Saturday, March 10, 2012

Foto Erwin Rommel Sebagai Panglima Afrikakorps

-1941-

 
Tripoli, Libya, tanggal 15 Februari 1941. Acara parade kontingen pertama Afrikakorps yang baru tiba di Afrika Utara. Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Sturm dari KBK Lw 7 (Kriegsberichter-Kompanie Luftwaffe 7), dan memperlihatkan Komandan Deutsches Afrikakorps (DAK), Erwin Rommel (tengah), yang sedang diperkenalkan kepada para perwira militer Italia oleh Generale d'Armata Italo Gariboldi (di samping Rommel, Gubernur Jenderal Italia di Libya). Di belakang Rommel berturut-turut berdiri Generalmajor Johannes Streich (Kommandeur 5. leichte-Division) dan Oberstleutnant Claus von dem Borne (Chef des Stabes Deutsches Afrikakorps). Foto-foto lain yang memperlihatkan parade militer Afrikakorps tanggal 15 Februari 1941 bisa dilihat DISINI


Generalleutnant Erwin Rommel (Kommandierender General Deutsche Afrikakorps) bersama dengan Generale d'Armata Italo Gariboldi dari Italia di hari kedatangannya di Afrika Utara, menyaksikan parade Afrikakorps di Tripoli, Libya. Untuk menimbulkan kesan bahwa pasukan Jerman yang datang berjumlah lebih banyak dari yang sebenarnya, ia memerintahkan agar panzer-panzer Jerman berputar kembali setelah berparade untuk menapaki rute yang sama. Intelijen Sekutu tertipu mentah-mentah dan melaporkan berita yang "berlebih-lebihan" kepada markasnya! BTW, di belakang Rommel (kanan) adalah Generalmajor Heinrich Kirchheim (Komandan sementara Divisi Infanteri 27 "Brescia" Italia), jenderal yang menonjol karena jangkungnya dan suka sekali mengenakan "legging"


Generalleutnant Erwin Rommel (Kommandierender General Deutsche Afrikakorps) mengobrol bersama para perwira Heer dan Luftwaffe di Tripoli tak lama setelah tiba di Afrika Utara. Perang Jerman di Afrika dimulai tanggal 12 Februari 1941 dengan kedatangan Aufklärungsstab Rommel (Staff Pelopor Rommel) di Tripoli, Libya, dan berakhir dua tahun kemudian tanggal 13 Mei 1943 dengan menyerahnya Heeresgruppe Afrika di Tunisia. Tidak kurang dari 300.000 prajurit Wehrmacht berjibaku selama 27 bulan dalam medan tempur yang berbeda jauh dengan yang seperti di tanah air mereka


 Generalleutnant Erwin Rommel (Kommandierender General Deutsche Afrikakorps) saat baru pertama tiba di Afrika. Dia masih mengenakan seragam dengan warna abu-abu kehijauan khas Eropa dan masih belum mengenakan seragam tropis. Di tangannya Rommel menggenggam kamera Leica yang masih tersimpan dalam bungkusnya. Selain sebagai komandan perang, di waktu senggangnya sang Marsekal juga mempunyau hobi fotografi


 Generalleutnant Erwin Rommel (Kommandierender General Deutsche Afrikakorps) berbicara dengan perwiranya di Afrika Utara, tak lama setelah kedatangannya kesana. Meskipun tak bisa dibedakan di foto hitam-putih ini, yang jelas Rommel mengenakan seragam abu-abu lapangan Wehrmacht yang biasa dipakai di Eropa daratan dan belum beralih menggunakan seragam tropis, sementara para perwiranya sudah duluan mengenakan seragam tropis versi pertama berwarna coklat. BTW, perhatikan pasir gurun di kaki mereka!



Generalleutnant Erwin Rommel (Kommandierender General Deutschen Afrikakorps) dan Generalmajor Stefan Fröhlich (Fliegerführer Afrika) dikelilingi oleh para perwira Poros (Italia dan Jerman) di Tripoli, Libya, akhir bulan Februari 1941, tak lama setelah Rommel tiba di Afrika untuk mengusir pasukan Inggris dari Libya



Dari kiri ke kanan: Generale di Corpo d'Armata Mario Roatta (Kepala Staff Angkatan Darat Italia), Generale d'Armata Italo Gariboldi (Panglima pasukan Italia di Afrika Utara), Generalleutnant Erwin Rommel (Kommandierender General Afrikakorps), dan Generale di Corpo d'Armata Attilio Teruzzi (Menteri Italia untuk urusan Afrika). Tidak ada keterangan kapan foto ini diambil, tapi yang jelas setelah Rommel mendapatkan Eichenlaub (20 Maret 1941) tapi sebelum Gariboldi meninggalkan Afrika untuk menempati posisi barunya di Markas Besar Angkatan Darat Italia di Roma (18 Juli 1941)



Dari kiri ke kanan: perwira Italia tidak dikenal, General der Panzertruppe Erwin Rommel (Befehlshaber Panzergruppe "Afrika"), Generalmajor Heinrich Kirchheim (Leiter Sonderstab Libyen), dan Generale di Corpo d'Armata Alberto Barbieri (Komandan Korps X Italia). Tidak ada keterangan kapan foto ini diambil, tapi kemungkinan besar pada periode antara bulan Maret s/d Juni 1941 sewaktu Jenderal Kirchheim bertugas di Afrika Utara


Upacara penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Oberstleutnant Irnfried Freiherr von Wechmar (Kommandeur Aufklärungs-Abteilung 3 (motorisiert) / 5.leichte-Division / Deutsches Afrikakorps) yang diserahkan langsung oleh Generalleutnant Erwin Rommel (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps) pada tanggal 13 April 1941. Di belakang terparkir sebuah ranpur komando AEC Dorchester yang merupakan salah satu dari tiga kendaraan sejenis hasil rampasan dari Inggris yang biasa digunakan oleh Rommel sebagai kendaraan komando utamanya saat mengunjungi berbagai front di Afrika. Pasukan Jerman menyebut kendaraan jenis ini sebagai "Mammut", sementara yang biasa dipakai Rommel dinamakan sebagai "Max"

Generalleutnant Erwin Rommel (Kommandierender General Deutschen Afrikakorps) menerima kalungan sebuah medali dari Generale d'Armata Ettore Bastico (Panglima Pasukan Poros di Afrika) pada tanggal 22 April 1941. Dalam sebuah surat yang ditujukan pada istrinya sehari kemudian, Rommel menyebut medali tersebut sebagai "Pour le Mérite-nya Italia" (Pour le Mérite adalah medali keberanian tertinggi Kekaisaran Jerman). Mau tahu medali apa yang dikalungkan di lehernya? Lihat foto di bawah!



 
Generalleutnant Erwin Rommel (Kommandierender General Deutschen Afrikakorps) dalam sebuah foto yang diambil di Afrika Utara dan memperlihatkan dia memakai Tropenhelm serta tropical uniform tak lama setelah penganugerahan medali oleh Sekutunya, Italia, tanggal 22 April 1941. Yang terpasang di lehernya adalah Military Order of Savoy, Grand Officer Class (yang sekarang lebih dikenal dengan nama 'Order of Italy'), sementara di atas sakunya tercantol Silver Medal of Military Valor, juga medali Italia. Dengan melihat helmnya saja, kita dapat mengetahui bahwa foto ini diambil dalam fase-fase pertama keberadaan Afrikakorps di Afrika Utara, karena kemudian helm tersebut secara berangsur-angsur digantikan oleh topi kain biasa. Selain itu, perlu diketahui bahwa foto-foto Rommel bersama dengan tanda tangannya yang diambil di Afrika yang masih bertahan sampai saat ini tidak ada yang menggunakan pena melainkan potlot, karena iklim Afrika telah membuat foto-foto yang ditulisi dengan pena mencair tintanya tak lama setelah dibuat!


 
Pertemuan antara Oberleutnant Joachim Müncheberg (Staffelkapitän 7.Staffel / III.Gruppe / Jagdgeschwader 26) dengan sang "Rubah Padang Pasir" General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps) di medan perang Afrika Utara, bulan Juni-Juli 1941. Di belakang mereka terparkir pesawat pembom Heinkel He 111 H4 VG+ES (WNr 4085) yang berfungsi sebagai "Kurierstaffel v.b.z. Afrika" (pesawat transportasi pribadi Rommel). Disini Rommel tampaknya akan atau sudah melakukan perjalanan udara, yang terlihat dari schwimmweste (jaket pelampung) yang dikenakannya. Sementara itu, tidak terlihat dari sudut ini adalah perban di lutut kiri Müncheberg yang didapatkannya setelah dia terluka dalam kompetisi olahraga di Erfurt bulan Mei 1941 sebelumnya (dia terjatuh saat ikut lomba lari gawang sepanjang 110 meter!). Oberleutnant Müncheberg dan Staffel pimpinannya merupakan satu-satunya elemen dari Jagdgeschwader 26 (JG 26) yang beroperasi di Afrika Utara, dan itupun hanya selama bulan Juni dan Juli saja. Selama keberadaannya yang singkat tersebut, 7. Staffel tercatat menembak jatuh delapan pesawat Inggris, dengan lima diantaranya dibukukan oleh sang Staffelkapitän! Foto ini sendiri dibuat oleh Kriegsberichter Opper dari KB-Kp. Lw. 7 (Kriegsberichter-Kompanie Luftwaffe 7) dan, bila anda jeli, anda bisa melihat sandal hasil modifikasi lapangan dari sepatu yang dipakai oleh Joachim Müncheberg!


 
Bersama dengan para perwira staffnya, pada tanggal 2 Juli 1941 General der Panzertruppe Erwin Rommel (kiri, Kommandierender General Deutsches Afrikakorps) melakukan kunjungan ke markas I.Bataillon / Schützen-Regiment 104 / 15.Panzer-Division di wilayah Sollum, yang berada di perbatasan Libya-Mesir. Dalam kunjungan ini, secara khusus "Der Wüstenfuchs" (Sang Rubah Gurun) memberi selamat kepada komandan batalyon tersebut, Hauptmann der Reserve Wilhelm Bach (berjalan paling depan bersama Rommel), yang dalam pertempuran satu bulan sebelumnya berhasil menahan serbuan pasukan tank Inggris yang berusaha menerobos Halfaya Pass demi untuk membebaskan rekan-rekan mereka yang terkepung di Tobruk, dalam sebuah serangan massal yang dinamakan Operation Battleaxe (15-17 Juni 1941). Diantara Rommel dan Bach adalah Oberst Maximilian von Herff (Kommandeur Schützen-Regiment 115). Selama tiga hari penuh Bach dan anakbuahnya menahan serangan bergelombang musuh, dengan hanya bermodalkan satu peleton meriam Flak 88 sebagai senjata utama mereka. Meskipun Rommel sendiri telah memerintahkan agar sang Bataillonskommandeur mundur ke lokasi pertahanan yang lebih memadai "bila memungkinkan", Bach menginterpretasikan kata-kata terakhir dengan tindakan sebaliknya: melakukan serangan balasan yang berhasil memukul mundur pasukan Inggris! Atas prestasi fenomenal tersebut, Bach - yang merupakan mantan pendeta (!) - dianugerahi medali bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 9 Juli 1941, hanya berselang seminggu setelah foto ini diambil. Flak 88 sendiri aslinya adalah meriam anti pesawat terbang, tapi bisa sama bagusnya saat digunakan untuk menghantam target tank di darat. BTW, di bulan April 1941 - yang hanya berselang satu bulan setelah Rommel tiba di Afrika Utara - pasukan Jerman berhasil mengalahkan tentara penyerbu Inggris dan mengusirnya dari Libya, kecuali satu garnisun ANZAC keras kepala yang tetap bertahan di kota pelabuhan Tobruk (meskipun dikepung oleh gabungan pasukan Italia dan Afrikakorps Jerman). Selama satu tahun berikutnya, penguasaan kembali Tobruk menjadi obsesi terbesar Rommel karena tanpanya maka semua usaha pihak Jerman untuk menguasai Mesir akan sia-sia belaka. Ketika kota pelabuhan tersebut akhirnya diduduki pada bulan Juni 1942, Hitler yang berterimakasih mengganjar Rommel dengan kenaikan pangkat luar biasa menjadi Generalfeldmarschall


