Generalmajor Erwin Rommel mengenakan Offiziermantel (mantel perwira) dalam foto yang dibuat di awal tahun 1940. Dia masih mengenakan medali Pour le Mérite yang didapatnya dalam Perang Dunia Pertama dan masih belum ada tambahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes di lehernya. Rommel sendiri dianugerahi Pour le Mérite, medali keberanian tertinggi Kekaisaran Jerman, dalam Perang Dunia Pertama - tepatnya pada tanggal 10 Desember 1917 - setelah dalam Pertempuran Caporetto berhasil menawan 7.000 orang tentara Italia dengan hanya bermodalkan 100 orang! Komando tempur pertama Rommel dalam Perang Dunia II adalah sebagai Komandan 7. Panzer-Division. yang dia pimpin dalam pertempuran di Prancis pada tahun 1940. Selama kampanye militer tersebut, 7. Panzer-Division menderita korban yang lebih banyak jumlahnya bila dibandingkan dengan divisi-divisi lain di seantero Wehrmacht: divisi ini tercatat kehilangan 2.594 orang (termasuk 682 yang terbunuh, 1.646 terluka, dan 266 hilang) - yang mencakup 20 persen dari kekuatan totalnya - plus 39 tank yang hancur. Tapi semua pengorbanan ini dibayar dengan prestasi yang tidak main-main: dari bulan Mei s/d Juni 1940, 7. Panzer-Division berhasil menawan 97.486 orang prajurit Sekutu, merampas 458 tank dan kendaraan lapis baja lainnya, merampas 277 meriam lapangan, 64 senjata anti-tank, 4.000-5.000 truk, serta menghancurkan lusinan lainnya di setiap kategori yang telah disebutkan. Tidak hanya itu, divisi satu ini juga mampu merampas atau menghancurkan ratusan ton perlengkapan militer lainnya yang sangat berharga, serta menembak jatuh 52 pesawat tempur (ditambah menghancurkan 15 pesawat yang sedang diparkir di darat dan merampas utuh 12 lainnya). 7. Panzer-Division juga berhasil menawan Panglima Armada Atlantik Prancis serta empat orang laksamananya, seorang Komandan Korps AD Prancis, 15-20 jenderal Prancis lainnya, serta satu orang jenderal Inggris. Dalam prosesnya, divisi ini muncul secara mengejutkan dari lebatnya Hutan Ardennes, menerobos pertahanan di pinggiran Sungai Meuse di Dinart, dan maju tak tertahankan melalui Belgia dan Prancis Utara. Semua kekuatan yang menghadangnya dilumat tanpa ampun (termasuk Divisi Lapis Baja ke-1 Prancis dan Divisi Afrika Utara ke-4), dan gerakannya yang begitu cepat membuat mereka mampu menembus perpanjangan Garis Maginot di dekat Sivry, serta menahan serangan balasan terbesar Sekutu dalam Pertempuran Prancis yang dikerahkan di medan terbuka Arras. Selanjutnya, 7. Panzer-Division mempunyai peranan penting dalam pengepungan serta penghancuran AD ke-1 Prancis yang perkasa di Lille, yang disusul dengan gerak maju cepat ke arah selatan, menyerbu melalui Somme dan Seine, yang kemudian berakhir dengan perebutan pelabuhan utama Prancis di St. Valery dan Cherbourg (setelah melalui pertempuran yang sengit)... dan semua ini dilakukan hampir tanpa bantuan dari pasukan Jerman lainnya! Begitu dahsyat, cepat dan tidak terduganya pergerakan Rommel dan pasukannya, sehingga 7. Panzer-Division mendapat julukan "Gespenster Division" (Divisi Hantu) dari para pengendali militer Jerman di Berlin, yang sering kebingungan dengan fakta betapa seringnya divisi ini "hilang" tanpa kabar berita, hanya untuk muncul kembali membawa kemenangan yang mengejutkan! Ketika Prancis akhirnya menyerah, divisi ini telah berada sekitar 320 kilometer dari perbatasan dengan Spanyol. Bisa dibilang bahwa dalam periode 5 Februari 1940 s/d 15 Februari 1941, Erwin Rommel telah menjalankan tugasnya sebagai seorang Komandan Divisi dengan amat baiknya!
Generalmajor Erwin Rommel ditunjuk untuk menjadi Komandan 7. Panzer-Division menggantikan Generalleutnant Georg Stumme pada bulan Februari 1940. Pada awalnya dia menimbulkan kesan yang tidak terlalu menjanjikan saat - di hari pertama kedatangannya - memberi hormat kepada para komandan seniornya dengan salam Nazi dan bukannya hormat militer biasa (meskipun pada akhirnya Rommel dipaksa untuk bunuh diri pada tahun 1944 karena dituduh terlibat dalam gerakan anti-Hitler, tapi pada tahun 1939 dia adalah Kepala Batalyon Bodyguard Hitler dan, karenanya, telah menjelma menjadi seorang fanatik Nazi pada tahun 1940). Sang Komandan Divisi "newbie" juga membuat tersinggung para perwiranya saat mengatakan bahwa sebagian besar anggota 7. Panzer-Division berasal dari Thuringia, wilayah yang dianggap jarang menghasilkan prajurit yang berkualitas! Belum cukup, Rommel langsung memerintahkan inspeksi umum seluruh pasukan pada keesokan harinya – yang kebetulan jatuh pada hari Minggu – yang merupakan hal yang tidak biasa dilakukan dan, karenanya, sangat tidak disukai oleh para prajurit. Semua kejadian ini, ditambah dengan fakta bahwa Rommel dianggap sebagai “titipan Hitler” belaka dan tidak mempunyai pengalaman di unit lapis baja sama sekali, membuat sebagian besar perwira 7. Panzer-Division membencinya. Rommel pun menyadari akan hal ini, dan dia mengatasinya dalam satu tindakan drastis: pada tanggal 29 Februari 1940 Rommel secara tiba-tiba memecat seorang komandan batalyon yang dianggap ngeyel, dan membuatnya meninggalkan markas divisi hanya dalam tempo satu jam setengah! Tindakan tanpa telorasin eh toleransi ini membuat shock seisi divisi, dan memaksa mereka untuk mematuhi instruksi-instruksi Rommel selanjutnya – pada awalnya dengan terpaksa, tapi kemudian dilakukan dengan sepenuh hati ketika melihat sang Divisionskommandeur selalu berada paling depan dalam setiap pertempuran, tak gengsi untuk tidur di tenda beralaskan rumput, serta memakan ransum yang sama yang dimakan oleh prajurit dengan pangkat terendah dalam pasukannya...
