Bisa dibilang bahwa inilah foto paling terkenal yang memperlihatkan para Fallschirmjäger (pasukan terjung payung) Jerman pemberani dari Sturmgruppe Granit / Sturmabteilung Koch yang menyerbu benteng Eben-Emael (Belgia) pada tahun 1940. Mereka difoto sekembalinya di barak Köln-Delbrück, Jerman, pada tanggal 12 Mei 1940, tak lama sebelum upacara penganugerahan medali Eisernes Kreuz II.Klasse untuk para anggota Sturmabteilung Koch. Tapi siapakah sebenarnya mereka? Dari kiri ke kanan: Edmund 'Eddi' Schmidt (Trupp 4. Meninggal tahun 1991), Gerhard Becker (Trupp 5. Meninggal tahun 1986), Franz Jannowski (Trupp 5. Nasib setelahnya tidak diketahui), Karl Polzin (Trupp 4. Tewas ditembak oleh rekan sendiri saat mabuk-mabukan pada tahun 1941), Wilhelm Stucke (Trupp 1. Terbunuh dalam Pertempuran Kreta tahun 1941), Harm Mülder (Trupp 7. Nasib setelahnya tidak diketahui), Wilhelm Ölmann (Trupp 2. Nasib setelahnya tidak diketahui), dan Peter Zirwes (Trupp 6. Terbunuh di Rusia tahun 1942). Sebagai fotografernya adalah Oberfeldwebel Helmut Wenzel (Trupp 4). Terlihat sebagian muka dan helm mereka dilumuri oleh tanah liat sebagai sebuah tindakan kamuflase sederhana. Para Fallschirmjäger dalam foto ini mengenakan jaket penerjun payung model pertama, dengan dalaman Fliegerbluse. Uniknya, Jäger Schmidt di sebelah kiri mengenakan hoheitsadler (lambang elang) Heer dan bukannya Luftwaffe. Ini karena pada awalnya pasukan penerjun payung Jerman dibentuk oleh Angkatan darat sebelum kemudian dialihtugaskan ke Angkatan Udara. Sebagian anggota awal memilih untuk tetap mengenakan jaket lama dengan adler Heer, sebagai sebuah kebanggaan bahwa mereka termasuk ke dalam generasi pertama Fallschirmjäger Jerman
Adolf Hitler berkendara keliling kota Münich bersama dengan tamunya, diktator Fasis Italia Bennito Mussolini, tanggal 18 Juni 1940. Pada hari itu Mussolini tiba di kota kelahiran Nazi tersebut bersama dengan Menteri Luar Negeri sekaligus menantunya, Conte Galeazzo Ciano, untuk mendiskusikan masa depan kedua negara dalam peperangan melawan musuh-musuhnya. Hitler sebenarnya sedikit kecewa karena Italia baru menyatakan perang terhadap Prancis dan Inggris tanggal 10 Juni 1940, saat kemenangan untuk Jerman sudah di depan mata dalam Pertempuran Prancis. Tidak hanya itu, Mussolini juga "merajuk" pada Hitler agar negaranya ikut mencicipi wilayah jarahan di Prancis selatan yang belum diduduki Wehrmacht. Hitler tentu saja ogah membiarkan sekutu barunya tersebut ikut menikmati hasil yang telah dengan susah payah diraihnya. Karenanya dalam perjanjian penyerahan diri Prancis pada tanggal 22 Juni 1940, dia mengajukan syarat yang lunak yang memperbolehkan mantan musuhnya tersebut untuk tetap menguasai wilayah selatan dengan membentuk pemerintahan boneka Vichy. Mengetahui hal ini, Mussolini marah karena merasa peranannya hanya dijadikan sebagai "kelas dua", tapi tidak bisa berbuat apa-apa untuk merubahnya!
