Unteroffizier Heimo Nussbaumer dari 5.Staffel / II.Gruppe /
Kampfgeschwader 76 (KG 76) menceritakan tentang kisahnya di Stalingrad:
"Staffel kami bermarkas di aerodrome lapangan di Tazinskaya. Dengan
menggunakan pesawat-pesawat Junkers Ju 88, kebanyakan kami dikirim untuk
melakukan misi pengeboman dengan target-target besar seperti pabrik
traktor, elevator gandum raksasa, "unit anti pesawat udara wanita" di
deretan pulau di sungai Volga, dan ferry-ferry penyeberangan di malam
hari. Di waktu kemudian kami mengetahui bahwa pihak Rusia telah
membangun sebuah jembatan penyeberangan bawah air melintasi Volga (aku
sendiri tak pernah melihatnya, karena itu adalah sesuatu yang mustahil
di perairan yang coklat berlumpur dan sangat deras seperti sungai
tersebut!). Sebagai seorang gunner, aku tidak hanya bertanggungjawab
atas penanganan senapan mesin, tapi juga sebagai mekanik udara dan
fotografer target. Untuk tugas terakhir, aku dilengkapi dengan kamera
khusus berlensa tele 75mm yang dapat mengambil 13 foto perdetik,
meskipun bukan sebuah kamera film. Seringkali terjadi bahwa tak ada yang
bisa diambil gambar di Stalingrad yang terkepung karena begitu pekatnya
asap hasil pengeboman serta bekas pertempuran yang terus menerus
terjadi. Kami hanya pernah menyerang target spesifik secara terbatas
sebanyak satu kali, yang nyaris dibayar dengan jiwa kami. Pada saat itu
kami tak dapat melepaskan bom karena target yang tersedia tak sepenuhnya
tercakup dalam visor penjejak, sehingga "sang pelatih" (pilot) harus
mengerahkan segenap kemampuannya untuk menukik tajam demi mendapatkan
hasil pengeboman seakurat mungkin, yang berarti bahwa dibutuhkan lebih
dari dua kali radius yang biasa dilakukan dalam waktu normal. Kalau saja
pada waktu itu ketinggian air di Volga tidak berada 30 meter di bawah
dataran kota, kami sudah pasti melayang menabrak daratan (kecepatan
tukik sekitar 700km perjam)."
----------------------------------------------------------------------------------
RITTERKREUZTRÄGER (PERAIH RITTERKREUZ)
Oberleutnant Horst Müller dari KG 76 (Kampfgeschwader 76) mengenakan jaket tropis Italia dengan tambahan insignia Jerman. Müller (23 Februari 1916 - 13 Juli 1943) adalah pemuda kelahiran Berlin yang bergabung dengan Luftwaffe pada tanggal 1 November 1938. Dia memulai pelatihan terbang pertamanya bersama Flieger-Ausbildungs-Regiment 61. Pada bulan September 1939 Müller tercatat sebagai pilot di 7.Staffel / Kampfgeschwader 28. Pada tanggal 24 Juni 1940 dia terluka saat pesawat Junkers Ju 88-nya jatuh pada waktu berlangsungnya latihan adaptasi ke pesawat baru tersebut. Pada tanggal 20 Oktober 1940 Leutnant Müller dianugerahi Ehrenpokal der Luftwaffe. Pada tanggal 3 November 1940 dia kembali terluka serius saat tunggangannya terkena tembakan meriam anti pesawat udara di atas Stradishall, Inggris. Pada musim panas tahun 1941 dia ditunjuk sebagai Perwira Teknik di II.Gruppe / Kampfgeschwader 76. Pada tanggal 19 Maret 1942 Müller dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold. Pada tanggal 1 April 1942 dia dipromosikan menjadi Oberleutnant, dan tak lama kemudian dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 3 Mei 1942 sebagai Flugzeugführer di II.Gruppe / Kampfgeschwader 76 (KG 76). Medali ini diberikan sebagai penghargaan atas catatan apiknya sebagai pilot bomber selama berlangsungnya misi-misi beresiko ke Inggris dan Uni Soviet. Dia terutama sekali memperlihatkan kemampuannya yang jempolan dalam fase pembuka Unternehmen Barbarossa, dimana di sektor utara dia telah mampu melumpuhkan pabrik mesin pesawat Rusia setelah mengenainya dengan beberapa bombardir jitu. Tak lama setelahnya, dalam sebuah serangan udara malam yang dilakukan sendirian, Müller menghantam pabrik pesawat dengan empat buah bom, dan membuatnya tidak berfungsi selama berbulan-bulan lamanya. Pada tanggal 30 Maret 1943 dia dipindahkan ke Kampfgeschwader 6, dan kemudian menjadi Staffelführer 1.Staffel pada bulan Juli tahun yang sama. Beberapa hari kemudian - tepatnya pada tanggal 13 Juli 1943 - sang pilot bomber jempolan dinyatakan hilang saat dalam penerbangan malam melintasi lautan di atas Syracuse, sebelah tenggara Pulau Sisilia, Italia. Pesawat Junkers Ju 88A-14 "3E+HH" (Werknummer 144734) yang dipilotinya terakhir kali terlihat saat ditembak jatuh oleh pesawat-pesawat pemburu malam Sekutu. Secara anumerta pangkatnya dinaikkan menjadi Hauptmann. Pada saat kematiannya, Horst Müller telah berpartisipasi dalam 130 misi tempur yang dibukukannya dalam semua medan pertempuran utama (Front Barat, Timur, Afrika dan Italia)!