 Foto ini diambil oleh Fritz Moosmüller pada tanggal 2 Agustus 1941 di Tobruk dan memperlihatkan General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") sedang menatap sesuatu di kejauhan. Di lehernya bertengger medali Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #10 yang dia dapatkan tanggal 20 Maret 1941 sebagai Generalleutnant dan Befehlshaber der Deutschen Truppen in Libyen, sementara di schirmmütze-nya nongkrong kacamata plastik penahan debu terkenal yang ternyata bukanlah kacamata produksi Jerman (schutzbrille) melainkan rampasan dari pihak Inggris! Rommel begitu menyukai kacamata satu ini sehingga dia selalu memakainya kemana-mana dan seakan-akan identik dengan dirinya (lihat saja sekian banyak foto yang memajang tampangnya di Afrika Utara, rata-rata memperlihatkan juga kacamata ini)!



General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps) duduk di atas atap "Max", sebuah kendaraan tempur AEC Inggris hasil rampasan, bersama dengan kompatriotnya dari Italia. Foto ini kemungkinan besar diambil di musim panas tahun 1941, saat Rommel sedang semangat-semangatnya mengusir pasukan Inggris dari Libya. Berdiri menunggu di samping "Max" di sebelah kanan adalah ajudan Rommel, Major Hans-Joachim Schraepler. Salah satu tugas tidak resmi Schraepler sebagai ajudan adalah membalas surat-surat para fans Rommel dari seantero Jerman yang berdatangan ke markas Afrikakorps, seiring dengan berita kemenangan demi kemenangan yang diraih oleh "Der Wüstenfuchs" di medan perang Afrika Utara. Schraepler sendiri secara tragis terbunuh pada tanggal 9 Desember 1941 di dekat Derna, Libya. Penyebabnya: terlindas secara tidak sengaja oleh "Max" saat melakukan gerak mundur taktis demi menghindari perangkap kepungan serangan balasan Inggris (yang dikenal dengan nama Operation Crusader)! Di bulan yang sama, Rommel juga kehilangan dua orang jenderalnya yang gugur dalam pertempuran: Generalmajor Walter Neumann-Silkow (Kommandeur 15. Panzer-Division) dan Generalmajor Max Sümmermann (Kommandeur 90. leichte-Afrika-Division). Dalam catatan hariannya, Rommel mengakui bahwa Desember 1941 adalah bulan tersedih yang dijalaninya selama kampanye militer Jerman di Afrika Utara...



 
Foto-foto milik NARA (National Archives) koleksi Thomas E. Nutter ini diambil oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling tanggal 14 September 1941. Dalam periode ini terjadi sedikit inaktivitas di antara kedua belah pihak di medan pertempuran karena adanya perubahan cuaca serta kondisi pasukan yang masih lemah setelah bertempur secara konstan dari bulan Februari 1941. General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe Afrika) memanfaatkannya dengan melakukan konsolidasi penguatan pasukan dan koordinasi dengan sekutunya dari Italia




 
General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe Afrika) ditemani oleh staffnya yang terpercaya, Major im Generalstab Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic Dritter Generalstabsoffizier Panzergruppe Afrika) yang dalam foto-foto milik NARA (National Archives) koleksi Thomas E. Nutter dan diambil oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling tanggal 14 September 1941 ini dia mengenakan schutzbrille (kacamata anti debu). Mellenthin nantinya mengakhiri perang dengan pangkat Generalmajor dan menulis buku "Panzer Battles" tentang kenangannya dalam Perang Dunia II



General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe Afrika) ditemani oleh staffnya yang terpercaya, Oberstleutnant im Generalstab Siegfried Westphal (Ia Erster Generalstabsoffizier Panzergruppe Afrika). Westphal nantinya meraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 29 November 1942 sebagai Chef des Generalstabes deutsch-italienische Panzer-Armee, dan mengakhiri perang dengan pangkat General der Kavallerie. Foto milik NARA (National Archives) koleksi Thomas E. Nutter ini diambil oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling tanggal 14 September 1941



  
Para perwira tinggi pihak Poros (termasuk General der Panzertruppe Erwin Rommel,
Kommandierender General Panzergruppe Afrika) mengelilingi Ritterkreuzträger Generalmajor Johann von Ravenstein (Kommandeur 5. leichte-Division) yang sedang duduk bersandarkan AEC Dorchester 4 X 4 "Mammut" hasil rampasan dari Inggris dan menerangkan kondisi harga lotek terkini. Ravenstein mendapatkan Ritterkreuz-nya tanggal 3 Juni 1940 sebagai Oberst dan Komandeur Schützen-Regiment 4 / 6.Panzer-Division. Nantinya dia tertangkap oleh pasukan Selandia Baru di dekat Tobruk tanggal 29 November 1941 dan tercatat dalam sejarah sebagai jenderal Jerman pertama yang tertangkap oleh Sekutu! Foto-foto milik NARA (National Archives) koleksi Thomas E. Nutter ini diambil oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling tanggal 14 September 1941 



Foto-foto milik NARA (National Archives) koleksi Thomas E. Nutter ini diambil oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling tanggal 14 September 1941 dan memperlihatkan saat General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe Afrika) bersama dengan staff-nya "blusukan" ke unit-unit Jerman dan Italia yang tersebar di berbagai front, utamanya di Tobruk. Kendaraan yang biasanya dinaiki oleh "der Wüstenfuchs" (Rubah Gurun) di antaranya adalah: Sd.Kfz.250/3 "GREIF" (Grifon/Serang), Sd.Kfz.250 "IGEL" (Landak), Sd.Kfz.250 "ADLER" (Elang), dan AEC Dorchester 4 X 4 "Mammut" (Mammoth) hasil rampasan dari Inggris. Berhubung seringkali dia berkunjung ke front depan yang sangat berbahaya, maka biasanya Rommel berangkat dengan sebuah Kampfgruppe (Grup tempur) kecil yang selalu siap-sedia manakala terjadi kontak senjata dengan pihak musuh (dan ini beberapa kali terjadi!)



General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe Afrika) mengadakan "field trip" ke posisi-posisi militer Jerman dan Italia sekeliling Tobruk, Libya, bulan September 1941. Dalam beberapa foto terlihat Major im Generalstab Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic Dritter Generalstabsoffizier Panzergruppe Afrika) yang ikut menemaninya, mudah dikenali dari schutzbrille hitam yang dikenakan di schirmmütze-nya. Foto-foto milik NARA (National Archives) koleksi Thomas E. Nutter ini diambil oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling


 
 General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe Afrika) saat mengadakan "field trip" ke posisi-posisi militer Jerman dan Italia sekeliling Tobruk, Libya, bulan September 1941. Major im Generalstab Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic Dritter Generalstabsoffizier Panzergruppe Afrika) berada di belakang Rommel memakai schutzbrille, sementara prajurit Italia yang memakai pith-helmet di sebelah kanan adalah Caringella dari 7° Reggimento Bersaglieri, sementara dua orang perwira Italia lain dalam foto ini berasal dari unit zeni. Foto milik NARA (National Archives) koleksi Thomas E. Nutter ini diambil oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling


 General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") bersama dengan para perwira Jerman dan Italia di dekat Tobruk, bulan September 1941 (Bundesarchiv menyebutkan secara keliru bahwa foto ini diambil pada tahun 1942, sementara saya lebih percaya pada keterangan milik NARA). Jenderal Wehrmacht yang menghadap ke arah Rommel adalah Generalmajor Max Sümmermann (Kommandeur 90. leichte-Afrika-Division). Hanya berselang beberapa bulan kemudian (10 Desember 1941), Sümmermann terbunuh dalam sebuah serangan udara dan posisinya digantikan oleh Generalleutnant Richard Veith. Kata-kata terakhirnya adalah: "Aku punya seorang putra di Front Rusia.."
Rommel sedang berbincang-bincang dengan Hans Geisler (komandan Korps Udara X, pangkat terakhirnya General der Flieger) di Derna tanggal 30 September 1941, sementara di sebelah kanan adalah Oberstleutnant Siegfried Westphal (pangkat terakhir General der Kavallerie). Perhatikan dinding bangunan di latar belakang yang telah dengan cermat di-cat kamuflase!



Dari kiri ke kanan: Generalmajor (Luftwaffe) Stefan Fröhlich (Fliegerführer Afrika), Generale di Brigata Aerea Ferdinando Raffaelli (Komandan Sektor Udara Timur Angkatan Udara Italia di Libya), Generalmajor Alfred Gause (Chef des Generalstabes Panzergruppe Afrika), dan General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe Afrika). Tidak ada keterangan kapan tepatnya foto ini diambil, tapi yang jelas antara bulan September s/d November 1941 di Afrika Utara


 Seorang Kriegspfarrer (Pendeta Perang) Wehrmacht memimpin upacara penguburan secara Protestan untuk Rittmeister Otto Ulrich Boesch yang terbunuh dalam pertempuran di Afrika Utara pada bulan Oktober 1941. Berdiri di belakangnya adalah para perwira tinggi Panzergruppe "Afrika", dari kiri ke kanan: General der Panzertruppe Erwin Rommel (Befehlshaber Panzergruppe "Afrika"), Generalmajor Alfred Gause (Chef des Generalstabes Panzergruppe "Afrika"), dan Oberstleutnant im Generalstab Siegfried Westphal (Ia Erster Generalstabsoffizier Panzergruppe "Afrika"). Kesemua orang dalam foto ini memakai tropenhelm (helm tropis) yang biasa digunakan oleh pasukan Jerman di medan perang beriklim tropis atau panas


