Tuesday, July 20, 2010

Koleksi Lukisan Perang Nazi Jerman

HEER

 Lukisan box Tamiya 1:16 yang memperlihatkan seorang perwira Heer berpangkat Oberleutnant dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland". Dia memakai dienstanzug (seragam tugas) M36 dipadukan dengan stiefelhose (celana sepatu). Salah satu tangannya berkacak pinggang sementara satunya lagi memegang lederhandschuhe (sarung tangan kulit). Di lehernya tercantol Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes. Di lengan kanannyanya dia memakai ärmelstreifen (pita lengan) "Großdeutschland" model kedua


Lukisan karya Paul Turoff buatan awal tahun 1940 berukuran 132cm x 93cm milik Philipp Towarisch ini memperlihatkan seorang Leutnant muda berwajah tampan dari unit kavaleri. Terdapat kisah menarik sekaligus mengharukan dibaliknya: dia berasal dari keluarga bangsawan Jerman dan gugur di Belgia tahun 1940 di usia 22 tahun. Tunangannya, yang juga berasal dari kaum bangsawan, bekerja di Kedutaan Besar Jerman di masa perang dan sesudahnya. Dia begitu mencintai pria tersebut walaupun telah tiada, dan selalu membawa lukisannya kemanapun dia pergi! Tak ada keterangan tentang nama sang perwira malang, tapi dari wappen (panji klan bangsawan) di kiri atas kita bisa tahu akan marganya. Wappen berbentuk setengah bendera Austria dan setengah roda kereta ini merupakan logo dari keluarga Von Cramon, keluarga bangsawan terkemuka Jerman yang terkenal dengan tradisi militernya

-----------------------------------------------------------------------------

LUFTWAFFE

   Pada tanggal 12 Agustus 1940, Jagdgeschwader 53 (JG 53) mendapatkan tugas untuk melakukan patroli "Freie Jagd" (perburuan bebas) di sekitar wilayah pantai Portsmouth dan Isle of Wight, sebagai bagian dari dukungan terhadap pesawat-pesawat bomber Junkers Ju 88 dari Kampfgeschwader 51 (KG 51) yang sedang melakukan operasi pemboman di pelabuhan Portsmouth dan stasiun radar Ventnor di Isle of Wight. Sebagai pimpinan 1.Staffel / JG 53 adalah Hauptmann Hans-Karl Mayer, yang menerbangkan pesawat Messerschmitt Bf 109E-4 "Weiße 8", sementara yang bertugas sebagai Rottenflieger (wingman) adalah Unteroffizier Heinrich Rühl yang menerbangkan Bf 109E-1 "Weiße10". Terbang dengan ketinggian 8.500 meter, pada pukul 12:20 siang mata Mayer tiba-tiba memergoki tiga pesawat Hurricane Inggris yang sedang mengeroyok sebuah Messerschmitt Bf 110 yang sedang terbang sendirian. Meskipun pesawat Mayer dan Rottenflieger-nya langsung menukik menuju ke arah musuh, pilot Bf 110 yang panik keburu melompat keluar dari pesawatnya. Mayer memilih pesawat yang berada di sisi kanan, sementara Rühl di sisi kirinya. Sang Staffelkapitän memuntahkan 20 peluru kanon kaliber 20mm dan 80 peluru senapan mesin kaliber 7,92mm sebelum pesawat RAF (Royal Air Force) buruannya jatuh ke lautan dengan badan dipenuhi api, dan tercatat sebagai korban ke-10 dari Hans-Karl Mayer dalam Perang Dunia II. Sementara itu, Rühl membutuhkan seluruh persediaan peluru kanonnya dan 200 peluru senapan mesin sebelum pesawat musuhnya melengkung dengan lembut dan kemudian menghantam lautan. Mayer sekarang mengalihkan perhatiannya pada satu Hurricane yang tersisa, yang kini sedang mendapat giliran dikeroyok oleh pesawat-pesawat Staffel-nya. Tampaknya pilot terakhir ini cukup mahir, karena pesawat Mayer sempat terkena tembakan sebanyak enam kali. Yang terjadi selanjutnya adalah laporan pertempuran yang ditulis oleh Mayer seusai misinya: "Setelah menembak jatuh korban pertamaku, aku kembali pada dogfight (pertempuran udara) antara satu Hurricane yang tersisa melawan beberapa pesawat Staffel-ku. Aku segera menyerang pesawat tersebut dan mampu menembaknya sebanyak dua kali, sementara pesawatku sendiri terkena beberapa tembakan darinya. Pesawat musuh yang pincang tersebut berusaha untuk menyelamatkan diri ke arah pantai. Aku sendiri tetap mengejarnya, sementara teman-temanku kini kehilangan diriku di tengah kacaunya pertempuran. Meskipun pesawat musuh berusaha keras untuk mengecoh dan menghindar dariku, aku masih tetap dapat melepaskan beberapa tembakan yang mengenainya. Hurricane tersebut mulai mengeluarkan asap hitam, sebelum kemudian menukik di ketinggian rendah dan jatuh berkeping-keping saat menyentuh permukaan lautan". Mayer telah mencatatkan kemenangan keduanya di hari itu, setelah menghabiskan 10 peluru kanon dan 250 peluru senapan mesin untuk menghabisi korbannya yang terakhir. Meskipun tak dapat diketahui dengan pasti, kemungkinan besar tiga korban Mayer dan Rühl di hari itu adalah Pilot Officer John Harrison, Acting Flight Lieutenant Wilhelm Pankratz dan Sergeant Josef Kwiecinski, semuanya adalah pilot-pilot dari No.145 Squadron yang dilaporkan hilang di sekitar Isle of Wight di waktu yang bersamaan dengan klaim yang dikeluarkan oleh pihak Jerman.