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) sedang memeriksa peta bersama dengan para perwira divisinya di Prancis, bulan Mei 1940. Sebagai komandan "Gespenster Division" (Ghost Division/Divisi Hantu), Rommel menghadapi satu-satunya serangan pasukan lapis baja Sekutu dalam skala besar di wilayah Arras, dimana dia menimbulkan korban besar di kalangan tank-tank Matilda Inggris yang pada awalnya menimbulkan kekacauan bagi pasukan Jerman yang bertahan. Untuk pertama kalinya pula Rommel mengetahui peran penting meriam flak 88mm yang pada saat krusial tersebut secara mendadak diarahkan untuk menembak sasaran darat. Aksi Rommel dalam Pertempuran Prancis akan menjadi dasar bagi reputasi menterengnya sebagai salah satu pakar perang lapis baja Nazi (walaupun notabene dia berasal dari infanteri!)
Para perwira Jerman ini sedang menginspeksi sebuah jembatan dadakan yang baru saja didirikan oleh satuan zeni Wehrmacht di wilayah Prancis, bulan Mei 1940. Dua orang yang berjalan paling depan adalah, dari kiri ke kanan: Generalmajor Dr.rer.pol. Erich von Schaewen (Pionierführer der 4. Armee) dan General der Infanterie Adolf Strauss (Kommandeirender General II. Armeekorps). Sementara itu yang berada di antara mereka di belakang adalah Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division). Foto ini sendiri diambil oleh Kriegsberichter Heinz Fremke dari PK (Propaganda-Kompanie) 689
Generalmajor Erwin Rommel ditunjuk untuk menjadi Komandan 7. Panzer-Division menggantikan Generalleutnant Georg Stumme pada bulan Februari 1940. Pada awalnya dia menimbulkan kesan yang tidak terlalu menjanjikan saat - di hari pertama kedatangannya - memberi hormat kepada para komandan seniornya dengan salam Nazi dan bukannya hormat militer biasa (meskipun pada akhirnya Rommel dipaksa untuk bunuh diri pada tahun 1944 karena dituduh terlibat dalam gerakan anti-Hitler, tapi pada tahun 1939 dia adalah Kepala Batalyon Bodyguard Hitler dan, karenanya, telah menjelma menjadi seorang fanatik Nazi pada tahun 1940). Sang Komandan Divisi "newbie" juga membuat tersinggung para perwiranya saat mengatakan bahwa sebagian besar anggota 7. Panzer-Division berasal dari Thuringia, wilayah yang dianggap jarang menghasilkan prajurit yang berkualitas! Belum cukup, Rommel langsung memerintahkan inspeksi umum seluruh pasukan pada keesokan harinya – yang kebetulan jatuh pada hari Minggu – yang merupakan hal yang tidak biasa dilakukan dan, karenanya, sangat tidak disukai oleh para prajurit. Semua kejadian ini, ditambah dengan fakta bahwa Rommel dianggap sebagai “titipan Hitler” belaka dan tidak mempunyai pengalaman di unit lapis baja sama sekali, membuat sebagian besar perwira 7. Panzer-Division membencinya. Rommel pun menyadari akan hal ini, dan dia mengatasinya dalam satu tindakan drastis: pada tanggal 29 Februari 1940 Rommel secara tiba-tiba memecat seorang komandan batalyon yang dianggap ngeyel, dan membuatnya meninggalkan markas divisi hanya dalam tempo satu jam setengah! Tindakan tanpa telorasin eh toleransi ini membuat shock seisi divisi, dan memaksa mereka untuk mematuhi instruksi-instruksi Rommel selanjutnya – pada awalnya dengan terpaksa, tapi kemudian dilakukan dengan sepenuh hati ketika melihat sang Divisionskommandeur selalu berada paling depan dalam setiap pertempuran, tak gengsi untuk tidur di tenda beralaskan rumput, serta memakan ransum yang sama yang dimakan oleh prajurit dengan pangkat terendah dalam pasukannya...
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) sedang memeriksa peta bersama dengan para perwira divisinya di Prancis, bulan Mei 1940. Sebagai komandan "Gespenster Division" (Ghost Division/Divisi Hantu), Rommel menghadapi satu-satunya serangan pasukan lapis baja Sekutu dalam skala besar di wilayah Arras, dimana dia menimbulkan korban besar di kalangan tank-tank Matilda Inggris yang pada awalnya menimbulkan kekacauan bagi pasukan Jerman yang bertahan. Untuk pertama kalinya pula Rommel mengetahui peran penting meriam flak 88mm yang pada saat krusial tersebut secara mendadak diarahkan untuk menembak sasaran darat. Aksi Rommel dalam Pertempuran Prancis akan menjadi dasar bagi reputasi menterengnya sebagai salah satu pakar perang lapis baja Nazi (walaupun notabene dia berasal dari infanteri!)
