Thursday, March 4, 2010

1 September 1939 Di Langit Warsawa. Perang Udara Pertama Dalam Perang Dunia II (Sudut Pandang Pilot-Pilot Polandia)!

Tiga buah Junkers Ju 87 "Stuka" tinggal landas untuk menyerbu Polandia


Sebuah pesawat Heinkel He 111 sedang memuntahkan muatannya di atas angkasa Polandia, September 1939


Oleh : Alif Rafik Khan

Sebelum pecahnya Perang Dunia II yang dimulai pada tanggal 1 September 1939. Angkatan Udara Polandia mempunyai tujuh skuadron pemburu (Dywizjon Mysliwski) yang masing-masing diperlengkapi oleh 20 buah pesawat. Tiap skuadron dibagi lagi menjadi dua Eskadra (seksi). Pesawat yang operasional pada saat itu praktis hanya pemburu PZL P.11 jenis 'a' atau 'c'. Hanya tiga Eskadrilles yang dipersenjatai dengan pesawat pemburu PZL P.7 tipe lama. Dengan adanya mobilisasi perang pada tanggal 26 Agustus 1939, semua unit tempur mendapat perintah untuk memindahkan pangkalan udaranya.

Kebanyakan skuadron pemburu tersebut dibagi-bagi oleh struktur komando Angkatan Darat Polandia untuk mendukung dan melindungi kekuatan darat mereka. Hanya unit dari Resimen Udara Warsawa No.1 (Sq No: III/1 dan IV/1) yang dimasukkan ke dalam Brygada Poscigowa (Brigade Pengejar) yang bertugas untuk mempertahankan ibukota Polandia yang bernama Gegerbitung eh Warsawa. Hanya beberapa hari sebelum serangan Jerman, skuadron IV/1 diperkuat dengan tambahan Eskadra Mysliwska ke-123 (Pemburu Eskadrille) dari Resimen Krakow ke-2. Pemburu Eskadrille ini dilengkapi dengan pesawat tempur P.7. Kolonel Stefan Pawlikowski, yang merupakan pilot veteran di angkasa Prancis dalam Perang Dunia I dan juga dalam Perang Polandia-Bolsewik tahun 1920, ditunjuk untuk mengomandoi brigade ini.

Tanggal 1 September 1939 jam 6.30 pagi, datang sebuah pesan darurat ke markas brigade yang datangnya dari titik observasi di kota Mlawa. Pesan itu menyebutkan tentang kedatangan grup pembom musuh yang akan menyerang Warsawa. Kolonel Pawlikowski segera memerintahkan untuk mengudarakan seluruh pesawat brigade pengejarnya. Setelah tinggal landas, pesawat-pesawat pemburu Polandia menggabungkan formasi di atas Legionowo. Sekitar jam 7-an di sekitar wilayah Bugo-Narew, akhirnya pecah pertempuran ketika brigade tersebut menyerang kurang lebih 80 buah pesawat He 111 dari LG 1 dan KG 27 "Boelcke". Formasi bomber Jerman ini telah mendapat perlindungan dari 20 buah Bf 110 dari I(Z)/LG 1. Dalam pertempuran yang sangat dahsyat dan ketat yang berlangsung selama 40 menit ini, tidak kurang dari 154 pesawat dari kedua belah pihak berseliweran saling membunuh lawannya!

Pilot pertama yang menyerang formasi Jerman berasal dari seksi yang dipimpin oleh Letnan Aleksander Gabszewicz, perwira taktis dari skuadron IV/1. setelah rentetan tembakan senapan mesin yang dilancarkan oleh Gabszewicz dan Kopral Andrzej Niewiara, salah satu pesawat He 111 tumbang dan jatuh ke arah utara dengan asap keluar dari badannya. Tak lama pesawat tersebut berdebum ke tanah dalam usaha pendaratan daruratnya, dengan salah satu sayapnya patah setelah menubruk pohon.

