggal 10 s/d 13 Maret 1943, Divisi Handschar menyerbu kantong pertahanan Partisan Yugoslavia di wilayah Syrmia, terutama di hutan-hutan sekitar Bosut dan pedesaan di pinggir sungai Sava. Kelompok gerilyawan Komunis di wilayah ini menjadi ancaman terus-menerus bagi jalur kereta api strategis yang menghubungkan Zagreb dengan Beograd. Unternehmen Wegweiser juga menjadi operasi militer pertama yang melibatkan Handschar, sekaligus pertempuran pertama mereka setelah berbulan-bulan menjalani pelatihan intensif di Jerman
Dari kiri ke kanan: Hannes Riesen, Vitatins Sackl dan Rolf Rein. Ketiganya adalah
perwira Flak (senjata anti pesawat udara) dari Waffen-Flak-Abteilung der SS 13 / 13.Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1), yang merupakan orang Jerman. Foto diambil di Bosnia-Herzegovina periode 1943-1944
Dua orang perwira Flak (senjata anti pesawat udara) dari Waffen-Flak-Abteilung der SS 13 / 13.Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1), yang merupakan orang Jerman, dari kiri ke kanan: Vitatins Sackl dan Schmee (tidak diketahui nama depannya). Foto diambil di Bosnia-Herzegovina periode 1943-1944
Foto-foto yang memperlihatkan SS-Feldgendarmerie Trupp 13 dalam tugas. Ini adalah unit polisi militer dari Handschar, dengan anggotanya kebanyakan diambil dari orang-orang Kroasia atau Katolik dan bukan Muslim Bosnia. Mereka adalah "sisa-sisa" dari anggota Handschar yang melakukan pemberontakan di Villefranche-de-Rouergue bulan November 1943. Para pemberontak tersebut bukanlah unsur Muslim melainkan unsur Katolik/Komunis-nya. Setelah berhasil dipadamkan, sekitar 300 orang Katolik yang tidak ikut serta dimasukkan ke dalam SS-Feldgendarmerie Trupp 13 yang lebih berdisiplin demi mencegah mereka "macam-macam" lagi
SS-Feldgendarmerie Trupp 13 memeriksa kelengkapan dokumen seorang wanita Bosnia yang mempesona (setidaknya dalam foto ini!). SS-Sturmscharführer di kanan bukanlah orang Bosnia atau Kroasia, melainkan bintara Volksdeutsche (keturunan Jerman yang tinggal di luar negeri) yang bertugas di divisi, yang terlihat dari SS-Brustabzeichen di saku bajunya
Tiga buah foto yang memperlihatkan orang yang sama, seorang perwira Jerman dalam tubuh "Handcshar" dengan pangkat SS-Obersturmführer. Dia merupakan seorang veteran perang di Front Timur (yang terlihat dari baris pita Ostmedaille di dadanya), dan juga seorang Alten Kämpfer (Der Ehrenwinkel der Alte Kämpfer). Foto kedua memperlihatkan si perwira mengenakan topi fez turki serta rune SS di bawah saku dada, suatu hal yang merupakan "kewajiban" bagi personil Jerman yang bertugas untuk melatih sukarelawan asing di divisi SS. Berdasarkan seragam musim panas tanpa jas/jaket dan insignia yang dikenakannya, Foto-foto ini kemungkinan diambil awal tahun 1944. Insignia unik di kerahnya mulai diperkenalkan ke divisi "Handschar" pertama kali di Neuhammer di akhir tahun 1943 (Desember) atau awal 1944 (Januari). Selain itu, topi fez yang dikenakannya menunjukkan bahwa foto ini diambil sebelum tahun 1945 karena sangat jarang (atau bahkan tidak ada) perwira keturunan Jerman di "Handcshar" yang mengenakan fez selepas tahun 1944. Terakhir, Kriegsverdienstkreuz I klasse mit Schwerter di sakunya tanpa tambahan medali tempur menunjukkan bahwa dia adalah seorang perwira administrasi dan bukannya pejuang di garis depan
Prajurit-prajurit Handschar mengenakan seragam kamuflase SS pola Erbsenmuster (pea-dot pattern). Pada musim panas tahun 1944, feldjacke (jaket lapangan) yang menggunakan pola Erbsenmuster M44 mulai dibagikan pada pasukan Waffen-SS di front Barat dan Timur. Beberapa di antaranya "nyangkut" pula di tangan anggota-anggota Handschar. Bagi beberapa bintara dan perwira, seragam jenis ini merupakan favorit mereka!