General der Panzertruppe Erwin Rommel (Befehlshaber Panzergruppe "Afrika") bersiap-siap untuk menikmati rasanya terbang, saat dibantu duduk di jok penembak senapan mesin sebuah pesawat pembom tukik Junkers Ju 87B "Stuka" milik Hauptmann Kurt Kuhlmey (Staffelkapitän 1.Staffel / I.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 1). Yang membantu sang jenderal bersiap-siap tidak lain adalah Leutnant Hans-Joachim Marseille (Flugzeugführer di 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27), yang nantinya menjelma menjadi pilot pemburu terbaik Jerman dalam kancah pertempuran di Afrika Utara. Foto ini diambil pada bulan November 1941, dalam kunjungan pertama Jenderal Rommel ke markas Jagdgeschwader 27 (JG 27). Dikisahkan bahwa Marseille dan Rommel saling bertukar cerita mengenai insiden yang terjadi beberapa waktu sebelumnya, dimana pilot Australia Clive "Killer" Caldwell telah dengan sengaja menembak seorang pilot JG 27 yang sedang melayang dengan parasutnya. Kuhlmey, yang ikut hadir, juga menyatakan bahwa anakbuahnya turut menyaksikan insiden tersebut, sebuah hal yang dianggap sebagai perbuatan yang kontroversial di kancah peperangan Afrika Utara yang dikenal "bersih"


 Pada bulan November 1941, General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") mengunjungi Bardia (Libya) yang menjadi lokasi bongkar-muat suplai pasukan Poros selain di Tripoli dan Derna. Meskipun kapasitasnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan pelabuhan utama di Tripoli, tapi Bardia lebih efisien karena lebih dekat ke front yang mendekati perbatasan dengan Mesir. Disini biasanya kapal-kapal selam Italia yang bongkar-muat barang karena lebih aman dari incaran pesawat-pesawat Sekutu. Dalam kunjungannya ke Bardia pun Rommel menyempatkan diri untuk beramah-tamah dengan awak kapal selam Italia yang kebetulan sedang berlabuh disana. Dia kemudian difoto di atas tebing yang menjorok ke pantai dengan latar belakang sebuah kapal selam Italia yang sedang berlayar meninggalkan pelabuhan. Kemungkinan kapal selam ini berasal dari kelas Atropo of the Foca (Anjing Laut) dengan berat 1.109 ton yang biasa digunakan untuk menanam ranjau laut. Dia baru saja mengantarkan 60 ton bahan bakar ke pelabuhan Bardia


General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") berfoto bersama dengan para anggota angkatan laut Jerman dan Italia di atas sebuah kapal selam Regia Marina di pelabuhan Bardia, bulan November 1941. Kita bisa melihat bahwa reputasi Rommel sudah menjulang tinggi saat itu, dan dia seakan menjadi selebriti karena begitu banyak orang yang ingin berfoto bersamanya! Uniknya, selain dari Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes dan Pour le Mérite yang tercantol di lehernya, seragamnya bersih dari medali-medali yang biasanya tersemat disana-sini!


 General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") melakukan toast bersama dengan rekan-rekan Italia sekutunya di pelabuhan Bardia, Libya, bulan November 1941. Di sebelah kanan adalah seorang perwira dari Regia Marina (Angkatan Laut Italia), yang kemungkinan adalah kapten kapal selam dari kelas Atropo of the Foca (Anjing Laut). Kapal-kapal selam Italia telah digunakan untuk kepentingan Afrikakorps dari sejak bulan April 1941, utamanya untuk mengangkut suplai amunisi dan bahan bakar bagi pasukan di unit terdepan. Tidak kurang dari 46 misi pengiriman semacam itu telah dilakukan oleh kapal-kapal selam Italia dari bulan Juni s/d Desember 1941


 General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") dalam acara kunjungan ke posisi pertahanan pasukan Italia di Sidi Rezegh, Libya, selama berlangsungnya Operasi Crusader yang dilancarkan oleh Inggris, bulan November 1941. Disini sang "Rubah Padang Pasir" sedang mencoba melihat wilayah sekitarnya dengan menggunakan teropong. Dekat dengan kamera adalah prajurit-prajurit Italia yang sedang menggunakan radio RF 3 C model 1936, yang bisa dikenali dari antenanya yang berbentuk lingkaran. Udara di gurun telah berubah menjadi dingin, sehingga memaksa prajurit-prajurit Jerman dan Italia untuk mengenakan pakaian yang tebal!


General der Panzertruppe Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dalam kunjungannya ke Markas Besar Korps Angkatan Darat Italia ke-21 di Afrika Utara, tanggal 21 November 1941. Duduk di sebelah kirinya adalah Generale di Corpo d'Armata Enea Navarini (Komandan Korps XXI Italia), sementara berdiri persis di belakang Rommel adalah Oberst Paul Diesener (Kommandeur Verbindungsstabs zum XXI. italianische Armeekorps), dan berdiri di kanan yang bertelekan pada peta adalah Generalmajor Alfred Gause (Chef des Generalstabes Panzerarmee "Afrika"). Navarini adalah salah satu perwira Italia yang paling dipercayai oleh sang Rubah Gurun. Secara pribadi Rommel meminta kepada Mussolini untuk mendatangkan kembali sang jenderal ke medan tempur Afrika pada saat berkecamuknya Pertempuran El Alamein di bulan November 1942 (sebelumnya Navarini telah dipindahkan dari bulan Oktober 1942). Foto oleh Sonderführer und Kriegsbildberichterstatter Fritz Moosmüller


General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") sedang meninjau posisi 15. Panzer-Division menggunakan Kraftfahrzeug 15 (Mercedes-Benz 340) bersama dengan Leutnant Alfred-Ingemar Berndt dan Sonderführer Ernst Zwilling (Bildberichter) di antara Tobruk dan Sidi Omar (Libya), 24 November 1941. Di latar belakang tampak kendaraan Sd.Kfz 221/222. Wajah lelah dan penuh debu tampak kentara dari manusia-manusia di foto ini, yang kemungkinan besar merupakan ekses dari kebiasaan Rommel di medan perang manapun untuk mem-push pasukannya sampai ke daya tahan maksimal yang tubuh mereka sanggup hadapi. Sudah bukan rahasia lagi kalau pada saat pertempuran sedang dahsyat-dahsyatnya berkecamuk, Rommel hanya tidur kurang dari 2 jam seharinya! Leutnant Berndt pada awalnya merupakan anakbuah Joseph Goebbels di Kementerian Propaganda yang kemudian diperbantukan kepada Rommel. Pada akhirnya dia menjadi seorang prajurit yang jempolan, sahabat si Rubah Gurun, orang kepercayaannya, dan menjadi pengantar pesan tidak resmi antara Rommel dan Hitler


 General der Panzertruppe Erwin Rommel (kanan, Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") dan Leutnant Alfred-Ingemar Berndt (Ordonnanzoffizier Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") mengadakan kunjungan ke sebuah pemakaman di Libya, dimana prajurit Jerman dan Inggris sama-sama mendapat penghormatan dengan dikuburkan secara berdampingan. Pihak Poros dan Sekutu bertempur secara sportif dan memperlakukan para tawanan mereka dengan penuh perikemanusiaan sehingga medan pertempuran di Afrika dijuluki sebagai "War Without Hate" (Perang Tanpa Kebencian)


General der Panzertruppe Erwin Rommel (Befehlshaber Panzergruppe "Afrika") tampak memperhatikan dengan serius saat anakbuahnya memeriksa kerusakan yang terjadi di bagian mesin dan kaca mobil mereka, tak lama setelah sebuah pesawat pemburu Inggris menyerang konvoy kendaraan yang membawa sang panglima pasukan Jerman di Afrika Utara tersebut. Rommel tampak mengenakan syal buatan anak perempuannya, yang selalu dipakainya dalam setiap kesempatan. Cowok berjanggut di tengah adalah Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika", seorang wartawan perang sekaligus penterjemah yang selalu terlihat menyertai Rommel kemanapun dia pergi. Moosmüller sendiri terluka di bagian tangannya, dan sedang menunggu pertolongan pertama. Selain itu, perwira di sebelah kiri adalah Major im Generalstab Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic Dritter Generalstabsoffizier Panzergruppe "Afrika"), seorang perwira staff berpengalaman yang telah malang-melintang di berbagai front pertempuran. Foto ini sendiri diambil pada waktu berlangsungnya Operation Crusader (18 November – 30 Desember 1941), sebuah operasi militer yang dilancarkan oleh Eighth Army Inggris melawan gabungan pasukan Jerman dan Italia di Gurun Barat Mesir dan Libya.


Siluet yang memperlihatkan penampakan Erwin Rommel dari arah samping. Kepemimpinannya yang brilian dalam mengarahkan pasukan Jerman dan Italia di kampanye militer di Afrika Utara telah mematenkan reputasinya sebagai salah satu komandan tank paling hebat dalam Perang Dunia II, dan membuatnya dijuluki "der Wüstenfuchs" atau Si Rubah Gurun. Diantara musuh-musuhnya orang Inggris, Rommel dikenal sebagai seorang ksatria dalam bertempur, dan perkatannya yang menyebutkan tentang "perang tanpa kebencian" nantinya digunakan untuk mendeskripsikan peperangan antara Jerman dan Sekutu di Afrika Utara

------------------------------------------------------------------ 

-1942-

  
Foto ini diambil dari buku "With Rommel in the Desert" karangan Heinz Werner Schmidt. Disini diperlihatkan Erwin Rommel sedang mendiskusikan serangan yang akan dilangsungkan terhadap Tobruk bersama dengan para perwira mudanya. Leutnant Schmidt - yang bertugas sebagai ajudan Rommel - berdiri paling kiri dengan teropong. Schmidt sendiri menemani Rommel dari kemenangan pertamanya di El Agheila dan Abedabia, kemenangan yang gemilang di Tobruk, kekalahan yang menyakitkan di El Alamein, sampai terusirnya pasukan Poros dari Tunisia


Foto ini diambil dari buku "With Rommel in the Desert" karangan Heinz Werner Schmidt. Disini diperlihatkan Erwin Rommel sedang mendiskusikan serangan yang akan dilangsungkan terhadap Tobruk bersama dengan para perwira mudanya. Di sebelah kiri dengan seragam berwarna cerah adalah Generalmajor Alfred Gause (Chef des Generalstabes Panzergruppe "Afrika")



Erwin Rommel berbincang-bincang santai dengan kompatriotnya dari Italia, yang salah satunya adalah Mayor gendut yang merupakan komandan dari batalyon pembangun jalan. Si Mayor mengajukan komplain kepada Rommel mengenai kurangnya pasokan makanan serta anggur kepada unit mereka! Caption foto ini sungguh menggelitik, seakan-akan jawaban Rommel adalah: "Anda mengeluh masalah makanan, tapi tampaknya kekurangan tersebut sama sekali tidak terlihat pengaruhnya terhadap diri (baca: badan) anda!" Ajudan Rommel, Leutnant Heinz Werner Schmidt, berdiri di sebelah kiri sambil memegang peta


General der Panzertruppe Erwin Rommel (Kommandierender General Panzergruppe "Afrika") menyambut kedatangan Komandan Korps XXI Italia, Generale di Corpo d'Armata Enea Navarini. Di dekat mereka adalah Generalmajor Alfred Gause (Chef des Generalstabes Panzergruppe "Afrika") yang berdiri kelima dari kiri, sementara paling kiri kemungkinan besar adalah supir sekaligus pesuruh Rommel Leutnant der Reserve Hellmut von Leipzig. Foto dibuat bulan Januari 1942 oleh Fritz Moosmüller. Pada tanggal 30 Januari 1942 Rommel naik pangkat dari General der Panzertruppe menjadi Generaloberst