Para perwira Jerman ini sedang menginspeksi sebuah jembatan dadakan yang baru saja didirikan oleh satuan zeni Wehrmacht di wilayah Prancis, bulan Mei 1940. Dua orang yang berjalan paling depan adalah, dari kiri ke kanan: Generalmajor Dr.rer.pol. Erich von Schaewen (Pionierführer der 4. Armee) dan General der Infanterie Adolf Strauss (Kommandeirender General II. Armeekorps). Sementara itu yang berada di antara mereka di belakang adalah Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division). Foto ini sendiri diambil oleh Kriegsberichter Heinz Fremke dari PK (Propaganda-Kompanie) 689
Divisionskommandeur Rommel berdiskusi santai bersama dengan para perwiranya yang berasal dari Panzer-Regiment 25 / 7.Panzer-Division di pinggir sungai Seine (Prancis), pertengahan bulan Juni 1940. Dari kiri ke kanan: Major Franz von Lindenau (Kommandeur I.Abteilung / Panzer-Regiment 25), Oberst Karl Rothenburg (Kommandeur Panzer-Regiment 25), Major Casimir Kentel (Kommandeur II.Abteilung / Panzer-Regiment 25), Hauptmann Adelbert Schulz (Chef 1.Kompanie / I.Abteilung / Panzer-Regiment 25), Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), serta Major i.G. Otto Heidkämper (Ia Erster Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division). Dalam Pertempuran Prancis, 7. Panzer-Division dilengkapi dengan tank-tank bekas Cekoslowakia yang sudah ketinggalan zaman. Beberapa diantaranya - yang merupakan tipe Panzer 38(t) - bisa kita lihat di latar belakang. Setelah beristirahat sebentar, divisi Panzer pimpinan Rommel melanjutkan perjalanannya "membelah" Prancis pada tanggal 5 Juni 1940. Mereka bergegas menuju ke Sungai Seine dengan tujuan untuk menguasai jembatan vital yang melintasi sungai tersebut yang berlokasi di wilayah Rouen. Bergerak maju sejauh 100 kilometer dalam waktu dua hari,7. Panzer-Division tiba di Rouen hanya untuk mendapati jembatan strategis incaran mereka sudah dihancurkan oleh pasukan Prancis yang kini telah menghilang. Tidak berdiam diri, Rommel memutuskan untuk berbelok ke arah utara demi memotong gerak mundur tentara-tentara musuh yang berusaha mencapai Le Havre. Usaha pihak Jerman berhasil, sehingga memaksa sekitar 10.000 orang prajurit dari 51st (Highland) Division Inggris serta Korps ke-9 Prancis untuk menyerah di Saint-Valery-en-Caux pada tanggal 12 June 1940
Generalmajor Erwin Rommel (kiri, Kommandeur 7. Panzer-Division) berbaring di rerumputan di sela-sela gerak maju pasukan Jerman di Prancis, musim panas tahun 1940. Ikut nojeng bersamanya Oberst Karl Rothenburg (kanan, Kommandeur Panzer-Regiment 25 / 7.Panzer-Division) yang memakai sonderbekleidung der Deutschen Panzertruppen (seragam hitam pasukan tank Jerman)
Generalmajor Erwin Rommel (memakai schirmmütze, Kommandeur 7. Panzer-Division) berbaring di rerumputan di sela-sela gerak maju pasukan Jerman di Prancis, musim panas tahun 1940. Ikut nojeng bersamanya para anggota Stabskompanie (Kompi Staff) dari divisinya, diantaranya adalah Oberst Karl Rothenburg (duduk menghadap kamera di tengah, Kommandeur Panzer-Regiment 25 / 7.Panzer-Division) dan Oberst Georg von Bismarck (kiri, Kommandeur Schützen-Regiment 7). Di latar belakang terlihat sebuah Panzerkampfwagen II terparkir, dengan para awaknya beristirahat di belakangnya
18 Mei 1940: Rommel bersama dengan para perwiranya di wilayah berumput La Cateau, sedang merundingkan strategi penyerangan ke Cambrai saat berlangsungnya invasi Jerman atas Prancis. Duduk di bawah, dari kiri ke kanan: Leutnant Ferdinand Lehn, Oberleutnant Fritz Seibold, Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), dan Oberstleutnant Rudolf Sieckenius (Kommandeur III.Abteilung / Panzer-Regiment 25 / 7.Panzer-Division). Duduk di atas, dari kiri ke kanan: Leutnant Deichbaum dan Leutnant der Reserve Karl Hanke (Ordonanzoffizier 7. Panzer-Division). Seibold adalah seorang ahli komunikasi. Pada tahun 1941, Rommel mengusahakan agar dirinya dipindahkan ke Afrika Utara, dimana dia melaksanakan tugas dengan brilian sebagai seorang pimpinan unit radio Rommel. Dia dipromosikan sebagai Hauptmann sebelum terbunuh dalam Pertempuran Pertama El Alamein. BTW, Foto ini diambil menggunakan kamera pribadi kepunyaan Rommel sendiri lho!
Generalmajor Erwin Rommel bersama Stabskompanie dari 7.Panzer-Division. Di belakang mereka adalah Panzerkampfwagen II Ausf. A/B/C (Sd.Kfz.121). Di tengah adalah Oberstleutnant Karl Rothenburg dengan Pour le Mérite tergantung di lehernya. Medali tersebut dia dapatkan dalam kancah Perang Dunia Pertama tanggal 30 Juni 1918 sebagai Leutnant der Reserve and Kompanieführer in 5. Garde-Regiment zu Fuß
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) dan Oberstleutnant i.G. Julius von Bernuth (Ia Erster Generalstabsoffizier, Führung und Ausbildung, der 7. Panzer-Division) memperhatikan pergerakan pasukan mereka di dekat sungai Moselle, musim panas 1940. Foto oleh Kriegsberichter Gutjahr dari PK 689
Generalmajor Erwin Rommel (duduk di kiri, Kommandeur 7. Panzer-Division) tampak serius mempelajari peta berukuran besar bersama dengan para perwira divisinya. Foto ini diambil sewaktu berlangsungnya penyerbuan Jerman atas Prancis, bulan Mei 1940
Generalmajor Erwin Rommel (membelakangi kamera di sebelah kanan) dalam sebuah rapat lapangan bersama dengan para perwiranya dari 7. Panzer-Division saat sedang berlangsungnya kampanye di Barat tahun 1940. Peta menjadi "sajian utama" yang membantu pengenalan medan lebih dalam. Yang memakai seragam hitam Panzertruppen di sebelah kiri adalah Oberst Karl Rothenburg (Kommandeur Panzer-Regiment 25)
Oberst Karl Rothenburg (memakai seragam hitam panzertruppen, Kommandeur Panzer-Regiment 25) mendengarkan perintah dari komandan 7. Panzer-Division, Generalmajor Erwin Rommel (kelihatan tangan kanannya doang di sebelah kiri). Foto ini kemungkinan besar diambil di Rouen pada tanggal 10 Juni 1940, saat divisinya Rommel merebut kota tersebut dari tangan pasukan Prancis. Perwira berkacamata paling kanan adalah Major i.G. Otto Heidkämper (Ia Erster Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), sementara di belakangnya yang bersandar ke pintu adalah Leutnant der Reserve Karl Hanke (Ordonanzoffizier 7. Panzer-Division). Satu lagi di depan Heidkämper yang menghadap ke arah kiri kemungkinan besar adalah Oberst Georg von Bismarck (Kommandeur Schützen-Regiment 7)
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) di sebelah kiri dalam sebuah acara "pengenalan peta" bersama dengan para anakbuahnya dalam gerak maju pasukan Jerman di Prancis, musim panas tahun 1940. Ikut hadir perwakilan dari Luftwaffe yang berpangkat Major di tengah, sementara yang memakai seragam panzer hitam di sebelahnya adalah Oberst Karl Rothenburg (Kommandeur Panzer-Regiment 25). Strategi Blitzkrieg memberi peran maksimal dalam koordinasi antara pasukan darat dan udara, sehingga karenanya selalu ada Verbindungsoffizier (perwira penghubung) antara kedua belah pihak yang mengkoordinasikan peran masing-masing dalam menghadapi rintangan atau musuh yang dihadapi di lapangan. Dalam strategi taktis seperti ini, Luftwaffe lebih sebagai pendukung gerak maju pasukan darat daripada unit yang mempunyai "agenda" tersendiri. Foto ini kemungkinan besar diambil pada tanggal 10 Juni 1940
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) di Prancis pada tahun 1940. Foto ini kemungkinan besar diambil di Rouen pada tanggal 10 Juni 1940 saat 7. Panzer-Division merebut kota tersebut dari tangan pasukan Prancis
Maaf sodara-sodara, jangan berburuk sangka dulu mengira Rommel lagi ngupil! Perhatikan baik-baik, dan akan anda tahu bahwa di foto yang diambil di Prancis tahun 1940 ini Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) tidaklah sedang ngupil melainkan sedang mengambil kotoran mata... WTF! BTW, "benda asing" yang terdapat di kerah belakang prajurit yang membelakangi kamera adalah penutup lensa teropong
Jarang-jarang kan melihat Erwin Rommel memakai feldmütze (topi lapangan) dan bukannya schirmmütze (topi visor)? Tapi lebih jarang lagi melihat dia mendayung! Perhatikan bahwa mereka tidak sedang berolahraga melainkan sedang dalam kampanye penyerbuan Jerman ke Prancis tahun 1940. Rommel - sebagai seorang perwira tinggi dan komandan divisi - memilih untuk mendayung sendiri menyeberangi sungai Rhine di wilayah musuh daripada harus ongkang-ongkang kaki sambil menyuruh bawahannya yang mendayung!
