Saturday, October 18, 2014

Peringatan Münich Putsch / Beer Hall Putsch



Oleh : Alif Rafik Khan

9 November adalah hari tersuci dalam kalender Nazi, karena terjadinya peristiwa Beer Hall Putsch (Kudeta Aula Bir) di tahun 1923, yang kemudian dirayakan dengan megah tiap tahunnya, dari sejak tahun 1933 sampai dengan berakhirnya kekuasaan Nazi di Jerman tahun 1945. Perayaan ini digelar di seluruh antero Jerman, meskipun selalu dipusatkan di Münich, lokasi terjadinya kudeta. Pihak partai sendiri mensubsidi dalam bentuk materi setiap perayaan yang digelar, dan kemudian didokumentasikan secara berkala dalam publikasi "Die neue Gemeinschaft. Das Parteiarchiv für nationalsozialistische Feier- und Freizeitgestaltung" (Komunitas Baru. Arsip Partai untuk Perayaan Nasional-Sosialis dan Aktivitas Rekreasi).

Salah satu kegiatan dalam perayaan Beer Hall Putsch setiap tahunnya adalah reka-ulang jalan kaki ke Feldherrnhalle di Münich, yang dipimpin langsung oleh Adolf Hitler beserta tokoh-tokoh Nazi veteran kudeta tahun 1923 (biasa disebut sebagai Führergruppe). Meskipun begitu, barisan terdepannya selalu mengalami sedikit perubahan setiap tahunnya. Sebagai contoh, terkadang orang-orang seperti Heinrich Himmler dan Adolf Hühnlein diberikan kehormatan untuk berada di barisan terdepan mengiringi sang Führer. Sementara itu, Tokoh tokoh seperti Rudolf Hess, Christian Weber dan Philipp Bouhler pada awalnya ikut berbaris di barisan kedua atau terkadang lebih ke belakang. Seiring waktu berjalan, mereka sedikit demi sedikit ikut "nimbrung" di baris terdepan; Tokoh lain seperti Gustav Schickedanz hampir selalu bisa ditemukan di baris kedua, meskipun posisinya berubah-ubah (terkadang di sebelah kanan Alfred Rosenberg, sementara di waktu yang lain di sebelah kirinya); Di lain pihak, Hermann Kriebel dan Ulrich Graf bahkan sampai berselisih hanya untuk menentukan siapa yang harus mendampingi Hitler di sebelah kirinya (meskipun pada tahun 1923 Graf lah yang berada di posisi tersebut, tapi selama peringatan kudeta, Kriebel selalu bersikeras untuk menempatinya. Akhirnya dibutuhkan surat perintah resmi hanya untuk menentukan siapa yang mendapatkan kehormatan ini!). Hal lain yang patut mendapat perhatian adalah, di tahun-tahun menjelang Perang Dunia II, para petinggi militer juga mendapat kesempatan untuk ikut berbaris meskipun notabene mereka tidak ikut berpartisipasi dalam kudeta tahun 1923.


------------------------------------------------------------------------------------

-1933-

Mulai dari tahun 1933 (setelah Hitler naik ke tampuk kekuasaan), setiap tanggal 9 November diadakan peringatan besar-besaran untuk mengenang kudeta Nazi yang gagal di tahun 1923. Salah satu acara utama yang digelar adalah reka-ulang jalan kaki di Münich, dengan rute dari Bürgerbräukeller menuju Feldherrnhalle. Disini para veteran utama kudeta tersebut akan berjalan bersama dengan Hitler (disebut sebagai Führergruppe), dengan dipimpin oleh fahnenträger (pemegang bendera) yang membawa "Blutfahne" (Bendera Darah). Foto ini memperlihatkan saat para peserta prosesi telah mencapai ujung Residenzstraße