Para anggota Polizei Handschar dari Gendarmerie Sarajewo. Yang patut menjadi perhatian: (1) Perwira yang berdiri nomor dua dari kanan mengenakan rune SS di bawah saku dada yang menandakan bahwa dia adalah anggota SS penuh; (2) Bintara yang duduk paling kanan mempunyai sandi "Blitz" atau lencana "staff" anggota medis di lengannya. Dia juga mengenakan pita Eisernes Kreuz II. Klasse di kancing kedua seragamnya; (3) Bintara yang berdiri pertama dari kiri di foto atas dan kedua dari kiri di foto bawahnya mengenakan saku seragam yang tak mempunyai lipatan di tengahnya, yang berbeda dari rekan-rekannya yang lain. Ini adalah seragam khas Heer M42
Foto lain yang memperlihatkan para anggota Gendarmerie Sarajewo. Salah satu perbedaan yang paling kentara antara anggota Polisi Militer dengan tentara Handschar reguler adalah lambang Polizei yang terpampang di fez mereka dan bukannya elang SS, selain itu fez yang mereka pakai juga lebih panjang dibandingkan fez tentara biasa
Dua orang perwira Handschar (salah satu di antaranya adalah orang Jerman) bersama dengan bocah yang tampaknya berasal dari Bosnia. Bagaimana kita tahu mana yang orang Jerman? Dengan melihat rune SS di dadanya, yang menunjukkan bahwa dia merupakan anggota SS dari masa sebelum perang
Para perwira dari 13. SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division (Kroatien) mendengarkan pidato Mufti Amin al-Husseini dalam sebuah acara pertemuan di Berlin yang diselenggarakan pada tanggal 3 November 1943. Baris kedua, kedua dari kiri (dengan fez-nya yang nyengsol ke arah kanan) adalah SS-Hauptsturmführer Husejin Džozo; sementara baris depan, paling kanan, kemungkinan adalah SS-Obersturmführer Heinrich Gaese. Foto ini pertama kali dipublikasikan oleh Scherl Bilderdienst
-----------------------------------------------------------------------------
Lima orang bersaudara yang menjadi awak meriam howitzer di Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgs-Artillerie-Regiment / 13.SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division (Kroatien). Dua yang berpose paling depan adalah yang termuda diantara kelimanya: Ibro (loader) dan Jašar (petugas amunisi), yang dijuluki "Si Kecil". Figur mereka - melalui foto hasil jepretan SS-Kriegsberichter Eugen Nonnenmacher yang diambil di Bosnia-Herzegovina pada bulan April 1944 ini - dikenal di seantero Divisi Handschar, dan begitu pula oleh para pemerhati Wehrmacht, yang pertama kali melihatnya melalui majalah propaganda SIGNAL yang diterbitkan pada tahun 1944. Sayangnya, tidak diketahui bagaimana nasib akhir kelima bersaudara ini, apakah selamat dari perang atau tidak. BTW, pada bulan Mei 1944 resimen dan divisi mereka dinamai ulang, dari Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgs-Artillerie-Regiment / 13.SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division (Kroatien) menjadi SS-Freiwilligen-Gebirgs-Artillerie-Regiment 13 / 13.Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1)
Foto hasil jepretan SS-Kriegsberichter Eugen Nonnenmacher yang diambil di Bosnia-Herzegovina pada bulan April 1944 ini memperlihatkan para awak meriam howitzer ringan leFH 18 (leichte Feldhaubitze) kaliber 105mm Waffen-SS sedang beraksi. Mereka berasal dari unit Kroatisches SS-Freiwilligen-Gebirgs-Artillerie-Regiment / 13.SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division (Kroatien) yang satu bulan kemudian - Mei 1944 - berganti nama menjadi SS-Freiwilligen-Gebirgs-Artillerie-Regiment 13 / 13.Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1). Uniknya, para awak senjata beledug satu ini merupakan lima bersaudara (!) yang figurnya terkenal ke seluruh dunia melalui foto hasil karya Nonnenmacher lainnya. Meskipun telah banyak contoh di Divisi Handschar yang memperlihatkan bahwa anggota dari satu keluarga yang sama ikut mendaftar menjadi anggota, tapi untuk lima bersaudara yang semuanya masuk ke unit yang sama, merekalah juaranya! Karenanya dibuatlah serangkaian foto yang memperlihatkan saat mereka bertugas, tentunya untuk kepentingan propaganda ("Fünf Brüder und eine Haubitze. Im Einsatz gegen bolschewistische Banden..." - Lima bersaudara dan satu howitzer, dalam pergulatan melawan gerombolan Bolsewik). Dalam foto ini sendiri, hanya tiga orang kakak-beradik itu yang terlihat (bintara di sebelah kiri bukanlah salah satunya. Dia adalah komandan mereka). Aslinya foto ini adalah hitam-putih, tapi kemudian mendapat pewarnaan secara profesional oleh majalah Jerman masa perang, SIGNAL (edisi 18/1944 halaman 19). Pewarnaan tersebut begitu bagusnya sehingga banyak orang terkecoh, dan menyangka bahwa foto ini adalah foto berwarna asli!