Begitu cepatnya gerak maju 7. Panzer-Division dalam serbuan mereka di Prancis pada tahun 1940, sehingga seringkali pihak Oberkommando der Wehrmacht (OKW) kehilangan kontak dan tidak mengetahui keberadaan persis mereka! Ini ditambah lagi dengan pendirian komandannya, Generalmajor Erwin Rommel, yang memilih untuk selalu bersama dengan pasukan terdepan daripada harus ongkang-ongkang kaki memerintah di garis belakang. Seringkali dia harus makan dan minum di sela-sela perjalanan dengan ransum yang sama yang diterima oleh anakbuahnya, tidur di tumpukan jerami di gudang yang tak terpakai, atau berpindah dengan cepat dari satu unit ke unit lainnya beberapa kali dalam satu hari demi mengantisipasi keadaan darurat yang mengancam keutuhan divisinya. Begitu cepatnya sang jenderal bergerak, sehingga staffnyapun kadangkala tidak tahu dimana keberadaan komandan mereka! Performa 7. Panzer-Division yang mengagumkan di Pertempuran Prancis, sekaligus kecepatan gerak maju mereka, membuat unit ini dijuluki sebagai "Gespenster Division" (Divisi Hantu)!
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) bersama dengan salah seorang staff divisi yang membawa sebuah peta (begitu juga dengan Rommel). Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes yang tertempel di leher Rommel didapatkannya tanggal 27 Mei 1940. nantinya Rommel akan menjadi salah satu dari 890 penerima Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (20 Maret 1941), salah satu dari 159 penerima Schwerter zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub (20 Januari 1942), dan salah satu dari 27 penerima Brillanten zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub und Schwerter (11 Maret 1943)
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) berjalan di samping barisan Panzer 35(t) sambil membawa peta dan teropong. Foto ini diambil di akhir bulan Mei atau awal bulan Juni 1940 di Nord-Pas-de-Calais (Prancis)
Jarang-jarang kan melihat Erwin Rommel memakai feldmütze (topi lapangan) dan bukannya schirmmütze (topi visor)? Tapi lebih jarang lagi melihat dia mendayung! Perhatikan bahwa mereka tidak sedang berolahraga melainkan sedang dalam kampanye penyerbuan Jerman ke Prancis tahun 1940. Rommel - sebagai seorang perwira tinggi dan komandan divisi - memilih untuk mendayung sendiri menyeberangi sungai Rhine di wilayah musuh daripada harus ongkang-ongkang kaki sambil menyuruh bawahannya yang mendayung!
Begitu cepatnya gerak maju 7. Panzer-Division dalam serbuan mereka di Prancis pada tahun 1940, sehingga seringkali pihak Oberkommando der Wehrmacht (OKW) kehilangan kontak dan tidak mengetahui keberadaan persis mereka! Ini ditambah lagi dengan pendirian komandannya, Generalmajor Erwin Rommel, yang memilih untuk selalu bersama dengan pasukan terdepan daripada harus ongkang-ongkang kaki memerintah di garis belakang. Seringkali dia harus makan dan minum di sela-sela perjalanan dengan ransum yang sama yang diterima oleh anakbuahnya, tidur di tumpukan jerami di gudang yang tak terpakai, atau berpindah dengan cepat dari satu unit ke unit lainnya beberapa kali dalam satu hari demi mengantisipasi keadaan darurat yang mengancam keutuhan divisinya. Begitu cepatnya sang jenderal bergerak, sehingga staffnyapun kadangkala tidak tahu dimana keberadaan komandan mereka! Performa 7. Panzer-Division yang mengagumkan di Pertempuran Prancis, sekaligus kecepatan gerak maju mereka, membuat unit ini dijuluki sebagai "Gespenster Division" (Divisi Hantu)!
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) berjalan di samping barisan Panzer 35(t) sambil membawa peta dan teropong. Foto ini diambil di akhir bulan Mei atau awal bulan Juni 1940 di Nord-Pas-de-Calais (Prancis)
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) dan perwira negara asing (Prancis?) yang kemungkinan besar merupakan tawanannya. Perhatikan wajah si perwira asing yang merupakan campuran dari marah, kesel, muak, kecewa, iri, empet, dan horny!