 Lukisan "Knights of the Eastern Front" (Ksatria di Front Timur) karya Robert Taylor ini menggambarkan sebuah peristiwa yang unik di laga udara Front Timur ketika jagoan Luftwaffe Gerhard Barkhorn dan wingmannya Erich Hartmann - di dalam Messerschmitt Bf 109G mereka-  membiarkan sebuah pesawat Yak 9 Soviet yang sudah kepayahan untuk pulang kembali ke pangkalannya. Sebelumnya Barkhorn telah menembak pesawat tersebut, tapi entah kenapa dia tidak menghabisinya ketika melihat bagaimana pilot musuh berusaha dengan sepenuh tenaga untuk mengendalikan pesawatnya yang terbakar. Barkhorn malah memberi isyarat kepada si pilot untuk terjun keluar menggunakan parasut dan, saat dia melakukannya, pergi dari medan pertempuran diikuti oleh Hartmann yang keheranan! Ketika sang wingman menanyakan alasan perbuatannya, Barkhorn menjawab: "Bubi (panggilan Hartmann), kau harus ingat bahwa di satu waktu pilot Rusia itu adalah bayi lelaki dari seorang gadis yang cantik. Dia punya hak untuk hidup dan mencintai sama seperti kita."

-----------------------------------------------------------------------------

WAFFEN-SS

 Pasukan Waffen-SS bertahan mati-matian menghadapi serangan Tentara Merah di kerimbunan hutan Front Timur. Mereka semua memakai jaket kamuflase yang terdiri dari setidaknya dua variasi: SS-Erbsenmuster (pea-dot pattern) dan SS-Eichenlaubmuster (oak-leaf pattern). Berbagai senjata digunakan, mulai dari MG 42, MP 40, StG 44, Panzerschreck dan Panzerfaust