Di wilayah Wyszkow, Letnan Dua Jerzy Palusinski menyerang sebuah formasi bomber Luftwaffe yang terdiri dari 12 pesawat. Setelah menembak jatuh salah satu pesawat incarannya, Palusinksi terkena tembakan balik dan terluka di lengannya, dengan jam tangannya berhasil menyelamatkannya dari luka lebih parah! Palusinski terpaksa mendaratkan pesawatnya secara darurat di dekat sebuah desa bernama Kobylka. Pada hari itu ada juga pilot Polandia lain yang mencatatkan kemenangan pertamanya. Salah satu di antaranya adalah Kapten Adam Kowalczyk, komandan dari IV/1 F.Sq, dan Juliusz Frey, pemimpin Eskadrille. Letnan Dua Hieronim Dudwal juga mencatatkan kill pertamanya, yang nanti akan bertambah menjadi total empat buah dalam kampanye di bulan September.

Dalam pertempuran udara pertama ini, hanya ada tiga pemburu P.7 dari Eskadrille ke-123 yang ikut berpartisipasi. Alasan dari sangat sedikitnya pesawat Polandia yang bertempur ini adalah karena komandan IV/1 FS memutuskan untuk lebih memilih 'menahan' kekuatan pesawat-pesawat tempur tuanya dalam menghadapi Luftwaffe yang jauh lebih superior untuk menyiapkannya di lain waktu. Pilot-pilot dari Resimen Krakow menyerang sebuah kelompok yang terdiri dari tujuh bomber He 111. Letnan Dua Jerzy Czerniak bersama dengan Kopral Stanislaw Widlarz secara berpasangan telah menembak jatuh sebuah bomber He 111.

Pihak Polandia pun bukannya tidak menghadapi kerugian pula. Boleslaw Olewinski terpaksa harus mampret dari pesawat tempur P.11-nya yang terbakar hebat, dan menderita luka bakar juga cedera. Letnan Dua Stanislaw Szmejl terpaksa mendaratkan pesawatnya secara darurat setelah tangki bahan bakarnya terkena tembakan pesawat Jerman. Beberapa buah pesawat Polandia juga mengalami kerusakan setelah pertempuran yang diakibatkan oleh tembakan senapan mesin dan kanon sehingga membutuhkan perbaikan sebelum mampu mengudara lagi. Dalam pertempuran udara dahsyat di hari pertama ini, di pihak Jerman Major Walter Grabmann (pangkat terakhirnya Generalmajor) Walter Grabmann mengalami luka sehingga harus ditarik untuk sementara waktu dari front. Grabmann adalah veteran "Legion Condor" yang bertempur di Perang Saudara Spanyol dan menjadi komandan I(Z)/LG 1.

Jam 12 siangnya, grup lain dari bomber-bomber Jerman terbang ke arah Warsawa, dengan tujuan apalagi selain BERAK! Dua seksi pemburu P.11 dari Eskadrille ke-112 segera lepas landas untuk menghadangnya. Tak lama segera terjadi pertempuran di atas Wilanow. Sebuah formasi yang terdiri dari sembilan bomber Do 17 dilabrak oleh pesawat-pesawat pemburu Polandia. Kali ini bomber-bomber Jerman tidak mendapat perlindungan dari pesawat pemburunya, sehingga mereka memutuskan untuk melarikan diri ke arah Prusia Timur. Tak menyia-nyiakan kesempatan langka ini, Letnan Stefan Okrzeja memburu salah satu bomber, sehingga akibatnya pesawat pembom tersebut meledak berkeping-keping di udara. Kemenangan ini segera dikonfirmasi setelah pecahan-pecahan kecil dari pesawat yang meledak tersebut ditemukan di antara silinder pesawat P.11 yang dipilotinya!