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) bersama dengan staffnya di Prancis bulan Juni 1940. terlihat seorang warga sipil ikut nongol dalam foto ini, yang kemungkinan adalah pejabat lokal yang sedang membahas penyerahan kotanya. Mobil di belakang adalah Talbot dari jenis K74 (diproduksi tahun 1929-1935) atau K78 (diproduksi tahun 1931). Foto dari NARA koleksi Thomas Nutter
Pagi hari tanggal 5 Juni 1940: beberapa saat setelah menyeberangi Sungai Somme di sekitar Condé-Folie sambil dihujani oleh tembakan artileri pasukan Prancis yang bertahan, tank-tank Jerman dari 7. Panzer-Division kini melintasi sebuah jembatan kecil di atas jalan yang sejajar dengan rel kereta api jurusan Paris-Calais. Tepat pukul 07:30, Panzerkampfwagen IV '321' dari 3.Kompanie / I.Abteilung / Panzer-Regiment 25 (satu dari 24 buah Panzer IV yang dimiliki oleh 7PzDiv) mengalami masalah di bagian roda kanannya yang copot secara tiba-tiba, sehingga menghalangi seluruh gerak maju pasukan. Sang Divisionskommandeur (Komandan Divisi), Generalmajor Erwin Rommel, melihat insiden tersebut dari sebuah tanggul tinggi di belakang posisi panzer. Setelah mengabadikan beberapa buah foto melalui kameranya, dia lalu turun dari bukit kecil tersebut dan memimpin langsung operasi pemindahan Panzer 321 yang bermasalah tersebut. Setelah beberapa kali usaha percobaan untuk mendereknya menemui kegagalan, tank tersebut akhirnya berhasil ditarik dan diparkir di dekat sebuah tanggul di pinggir sungai, dimana foto candid Rommel ini diambil. Sang Divisionskommandeur sendiri - selain merupakan perwira tinggi militer - terkenal sebagai seorang fotografer amatir yang kemana-mana selalu membawa kamera merk Leica III favoritnya, yang merupakan pemberian dari Menteri Propaganda Joseph Goebbels, sang pengagum berat Rommel! Kumpulan foto pribadi yang dibuatnya selama kampanye militer Jerman di Prancis (1940) dan Afrika Utara (1941-1943) bisa dibilang menakjubkan, terutama karena dia menjadi salah satu dari sedikit orang pada masa itu yang memanfaatkan teknologi foto berwarna yang masih begitu langka. Sayangnya, sebagian besar dari foto tersebut hilang dan sampai saat ini tidak diketahui dimana keberadaannya
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) berbincang-bincang dengan général de corps Marcel Ihler (Panglima IXe Corps d’Armée Prancis) yang baru saja menyerahkan diri bersama dengan seluruh pasukannya di St. Valéry en Caux (Cherbourg) pada tanggal 12 Juni 1940. Diantara yang ikut menyerah di hari itu adalah 51st Highland Division Inggris bersama dengan komandannya, Major General Sir Victor Morven Fortune
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) bersama dengan Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division) dari Inggris yang baru saja ditawannya di Saint Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, tanggal 12 Juni 1940. Tidak kurang dari 8.000 orang tentara Inggris yang menyerah kepada 7. Panzer-Division dalam peristiwa ini, sementara total keseluruhan pasukan Sekutu yang digaruk oleh Rommel adalah 46.000 orang!
Penyerahan diri pasukan gabungan Prancis dan Inggris dari IX Corps ke tangan 7. Panzer-Division Jerman di kota pelabuhan St. Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, pada tanggal 12 Juni 1940. Dari kiri ke kanan: Major Joachim Ziegler (Ic Dritter Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), Major i.G. Otto Heidkämper (tertutup oleh Rommel; Ia Erster Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Oberst Georg von Bismarck (muka tertutup oleh Ngiler eh Ihler; Kommandeur Schützen-Regiment 7), général de corps Marcel Ihler (membelakangi kamera; Panglima IXe Corps d’Armée Prancis), seorang perwira Beamte Wehrmacht (bagian administrasi yang bisa sekaligus menjadi penterjemah apabila diperlukan), pilot Luftwaffe yang beberapa saat sebelumnya menjadi tawanan pihak Sekutu tapi kemudian dibebaskan dan langsung diserahi tanggungjawab untuk mengumpulkan orang-orang yang baru saja menawannya (!), Leutnant der Reserve Karl Hanke (bertolak pinggang; Ordonanzoffizier 7. Panzer-Division), dan Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division Inggris). Foto ini diambil menggunakan kamera Leica milik Rommel
Penyerahan diri pasukan gabungan Prancis dan Inggris dari IX Corps ke tangan 7. Panzer-Division Jerman di kota pelabuhan St. Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, pada tanggal 12 Juni 1940. Dari kiri ke kanan: Major Joachim Ziegler (Ic Dritter Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Hauptmann Hans-Joachim Schraepler (Adjutant Kommandeur 7. Panzer-Division), Oberst Georg von Bismarck (Kommandeur Schützen-Regiment 7), Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), Major i.G. Otto Heidkämper (Ia Erster Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), général de corps Marcel Ihler (membelakangi kamera; Panglima IXe Corps d’Armée Prancis), seorang perwira Beamte Wehrmacht (bagian administrasi yang bisa sekaligus menjadi penterjemah apabila diperlukan), pilot Luftwaffe berpangkat Leutnant yang beberapa saat sebelumnya menjadi tawanan pihak Sekutu tapi kemudian dibebaskan dan langsung diserahi tanggungjawab untuk mengumpulkan orang-orang yang baru saja menawannya (!), Leutnant der Reserve Karl Hanke (bertolak pinggang; Ordonanzoffizier 7. Panzer-Division), dan Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division Inggris). Foto ini diambil menggunakan kamera Leica milik Rommel
Penyerahan diri pasukan gabungan Prancis dan Inggris dari IX Corps ke tangan 7. Panzer-Division Jerman di kota pelabuhan St. Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, pada tanggal 12 Juni 1940. Dari kiri ke kanan: Major Joachim Ziegler (Ic Dritter Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), général de corps Marcel Ihler (membelakangi kamera; Panglima IXe Corps d’Armée Prancis), dan seorang perwira Beamte Wehrmacht (bagian administrasi yang bisa sekaligus menjadi penterjemah apabila diperlukan). Paling kanan tertutup oleh perwira Wehrmacht lainnya adalah Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division Inggris)
Penyerahan diri pasukan gabungan Prancis dan Inggris dari IX Corps ke tangan 7. Panzer-Division Jerman di kota pelabuhan St. Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, pada tanggal 12 Juni 1940. Dari kiri ke kanan: Major Joachim Ziegler (Ic Dritter Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), Major i.G. Otto Heidkämper (tertutup oleh Rommel; Ia Erster Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Oberst Georg von Bismarck (muka tertutup oleh Ngiler eh Ihler; Kommandeur Schützen-Regiment 7), général de corps Marcel Ihler (membelakangi kamera; Panglima IXe Corps d’Armée Prancis), seorang perwira Beamte Wehrmacht (bagian administrasi yang bisa sekaligus menjadi penterjemah apabila diperlukan), pilot Luftwaffe yang beberapa saat sebelumnya menjadi tawanan pihak Sekutu tapi kemudian dibebaskan dan langsung diserahi tanggungjawab untuk mengumpulkan orang-orang yang baru saja menawannya (!), Leutnant der Reserve Karl Hanke (bertolak pinggang; Ordonanzoffizier 7. Panzer-Division), dan Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division Inggris). Foto ini diambil menggunakan kamera Leica milik Rommel