Adolf Hitler berkendara keliling kota Münich bersama dengan tamunya, diktator Fasis Italia Bennito Mussolini, tanggal 18 Juni 1940. Pada hari itu Mussolini tiba di kota kelahiran Nazi tersebut bersama dengan Menteri Luar Negeri sekaligus menantunya, Conte Galeazzo Ciano, untuk mendiskusikan masa depan kedua negara dalam peperangan melawan musuh-musuhnya. Hitler sebenarnya sedikit kecewa karena Italia baru menyatakan perang terhadap Prancis dan Inggris tanggal 10 Juni 1940, saat kemenangan untuk Jerman sudah di depan mata dalam Pertempuran Prancis. Tidak hanya itu, Mussolini juga "merajuk" pada Hitler agar negaranya ikut mencicipi wilayah jarahan di Prancis selatan yang belum diduduki Wehrmacht. Hitler tentu saja ogah membiarkan sekutu barunya tersebut ikut menikmati hasil yang telah dengan susah payah diraihnya. Karenanya dalam perjanjian penyerahan diri Prancis pada tanggal 22 Juni 1940, dia mengajukan syarat yang lunak yang memperbolehkan mantan musuhnya tersebut untuk tetap menguasai wilayah selatan dengan membentuk pemerintahan boneka Vichy. Mengetahui hal ini, Mussolini marah karena merasa peranannya hanya dijadikan sebagai "kelas dua", tapi tidak bisa berbuat apa-apa untuk merubahnya!
Foto
yang diambil pada tanggal 5 Juni 1941 oleh Carl Mydans ini
memperlihatkan korban bertumpuk-tumpuk dari warga sipil Cina yang mati
tercekik oleh asap di luar tempat perlindungan Jiaochangkou setelah
pemboman besar-besaran yang dilancarkan oleh Jepang di Chongqing. Di
hari itu lebih dari 20 sorti misi pengeboman dilancarkan yang
berlangsung selama tiga jam. Sekitar 2.500 orang tewas tercekik ketika
berusaha buru-buru masuk tempat perlindungan yang jumlahnya tidak cukup
banyak untuk menampung mereka
Prajurit-prajurit Schnelltruppen (Pasukan Cepat) berhamburan keluar dari Hanomag Mittlere Schutzenpanzerwagen Ausf.D SdKfz 251/10 (latar belakang) dan halftrack SdKfz 251/1 (depan) untuk menyerbu sebuah desa Rusia yang terbakar di hari-hari pertama Unternehmen Barbarossa tanggal 26 Juni 1941. Ranpur SdKfz 251/1, dengan tiga buah senapan mesin MG 34 yang disandangnya, merupakan alat angkut lapis baja standar bagi pasukan infanteri dalam mengikuti cepatnya pasukan Panzer saat bergerak. Anggota Schnelltruppen (nantinya dinamai ulang menjadi Panzergrenadier tahun 1943) dilatih untuk bertempur di dalam kendaraan perang mereka atau setelah keluar darinya. Ranpur SdKfz 251/10 dipersenjatai dengan meriam PaK 36 37mm sebagai sarana anti-tank dan juga artileri ringan pendukung infanteri. Setiap Zug (peleton) Schnelltruppen dilengkapi dengan tiga SdKfz 251/1 dan satu SdKfz 251/10. Setiap SdKfz 251/1 dapat membawa serta 10 prajurit ditambah dengan dua supir/navigator. Saat pertempuran sedang berlangsung, maka kendaraan ini akan disimpan di belakang sebagai cadangan mobil. Saat mencapai sasaran, maka komandannya akan berteriak "Abspringen!" (mampret!) dan ke-10 prajuritnya akan mengambil dua MG 34 untuk membentuk Schützenkette (garis tembak) dengan senapan mesin di tengah dan pemimpin skuadnya mengarahkan di paling pinggir. 16.000 buah Hanomag SdKfz 251 diproduksi antara tahun 1939-1945 dan banyak dari kendaraan ini yang difungsikan secara berbeda seperti sebagai sarana anti serangan udara, peluncur roket atau lampu pijar. Meskipun hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa SdKfz 251 adalah sebuah kendaraan perang yang multi-fungsi, tapi dia juga secara tidak langsung mengalihkan fungsi utamanya sebagai kendaraan pengangkut pasukan. Hanya 1/3 Panzergrenadier yang menggunakan SdKfz 251 sebagai sarana saat bergerak, sementara sisanya menggunakan segala kendaraan yang ada, dari mulai truk, mobil ringan sampai ambulans!
Sebuah
foto terkenal masa Perang Dunia II hasil jepretan Kriegsberichter Erich
Borchert, yang memperlihatkan seorang awak Panzer 38(t) dari 7.