Pertempuran udara besar kedua yang pecah di hari pertama tersebut terjadi di wilayah Modlin jam 16.30. Kali ini pilot-pilot Polandia harus menghadapi 30 pesawat pembom He 111 dan Do 17 plus sembilan pesawat Ju 87 Stuka, yang dikawal oleh 20 pesawat tempur Bf 109 dan Bf 110. Letnan Dua Jan Borowski sedang melakukan patroli di atas Las Kabacki (Hutan Kabacki) ketika berpapasan dengan sebuah pesawat Bf 109 Jerman yang dipiloti oleh Oberst (Kolonel) Henschke, salah satu veteran "Legion Condor" lainnya. Bf 109 lain ditembak jatuh oleh Kadet Jerzy Radomski, yang tak menyadari pesawat apa yang telah ditembaknya. Ketika dia mendarat kembali, Radomski melaporkan bahwa dia telah menembak jatuh sebuah "avionette" (pesawat ringan untuk keperluan olahraga udara)! Kadet Janusz Macinski tak seberuntung koleganya, ketika dia harus mendarat darurat di dekat Sulejowek, dan Letnan Gabszewicz yang harus bail-out dari pesawatnya. Selagi masih bergantungan di parasutnya, Gabszewicz mendapat serangan dari sebuah pesawat Bf 110 yang agresif. Tembakan yang dilancarkan oleh pesawat Jerman tersebut meninggalkan bolong-bolong yang menganga di parasut Gabszewicz. Si pilot Polandia sudah kehilangan harapan dan pasrah saja akan nasibnya yang berada di ujung tanduk. Tiba-tiba datanglah keajaiban ketika pesawat tempur Polandia lain dengan pilot Letnan Dua Tadeusz Sawicz yang sedang terbang di dekat lokasi TKP memberikan bantuannya dengan menyerang pesawat Jerman tersebut. Melihat situasi yang tidak menguntungkan, pilot Bf 110 menerbangkan pesawatnya kabur dari situ. Pesawat Polandia lain muncul pula, kali ini dikemudikan oleh Wladyslaw Kiedrzynski. Mereka 'mengawal' Gabszewicz dan parasutnya sampai berhasil mendarat dengan selamat di tanah.

Karena misi di pagi hari itu dianggap cukup sukses, para pilot P.7 dari Eskadrille ke-123 memutuskan bahwa lain kali mereka akan pergi untuk melakukan misi selanjutnya, maka mereka tidak akan terbang perseksi lagi, melainkan serentak seluruh pesawat! Dan memang, ujian selanjutnya adalah seteru lama mereka, Bf 110. Dalam fase pertama pertempuran, komandan Eskadrille Kapten Mieczyslaw Olszewski terbunuh. Pesawat P.7-nya jatuh di dekat Legionow. Pilot lain yang berhasil selamat dari pertempuran ini dengan menggunakan parasut adalah Letnan Dua Stanislaw Czternastek, Letnan Dua Feliks Szyszka dan Kadet Antoni Danek. Czternastek berhasil mendarat di tanah di wilayah Nowy Dwor Mazowiecki, sementara dua pilot yang namanya disebut belakangan mendapat serangan dari pilot-pilot Luftwaffe yang tidak menginginkan musuhnya selamat untuk kemudian mengudara kembali menghadapi mereka. Szyszka diberondong tembakan ketika masih berada di parasutnya, dan dia jatuh mendarat di pinggir sungai Wisla dengan 16 lubang bekas tembakan di sekujur tubuh dan parasutnya! Setelah mendapat pertolongan dari rakyat sekitar, dia langsung dibawa ke rumah sakit. Dua pilot P.7 lainnya, Letnan Dua Erwin Kawnik dan Kopral Henryk Flamme terpaksa mendarat darurat di dekat Zakroczyn setelah pesawatnya menderita kerusakan hebat. Lawannya saat itu, pesawat-pesawat Bf 110 Jerman dari I.(Z)/LG 1 telah mengklaim menembak jatuh 5 pemburu PZL di hari itu, 3 oleh Hauptmann Fritz Schleif, sedangkan 2 lainnya masing-masing oleh Unteroffizier Sturm dan Unteroffizier Lauffs.