Petugas radio dari I.Bataillon / SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 28 - yang dikenal sebagai Batalyon Albania dalam tubuh 13. SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division (Kroatien) - dengan topi fez Totenkopf SS Albania (Albanerfez) mereka yang khas, melakukan komunikasi dengan markas pusat dalam Unternehmen Osterei (Operasi Telur Paskah), di Bosnia pada bulan April 1944. Tujuan utama dari operasi militer ini adalah untuk membersihkan wilayah pegunungan Majevica dari gerombolan Partisan Komunis Yugoslavia pimpinan Josif Broz Tito. Resimen SS ke-28 bergerak melintasi Mackovac dan - setelah pertempuran di Priboj - berhasil mendesak Divisi Partisan ke-38 ke arah selatan. Divisi ke-38 Tito akhirnya terusir dari Majevica beberapa hari kemudian dengan membawa serta 200 orang anggota mereka yang terluka. Dalam foto ini kita bisa melihat bintara Jerman sedang menyampaikan laporan situasi terkini dan bersiap untuk menerima perintah selanjutnya, sementara prajurit-prajurit Albania membawa perlengkapan radio di punggung mereka. Para anggota dari batalyon ini kebanyakan diambil dari etnis Albania yang bermukim di Kosovo dan Sandzak/Rashka (Serbia). Mereka mempunyai seorang imam sendiri, dan formasinya dibentuk berdasarkan model Legion Muslim Albania di era Austro-Hungaria berpuluh-puluh tahun sebelumnya
Seorang SS-Unterscharführer Albania yang berasal dari I.Bataillon / SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 28 / 13.SS-Freiwilligen-Bosnien-Herzegowina-Gebirgs-Division (Kroatien) meniup flute tradisional saat sedang beristirahat di sela-sela perjalanan. Batalyon ini khusus berisi orang-orang Albania, dan tak lama kemudian dikirimkan ke Priština untuk membentuk inti dari divisi SS baru yang sepenuhnya berisi orang-orang Albania: 21. SS Waffen-Gebirgs-Division der SS "Skanderbeg" (albanische Nr. 1). Menurut kesaksian SS-Hauptsturmführer Georg Berger, Kepala Staff Divisi Skanderberg, orang-orang Albania "Terlihat sedih saat harus berangkat meninggalkan unit lama mereka". Para bintaranya mengenakan topi fez Totenkopf SS Albania (Albanerfez), yang mempunyai bentuk berbeda dengan topi fez Handschar dan dibuat berdasarkan topi tradisional bangsa Albania yang bernama qeleshe. Foto ini sendiri diambil pada bulan April 1944 saat berlangsungnya Unternehmen Osterei (Operasi Telur Paskah) di Bosnia. Operasi ini berhasil dilaksanakan, dan pasukan Partisan Yugoslavia dari Divisi ke-38 terusir dari wilayah pegunungan Majevica. Secara umum, pihak Jerman mengklaim Osterei sebagai sebuah kesuksesan besar, dimana semua target divisi berhasil terpenuhi dengan kerugian yang minimal
Para anggota II.Bataillon / SS-Freiwilligen-Gebirgsjäger-Regiment 27 / 13.Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) di Bijeljina/Bosnia-Herzegovina, bulan Mei 1944. Duduk di depan, dari kiri ke kanan: SS-Obersturmführer der Reserve Rolf Baumeister (Bataillonsadjutant. Dihukum mati di Yugoslavia pada tanggal 17 Juli 1948), SS-Obersturmführer Gerd Jordt (Kompaniechef. Terbunuh tanggal 13 November 1944), SS-Sturmbannführer Karl Fischer (Bataillonskommandeur), SS-Hauptsturmführer Albert Stenwedel (Kompaniechef. Nantinya meraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 3 Mei 1945), dan SS-Hauptsturmführer Kamillo Benno (Kompaniechef). Baris belakang, dari kiri ke kanan: SS-Untersturmführer Dr. Matthias Muser (Bataillonsarzt. Terbunuh tanggal 14 Agustus 1944), SS-Oberscharführer Dr. Peter Stegh (Bataillonsveterinär), dan dua orang Zugführer (Komandan peleton) berpangkat SS-Untersturmführer
Lima orang berkebangsaan Jerman anggota SS-Nachrichten-Abteilung 13 / 13.Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1), saling bersenda gurau sesama mereka dengan memanfaatkan palu. Foto diambil di Bosnia-Herzegovina pada bulan Juni 1944. Dari kiri ke kanan: Schroer, Krüger, Droste, Fleischmann, Schuster. Tidak seperti unit-unit lain dalam tubuh Divisi Handschar yang umumnya menempatkan para keturunan Jerman di posisi perwira dan bintara, unit Sandi (Nachrichtentruppe) sebagian besar terdiri dari orang Jerman asli. Ini karena untuk komunikasi (terutama yang menggunakan radio dan telegraf) kebanyakan menggunakan bahasa Jerman, sehingga peranan orang-orang lokal tidak terlalu dibutuhkan
Para prajurit dari Stabskompanie / SS-Nachrichten-Abteilung 13 / 13.Waffen-Gebirgs-Division der SS Handschar (kroatische Nr. 1) berpose di depan kamera sambil mengenakan fez dan menyelipkan stielhandgranate di ikat pinggang mereka. Batalyon Sandi milik Divisi Handschar ini bermarkas di Brčko, Bosnia, dari bulan Maret s/d September 1944, dan menjadi satu-satunya batalyon Handschar yang semua anggotanya merupakan orang asli Jerman! Pertama dari kiri yang memakai celemek adalah Friedbald Bauer, tukang masak kompi yang berasal dari Ebensfeld (Jerman)
Seorang perwira rendah Handschar berpangkat SS-Hauptscharführer dengan seragam putih musim panas (Weißer Dienstrock). Simbol bunga Edelweiss dalam lingkaran di lengannya menunjukkan bahwa dia merupakan seorang anggota pasukan gunung (Gebirgsjäger)