Penyerahan diri pasukan gabungan Prancis dan Inggris dari IX Corps ke tangan 7. Panzer-Division Jerman di kota pelabuhan St. Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, pada tanggal 12 Juni 1940. Dari kiri ke kanan: Major Joachim Ziegler (Ic Dritter Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Hauptmann Hans-Joachim Schraepler (Adjutant Kommandeur 7. Panzer-Division), Oberst Georg von Bismarck (Kommandeur Schützen-Regiment 7), Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), Major i.G. Otto Heidkämper (Ia Erster Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), général de corps Marcel Ihler (membelakangi kamera; Panglima IXe Corps d’Armée Prancis), seorang perwira Beamte Wehrmacht (bagian administrasi yang bisa sekaligus menjadi penterjemah apabila diperlukan), pilot Luftwaffe berpangkat Leutnant yang beberapa saat sebelumnya menjadi tawanan pihak Sekutu tapi kemudian dibebaskan dan langsung diserahi tanggungjawab untuk mengumpulkan orang-orang yang baru saja menawannya (!), Leutnant der Reserve Karl Hanke (bertolak pinggang; Ordonanzoffizier 7. Panzer-Division), dan Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division Inggris). Foto ini diambil menggunakan kamera Leica milik Rommel
Penyerahan diri pasukan gabungan Prancis dan Inggris dari IX Corps ke tangan 7. Panzer-Division Jerman di kota pelabuhan St. Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, pada tanggal 12 Juni 1940. Dari kiri ke kanan: Major Joachim Ziegler (Ic Dritter Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division), général de corps Marcel Ihler (membelakangi kamera; Panglima IXe Corps d’Armée Prancis), dan seorang perwira Beamte Wehrmacht (bagian administrasi yang bisa sekaligus menjadi penterjemah apabila diperlukan). Paling kanan tertutup oleh perwira Wehrmacht lainnya adalah Major General Sir Victor Morven Fortune (komandan 51st Highland Division Inggris)
Penyerahan diri pasukan gabungan Prancis dan Inggris dari IX Corps ke tangan 7. Panzer-Division Jerman di kota pelabuhan St. Valéry en Caux, Cherbourg, Prancis, pada tanggal 12 Juni 1940. Generalmajor Erwin Rommel (kedua dari kiri; Kommandeur 7. Panzer-Division) membahas sebuah peta bersama dengan Major Joachim Ziegler (kedua dari kanan; Ic Dritter Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division), sementara diantara mereka berdiri Leutnant der Reserve Karl Hanke (bertolak pinggang; Ordonanzoffizier 7. Panzer-Division) dan seorang pilot
Luftwaffe yang beberapa saat sebelumnya menjadi tawanan pihak Sekutu
tapi kemudian dibebaskan dan langsung diserahi tanggungjawab untuk
mengumpulkan orang-orang yang baru saja menawannya!
Seorang kapten Prancis (kanan) memberitahu Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) bahwa pemimpin Prancis yang baru dilantik, Marsekal Henri-Philippe Pétain, mengajukan permintaan penghentian permusuhan antara negaranya dengan Jerman, 17 Juni 1940. Diantara Rommel dan sang kapten berdiri Hauptmann Hans von Luck (Führer Aufklärungs-Abteilung 37 [motorisiert] / 7.Panzer-Division)
Pada tanggal 19 Juni 1940 kota pelabuhan Cherbourg (Prancis) jatuh sepenuhnya ke tangan pasukan Jerman dari 7. Panzer-Division dengan komandannya yang brilian, Generalmajor Erwin Rommel. Dua hari sebelumnya Rommel diperintahkan untuk menyerbu Cherbourg, dimana pada saat itu sisa pasukan Inggris yang masih berada di tanah Prancis sedang dievakuasi. 7. Panzer-Division bergerak maju sejauh 240km hanya dalam waktu 24 jam dan, setelah membombardir Cherbourg selama seharian penuh, berhasil memaksa garnisun Prancis yang bertahan disana untuk menyerah
Foto lain yang memperlihatkan penyerahan kota Prancis ke tangan 7. Panzer-Division pimpinan Generalmajor Erwin Rommel, bulan Juni 1940. Selama kampanye militer di Prancis, 7. Panzer-Division menderita korban yang lebih banyak jumlahnya bila dibandingkan dengan divisi-divisi lain di seantero Wehrmacht: divisi ini tercatat kehilangan 2.594 orang (termasuk 682 yang terbunuh, 1.646 terluka, dan 266 hilang) - yang mencakup 20 persen dari kekuatan totalnya - plus 39 tank yang hancur. Tapi semua pengorbanan ini dibayar dengan prestasi yang tidak main-main: dari bulan Mei s/d Juni 1940, 7. Panzer-Division berhasil menawan 97.486 orang prajurit Sekutu, merampas 458 tank dan kendaraan lapis baja lainnya, merampas 277 meriam lapangan, 64 senjata anti-tank, 4.000-5.000 truk, serta menghancurkan lusinan lainnya di setiap kategori yang telah disebutkan. Tidak hanya itu, divisi satu ini juga mampu merampas atau menghancurkan ratusan ton perlengkapan militer lainnya yang sangat berharga, serta menembak jatuh 52 pesawat tempur (ditambah menghancurkan 15 pesawat yang sedang diparkir di darat dan merampas utuh 12 lainnya). 7. Panzer-Division juga berhasil menawan Panglima Armada Atlantik Prancis serta empat orang laksamananya, seorang Komandan Korps AD Prancis, 15-20 jenderal Prancis lainnya, serta satu orang jenderal Inggris. Dalam prosesnya, divisi ini muncul secara mengejutkan dari lebatnya Hutan Ardennes, menerobos pertahanan di pinggiran Sungai Meuse di Dinart, dan maju tak tertahankan melalui Belgia dan Prancis Utara. Semua kekuatan yang menghadangnya dilumat tanpa ampun (termasuk Divisi Lapis Baja ke-1 Prancis dan Divisi Afrika Utara ke-4), dan gerakannya yang begitu cepat membuat mereka mampu menembus perpanjangan Garis Maginot di dekat Sivry, serta menahan serangan balasan terbesar Sekutu dalam Pertempuran Prancis yang dikerahkan di medan terbuka Arras. Selanjutnya, 7. Panzer-Division mempunyai peranan penting dalam pengepungan serta penghancuran AD ke-1 Prancis yang perkasa di Lille, yang disusul dengan gerak maju cepat ke arah selatan, menyerbu melalui Somme dan Seine, yang kemudian berakhir dengan perebutan pelabuhan utama Prancis di St. Valery dan Cherbourg (setelah melalui pertempuran yang sengit)... dan semua ini dilakukan hampir tanpa bantuan dari pasukan Jerman lainnya! Begitu dahsyat, cepat dan tidak terduganya pergerakan Rommel dan pasukannya, sehingga 7. Panzer-Division mendapat julukan "Gespenster Division" (Divisi Hantu) dari para pengendali militer Jerman di Berlin, yang sering kebingungan dengan fakta betapa seringnya divisi ini "hilang" tanpa kabar berita, hanya untuk muncul kembali membawa kemenangan yang mengejutkan! Ketika Prancis akhirnya menyerah, divisi ini telah berada sekitar 320 kilometer dari perbatasan dengan Spanyol. Bisa dibilang bahwa dalam periode 5 Februari 1940 s/d 15 Februari 1941, Erwin Rommel telah menjalankan tugasnya sebagai seorang Komandan Divisi dengan amat baiknya!