Dalam dogfight lainnya di hari itu, Letkol Leopold Pamula, wakil komandan Brigade Pengejar, juga ikut serta. Pamula datang langsung dari HQ dan segera menyuruh salah seorang pilot untuk segera keluar dari kokpit pesawatnya karena dialah yang akan mengudara dengan pesawat tersebut! Tak lama dia sudah terlibat dalam pertempuran seru melawan dua buah Bf 109. Pesawatnya tertembak sehingga dia harus bail-out. Dalam pertempuran ini, juga terluka pilot Zdzislaw Horn, yang langsung koma di kokpit tak lama setelah mendaratkan pesawatnya kembali ke pangkalannya! Di atas Praga Kapten Gustaw Sidorowicz (komandan 111 F.Esc.) terlibat pertarungan melawan sepasang pemburu Bf 109. Hasil dari pertempuran ini adalah 1:1 - satu dari pesawat Jerman kemungkinan tertembak jatuh, sementara Sidorowicz sendiri yang terluka terpaksa mendarat daruratkan pesawatnya.

Di sebagian besar hari yang menentukan itu, 1 September 1939, kebanyakan bomber Jerman tidak dapat menjangkau sasaran utamanya, ibukota Polandia. Mereka terpaksa menurunkan muatannya (baca: bom) di lapang-lapang dekat Warsawa dan kemudian balik kembali ke Prusia Timur. Di Warsawa sendiri, hanya sedikit saja bom yang dijatuhkan. Selama pertempuran di tanggal tersebut, Brigade Pengejar kehilangan satu pilot terbunuh, dan delapan lainnya masuk dukun eh rumah sakit. 10 pesawat menjadi korban, sementara 24 lainnya rusak berat. Jam 20.00 (masih tanggal 1 September), Brigade tersebut hanya tinggal mempunyai 20 pesawat yang siap tinggal landas! Di lain pihak, para pilot brigade ini telah menembak jatuh 12 pesawat Luftwaffe sementara empat lainnya dibagi kemenangannya dengan pilot-pilot dari Eskadrille ke-152. Lima kemenangan diklaim hanya sebagai kemungkinan (karena tidak ada bukti/konfirmasi), sementara 10 pesawat Jerman berhasil dirusak.

Para pilot dari Eskadrille Pemburu ke-152 telah menunggu sinyal tinggal landas dari sejak pagi buta. Pesan pertama yang mengabarkan tentang aktivitas udara Jerman datang sekitar jam 16.00, dimana grup formasi Luftwaffe dengan kekuatan besar datang dari arah Modlin. Untuk mempertahankan kota, sembilan pemburu P.11 langsung take-off. Ketika pilot-pilot Polandia itu akhirnya berjumpa dengan Jerman, mereka seakan melupakan tugas utamanya, yaitu mempertahankan Warsawa. Satu kelompok yang dipimpin oleh Letnan Marian Imiela dan Letnan Dua Anatol Piotrowski segera melakukan pengejaran ke arah musuh. Mereka menjumpai sasarannya jauh dari Warsawa itu sendiri, di sekitar wilayah Jablonna dan Legionow. Yang pertama menyerang adalah Letda Piotrowski yang menghancurleburkan sebuah He 111 dengan serentetan tembakan point-blank. Sebelum pesawat Jerman itu menukik jatuh, kru senapan mesinnya masih sempat memberikan perlawanan dan pesawat Piotrowski pun ikut terkena timah panas. P.11 yang dikemudikannya mengalami kerusakan mesin dan sulit untuk dikendalikan, sehingga Piotrowski memutuskan untuk mendarat darurat saja. Sialnya, tak lama datang Bf 109 dari balik awan, dan dalam ketinggian rendah mereka menghajar P.11 yang tak mampu untuk berbuat apa-apa. Piotrowski pun tewas seketika.

Pilot lainnya dari Eskadrille ke-152 adalah Letnan Dua Jan Bury-Burzymski. Dalam sebuah serangan vertikal di atas wilayah Buchnika, Bury-Burzymski berhasil menembak jatuh sebuah He 111. Eskadrille ini, bersama dengan Brigade Pengejar, berhasil menambah empat buah kemenangan. Setelah pertempuran terakhir di hari itu, yang berlangsung selama kurang lebih satu jam, para pilot Polandia kembali ke pangkalannya.


Sumber :
www.elknet.pl
www.militaryphotos.net


No comments:

Post a Comment