Foto-foto ini diambil pada saat berlangsungnya Unternehmen Wegweiser (Operation Signpost) bulan April 1944, kemungkinan saat penyeberangan ke wilayah Bosnia di Brcko. Para prajurit muda Handschar ini berpose di bawah menara sebuah masjid di atas truk Opel (atas), sementara pamflet yang mereka baca telah disebarkan dari udara beberapa saat sebelum mereka menyeberangi sungai Sava
Foto-foto ini diambil pada saat berlangsungnya Unternehmen Wegweiser (Operation Signpost) bulan April 1944, kemungkinan saat penyeberangan ke wilayah Bosnia di Brcko. Para prajurit muda Handschar ini berpose di bawah menara sebuah masjid di atas truk Opel (atas), sementara pamflet yang mereka baca telah disebarkan dari udara beberapa saat sebelum mereka menyeberangi sungai Sava
Prajurit Handschar bersama keluarganya. Sebagian besar para anggota Handcshar yang berasal dari Bosnia masuk divisi ini bukan karena semata-mata ingin icip-icip rasanya bertempur sebagai anggota elit Waffen-SS, melainkan karena ingin melindungi keluarga dan handai-tolan mereka dari gangguna para Partisan dan Chetnik
Foto karya SS-Kriegsberichter Jobst Gösling ini memperlihatkan seorang SS-Standartenoberjunker muda dari 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1). Uniknya, dia yang notabene masih bintara tapi mengenakan koppelschloss (kepala ikat pinggang) perwira! Ini karena SS-Standartenoberjunker diperbolehkan untuk mengenakan ikat pinggang perwira, tambang perwira schirmmütze, dan insignia perwira. Mereka merupakan lulusan Junkerschule yang ditempatkan di unit-unit front depan sebagai "perwira pengganti" sampai bisa membuktikan kemampuannya sehingga bisa dipromosikan menjadi SS-Untersturmführer. Mereka juga diperbolehkan untuk membeli seragam serta perlengkapannya sendiri, sama seperti perwira lainnya
Foto karya SS-Kriegsberichter Jobst Gösling ini memperlihatkan seorang SS-Standartenoberjunker muda dari 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1). Uniknya, dia yang notabene masih bintara tapi mengenakan koppelschloss (kepala ikat pinggang) perwira! Ini karena SS-Standartenoberjunker diperbolehkan untuk mengenakan ikat pinggang perwira, tambang perwira schirmmütze, dan insignia perwira. Mereka merupakan lulusan Junkerschule yang ditempatkan di unit-unit front depan sebagai "perwira pengganti" sampai bisa membuktikan kemampuannya sehingga bisa dipromosikan menjadi SS-Untersturmführer. Mereka juga diperbolehkan untuk membeli seragam serta perlengkapannya sendiri, sama seperti perwira lainnya
Prajurit Divisi Gunung SS Handschar berpose di tengah keramaian pasar ala Tanah Abang di Bosnia. Orang-orang Bosnia (Bosniak/Bošnjaci) adalah keturunan Slav selatan yang masuk Islam pada zaman pemerintahan Turki Usmani. Mereka bukanlah orang-orang keturunan Turki (seperti persepsi yang banyak berkembang) meskipun adat istiadatnya kental dengan pengaruh negara tersebut, terutama topi fez-nya yang khas. Dapat anda hitung berapa topi fez yang nongol dalam foto ini?
Para perwira dari Waffen-Flak-Abteilung der SS 13 / 13.Waffen-Gebirgs-Division der SS Handschar sedang ngobrol bareng tanggal 18 Agustus 1944. Detasemen Flak Bersenjata SS ke-13 bertugas sebagai unit anti pesawat udara Divisi Handschar. Meskipun begitu, mereka dilatih untuk menghadapi serangan darat karena kecilnya kemungkinan menghadapi serangan udara Sekutu, sementara skuadron udara Partisan (Partizanksa Eskadrila) sendiri bisa dibilang hanya melakukan operasi udara dalam skala terbatas saja
Para NCO (perwira rendah) dari Batalyon Sinyal SS ke-13 atau SS-Nachrichten-Abteilung 13
Para prajurit dari Nachrichten Abteilung 13
Perwira Handschar dalam upacara pemakaman rekan mereka
Para NCO (perwira rendah) dari Batalyon Sinyal SS ke-13 atau SS-Nachrichten-Abteilung 13
Para prajurit dari Nachrichten Abteilung 13
Perwira Handschar dalam upacara pemakaman rekan mereka
Mufti Amin al-Husseini dalam kunjungannya ke markas Divisi Handschar
Penganugerahan medali (tampaknya Eisernes Kreuz II klasse) untuk para anggota pinilih dari Flak Abteilung 13
Prajurit muslim Handschar
Penganugerahan medali (tampaknya Eisernes Kreuz II klasse) untuk para anggota pinilih dari Flak Abteilung 13
Prajurit muslim Handschar
Pertemuan antara Mufti Amin al-Husseini dengan Heinrich Himmler. Pada tanggal 6 Agustus 1943, Himmler menulis surat di bawah ini ke SS Gruppenführer und Generalleutnant der Polizei Konstantin Kammerhofer (wakil Himmler di NDH, Nezavisna Država Hrvatska) serta SS-Obergruppenführer und General der Waffen-SS Artur Phleps (Kommandeur V. SS-Freiwilligen-Gebirgskorps): "... semua anggota muslim dari Waffen-SS dan Polizei harus diberi hak penuh untuk melaksanakan kewajiban religius mereka, termasuk tidak menyentuh segala sesuatu yang berhubungan dengan babi dan alkohol... Aku perintahkan hal ini dengan tegas pada semua komandan Jerman dan perwira SS lainnya, untuk menghormati keyakinan dan hak-hak khusus yang diberikan pada kaum muslim.."
