Sunday, July 3, 2011

Foto Feldküche (Dapur Lapangan) Third Reich

FELDKOCHHERD / GULASCH KANONE

Adolf Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) mencicipi makanan yang menjadi ransum prajurit biasa, langsung dari Feldküche (Dapur Lapangan), sementara di belakangnya yang sama-sama bermuka cemong (setelah melakukan perjalanan darat yang lumayan melelahkan) adalah, dari kiri ke kanan: Generalmajor Karl-Heinrich Bodenschatz (Verbindungsoffizier zwischen dem Oberbefehlshaber der Luftwaffe und dem Führerhauptquartier) dan SS-Untersturmführer Heinz Linge (Persönlicher Ordonnanzoffizier des Führers). Foto ini diambil pada tanggal 11 September 1939 di sekitar Tomaszów (sebelah tenggara Łódź), Polandia, pada saat sang Führer mengunjungi wilayah operasional 10. Armee pimpinan General der Artillerie Walther von Reichenau dan bertemu dengan para perwira Heer disana. Dia pertama kali dipublikasikan dalam buku "Mit Hitler in Polen" (Bersama Hitler di Polandia) karya fotografer pribadi sang Führer, Heinrich Hoffmann, dengan caption asli berbunyi: "Auch der Erste Soldat an der Gulasch-Kanone" (Prajurit Pertama Jerman dan Gulasch-Kanone)


Foto ini diambil pada tanggal 11 September 1939 di sekitar Tomaszów (sebelah tenggara Łódź), Polandia, pada saat sang Führer mengunjungi wilayah operasional 10. Armee pimpinan General der Artillerie Walther von Reichenau dan bertemu dengan para perwira Heer disana. Disana pula Hitler mencicipi makanan yang menjadi ransum prajurit biasa, langsung dari Feldküche (Dapur Lapangan). Sebelah kirinya adalah SS-Untersturmführer Heinz Linge (Persönlicher Ordonnanzoffizier des Führers), sementara sebelah kanannya adalah Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur Führer-Begleit-Bataillon). Foto ini pertama kali dipublikasikan dalam buku "Der Große Deutsche Feldzug gegen Polen" (Peperangan Akbar Jerman Melawan Polandia) karya fotografer pribadi sang Führer, Heinrich Hoffmann, dengan caption asli berbunyi: "Wie jeder Soldat im Kriege, nimmt auch der Führer seine mahlzeiten an der Feldküche ein..." (seperti semua prajurit lain dalam peperangan, begitu juga Führer yang memakan makanannya di Dapur Lapangan)


Kunjungan General der Flieger Bruno Loerzer (Kommandierender General II. Fliegerkorps) ke Feldküche (Dapur Lapangan) milik Kampfgeschwader 3 "Blitz". Ritterkreuzträger (peraih medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes) yang memakai monokel di belakangnya adalah Oberst Wolfgang von Chamier-Glisczinki (Geschwaderkommodore Kampfgeschwader 3). Tidak ada keterangan kapan dan dimana foto ini diambil, tapi yang jelas antara bulan Oktober 1940 s/d Mei 1941 saat Kampfgeschwader 3 (Chamier-Glisczinki) berada di bawah kendali II. Fliegerkorps (Loerzer)


SS-Totenkopf-Standarte 5 "Dietrich Eckhart" dibentuk di Oranienburg (Jerman) pada bulan September 1939 dari sebagian kader yang diambil dari SS-Totenkopf-Standarte 2 "Brandenburg". Ini adalah Totenkopf-Standarte (Resimen Totenkopf) terakhir yang dibentuk dari sebelum perang pecah. Tak lama setelah pembentukannya, SS-Totenkopf-Standarte 5 dipindahkan ke Linz (Austria) - dimana sebagian anggotanya digunakan untuk membentuk resimen Totenkopf baru, SS-Totenkopf-Standarte 13 - sebelum dipindahkan lagi ke Stettin (Jerman). Pada tanggal 5 Februari 1941 unit ini dinamai ulang menjadi SS-Infanterie-Regiment 5, dan berada di bawah komando 2. SS-Infanterie Brigade. Setidaknya pada bulan Juli 1940, kekuatannya tercatat sebanyak 1.878 personil. Selama masa eksistensinya yang singkat, SS-Totenkopf-Standarte 5 dipimpin oleh tiga orang perwira: SS-Oberführer Leo von Jena (November 1939 – 1 Desember 1939) , SS-Brigadeführer Franz Breithaupt (1 Desember 1939 – 1940), serta SS-Standartenführer Hans Scheider (1940 – Februari 1941). Foto ini sendiri kemungkinan besar diambil pada awal-awal masa pembentukannya