Salah satu mobil komando yang dipakai oleh Erwin Rommel di Afrika Utara, Alfa Romeo 6C 2500 Coloniale, adalah sebuah contoh mengenai kendaraan "daur ulang" yang umum terjadi di medan perang Afrika: pertama dia digunakan oleh Angkatan Darat Italia (yang terlihat dari plat nomornya, RE: Regio Esercito). Setelah dia dihadiahkan oleh pihak Italia kepada Rommel, maka bodinya ditambahi dengan lambang pohon kurma dan swastika seperti halnya semua kendaraan perang Jerman di Afrika. Kendaraan yang hanya diproduksi sebanyak 150 biji ini lalu digunakan oleh staff Panzergruppe Afrika yang biasa menemani Rommel dalam inspeksinya ke front

Erwin Rommel sedang melihat peta pertempuran bersama ajudannya selama kampanye Jerman di gurun Afrika tahun 1942. Di kiri belakang adalah Oberst Eduard Crasemann


 
Foto propaganda ini diambil oleh Kriegsberichter (Wartawan Perang) Klemens Valtingojer, dan pertama kali dipublikasikan pada tanggal 9 Februari 1942. Disini diperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") yang sedang sibuk membantu mendorong mobil Horch 901 Typ 40 Kfz.21 miliknya yang terperangkap di pasir gurun. Bundesarchiv mengidentifikasi orang di belakang Rommel sebagai Oberstleutnant i.G. Siegfried Westphal, Ia alias Kepala Operasi Panzerarmee "Afrika". Saya haqul yakin bahwa identifikasi ini keliru, karena wajahnya 100% lebih mirip Major Friedrich-Wilhelm von Mellenthin, yang merupakan Ic alias Kepala Intelijen Panzerarmee "Afrika". Bundesarchiv (Arsip Nasional Jerman) memang banyak sekali membuat kekeliruan dalam hal identifikasi orang serta keterangan waktu dari koleksi foto-fotonya. Sebagai contoh adalah foto ini sendiri, yang disebutkan diambil pada bulan Januari 1941, padahal di bulan tersebut Rommel belum lagi tiba di Afrika! Biasanya, ketika mendapati perbedaan keterangan tanggal, tempat atau identifikasi dari orang dalam foto, saya lebih mempercayai caption dari Bayerische Staasbibliothek (Arsip Bavaria) daripada Bundesarchiv, karena hampir selalu keterangannya lebih akurat


 Pada tanggal 9 Februari 1942, Generaloberst Erwin Rommel (kiri, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") menganugerahkan medali Eisernes Kreuz I. Klasse kepada dua orang jenderal Italia sekutunya, Generale di Corpo d'Armata Gastone Gambara (tengah, Komandan Korps XIX Italia) dan Generale d'Armata Ettore Bastico (kanan, Panglima Pasukan Italia di Afrika Utara). Bastico nantinya mendapatkan pula medali Jerman yang lebih tinggi tingkatannya - Deutsches Kreuz in Gold - pada tanggal 5 Desember 1942. Di belakang Rommel berdiri Generale di Brigata Giorgio Calvi di Bergolo (Perwira Penghubung Markas Besar Italia dengan Rommel). Foto oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling



Foto ini diambil pada tanggal 12 Februari 1942 oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling dari Propaganda-Kompanie Luftwaffe 7, dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan para perwira Jerman dan Italia di Afrika Utara, saat Rommel melakukan kunjungan ke markas 17° Divisione Autotrasportabile "Pavia" (Divisi Bermotor ke-17 "Pavia") di El Agheila, Libya. Dalam kesempatan tersebut, Rommel berunding dengan sekutu-sekutunya dari Italia mengenai rencana serangan pihak Poros selanjutnya. Foto ini terdapat dalam buku "Rommel's Italian Generals in North Africa" karya Dr. Libro Di Zinno dan Rudy D'Angelo, halaman 26. Di teks penyertanya, sang pengarang mengidentifikasi perwira Italia yang berada di hadapan Rommel sebagai Generale di Brigata Michelangelo Nicolini, Komandan satuan artileri Angkatan Darat Italia di Afrika (dia terdapat dalam beberapa foto lainnya yang diambil di kesempatan yang sama bersama dengan Rommel). Sayangnya, keterangan ini tidak bisa dipegang 100% karena pengarang yang sama telah mengidentifikasi beberapa wajah yang berbeda di buku tersebut sebagai Nicolini, sementara sejauh ini aliando juga belum menemukan muka sebenarnya dari odong-odong satu ini! Tentu saja, kalau melihat konteks kedatangan Rommel, satu-satunya kandidat untuk perwira tersebut adalah Komandan dari Divisi Pavia, Generale di Brigata Antonio Franceschini. Tulisan "FALZONI" yang terdapat di foto mungkin merujuk pada Enzo Falconi. Masalahnya adalah, pada saat foto ini diambil dia masih berpangkat Colonnello (Kolonel) dan mengabdi sebagai perwira artileri di Divisi Ariete (yang juga beroperasi di Afrika Utara). Itu satu-satunya nama dan pangkat yang mendekati tulisan dalam foto tersebut. Untuk identifikasi perwira Jerman lainnya - selain Rommel: berdiri keempat dari kanan adalah Major Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic im Generalstab Panzerarmee "Afrika"), sementara menghadap kamera di tengah adalah Oberleutnant Diekmann yang merupakan ajudan Rommel.



Foto ini diambil pada tanggal 12 Februari 1942 oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling dari Propaganda-Kompanie Luftwaffe 7, dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan para perwira Jerman dan Italia di Afrika Utara, saat Rommel melakukan kunjungan ke markas 17° Divisione Autotrasportabile "Pavia" (Divisi Bermotor ke-17 "Pavia") di El Agheila, Libya. Perwira Italia yang sedang berbicara dengan Rommel di sebelah kiri adalah Generale di Brigata Antonio Franceschini (Komandan Divisi Pavia), sementara perwira Italia lainnya yang berdiri di sebelah Rommel adalah Generale di Brigata Michelangelo Nicolini (Komandan satuan artileri Angkatan Darat Italia di Afrika)



Foto ini diambil pada tanggal 12 Februari 1942 oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling dari Propaganda-Kompanie Luftwaffe 7, dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan para perwira Jerman dan Italia di Afrika Utara, saat Rommel melakukan kunjungan ke markas 17° Divisione Autotrasportabile "Pavia" (Divisi Bermotor ke-17 "Pavia") di El Agheila, Libya. Perwira jangkung yang berdiri di belakang Rommel adalah ajudannya, Oberleutnant Diekmann. Sementara itu, perwira Jerman lain yang memakai gogel ketiga dari kiri adalah Major Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic im Generalstab Panzerarmee "Afrika"). Terakhir, perwira Italia di sebelah kanan adalah Generale di Brigata Antonio Franceschini (Komandan Divisi Pavia)



Foto ini diambil pada tanggal 12 Februari 1942 oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling dari Propaganda-Kompanie Luftwaffe 7, dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan para perwira Jerman dan Italia di Afrika Utara, saat Rommel melakukan kunjungan ke markas 17° Divisione Autotrasportabile "Pavia" (Divisi Bermotor ke-17 "Pavia") di El Agheila, Libya. Dari kiri ke kanan: Generale di Brigata Antonio Franceschini (Komandan Divisi Pavia), Oberleutnant Diekmann (Adjutant Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"), Generale di Brigata Michelangelo Nicolini (Komandan satuan artileri Angkatan Darat Italia di Afrika), perwira Afrikakorps tak dikenal, Rommel, dan Major Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic im Generalstab Panzerarmee "Afrika")



Foto ini diambil pada tanggal 12 Februari 1942 oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling dari Propaganda-Kompanie Luftwaffe 7, dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan para perwira Jerman dan Italia di Afrika Utara, saat Rommel melakukan kunjungan ke markas 17° Divisione Autotrasportabile "Pavia" (Divisi Bermotor ke-17 "Pavia") di El Agheila, Libya. Perwira Italia yang berdiri di sebelah kiri adalah Generale di Brigata Michelangelo Nicolini (Komandan satuan artileri Angkatan Darat Italia di Afrika), sementara perwira Jerman yang memakai schirmmütze yang tertutup oleh badan Rommel adalah Major Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic im Generalstab Panzerarmee "Afrika")


 Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee Afrika) memberi ucapan selamat kepada General der Panzertruppe Ludwig Crüwell (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps) yang berulangtahun ke-50 di hari itu, 20 Maret 1942. Rommel sendiri baru saja pulang dari cuti sakit di tanah air Jerman (9-19 Maret 1942), dan selama masa absennya, Crüwell menggantikan perannya sebagai panglima seluruh pasukan Jerman di Afrika Utara. Beberapa minggu setelah foto ini diambil, pesawat yang membawa Crüwell mendarat di wilayah yang dikuasai oleh pihak Inggris sehingga sang jenderalpun ditangkap. Ternyata sang pilot sebelumnya telah salah mengira bahwa dia mendarat di markas pasukan Italia sekutu Jerman! BTW, persis di belakang Rommel adalah Generalleutnant Walther Nehring, yang menjadi Komandan Afrikakorps saat komandan aslinya, Crüwell, menggantikan posisi Rommel di bulan Maret itu. Nehring sendiri adalah salah satu aktor penting dalam pembentukan Panzerwaffe alias pasukan lapis baja Jerman, mantan Kepala Staff Heinz Guderian ini tidak pernah gagal dalam menunjukkan kemampuannya di medan tempur, dan secara umum dia dianggap sebagai salah satu jenderal Jerman terbaik dalam Perang Dunia II!


Erwin Rommel memakai, dengan memakai Tropenhelm dan celana pendek, turun dari sebuah tank Inggris hasil rampasan setelah menginspeksinya (Maret 1942). I like this picture a lot!