Prajurit Handschar sedang berbaris. Divisionskommandeur Karl-Gustav Sauberzweig memberikan komentar tentang mereka: "Orang-orang Bosnia adalah prajurit yang tangguh. Kekuatan mereka terletak pada pertempuran jarak dekat dan penggunaan wilayah sekitarnya"
Prajurit Handschar mengenakan topi fez-nya yang khas dalam sebuah foto studio. Terdapat dua jenis fez yang digunakan: yang berwarna abu-abu (untuk di lapangan) dan merah marun (untuk jalan-jalan atau parade). Fez untuk perwira dan jenderal lebih pendek ukurannya dibandingkan dengan bintara serta prajurit
Prajurit Handschar sedang bersenang-senang di tenda mereka. Untuk sehari-hari mereka memakai topi fez, sedangkan helm biasanya digunakan hanya saat sedang latihan perang atau operasi partisan
Dua orang tokoh terkemuka dari 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS
"Handschar" (kroatische Nr. 1): SS-Standartenführer Desiderius Hampel
(kiri) dan SS-Brigadeführer Karl-Gustav Sauberzweig. Hampel adalah
Kommandeur Quartiermeisterabteilung 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS
"Handschar" (kroatische Nr. 1) yang kemudian menggantikan Sauberzweig
sebagai komandan Handschar (19 Juni 1944) sampai dengan berakhirnya
perang (8 Mei 1945)
Suasana khutbah di masjid oleh imam Divisi yang dihadiri oleh para prajurit Handschar. Mungkinkah shalat Jum'at?
Dalam majalah yang sama, diperlihatkan kegiatan para prajurit ini, termasuk di antaranya: shalat!
Prajurit Handschar. Muslim Bosnia menyumbangkan sekitar 20.000 s/d 25.000 pria terbaiknya untuk bertugas di Waffen-SS dan Polizei, sekitar 4% dari total populasi mereka. Fakta ini tercatat sebagai salah satu rasio tertinggi keanggotaan dalam tubuh Nazi bila dibandingkan dengan jumlah keseluruhan populasi selama berlangsungnya Perang Dunia II! Salah satu anggota Divisi Handschar yang paling terkenal adalah Alija Izetbegović, yang kemudian menjadi Presiden Bosnia-Herzegovina pertama!
Latihan menarik artileri berat di medan bergunung, Mei 1944. Instrukturnya sendiri adalah orang Jerman asli
Para prajurit Handschar sedang membaca "propaganda" tentang Yahudi dan Islam, 21 Juni 1943
--------------------------------------------------------------------------
KOMMANDEUR
SS-Oberführer Karl-Gustav Sauberzweig di meja kerjanya. Dia merupakan seorang perwira Heer berpangkat Oberst yang ditransfer ke Waffen-SS pada tanggal 1 Agustus 1943 dan langsung dikasih pangkat SS-Oberführer oleh Reichsführer-SS Heinrich Himmler. Seminggu kemudian dia diserahi jabatan sebagai komandan Kroatische-SS-Freiwilligen-Division (Divisi Sukarelawan SS Kroasia) yang merupakan cikal-bakal 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1). Foto-foto dari Sauberzweig bisa dilihat DISINI
--------------------------------------------------------------------------
PERAIH RITTERKREUZ
SS-Hauptsturmführer der Reserve Karl Liecke (kanan) berbincang-bincang dengan dua orang bintara Handschar. Liecke nantinya akan meraih Ritterkreuz tanggal 3 Mei 1945 sebagai SS-Obersturmbannführer der Reserve dan Kommandeur Waffen-Gebirgsjäger-Regiment 27 der SS. Dia berasal dari 4. SS-Polizei-Division dan posisi pertamanya di 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) adalah sebagai Ib Quartiermeister (Logistik,Verwundeten- und Versorgungsdienste)
--------------------------------------------------------------------------
Jangan terkecoh ngeliat mukanya dan menyangka perwira di atas adalah orang Bosnia atau keturunan Balkan karena dia adalah orang Jerman asli! Namanya adalah SS-Sturmbannführer der Reserve Albert Faßbender yang merupakan Nachschubsfiihrer 13 /13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (20 September 1943 - musim panas 1944), menggantikan SS-Obersturmbannführer Ajanović dan digantikan oleh SS-Sturmbannführer Ernst Rademacher
SS-Hauptsturmführer Heinz Knoll (lahir 17 Februari 1913 di Berlin) adalah Komandan SS-Gebirgs-Pionier Bataillon 13/13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" periode 21 September 1943 - 30 Maret 1945, setelah menggantikan SS-Obersturmbannführer Oskar Kirchlmim yang tewas dibunuh oleh anakbuahnya sendiri pada tanggal 17 September 1943 dalam peristiwa pemberontakan dari sebagian unit Handschar. Knoll pada gilirannya gugur dalam pertempuran tangggal 30 Maret 1945 di Somogy-Udvahely (Hungaria) dan posisinya digantikan oleh SS-Obersturmführer der Reserve Hans Amtmann. Pangkat terakhirnya adalah SS-Sturmbannführer (21 Juni 1944)
SS-Rottenführer Wilfried Kuntsmann adalah anak dari Gaubereichsleiter Adolf Kuntsmann, seorang petinggi jawatan pos di Nürnberg yang juga peraih Goldenes Parteiabzeichen (30 Januari 1943). Kuntsmann muda kemudian bergabung dengan Waffen-SS, dan ditempatkan di 6. SS-Gebirgs-Division "Nord" di Skandinavia. Selanjutnya dia dipindahkan ke 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) yang beroperasi di wilayah Balkan, dan tergabung dalam SS-Nachrichten-Abteilung 13, satu-satunya unit Handschar yang seluruh anggotanya adalah keturunan Jerman
Ayah dan anak yang sama-sama mengabdi di 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) dan juga sama-sama berpangkat SS-Schütze! Tak diketahui nama ayahnya, tapi nama anaknya yang di sebelah kanan adalah Husein Mujkanovic yang terbunuh dalam pertempuran di Hungaria bulan April 1945
SS-Unterscharführer Rudolf "Rudi" Sommerer, seorang bintara Jerman di 6.Kompanie/I.Bataillon/Waffen-Gebirgsjäger-Regiment der SS 28 (kroatische Nr. 2) yang merupakan batalyon Albania dalam tubuh Divisi "Handschar" dan mempunyai anggota sekitar 300 orang Muslim Albania. Sebagian nama yang terkemuka dari batalyon ini adalah SS-Sturmmann Nazir Hodic serta Ajdin Mahmutovic. Yang terakhir baru berusia 17 tahun saat masuk SS!