 Pada tanggal 27 Juli 1944, SS-Unterscharführer Ernst Barkmann baru saja kembali dengan Panther-nya dari front. Dalam perjalanan dia dihentikan oleh barisan prajurit infanteri SS yang sedang bergerak mundur. Mereka melaporkan bahwa unit lapis baja Amerika sedang mendekat. Barkmann memutuskan untuk mengirimkan dua orang awaknya untuk memverifikasi kebenaran laporan tersebut. Tak lama kemudian mereka kembali dengan berita bahwa 15 tank Sherman ditambah dengan beberapa kendaraan perang lainnya sedang mendekat. Barkmann memutuskan untuk menghadapi mereka tanpa menunggu perintah terlebih dahulu meskipun tak ada Panther lain yang menemaninya. Dia menggerakkan panzernya ke sudut jalan di dekat Le Lorey (Normandia) yang dilindungi oleh kerimbunan pohon ek sambil menunggu kedatangan musuh. Ketika rombongan tank Amerika akhirnya datang, Panther Barkmann mulai menembak dan menghancurkan dua tank terdepan serta sebuah truk tangki BBM di belakangnya. Dua Shermann berusaha memutari rongsokan kendaraan perang yang terbakar yang menghalangi jalan. Meriam Barkmann menyalak kembali. Satu buah tank Shermann meledak, diikuti oleh satunya lagi. Sisa kendaraan perang lainnya buru-buru mundur dari neraka tersebut sambil memanggil bantuan udara sehingga Panther Barkmann mengalami kerusakan dan beberapa awaknya terluka. Dengan menggunakan unsur dadakan serta memanfaatkan kebisingan suara pesawat, dua tank Sherman berusaha menyelinap dan menyerang Panther yang "terluka tersebut". tapi kemudian malah mereka yang berbalik dihancurkan oleh Barkmann! Dia dan awaknya lalu buru-buru memperbaiki panzer mereka yang rusak dengan tak lupa meng-K.O. dua tank Sherman lainnya dalam proses tersebut ditambah dengan satu Sherman terakhir dalam perjalanan kembali ke markas. Supirnya mampu menggerakkan Panther mereka yang rusak ke tempat yang aman di desa Neufborg yang terdekat. Dalam pertempuran luar biasa yang terkenal dengan nama "Barkmann's Corner" (Sudut Barkmann) tersebut, sang jagoan panzer Jerman mampu menghancurkan tidak kurang dari sembilan tank Sherman dan beberapa kendaraan perang lainnya. Atas prestasinya itu Barkmann diganjar dengan medali militer tertinggi Jerman, Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes. Lukisan ini dibuat oleh David Pentland, dan karya-karya dia lainnya bisa dilihat DISINI

-----------------------------------------------------------------------------

ARTILLERIE

 15cm Nebelwerfer 41 in action (2 senjata dan 12 awak). Seperti terlihat dalam lukisan di atas, senjata artileri berpeluncur roket satu ini terdiri dari enam laras meriam dengan masing-masingnya berdiameter 150mm dan daya jangkau 6 kilometer. Sama seperti peluru artileri biasa, peluru Nebelwerfer juga bisa dipilih yang HE (High Explosive), proyektil gas atau bom asap. Biasanya unit-unit Nebelwerfer dibagi-bagi sesuai tingkatan dari yang paling bawah menjadi Zug-Kompanie-Abteilung-Regiment-Brigade. Setiap kompi dilengkapi dengan 8-12 Nebelwerfer, yang disebar ke dalam empat Zug dengan 2-3 Nebelwerfer di setiap Zug-nya. Setiap Kompanie didukung oleh unit logistik yang biasanya terdiri dari 2-3 Munition-Wagen (seperti truk Opel Blitz atau Halftrack Sd.Kfz 250/251). Setiap kendaraan menggotong sekitar 44 roket yang di distribusikan ke setiap unit Nebelwerfer. Setiap Zug kebagian jatah rata-rata 18-24 roket. Setiap Nebelwerfer memerlukan jeda waktu sekitar 5 menit untuk mengisi ulang amunisi dan mendinginkan barrel nya agar tidak overheated. Nebelwerfer beraksi di hampir semua front, mulai dari Front Barat, Timur, dan Mediterania, serta terbilang cukup sukses dalam fungsinya sebagai Artileri pendukung. Selain dari efek menghancurkan yang dihasil kan dari setiap roket 150mm-nya, yang membuat Pasukan Musuh ketakutan adalah suara roket ini ketika ditembakkan yang begitu nyaring memekakkan telinga sehingga cukup memberi pukulan psikologis (seperti terompet jericho pada stuka). Bahkan pasukan Amerika menjulukinya sebagai "Screaming Mimi" (Jeritan mimi). Tapi Nebelwerfer boleh dibilang kurang begitu sukses di Afrika lantaran panasnya sengatan terik matahari membuat senjata ini sulit untuk didinginkan. Tak jarang beberapa nebelwerfer meledak sendiri ketika akan ditembakkan lantaran laras meriamnya overheated!