Panzer-Division pimpinan Generalmajor Erwin Rommel, yang diambil pada
tanggal 4 Juli 1940 di Prancis. Baret panzer berlapis - yang mempunyai
nama resmi Schutzmütze - secara resmi ditinggalkan penggunaannya pada
tanggal 15 Januari 1941 untuk kemudian digantikan oleh feldmütze (topi
lapangan), meskipun sedikit pengecualian telah diberikan kepada para
awak PzKpfw 38(t) karena interior tanknya yang sempit. Pada prakteknya,
sebagian besar awak PzKpfw 38(t) telah beralih untuk memakai topi
lapangan pada saat dimulainya Unternehmen Barbarossa (penyerbuan Jerman
atas Uni Soviet) pada musim panas tahun 1941
Prajurit-prajurit Schnelltruppen (Pasukan Cepat) berhamburan keluar dari Hanomag Mittlere Schutzenpanzerwagen Ausf.D SdKfz 251/10 (latar belakang) dan halftrack SdKfz 251/1 (depan) untuk menyerbu sebuah desa Rusia yang terbakar di hari-hari pertama Unternehmen Barbarossa tanggal 26 Juni 1941. Ranpur SdKfz 251/1, dengan tiga buah senapan mesin MG 34 yang disandangnya, merupakan alat angkut lapis baja standar bagi pasukan infanteri dalam mengikuti cepatnya pasukan Panzer saat bergerak. Anggota Schnelltruppen (nantinya dinamai ulang menjadi Panzergrenadier tahun 1943) dilatih untuk bertempur di dalam kendaraan perang mereka atau setelah keluar darinya. Ranpur SdKfz 251/10 dipersenjatai dengan meriam PaK 36 37mm sebagai sarana anti-tank dan juga artileri ringan pendukung infanteri. Setiap Zug (peleton) Schnelltruppen dilengkapi dengan tiga SdKfz 251/1 dan satu SdKfz 251/10. Setiap SdKfz 251/1 dapat membawa serta 10 prajurit ditambah dengan dua supir/navigator. Saat pertempuran sedang berlangsung, maka kendaraan ini akan disimpan di belakang sebagai cadangan mobil. Saat mencapai sasaran, maka komandannya akan berteriak "Abspringen!" (mampret!) dan ke-10 prajuritnya akan mengambil dua MG 34 untuk membentuk Schützenkette (garis tembak) dengan senapan mesin di tengah dan pemimpin skuadnya mengarahkan di paling pinggir. 16.000 buah Hanomag SdKfz 251 diproduksi antara tahun 1939-1945 dan banyak dari kendaraan ini yang difungsikan secara berbeda seperti sebagai sarana anti serangan udara, peluncur roket atau lampu pijar. Meskipun hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa SdKfz 251 adalah sebuah kendaraan perang yang multi-fungsi, tapi dia juga secara tidak langsung mengalihkan fungsi utamanya sebagai kendaraan pengangkut pasukan. Hanya 1/3 Panzergrenadier yang menggunakan SdKfz 251 sebagai sarana saat bergerak, sementara sisanya menggunakan segala kendaraan yang ada, dari mulai truk, mobil ringan sampai ambulans!