SS-Unterscharführer Rudolf "Rudi" Sommerer (kiri) dan SS-Sturmmann Nazir Hodić dari 6.Kompanie/I.Bataillon/Waffen-Gebirgsjäger-Regiment der SS 28 (kroatische Nr. 2). Tentang Hodić, Sommerer berkomentar: "Pemimpin regu Albaniaku, Nazir Hodić, membawa lima orang anakbuahnya dan menyerbu sebuah posisi Partisan yang berada di perbukitan. Mereka behasil menguasai sebuah bukit kecil dan membunuh beberapa orang pasukan musuh tanpa kehilangan korban satupun!" Dalam foto di atas Hodić mengenakan Albanerfez
SS-Sturmbannführer Erich Braun (kiri) dan SS-Obersturmführer Walter Schaumuller di selatan Mitrovici (Bosnia) dalam foto tertanggal 12 April 1944 saat dimulainya Unternehmen Osterei (Operation Easter Egg/Operasi Telur Paskah). Braun (kelahiran 8 Februari 1912) adalah Chef des Stabes 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) dari 1 Maret 1943 s/d 1 Juli 1944, sementara Schaumuller (kelahiran 6 Agustus 1920) adalah Chef 5.Kompanie/I.Bataillon/Waffen-Gebirgsjäger-Regiment der SS 28 (kroatische Nr. 2). Dalam foto di atas, Braun mengenakan SS-fez sementara Schaumuller Albanerfez
Dua orang perwira Divisi Handschar nongkrong bersama sepeda motor Zündapp KS 750 yang entah nyolong dari mana. Sebagai anggota SS-Gebirgsjäger, mereka mengenakan Edelweiss-Abzeichen (lencana Edelweiss) di lengan kanan serta bergstiefel (sepatu gunung) di kaki. Dari kiri ke kanan: SS-Untersturmführer Hugo Schmidt (Zugführer di 2.Kompanie/Waffen-Gebirgs-Pionier-Abteilung der SS 13) dan komandan kompinya SS-Obersturmführer der Reserve Hans Amtmann (Chef 2.Kompanie/Waffen-Gebirgs-Pionier-Abteilung der SS 13) yang nantinya naik jabatan jadi Komandan SS-Gebirgs-Pionier Bataillon 13 menggantikan SS-Sturmbannführer Heinz Knoll yang terbunuh dalam pertempuran tanggal 30 Maret 1945
------------------------------------------------------------------
Pasukan muslim Bosnia dalam tubuh Divisi SS Handschar pertama kali muncul dalam media Jerman melalui sampul majalah "Kölnische Illustrierte Zeitung" edisi no.50 tanggal 16 Desember 1943. Majalah tersebut memperlihatkan para prajurit Handschar sedang berdiri tegap sambil menyandang senapan Mauser Karabiner 98k. Judul teksnya berbunyi "Das Gewehr Über" (Senapan di Atas), sementara isi teksnya adalah "Stabsjäger der SS-Freiwilligen aus Bosnien und der Herzegowina" (Staff pemburu dari sukarelawan SS asal Bosnia dan Herzegovina). Sebagai fotografer adalah SS-Kriegsberichter Werner Mielke. Perlu diingat bahwa penggunaan kata "Handschar" sebagai julukan dari divisi tersebut baru disebut setahun kemudian
"Penampakan" selanjutnya pasukan SS muslim Bosnia adalah dalam sampul majalah "Wiener Illustrierte" edisi nr.2 tanggal 12 Januari 1944. Ini adalah penampilan utama yang kedua dari Divisi SS Handschar di media Jerman setelah sebelumnya nongol dalam sampul majalah "Kölnische Illustrierte Zeitung" edisi no.50 tanggal 16 Desember 1943. Sampul di atas menampilkan penasihat spiritial muslim Bosnia asal Palestina, Mufti Haj Amin Al Husseini, sedang menginspeksi pasukannya. Teks aslinya berbunyi: “Der Grossmufti von Jerusalem bei den bosnischen Freiwilligen der Waffen-SS" (Mufti Besar Yerusalem bersama dengan sukarelawan Bosnia di Waffen-SS). Sebagai fotografer adalah SS-Kriegsberichter Werner Mielke. Harga dari majalah ini adalah 20 Pfennig
--------------------------------------------------------------------------
KOMMANDEUR