-----------------------------------------------------------------------------

AFRIKAKORPS

 Panglima Afrikakorps Erwin Rommel duduk berpangku tangan sambil menggenggam sebuah peta di atas Panzerkampfwagen III bersama dengan lima orang awak panzer DAK (Deutsche Afrikakorps). Ekspresinya menunjukkan bahwa dia sedang memikirkan cara terbaik untuk mengalahkan musuh, sementara prajurit di belakangnya memberi gambaran akan medan yang membentang di depan sang Marsekal


 Lukisan ini diambil dari buku "Kill Rommel! Operation Flipper 1941" karya Gavin Mortimer dan memperlihatkan upaya pembunuhan terhadap panglima Afrikakorps Erwin Rommel oleh pasukan Komando Inggris. Di bulan November 1941, sekelompok kecil Commandos mendarat di pantai Libya menggunakan kapal selam. Mereka mempunyai tugas penting untuk membunuh jenderal Rommel yang dipercaya sedang bermalam di sebuah villa dekat pantai. Tiga orang (Lieutenant-Colonel Geoffrey Keyes, Captain Robin Campbell dan Sergeant Jack Terry) menyerbu masuk villa, hanya untuk mendapati bahwa sang jenderal incaran tidak ada di dalamnya! Dalam pergulatan jarak dekat yang kemudian terjadi, Keyes terbunuh semantara Campbell terluka. Hanya dua orang penyerbu yang berhasil lolos, dan salah satu di antaranya adalah Terry. Serangan ini kemudian dipublikasikan secara besar-besaran di media Sekutu, dan Keyes dianugerahi Victoria Cross (medali keberanian tertinggi Inggris) atas perannya. Kenyataannya, serbuan ini tidak lebih dari sebuah kegagalan akbar yang dibesar-besarkan peran pentingnya, sebuah misi yang didasarkan atas perencanaan yang buruk dan informasi intelijen yang tidak bisa diandalkan! Tapi setidaknya bahkan dari sebuah kegagalan pun bisa diambil pelajaran yang berharga, khususnya bagi SAS (Special Air Service) Inggris yang di malam yang sama melancarkan misi pertama mereka

-----------------------------------------------------------------------------

PANZERTRUPPEN

 
Yang paling pertama membuat saya terkesan saat melihat lukisan karya Johnny Shumate ini adalah kemiripan wajah sang Oberstleutnant der Panzertruppen (waffenfarbe pink) dengan almarhum ayah saya! Detail dari lukisan ini sungguh mengagumkan, terutama perangkat Kopfhörer (headphone) serta Kehlkopfmikrofon (mikrofon tenggorokan) yang menempel di kepalanya. Dari ärmelband-nya, kita bisa mengetahui bahwa si Ritterkreuzträger yang memakai Sonderbekleidung Der Deutschen Panzertruppen (seragam hitam pasukan lapis baja Jerman) dan Feldmütze M35 (Schiffchen) Panzertruppe Offizier ini berasal dari Panzergrenadier-Division "Groβdeutschland". Teropong yang digunakannya berasal dari jenis Dienstglas 7x56 (kemungkinan buatan Hensoldt & Sohne), dan dia juga memakai holster pistol Walther model PPK yang umum digunakan oleh awak tank Jerman. Medali-medali yang terlihat dalam gambar di atas (selain dari Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes) adalah: Eisernes Kreuzes II. & I.Klasse, Winterschlacht im Osten 1941/42 (Ostmedaille), dan Panzerkampfabzeichen in Silber. Dari bentuk lubang turetnya, kemungkinan besar tank yang digunakan oleh sang komandan panzer adalah Panzerkampfwagen III atau IV