----------------------------------------------------------------------------------
RITTERKREUZTRÄGER (PERAIH RITTERKREUZ)
Oberleutnant Horst Müller dari KG 76 (Kampfgeschwader 76) mengenakan jaket tropis Italia dengan tambahan insignia Jerman. Müller (23 Februari 1916 - 13 Juli 1943) adalah pemuda kelahiran Berlin yang bergabung dengan Luftwaffe pada tanggal 1 November 1938. Dia memulai pelatihan terbang pertamanya bersama Flieger-Ausbildungs-Regiment 61. Pada bulan September 1939 Müller tercatat sebagai pilot di 7.Staffel / Kampfgeschwader 28. Pada tanggal 24 Juni 1940 dia terluka saat pesawat Junkers Ju 88-nya jatuh pada waktu berlangsungnya latihan adaptasi ke pesawat baru tersebut. Pada tanggal 20 Oktober 1940 Leutnant Müller dianugerahi Ehrenpokal der Luftwaffe. Pada tanggal 3 November 1940 dia kembali terluka serius saat tunggangannya terkena tembakan meriam anti pesawat udara di atas Stradishall, Inggris. Pada musim panas tahun 1941 dia ditunjuk sebagai Perwira Teknik di II.Gruppe / Kampfgeschwader 76. Pada tanggal 19 Maret 1942 Müller dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold. Pada tanggal 1 April 1942 dia dipromosikan menjadi Oberleutnant, dan tak lama kemudian dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 3 Mei 1942 sebagai Flugzeugführer di II.Gruppe / Kampfgeschwader 76 (KG 76). Medali ini diberikan sebagai penghargaan atas catatan apiknya sebagai pilot bomber selama berlangsungnya misi-misi beresiko ke Inggris dan Uni Soviet. Dia terutama sekali memperlihatkan kemampuannya yang jempolan dalam fase pembuka Unternehmen Barbarossa, dimana di sektor utara dia telah mampu melumpuhkan pabrik mesin pesawat Rusia setelah mengenainya dengan beberapa bombardir jitu. Tak lama setelahnya, dalam sebuah serangan udara malam yang dilakukan sendirian, Müller menghantam pabrik pesawat dengan empat buah bom, dan membuatnya tidak berfungsi selama berbulan-bulan lamanya. Pada tanggal 30 Maret 1943 dia dipindahkan ke Kampfgeschwader 6, dan kemudian menjadi Staffelführer 1.Staffel pada bulan Juli tahun yang sama. Beberapa hari kemudian - tepatnya pada tanggal 13 Juli 1943 - sang pilot bomber jempolan dinyatakan hilang saat dalam penerbangan malam melintasi lautan di atas Syracuse, sebelah tenggara Pulau Sisilia, Italia. Pesawat Junkers Ju 88A-14 "3E+HH" (Werknummer 144734) yang dipilotinya terakhir kali terlihat saat ditembak jatuh oleh pesawat-pesawat pemburu malam Sekutu. Secara anumerta pangkatnya dinaikkan menjadi Hauptmann. Pada saat kematiannya, Horst Müller telah berpartisipasi dalam 130 misi tempur yang dibukukannya dalam semua medan pertempuran utama (Front Barat, Timur, Afrika dan Italia)!
Sumber :
Buku "Winter Storm: The Battle for Stalingrad and the Operation to Rescue 6th Army" karya Hans Wijers
www.forum.axishistory.com
No comments:
Post a Comment