SS-Oberführer Karl-Gustav Sauberzweig di meja kerjanya. Dia merupakan seorang perwira Heer berpangkat Oberst yang ditransfer ke Waffen-SS pada tanggal 1 Agustus 1943 dan langsung dikasih pangkat SS-Oberführer oleh Reichsführer-SS Heinrich Himmler. Seminggu kemudian dia diserahi jabatan sebagai komandan Kroatische-SS-Freiwilligen-Division (Divisi Sukarelawan SS Kroasia) yang merupakan cikal-bakal 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1). Foto-foto dari Sauberzweig bisa dilihat DISINI
--------------------------------------------------------------------------
PERAIH RITTERKREUZ
SS-Hauptsturmführer der Reserve Karl Liecke (kanan) berbincang-bincang dengan dua orang bintara Handschar. Liecke nantinya akan meraih Ritterkreuz tanggal 3 Mei 1945 sebagai SS-Obersturmbannführer der Reserve dan Kommandeur Waffen-Gebirgsjäger-Regiment 27 der SS. Dia berasal dari 4. SS-Polizei-Division dan posisi pertamanya di 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) adalah sebagai Ib Quartiermeister (Logistik,Verwundeten- und Versorgungsdienste)
--------------------------------------------------------------------------
Jangan terkecoh ngeliat mukanya dan menyangka perwira di atas adalah orang Bosnia atau keturunan Balkan karena dia adalah orang Jerman asli! Namanya adalah SS-Sturmbannführer der Reserve Albert Faßbender yang merupakan Nachschubsfiihrer 13 /13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (20 September 1943 - musim panas 1944), menggantikan SS-Obersturmbannführer Ajanović dan digantikan oleh SS-Sturmbannführer Ernst Rademacher
SS-Hauptsturmführer Heinz Knoll (lahir 17 Februari 1913 di Berlin) adalah Komandan SS-Gebirgs-Pionier Bataillon 13/13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" periode 21 September 1943 - 30 Maret 1945, setelah menggantikan SS-Obersturmbannführer Oskar Kirchlmim yang tewas dibunuh oleh anakbuahnya sendiri pada tanggal 17 September 1943 dalam peristiwa pemberontakan dari sebagian unit Handschar. Knoll pada gilirannya gugur dalam pertempuran tangggal 30 Maret 1945 di Somogy-Udvahely (Hungaria) dan posisinya digantikan oleh SS-Obersturmführer der Reserve Hans Amtmann. Pangkat terakhirnya adalah SS-Sturmbannführer (21 Juni 1944)
SS-Rottenführer Wilfried Kuntsmann adalah anak dari Gaubereichsleiter Adolf Kuntsmann, seorang petinggi jawatan pos di Nürnberg yang juga peraih Goldenes Parteiabzeichen (30 Januari 1943). Kuntsmann muda kemudian bergabung dengan Waffen-SS, dan ditempatkan di 6. SS-Gebirgs-Division "Nord" di Skandinavia. Selanjutnya dia dipindahkan ke 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) yang beroperasi di wilayah Balkan, dan tergabung dalam SS-Nachrichten-Abteilung 13, satu-satunya unit Handschar yang seluruh anggotanya adalah keturunan Jerman
Ayah dan anak yang sama-sama mengabdi di 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) dan juga sama-sama berpangkat SS-Schütze! Tak diketahui nama ayahnya, tapi nama anaknya yang di sebelah kanan adalah Husein Mujkanovic yang terbunuh dalam pertempuran di Hungaria bulan April 1945
SS-Unterscharführer Rudolf "Rudi" Sommerer, seorang bintara Jerman di 6.Kompanie/I.Bataillon/Waffen-Gebirgsjäger-Regiment der SS 28 (kroatische Nr. 2) yang merupakan batalyon Albania dalam tubuh Divisi "Handschar" dan mempunyai anggota sekitar 300 orang Muslim Albania. Sebagian nama yang terkemuka dari batalyon ini adalah SS-Sturmmann Nazir Hodic serta Ajdin Mahmutovic. Yang terakhir baru berusia 17 tahun saat masuk SS!