"Kavaleri Polandia menyerang tank-tank Jerman". Berbeda dengan keyakinan umum seperti yang diperlihatkan dalam lukisan ini, pasukan berkuda Polandia TIDAK PERNAH menyerbu ke dalam barisan panzer Wehrmacht! Terus kenapa mitos tersebut timbul? Tidak akan ada asap kalau tidak ada sate, begini ceritanya: di hari pertama penyerbuan Jerman ke Polandia tanggal 1 September 1939, pasukan kavaleri Polandia dari 18. Pułk Ułanów Pomorskich (Uhlan Pomerania ke-18) pimpinan Kazimierz Mastalerz secara tiba-tiba menyerbu unit batalyon infanteri Jerman dari Infanterie-Regiment 76 / 20.Infanterie-Division (motorisiert) di sebuah desa Pomerania bernama Krojanty. Serangan tersebut berhasil dan pasukan Wehrmacht cerai berai. Tapi tak lama kemudian datanglah dari hutan tank-tank ringan dari Aufklärungs-Abteilung 20 yang langsung memberondong para penunggang kuda Polandia dengan senapan mesin. Reporter perang yang datang ke lokasi pertempuran tak lama setelahnya menemukan bangkai kuda dan mayat prajurit yang berserakan, sehingga menimbulkan laporan bahwa telah terjadi pertempuran antara kavaleri Polandia melawan panzer-panzer Jerman. Culunnya, propaganda Nazi juga malah memblow-up laporan yang jelas-jelas salah ini dengan mengesankan bahwa kavaleri Polandia berbuat senekat itu karena masih mempercayai kabar burung bahwa tank-tank Jerman sesungguhnya adalah odong-odong belaka! Dari situlah mitos tersebut timbul


 Lukisan karya Gleb Vasilyev ini memperlihatkan suasana Pertempuran Berlin di sekitar Hauptbahnhof (stasiun kereta api) di Potsdammer Platz pada tanggal 1 Mei 1945. Di sebelah kiri kita bisa melihat dua orang anggota Hitlerjugend yang bersenjatakan Panzerschreck, sementara di sebelah kanan adalah para prajurit Waffen-SS bersenjatakan MG 42 (Maschinengewehr 42) dan Panzerfaust dari 11.SS Freiwilligen-Panzergrenadier-Division "Nordland" atau 33. Waffen-Grenadier-Division der SS "Charlemagne" (französische Nr. 1). Di latar belakang terparkir sebuah Sd.Kfz.251/22 dengan meriam kaliber 75mm PaK 40. Seorang prajurit tampak turun dari ranpur tersebut sambil membawa Fliegerfaust B (Luftfaust). Paling belakang adalah sebuah Panzerkampfwagen VI Königstiger "101" milik SS-Oberscharführer Georg Diers dari schwere SS-Panzer-Abteilung 503 (awaknya adalah: gunner/richtschütze Wolf-Dieter Kothe, loader/ladeschütze Alex Sommer, driver/fahrer Willi Kenkel, dan operator radio/funker Bodo Harms). Gleb Vasilyev sendiri adalah seniman asal Ukraina yang mengkhususkan diri pada tema-tema kemiliteran, terutama Perang Dunia II. Beberapa hasil karyanya bisa dilihat DISINI