Foto ini tampaknya digunting dari halaman majalah "Signal" terbitan bulan Maret 1942 dan kemudian dijadikan poster oleh pemiliknya setelah sebelumnya ditandatangani langsung oleh Rommel sendiri! Mungkinkah pemiliknya adalah veteran Afrikakorps? Disini Rommel masih berpangkat General der Panzertruppe dan menjabat sebagai Kommandierender General Panzergruppe "Afrika"


 Rommel berunding dengan para staffnya di markas besarnya Libya bulan April 1942 untuk merancang strategi terbaik demi merebut kota pelabuhan Tobruk dari tangan pasukan Inggris. Foto jepretan Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" ini sendiri pertama kali dipublikasikan pada tanggal 26 Mei 1942. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), Oberstleutnant im Generalstab Friedrich-Wilhelm von Mellenthin (Ic Dritter Generalstabsoffizier Panzerarmee "Afrika"), Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Generalleutnant Walther Nehring (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps)


 Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) berdiri dengan latar belakang konvoy pasukan Poros (Jerman, Italia, dan sukarelawan Arab) di dekat Gazala yang sedang bergerak maju menuju Tobruk, Mei 1942. Dalam apa yang dinamakan sebagai Pertempuran Gazala, anakbuah Rommel berhasil menggasak pasukan gabungan Inggris dan Persemakmuran, mengusir mereka dari Libya sekaligus menduduki kota pelabuhan Tobruk yang sangat strategis. Hal ini dianggap sebagai pencapaian terbesar Sang Rubah Gurun di Afrika Utara, dan sebagai balasannya Hitler langsung menaikkan pangkat secara luar biasa jenderal favoritnya tersebut menjadi Generalfeldmarschall, sehingga menjadikan Rommel Marsekal (Jenderal Bintang Lima) termuda di seantero Wehrmacht dalam usia 50 tahun! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller



 
 
Foto-foto ini merupakan koleksi pribadi dari Denis Daum, dan memperlihatkan acara kunjungan sekaligus inspeksi dari Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") ke markas Zentral Ersatzteillager 220 di Benghazi, Libya, yang berlangsung pada tanggal 19 Mei 1942. Bapak-bapak dengan kemeja cerah dan celana pendek yang menemaninya adalah Major Peter Deiglmayer, yang merupakan komandan dari gudang pusat penyediaan suku-cadang kendaraan Afrikakorps tersebut. Ikut bersama Rommel dalam kunjungannya adalah Kepala Staff-nya yang setia, Generalmajor Alfred Gause, yang bisa dikenali dari medali Ritterkreuz yang tercantol di lehernya


 Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") melakukan inspeksi ke baterai-baterai artileri Jerman yang tersebar di sepanjang pantai Libya, untuk memastikan bahwa tak akan ada lagi pengiriman suplai Sekutu dari arah laut yang lolos dari pengamatannya, yang ditujukan untuk kota Tobruk yang terkepung. Foto ini diambil pada bulan Juni 1942. Pada tanggal 21 Juni Tobruk akhirnya jatuh ke tangan Jerman, dan keesokan harinya - sebagai tanda terimakasih dari Hitler dan seluruh rakyat Jerman - pangkat Rommel dinaikkan secara luar biasa menjadi Generalfeldmarschall. Foto oleh Sonderführer und Kriegsbildberichterstatter Fritz Moosmüller


 Dari kiri ke kanan: Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"), Sonderführer Dr. Ernst Franz (Dolmetscher Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"), dan Generale di Divisione Arnaldo Azzi (Komandan 101ª Divisione di fanteria “Trieste”). Foto kemungkinan besar diambil di sekitar kancah Pertempuran Gazala yang berlangsung dari tanggal 26 Mei s/d 21 Juni 1942



 Generaloberst Erwin Rommel (kedua dari kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas ranpur pribadi Sd.Kfz.250/3 leichter Schützenpanzer Funkpanzerwagen "GREIF" (Grifon/Serang) dalam kancah Pertempuran Gazala (26 Mei s/d 21 Juni 1942). Foto diambil di dekat wilayah Tobruk (Libya)


  Generaloberst Erwin Rommel (memakai topi visor, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (memakai gogel, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas ranpur pribadi Sd.Kfz.250/3 leichter Schützenpanzer Funkpanzerwagen WH-937036 "GREIF" (Grifon/Serang) dalam kancah Pertempuran Gazala (26 Mei s/d 21 Juni 1942). Foto diambil oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling di dekat wilayah Bir Hacheim (Libya) bulan Juni 1942



Generaloberst Erwin Rommel (kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dalam sebuah acara inspeksi ke wilayah Marmarica di Libya, tanggal 11 Juni 1942. Marmarica adalah sebuah kota kuno yang terletak diantara Cyrenaica dan Aegyptus. Ikut menemani sang Rubah Gurun dalam kunjungan tersebut adalah dua orang jenderal Italia sekutunya, dari kiri ke kanan: Generale di Corpo d'Armata Curio Barbasetti di Prun (Kepala Staff Markas Besar Angkatan Darat Italia di Afrika Utara) dan Generale d'Armata Ettore Bastico (Panglima Markas Besar Angkatan Darat Italia di Afrika Utara)


 Generaloberst Erwin Rommel (kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mengobservasi lapangan di dekat El Alamein (Mesir) sesampainya disana pada tanggal 18 Juni 1942 untuk melakukan pertemuan dengan Fliegerführer Afrika, General der Flieger Otto Hoffmann von Waldau. Berdiri nomor dua dari kiri adalah Oberst Fritz Bayerlein (kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), sementara di latar belakang kita bisa melihat sebuah mobil staff Horch serta Flak 88. Foto oleh Kriegsberichter Ernst Alexander Zwilling


 Foto hasil jepretan Kriegsberichter Fritz Moosmüller dari Propaganda-Kompanie "Afrika" ini memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") yang sedang menyantap buah kalengan sambil berdiri di atas Sd.Kfz. 250/3 leichter Funkpanzerwagen Ausf.A "Greif" (Grifon) plat nomor WH 37036, yang dilengkapi dengan MG 34 (Maschinengewehr 34). Laras senapan mesin tersebut telah ditutupi dengan kain tebal untuk mencegahnya dimasuki oleh debu dan kotoran. Di sebelah Rommel - yang kini wajahnya telah menjadi coklat akibat terpapar oleh debu dan sinar matahari - adalah Oberst Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Panzerarmee "Afrika"). Sang Kepala Staff terlihat sedang sama-sama sibuk melahap kaleng berisi buah persik... yang beberapa waktu sebelumnya telah dirampas dari stok ransum milik pasukan Inggris dan Australia yang mempertahankan wilayah Tobruk! Foto ini sendiri diambil pada tanggal 19-20 Juni 1942, pada saat jatuhnya kota pantai Libya yang strategis tersebut ke tangan Jerman. BTW, dalam peperangan di Afrika Utara, tentara-tentara Afrikakorps Jerman biasa menggunakan kendaraan, perlengkapan, amunisi serta makanan hasil rampasan dari musuh. Di latar belakang kita bisa melihat mobil pengintai lapis baja Humber buatan Inggris (kiri), sementara lebih belakang lagi adalah truk CMP Chevrolet atau Ford model awal buatan Kanada


Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942, setelah sebuah serangan memutar yang brilian. Sekitar 33.000 orang prajurit Inggris dan Persemakmuran yang tertawan sehingga menjadikannya kekalahan terbesar kedua Inggris dalam Perang Dunia II setelah jatuhnya Singapura (80.000 orang yang tertawan)! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"


 Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi pangkalan Inggris tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942 (Bayerlein duduk di kiri sementara Rommel di kanan). Di sebelah kiri foto tampak terparkir sebuah Panzerbefehlswagen III Ausf.C/H (SdKfz. 266/267/268). Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"



 Dengan menggunakan mobil staff Horch Kfz.15, Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi pangkalan Inggris tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942). Latar belakang memperlihatkan suasana pelabuhan yang dipenuhi oleh kapal-kapal rusak tak terpakai hasil pemboman selama berbulan-bulan. Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"


 Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942. Disini sang Marsekal sedang berjalan di tengah diikuti oleh seorang perwira Italia di kiri dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di kanan. Di sebelah kanan foto terlihat "britische Kriegsgefangene" (tawanan Inggris) yang sedang duduk-duduk santai menunggu untuk dikirim ke kamp tawanan Jerman di garis belakang. Pada kenyataannya, cukup banyak pasukan dari negara lain yang ikut mempertahankan Tobruk dari serangan Jerman, termasuk dari Australia, Afrika Selatan, dan bahkan Cekoslowakia! Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"



Generaloberst Erwin Rommel (kanan, Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") dan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (kedua dari kanan, Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) mengunjungi Tobruk di Libya tak lama setelah kota pelabuhan yang menjadi salah satu pangkalan utama Inggris di Afrika Utara tersebut jatuh ke tangan pasukan Jerman pada tanggal 21 Juni 1942. Disini tampak sang Marsekal sedang menanyai seorang prajurit Afrikakorps dengan latar belakang pelabuhan tempat bersandar kapal. Foto oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"


 Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") menerangkan sesuatu di peta kepada para prajurit Jerman dan Italia di Tobruk di hari kota tersebut jatuh ke tangan Jerman. Bertolak pinggang di sebelah kanan adalah Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), sementara di belakang mereka adalah Leutnant tak dikenal yang berasal dari unit Panzertruppen (terlihat dari pin tengkorak di kerahnya). Foto diambil tanggal 21-22 Juni 1942 oleh Kriegsberichter Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"


 Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") asyik ngoceh saat sedang diwawancarai oleh Kriegsberichter Lutz Koch, yang menodongkan mikrofon merk Beyer M 19b ke mulutnya, sementara bildberichter di belakang mereka sibuk merekam gambar dengan kamera Arriflex 35mm. Di belakang Rommel terlihat seorang operator sedang sibuk bekerja menggunakan magnetofon AEG "Tonschreiber d (Dora)" - yang tercatat sebagai magnetofon (perekam magnetik) portabel pertama di dunia - diatas mobil Horch Typ 40 mittlerer geländegängiger Personenkraftwagen (m.gl.Pkw) Kfz 15. Foto ini sendiri diambil pada tanggal 22 Juni 1942 saat pasukan Jerman baru saja merebut Tobruk dari tangan Sekutu. Kota pantai di Libya ini mempunyai peran sangat strategis dalam kancah pertempuran Afrika Utara, dan penguasaannya membuat rakyat Jerman terbuai dalam euforia: pendudukan Mesir hanya tinggal menunggu waktu, dan setelahnya adalah bersatunya pasukan Jerman dari Rusia dan Afrika di Kaukasus! Wawancara ini disiarkan secara langsung ke tanah air Jerman, dan didengarkan oleh begitu banyak orang, termasuk oleh Adolf Hitler dan konco-konconya. Di hari itu juga sang Führer - yang merasa sangat gembira - memutuskan untuk memberikan kenaikan pangkat luar biasa untuk jenderal favoritnya tersebut, dari Generaloberst (Kolonel-Jenderal) menjadi Generalfeldmarschall (Marsekal-Jenderal), sebuah pangkat yang secara resmi tidak ada pensiunnya!