Reka ulang perjalanan dari Bürgerbräukeller ke Feldherrnhalle yang dilakukan oleh Führergruppe (pelaku utama kudeta di sekeliling Hitler) dalam peringatan Beer Hall Putsch (Kudeta Aula Bir) yang ke-10 di Münich, tanggal 9 November 1933. Disini terlihat Julius Streicher (botakers) memimpin di depan, bersanding dengan fahnenträger (pemegang bendera) yang membawa "Blutfahne" (Bendera Darah), diikuti oleh Adolf Hitler dan kawan-kawan. Sang pembawa bendera adalah SS-Gruppenführer Rolf Reiner. Nantinya dia didepak dari posisinya dan dipenjarakan setelah peristiwa "Nacht der langen Messer" (Night of the Long Knives / Malam Pisau Panjang) tahun 1934, karena dianggap terlalu dekat dengan SA-Stabschef Ernst Röhm (yang dieksekusi oleh SS). Posisinya sebagai pembawa bendera digantikan oleh Jakob Grimminger, sampai dengan akhir kekuasaan Nazi

------------------------------------------------------------------------------------

-1934-

Adolf Hitler berjalan memimpin tokoh-tokoh Nazi lainnya setelah acara peletakan karangan bunga di monumen Feldherrnhalle, dalam peringatan Beer Hall Putsch (Kudeta Aula Bir) yang ke-11 di Münich, tanggal 9 November 1934. Di belakangnya mengikuti, dari kiri ke kanan: Julius Schaub, Heinrich Himmler, Rudolf Hess, dan Viktor Lutze. Barisan petinggi SS dengan jaket hitam di belakangnya lagi adalah, dari kiri ke kanan: Walter Buch, Franz Xaver Schwarz, dan Philipp Bouhler. Foto ini pertama kali dipublikasikan dalam "Berliner Morgenpost" edisi 10 November 1934

------------------------------------------------------------------------------------

-1935-

Para tokoh veteran kudeta Partai Nazi yang gagal di tahun 1923 berbaris di luar Braunes Haus dalam peringatan Münich Putsch ke-12 tanggal 9 November 1935. Mereka bersiap-siap untuk mereka ulang peristiwa di tahun 1923 dengan berbaris dari Bürgerbräukeller menuju Feldherrnhalle, dengan dipimpin oleh Jakob Grimminger yang memegang Blutfahne (Bendera Darah). Semua orang - termasuk Hitler - mengenakan seragam coklat khas SA. Baris pertama, dari kiri ke kanan: Hans Streck, Theodor Kuhn, Prof. Dr.med.vet. Friedrich Weber, Hermann Göring, Adolf Hitler, Ulrich Graf, Hermann Kriebel, dan Richard Kolb. Baris kedua: Heinrich Bennecke, Max Sesselmann (sedikit tertutup oleh Streck), Prof.Dr. Walter Schultze, Arno Schickedanz (di belakang Göring), dan Max Amann (di belakang Hitler)


 Reka ulang perjalanan dari Bürgerbräukeller ke Feldherrnhalle yang dilakukan oleh Führergruppe (pelaku utama kudeta di sekeliling Hitler) dalam peringatan Beer Hall Putsch (Kudeta Aula Bir) yang ke-12 di Münich, tanggal 9 November 1935. Yang memegang Blutfahne (Bendera Darah) adalah Jakob Grimminger. Baris pertama di belakangnya, dari kiri ke kanan: Hermann Göring (tertutup bendera), Adolf Hitler, Ulrich Graf, Hermann Kriebel, dan Richard Kolb. Baris kedua: Adolf Hühnlein, Heinrich Bennecke, Max Sasselmann, dan Prof.Dr. Walter Schultze


 Foto hasil jepretan Heinrich Hoffmann ini memperlihatkan saat EhrenGarde (penjaga kehormatan) dari 1.Sturm / I.Sturmbann / Leibstandarte SS Adolf Hitler berbaris rapi di Königsplatz di Münich pada tanggal 9 November 1935 dalam acara peringatan Beer Hall Putsch (kudeta Nazi yang gagal pada tahun 1923). Dari sejak tahun 1933 (naiknya Hitler ke tampuk kekuasaan), peringatan Beer Hall Putsch menjadi acara wajib para petinggi Nazi, dengan puncak acaranya diadakan di Münich. Berdiri paling kiri adalah komandan Sturm (Kompi) tersebut, SS-Hauptsturmführer Theodor "Teddy" Wisch