-----------------------------------------------------------------------------

FREIWILLIGEN

 "250. Einheit Spanischer Freiwilliger (La División Azul)" karya Augusto Ferrer-Dalmau. Blaue Division (División Azul/Divisi Biru/Blue Division) adalah sebutan lain bagi 250. Infanterie-Division Wehrmacht (dengan nama resmi spanyolnya División Española de Voluntarios) yang bertempur di Front Timur dan anggotanya diambil dari para sukarelawan Spanyol. Meskipun diktator Spanyol Francisco Franco enggan untuk melibatkan diri dalam Perang Dunia II, tapi dia mengizinkan warganya yang ingin menjadi sukarelawan di pihak Jerman. Pembentukannya dimulai setelah persetujuan Hitler tanggal 24 Juni 1941, dua hari setelah Unternehmen Barbarossa. Pada awalnya pemerintah Spanyol hanya berencana mengirimkan 4.000 orang, tapi kemudian pendaftar membludak menjadi 18.104 sehingga cukup untuk membuat satu divisi penuh! Komandan pertamanya adalah Agustín Muñoz Grandes, sebuah pilihan yang tepat karena dia kemudian terbukti merupakan jenderal yang handal yang mendapat Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes, satu dari hanya tujuh orang sukarelawan luar negeri yang mendapatkannya! Divisi ini bertempur dengan baik walaupun kehilangan banyak anggotanya. Hitler sendiri sempat berucap: "Bagi kompatriotnya dari Jerman, orang-orang Spanyol lebih tampak sebagai segerombolan anak gembel yang sulit diatur. Mereka menganggap senapannya tidak boleh dibersihkan dalam keadaan apapun. Prajurit jaga hanya ada dalam teori, karena saat waktu tidur tiba maka mereka akan tertidur walaupun sedang berjaga. Saat pasukan musuh datang, maka orang-orang lokal yang harus berjibaku membangunkan mereka! Tapi saat sudah bertempur, maka mereka tidak akan menyerahkan satu inci pun wilayah mereka. Mereka jarang mencari tempat perlindungan dan malah mengolok-olok kematian. Tak ada yang menyamai keberanian mereka yang seakan tanpa batas. Aku tahu dari laporan yang datang bahwa unit-unit kita selalu senang bila ada pasukan Spanyol sebagai tetangga di sektor pertahanan mereka!" (buku "Hitler's Table Talk 1941-1944 His Private Conversations" karya Norman Cameron halaman 179)


Panzerkampfwagen VI Tiger II Königstiger (Sd.Kfz.182) dengan turet Henschel


 Panzerkampfwagen V Panther Ausf.G (Sd.Kfz.171) produksi akhir


 Panzerkampfwagen IV Ausf.G (turmnummer 205 dan 216) dari 1. SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler" dalam Pertempuran Kharkov awal tahun 1943


Teks orsinilnya berbunyi: "Unteroffizier nach dem Straßenkampf" (Bintara setelah pertempuran jalanan) karya Rudolf Lipfus


Prajurit Waffen-SS


 Panzergrenadier Heer di neraka Front Timur tahun 1943 karya Chris Collingwood

Perang di Front Timur


Lukisan-lukisan manteb dalam buku "Flames of War: Fortress Europe"


Jagoan tank Michael Wittmann dengan Tiger-nya


 Pertempuran Stalingrad


Dieppe


Fernkampfgeschütze


Flemmenwerfer


Gebirgstruppen


Kasematten


Minenräumung


Nachshub


Panzer angriff


Panzer angriff


Panzergrenadiere


Panzerzug


Schwerer mörser


Sevastopol


Sturmpioniere


Tiger


Transport-Junkers


Waldkampf


Werferbatterie


Sumber :
Buku "Flames of War: Fortress Europe"
Buku "Jagdgeschwader 53 'Pik-As' Bf 109 Aces of 1940" karya Chris Goss
www.davidpentland.com
www.fineartamerica.com
www.forum.ebaumsworld.com
www.johnnyshumate.com
www.militarymodelling.com
www.nazi-lauck-nsdapao.com
www.simhq.com
www.wehrmacht-awards.com
www.wonderlandmodels.com

No comments:

Post a Comment