 Foto ini diambil pada tanggal 22 Juni 1942 oleh Sonderführer Fritz Moosmüller dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas sebuah mobil atap terbuka dalam inspeksi ke kota pelabuhan Tobruk yang baru diduduki oleh pasukan Jerman sehari sebelumnya. Di hari ini pula Rommel naik pangkat secara luar biasa dari Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall sebagai penghargaan dari sang Führer untuk prestasinya tersebut


 Foto ini diambil pada tanggal 22 Juni 1942 oleh Kriegsberichter Valtingojer dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" dan memperlihatkan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") sedang diwawancarai oleh PK-Tonberichter (reporter radio) Günther Halm mengenai Pertempuran Tobruk yang baru saja usai (dengan pihak Jerman yang keluar sebagai pemenangnya). Di tengah ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps). Di hari ini pula Rommel naik pangkat secara luar biasa dari Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall sebagai penghargaan dari sang Führer untuk prestasinya tersebut



Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) di atas sebuah mobil atap terbuka. Salah satu foto paling terkenal dari "Der Wüstenfuchs" (Rubah Gurun) ini memperlihatkan dia sedang menunjuk sesuatu dengan tangannya, entah untuk tujuan apa. Salah satu sumber menyebutkan bahwa foto ini diambil di pagi hari pada tanggal 24 Juni 1942


Foto ini diambil tanggal 1 Juli 1942 pada permulaan Pertempuran Pertama El Alamein. Erwin Rommel baru beberapa hari dipromosikan secara luar biasa oleh Hitler menjadi Generalfeldmarschall (22 Juni 1942), dan disini sang Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika" sedang mereencanakan rencana serangan Jerman bersama dengan para staff-nya. Di kiri memakai schutzbrille adalah Oberst Fritz Bayerlein (Chef des Stabes Deutsches Afrikakorps), sementara yang memakai tropenmütze terhalang oleh Rommel adalah Oberst Eduard Crasemann. Crasemann adalah Kommandeur Artillerie-Regiment 33 (motorisiert) yang menjadi Führer (Komandan sementara/pengganti) 15. Panzer-Division setelah komandan aslinya, Generalmajor Gustav von Vaerst, terluka dalam Pertempuran Gazala tanggal 26 Mei 1942. Paling kanan (tidak terlihat dari foto) adalah Generalmajor Alfred Gause (Chef des Generalstabes Panzerarmee "Afrika"). Moncong mobil di latar belakang berasal dari jenis 1941 Ford C11 ADF, sementara tempat meletakkan peta yang dipakai oleh Rommel adalah kap Sd.Kfz.250/3 


 Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mendengarkan saat Oberst Erich Geißler (Kommandeur Infanterie-Regiment 200 [motorisiert] / 90.leichte Afrika-Division) menerangkan tentang disposisi pasukan terkini, sementara di sebelah kiri ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) dengan tangan di pipi. Foto ini diambil pada tanggal 29 Juli 1942 di hari penganugerahan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes untuk Oberst Geißler (kedua dari kanan), sebagai penghargaan atas prestasinya dalam Pertempuran Pertama El Alamein


 Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") berjalan sambil berbincang-bincang dengan Major Georg Briel (Kommandeur Heeres-Flak-Bataillon 606 / 90.leichte-Afrika-Division). Briel (21 Agustus 1907 - 16 Mei 1980) adalah mantan perwira Polizei periode 1927-1935 yang kemudian bergabung dengan Wehrmacht dari tahun 1935 s/d 1945. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 23 Juli 1942 sebagai Major serta Kommandeur Heeres-Flak-Bataillon 606 / 90.leichte-Afrika-Division, dan nantinya diserahi tanggungjawab sebagai Kommandeur Panzergrenadier-Regiment 200 sampai akhir keberadaan pasukan Poros di Afrika Utara, bulan Mei 1943. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Kommandeur Grenadier-Regiment 57 / 79.Volks-Grenadier-Division. Pada saat perang berakhir di Eropa bulan Mei 1945, Briel sedang menjalani perawatan atas luka-luka yang dideritanya. Dia dibebaskan dari kamp tawanan Neu-Ulm pada tanggal 30 Juni 1945. Medali dan penghargaan lain yang diterima oleh Georg Briel: Dienstauszeichnung IV. Klasse (2 Oktober 1936); Eisernes Kreuz II.Klasse (22 September 1939) und I.Klasse (30 Agustus 1940); Deutsches Schutzwall-Ehrenzeichen (20 Maret 1940); Allgemeines-Sturmabzeichen (15 Januari 1942); Medaglia commemorativa della campagna italo-tedesca in Africa Italia (19 Januari 1942); Verwundetenabzeichen in Schwarz (3 Februari 1942); Medaglia d'Argento al Valore Militare Italia (18 Februari 1942); Deutsches Kreuz in Gold (20 Februari 1942); Ärmelband "Afrika" (12 April 1943); dan Heeres-Flak-Abzeichen (27 April 1943). Pangkat terakhirnya adalah Oberstleutnant


 Rommel dan para perwiranya sedang berunding mengenai disposisi 21. Panzer-Division untuk pertempuran mendatang menggunakan bantuan sebuah peta tak lama sebelum dimulainya Pertempuran Alam el Halfa (30 Agustus 1942 - 5 September 1942). Tiga yang berdiri paling kiri adalah, dari kiri ke kanan: Generalmajor Georg von Bismarck (Kommandeur 21. Panzer-Division), Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), dan Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"). Von Bismarck nantinya gugur saat memimpin pasukannya setelah tank yang dinaikinya menginjak sebuah ranjau pada tanggal 31 Agustus 1942, di hari kedua ofensif Jerman di Alam el Halfa. Kehilangannya membuat Rommel terpukul karena Von Bismarck adalah salah satu perwira terbaik yang dipunyai Wehrmacht di medan perang Afrika Utara. Foto ini sendiri diambil oleh Kriegsberichter Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" saat Rommel mengunjungi Hauptquartier 21. Panzer-Division 


Cuplikan dari klip dokumenter ini memperlihatkan Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") sedang mendengarkan seorang prajurit Italia (membelakangi kamera) berbicara, sementara di sebelah kanan ikut menyimak Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps). Pria berkumis yang berdiri di belakang di antara Bayerlein dan Rommel adalah Generalmajor Fritz Krause (Höherer Artillerie-Kommandeur Afrika). Tidak ada keterangan kapan foto ini diambil, tapi setidaknya setelah tanggal 1 September 1942 ketika Krause diangkat menjadi Harko Afrika (sebelumnya dia menjadi Artillerie-Kommandeur 142 di Eropa Daratan)



Pada musim panas tahun 1942, sang legenda perang Jerman Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") menyempatkan diri untuk mampir sebentar di Pulau Kreta, Yunani, dalam perjalanan ke wilayah operasionalnya di Afrika Utara. Disini dia disambut oleh Generalmajor Friedrich-Wilhelm Müller (Kommmandeur 22. Infanterie-Division) yang merupakan komandan pasukan Jerman di pulau tersebut. Rommel sendiri ditemani oleh Generalmajor Alfred Gause (Chef des Generalstabes Panzerarmee "Afrika") serta Generalleutnant Otto Hoffmann von Waldau (Fliegerführer "Afrika"). Dalam foto-foto ini, Rommel dan Gause mengenakan schwimmweste (jaket pelampung). Sementara itu, Müller mengenakan tropenuniform (seragam tropis) dan Waldau mengenakan feldbluse (seragam lapangan) Luftwaffe


 Upacara penganugerahan Deutsches Kreuz in Gold pada tanggal 23 Oktober 1942 untuk Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), yang disematkan oleh Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"). Uniknya, meskipun sebelumnya Bayerlein telah mendapatkan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (26 Desember 1941), tapi dia memilih untuk tidak mengenakannya di lehernya dalam foto ini. Hal lain yang tidak biasa adalah: normalnya seorang prajurit/perwira Wehrmacht mendapatkan DKiG dulu sebelum Ritterkreuz, tapi Bayerlein malah mendapatkan Ritterkreuz dulu baru disusul oleh DKiG!



 Rommel membahas situasi pertempuran terkini dengan para perwiranya. Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"), Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), dan Major Ziegler. Foto diambil pada periode 31 Oktober s/d 1 November 1942 di El-Alamein



 Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") mengenakan mantel dan fernglas dalam foto yang diambil antara Tobruk dan Sidi Omar oleh Kriegsberichter Ernst A. Zwilling bulan Juni 1942. Pada bulan ini tercatat dua peristiwa penting yang terjadi dalam hidup Rommel: Dikuasainya pelabuhan Tobruk pada tanggal 20 Juni 1942, dan (sebagai akibatnya) dipromosikannya Rommel dari Generaloberst menjadi Generalfeldmarschall pada tanggal 22 Juni 1942


Erwin Rommel di atas halftrack komando favoritnya, SdKfz 250 "Greif", di dekat Tobruk akhir Juni 1942. Grenadier di sebelah kanan memakai penutup helm dari bahan karung Hessian kasar, sementara yang lain mencat helmnya dengan warna pasir yang di-finishing dengan pola tikar



Tiga buah ranpur halftrack Jerman diparkir berdekatan di sekitar kota pelabuhan Tobruk yang dikepung, bulan Juni 1942. Halftrack paling kanan berasal dari jenis kendaraan komunikasi ringan (leichter Funkpanzerwagen) Sd.Kfz. 250/3 "Greif" (plat nomor WH 937035), yang merupakan salah satu kendaraan komando pribadi milik Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"). "Greif" sendiri dilengkapi dengan dua buah antena radio: antena yang lebih besar merupakan alat pemancar dari radio jenis FuG 7 yang mempunyai daya jangkau sampai 50 kilometer, sementara antena yang lebih kecil adalah pemancar dari radio FuG 5 dengan daya jangkau 5 kilometer (yang terakhir berfungsi sebagai alat komunikasi antar-unit yang berdekatan). Halftrack yang diparkir di tengah berasal dari jenis Sd.Kfz. 251 Ausf.B. Di bagian sampingnya terdapat pula antena, yang menunjukkan bahwa ranpur setengah roda satu ini - yang biasanya digunakan sebagai sarana pengangkut pasukan Panzergrenadier - berfungsi pula sebagai kendaraan komunikasi menengah (mittlerer Funkpanzerwagen), yang kemungkinan adalah hasil modifikasi lapangan dari Sd.Kfz. 251/1 standar menjadi Sd.Kfz. 251/3 yang dilengkapi dengan radio komando. Halftrack terakhir di sebelah kiri adalah sebuah Sd. Kfz. 251/1 Ausf.S. Perwira yang membawa peta sambil ngadu huntu dengan Rommel adalah Oberst Eduard Crasemann (Kommandeur Artillerie-Regiment 33 [motorisiert] / 15.Panzer-Division). Foto ini sendiri diambil oleh Kriegsberichter Albrecht Heinrich Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"


Erwin Rommel bersama dengan Oberstleutnant Eduard Crasemann (pangkat terakhir: General der Artillerie) sedang mendiskusikan peta situasi pertempuran, bulan Juni 1942. Di foto ini kita bisa mengetahui bahwa bahkan para perwira tinggi mengenakan seragam "santai" dengan kemeja dan celana pendek yang nyaman buat dipakai di tengah teriknya cuaca gurun. Perhatikan bahwa kaus kaki panjang Craseman digulung sampai sedikit saja di atas sepatu


  "Si Rubah Gurun" Erwin Rommel bersama dengan kepala staff-nya yang terpercaya, Fritz Bayerlein. Karir Bayerlein kemudian menanjak dan menjadi komandan Divisi Panzer-Lehr. Foto ini diambil ketika musim dingin melanda Afrika Utara, dan keduanya memakai mantel khusus yang dinamakan dengan Wachmantel. Perwira di belakang Bayerlein nampaknya adalah Alfred Gause (berdasarkan dari "cameuh"-nya yang khas!)