"Politruk" (perwira politik junior) Alexey Yeremenko dari 220th Rifle Regiment/4th Rifle Division Soviet memberi semangat kepada anakbuahnya untuk melakukan serangan balasan terhadap posisi Jerman di desa Khorosheye, dekat Voroshilovgrad (Lushank), Ukraina, beberapa detik sebelum dia sendiri terbunuh dalam usahanya tersebut, tanggal 12 Juli 1942. Foto ini kemudian menjadi begitu terkenal dan kepopulerannya hanya kalah oleh foto pengibaran bendera Soviet di Reichstag. Sang fotografer sendiri, koresponden perang Rusia Max Alpert, tak mengetahui jati diri si perwira pemberani yang malang, sehingga memberi label pada fotonya sebagai "Kom-Bat" (Komandan Batalyon). Identitas si perwira baru ketahuan 23 tahun kemudian ketika, di bulan Mei 1965, istri dan anak mendiang A. Yeremenko melihat foto tersebut di halaman depan edisi khusus 20 tahun "Pravda" untuk memperingati kemenangan Rusia atas Jerman dalam Perang Dunia II
Lieutenant Edward MacDonald dari "L" Detachment SAS (Special Air Service) Desert Raiders duduk di belakang kemudi paling depan dalam foto yang diambil oleh Captain Keating dari No.1 Army Film & Photographic Unit di Afrika Utara tanggal 18 Januari 1943 ini, sementara di sebelahnya adalah Corporal Bill Kennedy, dan supir di mobil tengah adalah Private Malcolm Mackinnon. Mereka baru saja kembali dari misi patroli ke garis belakang musuh yang berlangsung selama tiga bulan! Mereka semuanya memanjangkan janggut dan mengenakan kafiyeh Arab, sebuah tradisi yang terinspirasi dari Long Range Desert Group. Jip mereka dipersenjatai berat oleh 50cal Browning M2 (flexible) machine gun dan 303in Vickers K. A Thompson
Foto
ini diambil oleh Walter Frentz tanggal 4 April 1943 di Reichswerke
Hermann Göring, Linz (Jerman), saat Hitler melakukan kunjungan sekaligus
inspeksi ke Eisenbahngeschütz 80 cm Kanone Schwerer Gustav, artileri
terbesar yang pernah dibuat manusia dalam Perang Dunia II! Dari kiri ke
kanan: Generalleutnant Walter Buhle (Chef vom Heeresstab im Oberkommando
der Wehrmacht), Ingenieur Erich Müller (Wehrwirtschaftsführer),
Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel (Chef des Oberkommando der
Wehrmacht), Reichsleiter Martin Bormann (Stabsleiter im Amt des
Stellvertreters des Führers), Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler),
Prof.Dr.-Ing.Albert Speer (Reichsminister für Rüstung und
Kriegsproduktion), dan SS-Gruppenführer Julius Schaub (tidak terlihat di
foto ini, Chefadjutant des Führers Adolf Hitler)
Obersteuermann
Helmut Klotzsch (kelahiran 12 Februari 1914) dari U-175 berteriak
meminta tolong untuk diselamatkan setelah kapalnya ditenggelamkan oleh
USGCG (United States Coast Guard Cutter) "Spencer" di perairan Atlantik
Utara, barat-daya Irlandia, tanggal 17 April 1943. Beberapa awak U-175
yang ikut diselamatkan bersamanya kemudian bercanda bahwa saat masih
berada di dalam U-175 - tak lama sebelum disuruh meninggalkan kapal -
Klotzsch memerintahkan teman-temannya untuk tidak berteriak meminta
tolong pada musuh! U-175 (dikomandani Korvettenkapitän Heinrich Bruns)
adalah u-boat tipe IXC dari 10. Unterseebootsflottille yang
ditenggelamkan saat sedang bersiap untuk menyerang konvoy HX-233. USCGC
"Spencer" mendeteksi keberadaan kapal selam musuh sebelum konvoy tiba di
lokasi kejadian dan kemudian membombardirnya dengan dua bom kedalaman.
40 menit kemudian kapal selam Jerman tersebut dipaksa untuk muncul ke
permukaan, hanya untuk ditenggelamkan oleh awaknya sendiri demi
mencegahnya jatuh ke tangan musuh. USCGC "Spencer" dan USCGC "Duane"
berhasil menyelamatkan 44 orang awaknya