 
Prajurit-prajurit Jerman dari Infanterie-Regiment 47 (bagian dari 22. Infanterie-Division) terlihat sedang berkumpul di sekeliling Feldküche (Dapur Lapangan) sambil menunggu giliran makan sop. Yang sudah duluan menikmati sop tersebut adalah Oberstleutnant Rudolf Buhse (Kommandeur Infanterie-Regiment 47). Foto ini sendiri diambil di wilayah Balkan, Yugoslavia, pada musim panas tahun 1942. Sebagai fotografernya adalah Kriegsberichter Theodor Scheerer dari PK (Propaganda-Kompanie) 690, salah satu dari sedikit koresponden perang Jerman dalam Perang Dunia II yang menggunakan film berwarna di kameranya. Sumber di Bundesarchiv tidak mencantumkan keterangan mengenai identitas dari DKiGträger (peraih Deutsches Kreuz in Gold) yang nyengir kuda di sebelah Buhse, tapi kemungkinan dia adalah Oberleutnant der Reserve Hans-Joachim Behnke (Chef 1.Kompanie / I.Bataillon / Infanterie-Regiment 47), yang dianugerahi DKiG pada tanggal 21 Agustus 1942, hanya berselang empat hari setelah Buhse mendapatkan Ritterkreuz. Bisa jadi foto ini diambil pada saat acara makan-makan, tak lama setelah upacara penganugerahan medali untuk keduanya...



Para prajurit muslim Bosnia dari 13. Waffen-Gebirgs-Division der SS "Handschar" (kroatische Nr. 1) menunggu giliran untuk menikmati makanan halal yang sedang dimasak oleh koki divisi menggunakan Feldkochherd (FKH) alias "Gulaschkanone". Ikut mengawasi di sebelah kiri adalah komandan mereka yang berkebangsaan Jerman, yang berpangkat SS-Hauptsturmführer (Kapten). Foto hasil pewarnaan oleh Julius Jääskeläinen ini diambil pada bulan Maret 1944 sewaktu berlangsungnya "Unternehmen Wegweiser" (Operation Signpost). Dari tanggal 10 s/d 13 Maret 1943, Divisi Handschar menyerbu kantong pertahanan Partisan Yugoslavia di wilayah Syrmia, terutama di hutan-hutan sekitar Bosut dan pedesaan di pinggir sungai Sava. Kelompok gerilyawan Komunis di wilayah ini menjadi ancaman terus-menerus bagi jalur kereta api strategis yang menghubungkan Zagreb dengan Beograd. Unternehmen Wegweiser juga menjadi operasi militer pertama yang melibatkan Handschar, sekaligus pertempuran pertama mereka setelah berbulan-bulan menjalani pelatihan intensif di Prancis dan Jerman


Lupakan semua pasukan elite Jerman dalam Perang Dunia II (Leibstandarte SS, Großdeutschland, Brandenburgers, dsb.). Sambutlah "penjagal" yang sebenarnya: tukang jagal (beneran) Wehrmacht! Coba perhatikan pakaian dan perlengkapan yang mereka pakai, tak ada satupun yang sama! Dan apakah normal bila dua orang membawa senjata sementara tiga sisanya cuma membawa amunisi doang? Satu lagi, sang ahli di kiri memakai ikat pinggang penjagal versi awal


Leutnant Helmut Ritgen (10 Maret 1916 - 7 Februari 2013) dari Panzer-Regiment 11 / 6.Panzer-Division sedang mengambil jatah makan siangnya dari feldküche (dapur lapangan) yang bertempat di atas truk 2½ton 6x6 diesel yang biasa dibuat oleh MAN, Henschel, Büssing-NAG, Magirus dan Faun. Foto ini merupakan hasil cropping dimana versi "penuh"nya memperlihatkan marking "GI" (Gefechtstross I alias kereta tempur depan I) berwarna putih di bagian belakang kanan. Perlu diketahui bahwa sampai dengan tahun 1944, setiap kompi mempunyai "kereta tempur"nya sendiri, termasuk sebuah feldküche. Pada akhirnya ini semua dimasukkan ke dalam kompi suplai khusus yang melayani satu unit setingkat batalyon


 Pembuatan dan pendistribusian roti dari Feldküche (Dapur Lapangan) milik legiun sukarelawan Latvia di Waffen-SS. Biasanya hal ini dilakukan di garis belakang dan hasilnya didistribusikan di front-front yang berdekatan, diletakkan di tempat-tempat tertentu yang nantinya diambil oleh prajurit yang biasa kebagian tugas tersebut. Pengirimannya rata-rata dilakukan di sore hari dan terdiri dari roti, selai dan makanan hangat yang nantinya dimakan menggunakan peralatan makan yang telah dibekali pada masing-masing prajurit (piring kaleng, sendok, garpu, pisau). Seringkali makanan itu telah keburu dingin sebelum sampai ke orang yang akan memakannya!


Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz) Oberfeldwebel Anton Bayer (tengah) mencicipi kue hasil buatan Feldküche (Dapur Lapangan) dari 7. Infanterie-Division di Front Timur. Bayer bergabung dengan kompi anti-tank dari Infanterie-Regiment 19 pada tanggal 1 Oktober 1936. Bersama dengan unitnya tersebut, dia ikut serta dalam invasi ke Polandia, Prancis dan Rusia. Dari sejak tanggal 15 November 1941, peleton Bayer diperintahkan untuk mempertahankan sayap kiri XIII. Armeekorps dari kemungkinan serangan musuh. Pada tanggal 27 Agustus 1943, 15 tank T-34 Soviet mampu menerobos pertahanan Jerman di Dinatru 327 yang merupakan garis belakang Grenadier-Regiment 19 tempat Bayer bergabung. Pada sore harinya 10 tank telah berhasil dihancurkan dan garis pertahanan lama berhasil dihancurkan, tapi tak lama kemudian di malam harinya musuh kembali menyerang dengan kekuatan lapis baja yang lebih besar sehingga pasukan Jerman yang bertahan kocar-kacir. Atas inisiatif sendiri Bayer memindahkan meriam-meriam anti-tanknya ke dataran tinggi dan dari sana bersiap menunggu musuh yang datang. Dalam duel antara tank vs anti-tank yang kemudian terjadi, seluruh meriam Bayer hancur oleh tank Rusia kecuali satu, dan itu pun awaknya telah berhasil dilumpuhkan. Pantang untuk mundur, Bayer mengambil alih meriam tersebut dan mengoperasikannya sendirian. Adalah sebuah keajaiban bahwa manusia satu ini berhasil melewati pertempuran sengit yang kemudian terjadi tanpa terluka sedikitpun! Di pihak lain, dia berhasil menghancurkan tujuh tank Rusia dengan peluru-peluru meriam terakhirnya sebelum tank-tank lainnya mundur. Bayer kemudian meledakkan senjatanya (agar tidak bisa dipakai musuh) dan kemudian mundur ke garis pertahanan utama sendirian, hanya dengan bersenjatakan pistol! Atas usahanya tersebut, dia telah berhasil menetralisasi ancaman tank Rusia sekaligus mengamankan gerakan mundur pasukan Jerman. Bayer dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 5 Oktober 1943 sebagai Oberfeldwebel dan Zugführer di 14.(Panzerjäger) / Grenadier-Regiment 19 / 7.Infanterie-Division / LVI.Panzerkorps / 2.Armee / Heeresgruppe Mitte. Di akhir perang dia ditawan oleh musuh utamanya Soviet dan baru dibebaskan pada tanggal 10 April 1948. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (28 Oktober 1940) und I.Klasse (17 Oktober 1941); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (5 November 1941); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Nahkampfspange in Bronze (14 November 1943); serta Verwundetenabzeichen in Silber (7 April 1945)


Kali ini kita makan daging, sodara-sodara!


Große Kochkiste, yang terutama digunakan oleh Gebirgsjäger. Seluruh peralatan ini biasanya dibawa kemana-mana dengan menggunakan sadel pinggir khusus kuda beban



Manual pelatihan anggota feldküche. Di foto ini kita bisa melihat dengan jelas peralatan-peralatan dapur makanan yang biasa digunakan oleh Wehrmacht, di antaranya adalah kaleng standar hasil pembagian, ruang penyimpanan daging dan sayuran kering. Penggunaan kantung kertas biasa untuk kopi juga layak menjadi perhatian


Tim masak Wehrmacht dengan dapur portabel mereka



Kompi perbaikan JG 27 sedang antri makan siang



Sumber :
Buku "German Fighter Ace Hans-Joachim Marseille: The Life Story of the Star of Africa" karya Franz Kurowski

Buku "The 6th Panzer Division: 1937-45" karya Oberst a.D. Helmut Ritgen
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman

Foto koleksi pribadi Edward 1970
Foto koleksi pribadi Larrister
Foto koleksi pribadi Lee Luke
www.g503.com

www.ritterkreuztraeger.blogspot.com 

www.spoki.tvnet.lv
www.wehrmacht-awards.com
www.wehrmachtss.blogspot.com 

No comments:

Post a Comment