Foto resmi Rommel di tahun 1942. Dia memakai seragam lapangan abu-abu dan Schirmmütze (topi) hijau gelap dengan pipa dan adler kuning khas jenderal. Pakaian yang dikenakannya merupakan seragam kontinental yang sesuai dengan regulasi yang dikeluarkan untuk pasukan Jerman di Eropa Daratan. Tuniknya sendiri berbahan wol kualitas tinggi dengan warna coklat tembakau, yang biasanya dibuat khusus untuk kalangan perwira tinggi. Kita bisa mengenali seragam tropis Jerman hanya dengan melihat kerahnya yang terbuka. Medali yang "mencekik" lehernya adalah Knight's Cross with Oakleaves and Swords, plus Por le Mérite yang didapatnya waktu muda di medan perang Italia dalam Perang Dunia Pertama. Dari foto ini kita bisa melihat bahwa Rommel telah memakai seragamnya sesuai standar, dengan tidak menambahkan lebih banyak lagi medali dan penghargaan di sekeliling leher dan tuniknya



 
 
Erwin Rommel bersama dengan kepala staff-nya, Alfred Gause. Gause adalah seorang perwira staff yang brilian, yang pertama kali datang ke Afrika Utara dengan tugas sebagai perwira penghubung antara pasukan Jerman dan Italia. Oberkommando der Wehrmacht telah memberi perintah tegas kepada dirinya agar jangan menempatkan diri di bawah perintah Rommel, tapi kemudian Gause tak kuas menolak kharisma sang "Rubah Gurun" dan mengabdi sepenuhnya kepada Rommel. Dia terbukti sebagai aset yang sangat berharga bagi Rommel, yang seringkali kelayapan di front depan pertempuran sehingga kehilangan kontak dengan para perwira staff-nya



Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") berbincang-bincang santai dengan sekutu Italianya yang berasal dari Regia Aeronautica (Angkatan Udara), Generale di squadra aerea Vittorio Marchesi (kiri, Komandan 5a Squadra Aerea), di sebuah lapangan udara di Afrika Utara, tak lama setelah direbutnya kota pelabuhan Tobruk (Libya) dari tangan pasukan Persemakmuran Inggris. Perwira Regia Aeronautica lainnya yang berdiri di belakang Marchesi dengan Eisernes Kreuz I.Klasse tersemat di seragamnya adalah Colonnello Venceslao d'Aurelio (Komandan Settore Centrale Benghazi), sementara perwira Regio Esercito (Angkatan darat Italia) yang berdiri di belakang Rommel adalah Generale di Divisione Mario Soldarelli (Staff Khusus Markas Besar Angkatan Darat Italia di Afrika Utara). Sudah menjadi rahasia umum bahwa Rommel dan panglima pasukan Italia di Afrika, Marsekal Ugo Cavallero, tidak saling menyukai satu sama lain. Meskipun begitu, Rommel diketahui mempunyai hubungan yang dekat dengan para komandan Italia di level lebih bawah yang berjuang langsung bersama dirinya di medan pertempuran. Foto ini diambil pada tanggal 2 Agustus 1942, dan terlihat sang Marsekal Jerman menggantungkan teropong dari jenis dienstglas 7x50 di lehernya. Foto oleh Sonderführer und Kriegsbildberichterstatter Fritz Moosmüller


 Pada tanggal 16 September 1942, Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") melakukan kunjungan ke markas Jagdgeschwader 27 (JG 27) "Afrika", satu-satunya unit pemburu Luftwaffe yang beroperasi di medan perang Afrika Utara. Disana dia bertemu dengan Hauptmann Hans-Joachim Marseille (Staffelkapitän 3.Staffel / I.Gruppe / Jagdgeschwader 27), jagoan udara tak tertandingi di Afrika yang kemunculannya selalu membawa petaka pada pesawat-pesawat terbang Sekutu (puncak prestasi Marseille dibukukan pada tanggal 1 September 1942 saat dia menembak jatuh 17 pesawat Inggris hanya dalam tempo satu hari!). Sayangnya, hanya berselang dua minggu setelah pertemuan ini - tepatnya pada tanggal 30 September 1942 - Marseille terbunuh saat pesawatnya mengalami kerusakan mesin di udara. Pada saat kematiannya, sang pilot yang terkenal kegantengannya ini sudah mengemas 158 kemenangan udara terkonfirmasi, yang semuanya dibukukannya saat melawan pilot-pilot Sekutu Barat yang berpengalaman (dibandingkan dengan pilot-pilot Rusia). Rekor kemenangannya di "Front Barat" ini tak pernah terlampaui sampai dengan perang berakhir!


Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") menginspeksi salah satu Tiger keluaran pertama Jerman dengan nomor sasis 250001, kemungkinan di Pusat Pengembangan Senjata Wehrmacht di Kummersdorf pada bulan September-Oktober 1942. Pelindung roda rantai depannya masih bersifat tambalan, sementara bagian belenggu penariknya sendiri bukan dari tipe standar. Selain dari ukurannya yang bongsor, Rommel terutama sekali mengagumi lampu sorot Bosch yang dipasang di bagian depan (begitu berharganya lampu ini, sehingga para awak Tiger biasa mencopot dan menyimpannya terlebih dahulu sebelum berangkat menuju medan tempur!). Tiga Tiger pertama tiba di medan perang Afrika Utara pada tanggal 23 November 1942, dan untuk pertama kalinya beraksi dalam pertempuran di Tunisia pada tanggal 1 s/d 3 Desember 1942 saat mereka - dengan dibantu oleh pesawat-pesawat Stuka dan "gerombolan" Panzer III - menghancurkan 134 tank Sekutu di timur Tebourba! BTW, pada saat pertama keluar dari pabrik, tank berat satu ini mempunyai nama resmi "Panzerkampfwagen VI Ausführung H (Henschel)" (Panzer VI versi H), biasa disingkat "PzKpfw VI Ausf.H", sementara bagian suplai senjata biasa menyebutnya sebagai "Sonderkraftfahrzeug 182" (Kendaraan Fungsi Khusus 182) atau "Sd.Kfz.182". Tapi pada bulan Maret 1943 penamaannya dirubah menjadi PzKpfw VI Ausf.E atau Sd.Kfz.181


Pada bulan September 1942, Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") melakukan kunjungan ke villa keluarga Reichsminister Joseph Goebbels yang terletak di Schwanenwerder, barat-daya Berlin. Kunjungan ini mendapatkan liputan lengkap dari para wartawan Kementerian Propaganda pimpinan Goebbels, sehingga kita masih bisa melihat foto dan videonya sampai saat ini. Rommel tiba di rumah Joseph dan Magda Goebbels pada siang hari, Selasa tanggal 29 September 1942, sementara di hari Kamis tanggal 1 Oktober 1942 dia kemudian bertemu dengan Hitler untuk mendapatkan Marschallstab (Tongkat Marsekal) sebagai pelengkap pangkat Generalfeldmarschall yang disandangnya. Video ini memperlihatkan saat Rommel bermain-main bersama dengan keenam anak Goebbels (Helga Susanne, Hildegard Traudel, Helmut Christian, Holdine Kathrin, Hedwig Johanna, Heidrun Elisabeth), dengan ditemani oleh ibu mereka Magda serta Oberleutnant Alfred-Ingemar Berndt, Ajudan Rommel sekaligus Kepala Propaganda Afrikakorps


 
Adolf Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht) menghadiahkan Schwertern Grosse Urkunde (sertifikat besar medali Schwerter) kepada Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") di Führerhauptquartier Vinnitsa, Ukraina. Untuk tanggalnya ada dua versi: 26 September 1942 dan 30 September 1942 (bersamaan dengan penganugerahan Marschallstab), dan yang lebih mendekati adalah yang pertama. Rommel sendiri secara resmi telah menerima berita penganugerahannya dari tanggal 20 Januari 1942, sewaktu dia masih berpangkat General der Panzertruppe dan Befehlshaber Panzergruppe "Afrika"


Adolf Hitler menghadiahkan Feldmarschallstab (tongkat komando Marsekal) kepada Erwin Rommel, bersama dengan Interimstabnya (tongkat inspeksi), pada tanggal 1 Oktober 1942 - versi lain menyebutkan tanggal 30 September 1942 - di Reichskanzlei, Berlin. Kenaikan pangkat Rommel menjadi Generalfeldmarschall sendiri telah ditetapkan beberapa bulan sebelumnya, dari tanggal 22 Juni 1942, sehari setelah kota Tobruk di Lybia direbut dari tangan pasukan Sekutu. Sebagai identifikasinya. dari kiri ke kanan: Major Gerhard Engel (Heeres-Adjutant beim Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht), Generalmajor Rudolf Schmundt (Chefadjutant des Heeres beim Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht), Kapitän zur See Karl-Jesko von Puttkamer (Marine-Adjutant beim Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht), Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel (Chef Oberkommando der Wehrmacht), SS-Hauptsturmführer Richard Schulze (Ordonanzoffizier beim Führer), Adolf Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht), Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"), serta Oberleutnant der Reserve Alfred-Ingemar Berndt (Ordonnanzoffizier und Chef der Kampfstaffel im Stab Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika")
 

Adolf Hitler menghadiahkan Feldmarschallstab (tongkat komando Marsekal) kepada Erwin Rommel, bersama dengan Interimstabnya (tongkat inspeksi), pada tanggal 1 Oktober 1942 - versi lain menyebutkan tanggal 30 September 1942 - di Reichskanzlei, Berlin. Dari kiri ke kanan: Major Gerhard Engel (Heeres-Adjutant beim Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht); Adolf Hitler (Führer und Oberster Befehlshaber der Wehrmacht); Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel (Chef Oberkommando der Wehrmacht); SS-Hauptsturmführer Richard Schulze (Ordonanzoffizier beim Führer); dan Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika")


 Upacara penganugerahan Marschallstab (Tongkat Marsekal) untuk Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") yang diselenggarakan pada tanggal 30 September 1942 di Führerhauptquartier Reichskanzlei di Berlin. Yang menyerahkan langsung adalah Adolf Hitler, sementara foto ini sendiri diambil oleh fotografer pribadinya Heinrich Hoffmann. Foto-foto dari acara ini dipublikasikan untuk pertama kalinya oleh suratkabar "Deutsche Allgemeine Zeitung" pada tanggal 2 Oktober 1942


 Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") bersama dengan perwira propagandanya yang tinggi besar, Oberleutnant der Reserve Alfred-Ingemar Berndt, yang berdiri di sebelah kirinya. Dalam dokumen resmi permohonan penganugerahan Deutsches Kreuz in Gold yang ditandatangani oleh Generalmajor Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Panzerarmee "Afrika"), jabatan resmi Berndt disebutkan sebagai "Ordonnanzoffizier und Chef der Kampfstaffel im Stab Oberbefehlshaber Panzerarmee Afrika" (Perwira Pelayan dan Kepala Eselon Tempur di Staff Panglima Pasukan Tank Afrika). Berndt sendiri mengenakan seragam tropis dalam foto ini, sementara yang lainnya tidak (kecuali Rommel, yang seragam tropisnya ditutupi oleh mantel), yang mengindikasikan bahwa foto ini diambil di Eropa Daratan, kemungkinan besar pada saat Rommel pulang ke Berlin di akhir bulan September 1942 untuk menerima penganugerahan Marschallstab (Tongkat Marsekal) dari tangan Adolf Hitler langsung


 Foto ini dikatakan diambil pada saat berlangsungnya Pertempuran El Alamein di bulan Oktober 1942, dimana Erwin Rommel sudah berpangkat Generalfeldmarschall dan menjadi Oberbefehlshaber Deutsch-Italienische Panzerarmee. Yang bikin bingung adalah, ada foto lain yang diambil di waktu yang sama - hanya saja tanpa keberadaan perwira yang memakai gogel di belakang Rommel - yang dikatakan diambil pada tanggal 17 Februari 1942 di Afrika Utara. Pada saat itu Rommel masih berpangkat Generaloberst dan menjadi Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika". Jadi mana yang bener? Au ah gelap! BTW, syal yang selalu dipakai oleh Rommel dalam banyak kesempatan (termasuk dalam foto ini) adalah hasil buatan dari putri tercintanya, Gertrud Stemmer