Sebuah Panzerkampfwagen VI Tiger Ausf.E (Sd.Kfz.181) Turmnummer 313 (kendaraan ketiga dari 1.Zug/3.Kompanie) memimpin Tiger lain dari schwere Panzer-Abteilung 503 yang berhenti sebentar karena komandannya (memakai seragam hitam Panzertruppen) sedang jongkok sambil berdiskusi dengan para prajurit Panzergrenadier dari SS-Panzergrenadier-Regiment 3 "Eicke"/SS-Panzergrenadier-Division "Totenkopf", sesaat sebelum serangan terhadap wilayah Chrustschtschewo-Nikitowka, Belogrod Oblast, dimulai selama berlangsungnya Pertempuran Belogrod, 13-14 Agustus 1943. Setelah kegagalan Unternehmen Zitadelle untuk menduduki wilayah Kursk satu bulan sebelumnya (Juli 1943), divisi-divisi Jerman yang telah berkurang kekuatannya mundur ke wilayah sebelumnya di sekitar Belogrod. Schwere Panzer-Abteilung 503, di bawah protes keras para perwiranya, diperintahkan untuk mengirim tiga kompinya untuk diperbantukan ke tiga divisi Panzergrenadier SS (LSSAH, Das Reich dan Totenkopf). Ini berakibat mengurangi kekuatan pasukan Tiger yang tersedia karena dipecahnya alokasi tank berat mereka. Dalam pertempuran tidak seimbang yang terjadi kemudian (kekuatan 1 berbanding 10!), Tiger, Panzer, dan StuG Jerman berjibaku mati-matian dengan memanfaatkan semaksimal mungkin hasil pelatihan mereka yang superior dan keunggulan kualitas mesin perang untuk membantu ketiga divisi SS dalam terobosan gerak maju menuju elemen-elemen 4. Panzerarmee dan melintasi sungai Merla. Meskipun pada tanggal 6 Agustus 1943 sebelumnya pihak Tentara Merah mampu memaksa pasukan Jerman mundur ke Belogrod, tapi korban luar biasa yang diderita oleh unit-unit tank Soviet menghindarkan Wehrmachtdari kehancuran total. Antara 5 Juli s/d 7 Agustus 1943, schwere Panzer-Abteilung mengklaim telah menghancurkan tidak kurang dari 385 tank, 4 senjata serbu, dan 265 senjata anti-tank! Tanggal 13 Agustus 1943 saja, Tiger #332 meng-K.O. tiga buah tank medium T-34, dua tank medium KV-1, satu senjata serbu SU-122, dan lima senjata anti-tank! Di lain pihak, sPzAbt.503 hanya menderita satu korban panzer dan Leutnant Konrad Weinert yang terluka dalam pertempuran!
Dalam beberapa sumber foto ini sering disalah-artikan sebagai eksekusi penggal kepala seorang penerbang Amerika, padahal kenyataannya sang korban malang yang diikat dan matanya ditutup adalah Sergeant (Sgt) NX143314 Leonard Siffleet dari "M" Special Unit Australia yang dalam beberapa detik akan kehilangan kepalanya di tangan Yasuno Chikao. Lokasinya adalah di Aitape, Papua Nugini, tanggal 24 Oktober 1943. Eksekusi ini dilakukan setelah mendapat perintah dari Kaigun Chūjō (Vice-Admiral) Michiaki Kamada, Komandan Angkatan Laut Jepang di Aitape. Sersan Siffleet tertangkap saat sedang melakukan operasi pengintaian di belakang garis pertahanan Jepang bersama dengan dua rekannya, Private (Pvt) Pattiwahl dan Pvt Reharin, dua prajurit Hindia-Belanda keturunan Ambon. Foto ini ditemukan dalam tubuh seorang prajurit Jepang yang terbunuh dalam pertempuran. Yasuno Chikao sendiri nantinya tewas sebelum perang usai
Pada tanggal 25 Mei 1944, SS-Fallschirmjäger-Bataillon 500 melancarkan operasi penyergapan super-nekad terhadap markas pemimpin Partisan Yugoslavia Josif Broz Tito. Serangan tersebut, yang diberi nama sebagai Unternehmen Rösselsprung (Operasi Lompatan Ksatria), melibatkan empat kompi di bawah pimpinan langsung komandan batalyon SS-Hauptsturmführer Kurt Rybka. Operasi ini bisa dibilang gagal karena Tito keburu kabur ketika markasnya diduduki dan pasukan penyerbu hanya menemukan seragamnya (lihat foto) sebagai suvenir. Selain itu, dari 1.000 orang yang diterjunkan dalam penyerbuan, 800 orang di antaranya tewas dan luka-luka! Foto di atas menarik karena tidak dipublikasikan di masa perang. kenapa? Sebab dia memperlihatkan kragenspiegel kosong tanpa rune SS yang biasa dipakai oleh B-Soldaten, prajurit indisipliner yang terkena hukuman (lihat prajurit di kanan!). Selain itu, dia juga memperlihatkan anggota Heer-Brandenburger yang memakai seragam buatan lokal dengan bahan kamuflase pola Telo Mimetico M29 Italia (kiri). Foto-foto yang dipublikasikan dari roll film ini tidak memperlihatkan kragenspiegel versi B-Soldaten!