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) bersama dengan Major i.G. Otto Heidkämper (Ia Erster Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division) di Cherbourg di hari penyerahan kota pelabuhan Prancis tersebut ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 19 Juni 1940. Heidkämper nantinya meraih Deutsches Kreuz in Gold tanggal 7 Maret 1942 (sebagai Oberstleutnant i.G. dan Ia Erster Generalstabsoffizier 4. Panzer-Division) serta Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 8 Februari 1943 (sebagai Oberst i.G. dan Chef des Generalstabes XXIV. Panzerkorps)
Generalmajor Erwin Rommel bersama dengan 7. Panzer-Division merayakan jatuhnya kota pelabuhan Cherbourg (Prancis) ke tangan mereka pada tanggal 19 Juni 1940 dengan berfoto dan makan siang bareng. Dibutuhkan enam hari lagi (25 Juni 1940) sebelum pertempuran berakhir bagi 7. Panzer-Division. Mereka telah menunjukkan prestasi yang luar biasa dalam Unternehmen Fall Gelb, dan kepemimpinan Erwin Rommel yang luar biasa menjadi faktor utama dalam hal tersebut
Seorang kapten Prancis (kanan) memberitahu Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) bahwa pemimpin Prancis yang baru dilantik, Marsekal Henri-Philippe Pétain, mengajukan permintaan penghentian permusuhan antara negaranya dengan Jerman, 17 Juni 1940. Diantara Rommel dan sang kapten berdiri Hauptmann Hans von Luck (Führer Aufklärungs-Abteilung 37 [motorisiert] / 7.Panzer-Division)
Pada tanggal 19 Juni 1940 kota pelabuhan Cherbourg (Prancis) jatuh sepenuhnya ke tangan pasukan Jerman dari 7. Panzer-Division dengan komandannya yang brilian, Generalmajor Erwin Rommel. Dua hari sebelumnya Rommel diperintahkan untuk menyerbu Cherbourg, dimana pada saat itu sisa pasukan Inggris yang masih berada di tanah Prancis sedang dievakuasi. 7. Panzer-Division bergerak maju sejauh 240km hanya dalam waktu 24 jam dan, setelah membombardir Cherbourg selama seharian penuh, berhasil memaksa garnisun Prancis yang bertahan disana untuk menyerah
Foto lain yang memperlihatkan penyerahan kota Prancis ke tangan 7. Panzer-Division pimpinan Generalmajor Erwin Rommel, bulan Juni 1940. Selama kampanye militer di Prancis, 7. Panzer-Division menderita korban yang lebih banyak jumlahnya bila dibandingkan dengan divisi-divisi lain di seantero Wehrmacht: divisi ini tercatat kehilangan 2.594 orang (termasuk 682 yang terbunuh, 1.646 terluka, dan 266 hilang) - yang mencakup 20 persen dari kekuatan totalnya - plus 39 tank yang hancur. Tapi semua pengorbanan ini dibayar dengan prestasi yang tidak main-main: dari bulan Mei s/d Juni 1940, 7. Panzer-Division berhasil menawan 97.486 orang prajurit Sekutu, merampas 458 tank dan kendaraan lapis baja lainnya, merampas 277 meriam lapangan, 64 senjata anti-tank, 4.000-5.000 truk, serta menghancurkan lusinan lainnya di setiap kategori yang telah disebutkan. Tidak hanya itu, divisi satu ini juga mampu merampas atau menghancurkan ratusan ton perlengkapan militer lainnya yang sangat berharga, serta menembak jatuh 52 pesawat tempur (ditambah menghancurkan 15 pesawat yang sedang diparkir di darat dan merampas utuh 12 lainnya). 7. Panzer-Division juga berhasil menawan Panglima Armada Atlantik Prancis serta empat orang laksamananya, seorang Komandan Korps AD Prancis, 15-20 jenderal Prancis lainnya, serta satu orang jenderal Inggris. Dalam prosesnya, divisi ini muncul secara mengejutkan dari lebatnya Hutan Ardennes, menerobos pertahanan di pinggiran Sungai Meuse di Dinart, dan maju tak tertahankan melalui Belgia dan Prancis Utara. Semua kekuatan yang menghadangnya dilumat tanpa ampun (termasuk Divisi Lapis Baja ke-1 Prancis dan Divisi Afrika Utara ke-4), dan gerakannya yang begitu cepat membuat mereka mampu menembus perpanjangan Garis Maginot di dekat Sivry, serta menahan serangan balasan terbesar Sekutu dalam Pertempuran Prancis yang dikerahkan di medan terbuka Arras. Selanjutnya, 7. Panzer-Division mempunyai peranan penting dalam pengepungan serta penghancuran AD ke-1 Prancis yang perkasa di Lille, yang disusul dengan gerak maju cepat ke arah selatan, menyerbu melalui Somme dan Seine, yang kemudian berakhir dengan perebutan pelabuhan utama Prancis di St. Valery dan Cherbourg (setelah melalui pertempuran yang sengit)... dan semua ini dilakukan hampir tanpa bantuan dari pasukan Jerman lainnya! Begitu dahsyat, cepat dan tidak terduganya pergerakan Rommel dan pasukannya, sehingga 7. Panzer-Division mendapat julukan "Gespenster Division" (Divisi Hantu) dari para pengendali militer Jerman di Berlin, yang sering kebingungan dengan fakta betapa seringnya divisi ini "hilang" tanpa kabar berita, hanya untuk muncul kembali membawa kemenangan yang mengejutkan! Ketika Prancis akhirnya menyerah, divisi ini telah berada sekitar 320 kilometer dari perbatasan dengan Spanyol. Bisa dibilang bahwa dalam periode 5 Februari 1940 s/d 15 Februari 1941, Erwin Rommel telah menjalankan tugasnya sebagai seorang Komandan Divisi dengan amat baiknya!
Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) bersama dengan Major i.G. Otto Heidkämper (Ia Erster Generalstabsoffizier 7. Panzer-Division) di Cherbourg di hari penyerahan kota pelabuhan Prancis tersebut ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 19 Juni 1940. Heidkämper nantinya meraih Deutsches Kreuz in Gold tanggal 7 Maret 1942 (sebagai Oberstleutnant i.G. dan Ia Erster Generalstabsoffizier 4. Panzer-Division) serta Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 8 Februari 1943 (sebagai Oberst i.G. dan Chef des Generalstabes XXIV. Panzerkorps)
Generalmajor Erwin Rommel bersama dengan 7. Panzer-Division merayakan jatuhnya kota pelabuhan Cherbourg (Prancis) ke tangan mereka pada tanggal 19 Juni 1940 dengan berfoto dan makan siang bareng. Dibutuhkan enam hari lagi (25 Juni 1940) sebelum pertempuran berakhir bagi 7. Panzer-Division. Mereka telah menunjukkan prestasi yang luar biasa dalam Unternehmen Fall Gelb, dan kepemimpinan Erwin Rommel yang luar biasa menjadi faktor utama dalam hal tersebut
Jarang-jarang kan ngelihat jenderal ini pake stahlhelm? Generalmajor Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) dalam acara "Hoth Tag" yang diadakan di depan Place des Quinconces, Bordeaux, Prancis, tanggal 29 Juni 1940 (versi lain menyebutkan tanggal 1 Juli 1940). Di sebelah kanan adalah ajudannya, Hauptmann Hans-Joachim Schraepler. Pada tanggal 24 Juni 1940, 7. Panzer-Division tiba di Bordeaux. Lima hari kemudian, divisi tersebut melangsungkan parade kemenangan di jalan-jalan kota di utara Prancis tersebut di bawah pimpinan langsung sang Divisionskommandeur Rommel. Sampai dengan musim semi 1941, 7. Panzer-Division menghabiskan masa istirahat sekaligus berbenahnya di "Camp de Sougè", yang terletak di Martignas-sur-Jalle. Semua keterangan ini berasal dari surat yang dikirimkan oleh Rommel kepada istri tercintanya, Lucie, tertanggal 6 Januari 1941. Posisi divisinya sendiri adalah sebagai pasukan cadangan Wehrmacht, yang dipersiapkan untuk Unternehmen Seelöwe (Operasi Singa Laut, rencana invasi Jerman atas Inggris). Invasi ini kemudian dibatalkan setelah Luftwaffe babak belur dalam Pertempuran Britania
Upacara penganugerahan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub #10 untuk Generalleutnant Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) yang diselenggarakan di Reichskanzlei, Berlin, pada tanggal 25 Maret 1941. Orang dalam foto berbingkai tampaknya adalah pemimpin Fasis Italia yang menjadi sekutu Nazi, Il Duce Benito Mussolini
Upacara penganugerahan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub #10 untuk Generalleutnant Erwin Rommel (Kommandeur 7. Panzer-Division) yang diselenggarakan di Reichskanzlei, Berlin, pada tanggal 25 Maret 1941. Orang dalam foto berbingkai tampaknya adalah pemimpin Fasis Italia yang menjadi sekutu Nazi, Il Duce Benito Mussolini
Generalmajor Erwin Rommel sebagai komandan Divisi Panzer ke-7 "Ghost Division" di Prancis sebelum keberangkatannya ke Afrika. Perhatikan bendera (pennant) lambang komandan divisi di mobil Horch 901 yang dinaikinya! Selama peran sertanya dalam Fall Gelb (10 Mei s/d 25 Juni 1940), 7. Panzer-Division tercatat telah menangkap satu orang panglima korps, lima orang laksamana, serta empat orang komandan divisi beserta staffnya. Selain itu, mereka juga berhasil merampas 277 senjata artileri, 64 senjata anti-tank, 458 truk dan ranpur, 1.500-2.000 mobil, 1.500-2.000 kuda dan kereta penariknya, 300-400 bis, 300-400 sepeda motor, dan sekitar 30.000 orang tawanan perang. Di luar dari ini, para prajurit 7. Panzer-Division juga tercatat menembak jatuh 52 pesawat musuh, menghancurkan 12 pesawat lainnya yang sedang terparkir di landasan serta merampas 15 pesawat utuh!
Sumber :
Buku "Afrikakorps 1941-1943" karya Gordon Williamson
Buku "Battle Zone Normandy: Gold Beach" karya Simon Trew
Buku "Erwin Rommel" karya Pier Paolo Battistelli
Buku "German Fighter Ace Hans-Joachim Marseille: The Life Story of the Star of Africa" oleh Franz Kurowski
Buku "Kill Rommel! Operation Flipper 1941" karya Gavin Mortimer
Buku "Rommel's Lieutenants: The Men Who Served the Desert Fox" karya Samuel W. Mitcham
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi NARA Archives
Foto koleksi pribadi Thomas E. Nutter
www.afrika-korps.de
www.commons.wikimedia.org
www.en.wikipedia.org
www.facebook.com
www.finearts-autographs.com
www.forum.axishistory.com
www.heinzmigeod.com
www.instahlgewittern.com
www.life.com
www.militaryimages.net
www.museumscenterhanstholm.dk
www.powvets.com
www.randyelliottart.com
www.ritterkreuz.us
www.rommel-lebt.com
www.server4.foros.net
www.temple.edu
www.topedge.com
www.tumblr.com
Buku "Afrikakorps 1941-1943" karya Gordon Williamson
Buku "Battle Zone Normandy: Gold Beach" karya Simon Trew
Buku "Erwin Rommel" karya Pier Paolo Battistelli
Buku "German Fighter Ace Hans-Joachim Marseille: The Life Story of the Star of Africa" oleh Franz Kurowski
Buku "Kill Rommel! Operation Flipper 1941" karya Gavin Mortimer
Buku "Rommel's Lieutenants: The Men Who Served the Desert Fox" karya Samuel W. Mitcham
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi NARA Archives
Foto koleksi pribadi Thomas E. Nutter
www.afrika-korps.de
www.commons.wikimedia.org
www.en.wikipedia.org
www.facebook.com
www.finearts-autographs.com
www.forum.axishistory.com
www.heinzmigeod.com
www.instahlgewittern.com
www.life.com
www.militaryimages.net
www.museumscenterhanstholm.dk
www.powvets.com
www.randyelliottart.com
www.ritterkreuz.us
www.rommel-lebt.com
www.server4.foros.net
www.temple.edu
www.topedge.com
www.tumblr.com
Rommel hebat the legend of german division
ReplyDelete