------------------------------------------------------------------

- 1943 -

 Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe "Afrika"), Oberst Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Heeresgruppe "Afrika"), dan Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Oberbefehlshaber Süd). Foto diambil di Afrika Utara bulan Januari 1943 dan pertama kali dipublikasikan tanggal 4 Februari 1943


 Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe "Afrika") berbicara sambil lewat dengan beberapa orang prajuritnya yang menaiki sebuah halftrack M3 Amerika hasil rampasan, sementara di belakang mereka adalah halftrack Jerman, Wurframen Sd.Kfz.251/1. Di sebelah kanan Rommel berdiri perwira kepercayaannya, Oberst im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps) yang sama-sama menaiki mobil komando Horch Kfz.15. Foto ini diambil saat berlangsungnya Pertempuran Celah Kasserine di Tunisia (19-24 Februari 1943) yang merupakan konfrontasi pertama antara pasukan Jerman dengan pasukan Amerika. Pertempuran ini berhasil dimenangkan oleh Rommel, dan Sekutu kehilangan 10.000 orang prajuritnya yang menjadi korban (termasuk 6.500 orang prajurit Amerika)


 Upacara penganugerahan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes mit Eichenlaub #258 oleh Hitler untuk Generalmajor Fritz Bayerlein (Führerreserve Oberkommando des Heeres) yang diselenggarakan di Führerhauptquartier Wolfsschanze pada tanggal 7 Juli 1943 (berita penerimaannya telah diterima oleh Bayerlein sehari sebelumnya tanggal 6 Juli 1943). Bayerlein menerima medali yang berada satu tingkat di atas Ritterkreuz tersebut atas prestasinya sebagai Kepala Staff Jenderal 1. italienische Armee di medan perang Afrika Utara beberapa bulan sebelumnya. Berdiri di antara dia dan Hitler adalah mantan atasan Bayerlein, Generalfeldmarschall Erwin Rommel yang juga sama-sama menjadi Führerreserve Oberkommando des Heeres (Cadangan Aktif Angkatan Darat), sementara di sebelah kanan adalah Generalfeldmarschall Wilhelm Keitel (Chef Oberkommando der Wehrmacht)

--------------------------------------------------------------


Rommel berfoto dengan medali Schwertern di lehernya dan pangkat Generaloberst, satu tahap lagi sebelum menjadi Generalfeldmarschall dan medali Brillanten yang kemudian memang berhasil ia dapatkan!



Generalfeldmarschall Rommel, pemegang medali Salib Ksatria dengan Daun Oak, Pedang dan Berlian - begitulah kira-kira bunyi terjemahan kasarnya


Erwin Rommel


Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Oberbefehlshaber Süd), Generalleutnant Stefan Fröhlich (Fliegerführer Afrika), Generalmajor Alfred Gause (Chef des Generalstabes Panzerarmee "Afrika"), Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"), dan General der Panzertruppe Ludwig Crüwell (Kommandierender General Deutsches Afrikakorps). Foto diambil kemungkinan besar pada bulan Februari 1942 saat Marsekal Kesselring mengunjungi pasukan Jerman di Afrika


Perundingan tiga tokoh kunci Jerman di Afrika Utara yang berlangsung bulan Februari 1942. Dari kiri ke kanan: Oberstleutnant im Generalstab Fritz Bayerlein (Chef des Generalstabes Deutsches Afrikakorps), Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Oberbefehlshaber Süd), dan Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika")


Erwin Rommel dan Albert Kesselring di Afrika Utara tahun 1942. Dalam foto ini Rommel kelihatan ngantuk banget, mungkin karena habis begadang semalam suntuk nonton layar tancep "Pembalasan Sundel Bolong"!



"Sentuhan Rommel". Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") menyematkan medali Eisernes Kreuz II.Klasse kepada salah seorang awak panzer muda Afrikakorps, 31 Agustus 1942. Apabila memungkinkan, Rommel selalu menyempatkan diri untuk menganugerahkan medali-medali keberanian pada anakbuahnya yang berprestasi. Sang penerima medali dan yang memberikannya sama-sama memakai perban kecil untuk menutup luka lepuh yang diakibatkan oleh hawa panas atau sengatan serangga yang umum terjadi di medan perang Afrika


Tiga orang perwira tinggi Wehrmacht dari tiga matra sedang berbincang-bincang satu sama lain di Afrika Utara. Dari kiri ke kanan: Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Heer. Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"), Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Luftwaffe. Oberbefehlshaber Süd), dan Vizeadmiral Eberhard Weichold (Kriegsmarine. Deutscher Admiral beim Admiralstab der Königlich italienischen Marine und Befehlshaber des Deutschen Marinekommandos Italien). Foto diambil oleh Kriegsberichter Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika" pada bulan Agustus-September 1942


Generalfeldmarschall Albert Kesselring (Oberbefehlshaber Süd) dan Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika") difoto di Libya tanggal 3 September 1942. Kesselring tampak memegang interimstab-nya. Di bulan ini tidak ada pertempuran besar yang terjadi di Afrika Utara setelah Pertempuran Alam el Halfa yang terjadi di bulan sebelumnya. Kedua belah pihak sama-sama berdiam diri untuk menunggu manuver militer yang dilancarkan oleh musuhnya. Pada tanggal 23 September 1942 Rommel meninggalkan Afrika untuk mendapatkan perawatan atas penyakitnya di Jerman


Rommel sedang berbincang-bincang dengan perwira Italia dengan latar belakang sebuah pesawat ringan Fieseler Fi-156 "Storch" yang menjadi andalan Rommel setiap kali dia menclok dari satu front ke front lain

Salah satu foto terkenal Rommel yang memperlihatkan dia sedang memberi perintah kepada pasukannya sembari berdiri di atas sebuah panzer. Kelihatannya foto yang biasa saja bukan? Tapi menjadi luar biasa ketika kita tahu bahwa foto ini diambil di front TERDEPAN pertempuran dimana kemungkinan para penembak jitu Sekutu untuk membunuh Rommel sangat terbuka lebar!


Erwin Rommel (kanan) bersama dengan staf komandonya


Erwin Rommel dan Generalmajor Georg von Bismarck dari 21.Panzer-Division


Erwin Rommel bersama dengan Ritterkreuzträger Friedrich Kemnade

Rommel sedang menginspeksi tawanan Inggris (yang baru saja digaruk Satpol PP) dengan mobil Horch-nya. Sebagian prajurit Inggris yang berasal dari Bandung pasti berujar dalam hati : "Anyiiiiing! Iyeu gening Desert Fox teh!"

Rommel menghadiri acara Sport Fest bagi para anggota Afrikakorps, salah satu upaya untuk mengurangi stress para bule yang bertempur jauh dari negerinya ini. Yang mengapit Rommel adalah Generalmajor Alfred Gause (kiri) dan Generalmajor Walter Neumann-Silkow (kanan)

Rommel bersama dengan Hermann-Bernhard Ramcke, komandan Brigade Ramcke yang merupakan satu-satunya unit Fallschirmjäger di Afrika. Keduanya tampak sedang asyik meneropong yang kemungkinan sasarannya adalah cewek bugil lagi mandi!


  Jenderal Erwin Rommel berbicara dengan seorang perwira Italia sekutunya di padang pasir Afrika Utara. Di tengah adalah Sonderführer Dr. Ernst Franz yang merupakan penterjemah Rommel. Franz mengingat bagaimana, setelah posisi pertahanan unit elit Bersaglieri diduduki oleh musuh, komandannya membela diri pada Rommel sambil memohon: "Percayalah padaku, anakbuahku bukanlah orang-orang pengecut." Dan Rommel menjawab: "Siapa yang mengatakan anakbuahmu pengecut? Atasanmu di Roma lah yang harusnya dipersalahkan! Mengirim kalian ke medan pertempuran dengan peralatan perang yang begitu buruk." (beberapa unit Italia dalam perang di Afrika dipersenjatai dengan meriam-meriam artileri hasil rampasan dari pasukan Austria dalam Perang Dunia Pertama, senjata yang bisa dibilang tidak berguna ketika menghadapi tank-tank lapis baja modern!)


Rommel bersama dengan Generalmajor Hermann-Bernhard Ramcke, musim panas 1942 di Afrika Utara (perasaan Afrika seumur-umur musim panas terus?). Foto ini lumayan terkenal, dan memperlihatkan Ramcke yang mengenakan seragam dan celana "kedombrangan", sementara topinya adalah dari jenis "Hermann-Meyer" yang langka


Erwin Rommel bersama dengan perwira Luftwaffe yang tidak diketahui namanya. Dari wajahnya sih rada-rada mirip sama Otto Heymer (pangkat terakhir: Oberst). Tapi yang jelas Heymer cabut dari jabatan sebagai staff Rommel sebelum sang "Serigala Padang Pasir" menjadi Generalfeldmarschall dengan alasan karena tidak disukai oleh atasannya tersebut, tapi saya pribadi nggak tahu kapan persisnya dia mampret!


TIME volume XL terbitan 13 Juli 1942 : Generalfeldmarschall Erwin Rommel dengan latar belakang Terusan Suez. "Takdir Mesir adalah juga takdir Timur Tengah"


Rommel dan para staffnya

Rommel berfoto dengan medali Brillanten dan Pour le Mérite yang didapatnya dalam Perang Dunia Pertama

Foto lain lagi dari Rommel yang diambil dari belakang sebuah kartu pos keluaran zaman perang


 Erwin Rommel di front El-Alamein bersama dengan para perwiranya. Foto ini diambil dari sebuah koran Jerman terbitan tahun 1951













Sumber :
Buku "Afrikakorps" karya Francois de Lannoy
Buku "Afrikakorps 1941-1943" karya Gordon Williamson
Buku "Battle Zone Normandy: Gold Beach" karya Simon Trew

Buku "Field Marshal: The Life and Death of Erwin Rommel" karya Daniel Allen Butler
Buku "German Fighter Ace Hans-Joachim Marseille: The Life Story of the Star of Africa" oleh Franz Kurowski

Buku "The Panzer Legions" karya Samuel W. Mitcham, Jr.
Buku "With Rommel in the Desert: Tripoli to El Alamein" karya David Mitchelhill-Green
Foto koleksi NARA (National Archives)
Foto koleksi pribadi Denis Daum
Foto koleksi pribadi Jim Haley

Foto koleksi pribadi Thomas E. Nutter
www.afrika-korps.de

www.afrikakorps.forumcrea.com
www.audiovis.nac.gov.pl
www.beutepanzer.ru
www.commons.wikimedia.org

www.dailymail.co.uk
www.en.wikipedia.org
www.finearts-autographs.com
www.forum.axishistory.com

www.gettyimages.com
www.heatonlewisbooks.com
www.heinzmigeod.com

www.instahlgewittern.com
www.life.com
www.militaryimages.net

www.multimedia.ctk.cz
www.museumscenterhanstholm.dk

www.pinterest.com
www.randyelliottart.com
www.ritterkreuz.us
www.rommel-lebt.com

www.shenandoah-studio.com
www.temple.edu
www.topedge.com

1 comment:

  1. great photos i love them.
    Rommel is one of my fave general.

    ReplyDelete