Ini adalah salah satu foto paling terkenal dalam Perang Dunia II, dan memperlihatkan saat Jenderal Dwight D. Eisenhower (Panglima pasukan Sekutu di Front Barat) berbincang-bincang dengan para prajurit penerjun udara dari Angkatan Darat Amerika Serikat sebelum D-Day (penyerbuan ke wilayah Normandia/Prancis yang diduduki oleh Jerman). Foto ini sendiri diambil di lapangan udara RAF Greenham Common (Inggris) pada tanggal 5 Juni 1944, satu hari sebelum D-Day. Prajurit-prajurit yang diajak ngobrol oleh Eisenhower berasal dari Kompi 'E' dan 'D', yang merupakan bagian dari 502nd Parachute Infantry Regiment / 101st Airborne Division. Sebagai identifikasinya, dari kiri ke kanan: Hans Sannes D/502, Bill Bowser E/502, Jenderal Eisenhower, Ralph Pombano E/502, Schuyler Jackson HQ/502, Bill Hayes E/502, Carl Vickers D/502, Lieutenant Wallace Strobel (tanda “23” di dada) E/502, Henry Fuller E/502, Bill Boyle E/502, dan William Noll E/502. Beberapa waktu sebelumnya, Eisenhower meninggalkan pos komandonya dan berangkat menuju Greenham demi untuk menghabiskan beberapa jam bersama para anggota 101st dan 82nd sebelum penerjunan mereka. Sebelumnya dia telah diberitahu oleh komandan taktis udaranya bahwa 50 persen dari prajurit-prajurit parasut ini akan tewas bahkan sebelum mereka menyentuh tanah, sementara 70 persen dari glider-glider yang membawa mereka akan menjadi korban dalam serangan udara pendahulu yang dilancarkan! Marsekal Udara Inggris Sir Trafford-Leigh Mallory bahkan menyarankan pada Eisenhower untuk membatalkan penerjunan di Utah Beach, karena dianggapnya hanya akan berujung pada 'pembantaian yang sia-sia' belaka dari dua divisi udara Amerika. Meskipun Eisenhower sendiri mules saat memikirkan kemungkinan korban besar yang akan diderita, dia memutuskan untuk tetap pada rencana semula, yang akan menjadi serangan pendahulu dari invasi yang direncanakan berlangsung beberapa jam setelahnya. BTW, banyak orang yang penasaran akan apa yang diomongkan oleh Eisenhower dalam foto ini. Apakah dia sedang menyemangati mereka, atau memberi pidato singkat kepahlawanan layaknya di pilm Warkop? Tidak beibeh! Pada kenyataannya, mereka sedang ngobrol tentang memancing! Ini berdasarkan keterangan dari saksi hidup Letnan "Wally" Strobel sendiri (orang yang memakai tulisan "23" di dadanya). Eisenhower menanyakan darimana dia berasal, yang dijawabnya, "Michigan, Pak." Kemudian Eisenhower melanjutkan, "Bagaimana kondisi mancing disana?". Strobel menjawab kembali, "Bagus, Pak." Eisenhower kemudian mengatakan bahwa dia telah mengunjungi Michigan beberapa kali sebelumnya, dan berpendapat bahwa salah satu negara bagian Amerika Serikat tersebut merupakan sebuah tempat yang indah. Sebelum beranjak pergi, Eisenhower berkata "Go, Michigan!"