SS-Unterscharführer Rudolf "Rudi" Sommerer (kiri) dan SS-Sturmmann Nazir Hodić dari 6.Kompanie/I.Bataillon/Waffen-Gebirgsjäger-Regiment der SS 28 (kroatische Nr. 2). Tentang Hodić, Sommerer berkomentar: "Pemimpin regu Albaniaku, Nazir Hodić, membawa lima orang anakbuahnya dan menyerbu sebuah posisi Partisan yang berada di perbukitan. Mereka behasil menguasai sebuah bukit kecil dan membunuh beberapa orang pasukan musuh tanpa kehilangan korban satupun!" Dalam foto di atas Hodić mengenakan Albanerfez
SS-Sturmbannführer Erich Braun (kiri) dan SS-Obersturmführer Walter Schaumuller di selatan Mitrovici (Bosnia) dalam foto tertanggal 12 April 1944 saat dimulainya Unternehmen Osterei (Operation Easter Egg/Operasi Telur Paskah). Braun (kelahiran 8 Februari 1912) adalah Chef des Stabes 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) dari 1 Maret 1943 s/d 1 Juli 1944, sementara Schaumuller (kelahiran 6 Agustus 1920) adalah Chef 5.Kompanie/I.Bataillon/Waffen-Gebirgsjäger-Regiment der SS 28 (kroatische Nr. 2). Dalam foto di atas, Braun mengenakan SS-fez sementara Schaumuller Albanerfez
Dua orang perwira Divisi Handschar nongkrong bersama sepeda motor Zündapp KS 750 yang entah nyolong dari mana. Sebagai anggota SS-Gebirgsjäger, mereka mengenakan Edelweiss-Abzeichen (lencana Edelweiss) di lengan kanan serta bergstiefel (sepatu gunung) di kaki. Dari kiri ke kanan: SS-Untersturmführer Hugo Schmidt (Zugführer di 2.Kompanie/Waffen-Gebirgs-Pionier-Abteilung der SS 13) dan komandan kompinya SS-Obersturmführer der Reserve Hans Amtmann (Chef 2.Kompanie/Waffen-Gebirgs-Pionier-Abteilung der SS 13) yang nantinya naik jabatan jadi Komandan SS-Gebirgs-Pionier Bataillon 13 menggantikan SS-Sturmbannführer Heinz Knoll yang terbunuh dalam pertempuran tanggal 30 Maret 1945
------------------------------------------------------------------
Pasukan muslim Bosnia dalam tubuh Divisi SS Handschar pertama kali muncul dalam media Jerman melalui sampul majalah "Kölnische Illustrierte Zeitung" edisi no.50 tanggal 16 Desember 1943. Majalah tersebut memperlihatkan para prajurit Handschar sedang berdiri tegap sambil menyandang senapan Mauser Karabiner 98k. Judul teksnya berbunyi "Das Gewehr Über" (Senapan di Atas), sementara isi teksnya adalah "Stabsjäger der SS-Freiwilligen aus Bosnien und der Herzegowina" (Staff pemburu dari sukarelawan SS asal Bosnia dan Herzegovina). Sebagai fotografer adalah SS-Kriegsberichter Werner Mielke. Perlu diingat bahwa penggunaan kata "Handschar" sebagai julukan dari divisi tersebut baru disebut setahun kemudian
"Penampakan" selanjutnya pasukan SS muslim Bosnia adalah dalam sampul majalah "Wiener Illustrierte" edisi nr.2 tanggal 12 Januari 1944. Ini adalah penampilan utama yang kedua dari Divisi SS Handschar di media Jerman setelah sebelumnya nongol dalam sampul majalah "Kölnische Illustrierte Zeitung" edisi no.50 tanggal 16 Desember 1943. Sampul di atas menampilkan penasihat spiritial muslim Bosnia asal Palestina, Mufti Haj Amin Al Husseini, sedang menginspeksi pasukannya. Teks aslinya berbunyi: “Der Grossmufti von Jerusalem bei den bosnischen Freiwilligen der Waffen-SS" (Mufti Besar Yerusalem bersama dengan sukarelawan Bosnia di Waffen-SS). Sebagai fotografer adalah SS-Kriegsberichter Werner Mielke. Harga dari majalah ini adalah 20 Pfennig
Sumber :
Buku "Bosnia and Herzegovina in the Second World War" karya Enver Redžić
Buku "Himmler's Bosnian Division: The Waffen-SS Handschar Division 1943-1945" karya George Lepre
Buku "Muslimansko autonomastvo i 13. SS divizija: Autonomija Bosne i Hercegovine i Hitlerov Trec'i Rajh" karya Enver Redžić
Majalah "Der Freiwillige" edisi no.7 bulan Juli 1976
Foto koleksi pribadi Bob Coleman
Foto koleksi pribadi HouweTrouwe
www.5sswiking.tumblr.comMajalah "Der Freiwillige" edisi no.7 bulan Juli 1976
Foto koleksi pribadi Bob Coleman
Foto koleksi pribadi HouweTrouwe
www.alamy.com
www.axishistory.com
www.bandenkampf.blogspot.com
www.beeldbankwo2.nl
www.commons.wikimedia.org
www.ebay.com
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.handzar.jimdo.com
www.kriegsberichter-archive.com
www.militaryphotos.net
www.muzej-nz.si
www.photobucket.com
www.serbianna.com
www.wehrmacht-awards.com
www.worldwartwozone.com
salam kenal mas, saya liat di foto2 pasukan nazi ada yang muslim juga? gimana sejarahnya tuh? berarti nazi ngga rasis juga donk ya?
ReplyDeletetks.
Adit
Sebenarnya Nazi ga jahat juga sama muslim. Hitler bahkan menganggap muslim sebagai kawan, bukan lawan. Yg "melebih-lebihkan" kejahatan mereka kan pihak yg "menang" saja...
DeleteBang itu peci ada yang menjual ga
ReplyDeleteHEIL MEIN FÜHRER ADOLF HITLER !!!
ReplyDelete