Setelah mendarat di pagi tanggal 6 Juni 1944, para prajurit dari 16th Infantry Regiment/1st Infantry Division berlindung di air dangkal pantai dari tembakan gencar senapan mesin pasukan pertahanan Jerman dengan menggunakan perintang pantai Rozsocháč (Czech hedgehog/Landak Ceko). Lokasinya adalah di Easy Red Sector, Omaha beach, Normandia, dan sebagai fotografernya adalah Robert Capa dari LIFE yang disebut-sebut sebagai "fotografer paling terkenal dalam Perang Dunia II"! Kisah tentang Capa di Normandia bisa dibaca DISINI
Foto terkenal yang memperlihatkan Private James W. "Jim" Flanagan (14 Maret 1923 - 8 Desember 2005), Komandan 2nd platoon / C Company / 502nd Parachute Infantry Regiment / 101st Airborne Division, yang sedang memegang bendera Swastika hasil rampasan. Foto ini diambil di Marmion, Prancis, di pagi hari pertama serbuan Sekutu ke Normandia, yang dikenal pula dengan nama D-Day. Flanagan terjun dengan parasut di Normandia beberapa jam sebelum Divisi Infanteri ke-4 Amerika Serikat mendarat di Utah Beach (Pantai Utah), tanggal 6 Juni 1944. Dia dan rekan-rekan setimnya sengaja diterjunkan dari udara di waktu malam untuk menetralisir perlawanan Jerman di wilayah sekitar pantai. Setelah mendarat di Ravenoville dan menguasai markas musuh di komplek pertanian terdekat, mobil pertama yang Flanagan dan kawan-kawannya lihat adalah milik dari fotografer INS (International News Service). Waktu itu adalah pukul 09:00 pagi, yang merupakan tiga jam pertama dari 'Hari Terpanjang' dalam Perang Dunia II. Prajurit-prajurit terjun payung ini memberikan waktu sebentar untuk berpose di depan sang fotografer. Flanagan, yang berdiri dengan bangga di tengah, tersenyum sambil memegang bendera Nazi yang telah "dibebaskan" dari pos komando musuh di komplek pertanian tersebut. Stahlhelm Jerman yang terletak di bawah foto tetap berada di tempatnya dari sejak terlepas dari prajurit Jerman yang tewas saat mempertahankan tempat tersebut. Ketika foto ini dikirim ke tanah air, dia menjadi salah satu gambar suratkabar yang paling banyak didistribusikan dari peristiwa D-Day. Benderanya sendiri kemudian disimpan oleh Flanagan selama berpuluh-puluh tahun, sebelum didonasikan ke General Donald Pratt 101st Airborne Museum di Fort Campbell, Kentucky, pada tanggal 10 Juni 1986, yang menjadi tempatnya berada sampai saat ini. Sebagai identifikasi orang-orangnya, dari kiri ke kanan: Private First Class Arthur A. Justice (B/502), unknown, Private Justo Correa (A/506), Private First Class Arthur J. Barker (B/502), Private Joe E. Ridgeway (B/502), Private James "Jim" Flanagan (C/502), Private Norwood B Newinger (B/502), Jerry Giarritano (memegang golok), Corporal Earl H. Butz (HQ/502), dan Sergeant Smith C. Fuller (B/502)
Foto ini diambil di belakang sebuah gereja di Colleville-sur-Mer (Normandia) tanggal 14 Juni 1944, tak lama setelah pendaratan amfibi Sekutu, dan memperlihatkan tiga warga sipil Prancis berbincang santai dengan kameraman Amerika dari 162nd atau 165th Signal Photo Company di dekat mayat tentara Jerman. Berdiri ketiga dari kiri adalah kapten medis dari ESB Omaha (kompi ke-5 atau ke-6) yang teridentifikasi dari helmnya dan pita lengan palang merah. Foto hasil karya fotografer terkenal Robert Capa ini pertama kali dipublikasikan oleh majalah LIFE edisi 3 Juli 1944 halaman 11, dan sensor masa itu telah membuat logo unit di helm dan lencana lengan di prajurit yang membelakangi kamera di kanan menjadi tidak terlihat dengan jelas (sebenarnya dia berasal dari 82nd Airborne Division / First U.S. Army). Saat pasukan Sekutu bergerak semakin dalam di Normandia, masyarakat Prancis, di bawah perintah langsung dari Jenderal Dwight D. Eisenhower, melakukan berbagai aksi sabotase dan hal apapun yang bisa mereka lakukan demi menghambat usaha pasukan Wehrmacht yang sedang bertempur di negerinya. Tentara Jerman dalam foto ini dibunuh oleh seorang warga Prancis yang sebelumnya telah dipaksa bekerja untuk Nazi dengan gaji 2$ perminggu. Si Landser kemungkinan besar berasal dari 3.Kompanie / I.Bataillon / Grenadier-regiment 726 / 716.Infanterie-Division yang memang pada saat itu ditempatkan di Colleville-sur-Mer
15 Juli 1944: Oberst Claus Graf von Stauffenberg (inset) bersama Generaloberst Friedrich "Fritz" Fromm (Chef der Heeresrüstung und Befehlshaber des Ersatzheeres) yang berjabat tangan dengan Hitler di Wolfsschanze beberapa hari sebelum terjadinya upaya pembunuhan terhadap diri sang diktator tanggal 20 Juli 1944. Fromm ternyata adalah seorang oportunis, yang langsung berubah haluan dari mendukung menjadi menentang Plot 20 Juli tak lama setelah ia menginsyafi bahwa operasi tersebut telah gagal dan Hitler masih hidup. Antara Stauffenberg dan Fromm berdiri Konteradmiral Karl-Jesko von Puttkamer (Marine-Adjutant der "Adjutantur der Wehrmacht beim Führer und Reichskanzler"), sementara di sebelah kanan adalah Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel (Chef des Oberkommandos der Wehrmacht)
Di
foto yang diambil di Friedrichstrasse sebelah selatan Reichskanzlei
setelah Pertempuran Berlin berakhir ini, kita bisa melihat seorang
prajurit SS yang tergeletak tewas di sebelah halftrack-nya yang
hancur. Dahsyatnya, dia bukanlah prajurit Jerman melainkan sukarelawan
asal Swedia! Namanya adalah Ragnar Johansson (pangkat
SS-Unterscharführer) asal Stockholm yang merupakan mantan sersan di
Angkatan Darat Swedia (P4 Skövde) dan anggota dari Partai Nazi Swedia,
Svensk Socialistisk Samling (SSS). Ketika pertama dia bergabung dengan
Waffen-SS dia ditempatkan di SS-Panzer-Division "Wiking", tapi
kemudian dipindahkan ke SS-Freiwilligen-Panzergrenadier-Division
"Nordland". Johansson terbunuh pada malam tanggal 1-2 Mei 1945 dalam
Pertempuran Berlin ketika sedang mengemudikan kendaraan komando
Sd.Kfz.250 milik SS-Hauptsturmführer Hans-Gösta Pehrsson dalam usahanya
melarikan diri dari Berlin yang terkepung. Kendaraannya tertembak
pasukan Rusia dan hancur (versi lain yang menyebabkannya mledug adalah
sebuah granat). Foto ini diambil oleh fotografer Rusia Mark Redkin.
Sebuah rekonstruksi pasca-perang yang dilakukan oleh peneliti Lennart
Westberg mendapati bahwa foto ini diambil di Friedrichstrasse 107 dengan
dinding pasukan penjaga di latar belakang, 200m sebelah utara sungai
Spree
Seorang tentara Rusia dengan gembira memperlihatkan potongan patung kepala Adolf Hitler yang didapatkannya di sela-sela reruntuhan kota Berlin, Jerman, bulan Mei 1945. Foto oleh fotografer terkemuka Soviet Yevgeny Khaldei (23 Maret 1917 - 6 Oktober 1997), orang yang sama yang mengabadikan pengibaran bendera palu-arit oleh seorang anggota Tentara Merah di atas atap Reichstag
Seorang tentara Rusia dengan gembira memperlihatkan potongan patung kepala Adolf Hitler yang didapatkannya di sela-sela reruntuhan kota Berlin, Jerman, bulan Mei 1945. Foto oleh fotografer terkemuka Soviet Yevgeny Khaldei (23 Maret 1917 - 6 Oktober 1997), orang yang sama yang mengabadikan pengibaran bendera palu-arit oleh seorang anggota Tentara Merah di atas atap Reichstag
Sumber :
Buku "Panzer 38(t) vs BT-7: Barbarossa 1941" karya Steven J. Zaloga
Buku "Time-Life Books World War II: Liberation" oleh Martin Blumenson
Majalah "Luftwaffe im Focus" Spezial No.1 tahun 2003
Foto koleksi NARA Archives
Foto koleksi pribadi Akira Takiguchi
www.avaxnews.com
www.en.wikipedia.org
www.facebook.com
www.feldgrau.com
www.flickr.com
www.home.comcast.net
www.militaryphotos.net
www.rarehistoricalphotos.com
www.reddit.com
www.sa-kuva.fi
www.talesofwar.tumblr.com
www.theatlantic.com
www.waffen-ss-combattants.fr
www.wehrmacht-awards.com
www.worldwar2database.com
www.ww2images.blogspot.com
Wah mantab fotonya benar benar menggambarkan perang dunia 2
ReplyDelete