------------------------------------------------------------------------------------

-1936-

Reka ulang perjalanan dari Bürgerbräukeller ke Feldherrnhalle yang dilakukan oleh Führergruppe dalam peringatan Beer Hall Putsch (Kudeta Aula Bir) yang ke-13 di Münich, tanggal 9 November 1936. Baris pertama, dari kiri ke kanan: Adolf Hühnlein, Hans Streck, Friedrich Kuhn, Prof. Dr.med.vet. Friedrich Weber, Hermann Göring, Adolf Hitler, Ulrich Graf, Wilhelm Frick, Richard Kolb, dan Heinrich Himmler. Baris kedua: Hans Frank, Heinz Pernet, Wilhelm von Grolmann, Max Sesselmann, Prof.Dr. Walter Schultze, Alfred Rosenberg, Arno Schickedanz, dan Max Amann. Baris ketiga: Hermann Esser, Emil Maurice, Rudolf Hess, Philipp Bouhler, Julius Schaub, dan Christian Weber. Baris keempat: Wilhelm Brückner dan Heinrich Bennecke. Reka-ulang kali ini tidak diikuti oleh Hermann Kriebel, sementara untuk pertama (dan terakhir kalinya), Himmler mengenakan mantel SS dan berdiri di baris depan. Bila kita perhatikan dalam foto kedua, terlihat para anggota Führergruppe dikawal oleh para peraih Blutorden di pinggir kiri, kanan dan belakang. Mereka tidak dianggap sebagai bagian dari pereka ulang, melainkan hanya bertugas sebagai bodyguard yang mengamankan dari kerumunan massa. Saat perjalanan dilanjutkan dari Feldherrnhalle tke Königsplatz, Panglima Wehrmacht Generalfeldmarschall Werner von Blomberg ikut bergabung (meskipun dia notabene tidak ikut berpartisipasi dalam kudeta tahun 1923)


Reka ulang perjalanan dari Feldherrnhalle ke Königsplatz yang dilakukan oleh Führergruppe dalam peringatan Beer Hall Putsch (Kudeta Aula Bir) yang ke-13 di Münich, tanggal 9 November 1936. Baris pertama, dari kiri ke kanan: Hans Streck, Prof. Dr.med.vet. Friedrich Weber, Hermann Göring, Adolf Hitler, dan Generalfeldmarschall Werner von Blomberg. Baris kedua: Heinz Pernet, Wilhelm von Grolmann, Max Sesselmann, Prof.Dr. Walter Schultze, dan Alfred Rosenberg. Baris ketiga: Rudolf Hess, Philipp Bouhler, Julius Schaub, dan tidak dikenal. Mereka semua adalah veteran kudeta tahun 1923, kecuali Blomberg yang diikutsertakan semata karena dia adalah Panglima Angkatan Bersenjata Jerman


 SS-Hauptsturmführer Fritz Witt, sebagai Chef 3.Sturm / I.Sturmbann / SS-Standarte "Deutschland", memimpin barisan pembawa panji dari ehrengarde (pasukan penjaga kehormatan) SS dengan menunggang kuda dalam sebuah upacara yang berlangsung di Münich/Bavaria pada tanggal 9 November 1936. Pada zaman kekuasaan Nazi Jerman, setiap tanggal 9 November dirayakan sebagai hari peringatan "Münich Putsch", kudeta Hitler yang gagal pada tahun 1923. Begitu banyaknya peristiwa penting dalam sejarah Jerman yang terjadi pada tanggal 9 November sehingga hari tersebut biasa disebut pula sebagai "Schicksalstag" (Hari yang Menentukan). Selain Münich Putsch, 9 November adalah hari dimana pemimpin liberal kiri terkenal Robert Blum dieksekusi (1848); hari berakhirnya monarki Jerman (1918); hari Kristallnacht (1938); dan hari runtuhnya Tembok Berlin (1989)

------------------------------------------------------------------------------------

-1937-


Dari kiri ke kanan: Max Sesselmann, Theodor Kuhn, Prof. Dr.med.vet. Friedrich Weber, Gauleiter Adolf Wagner (di belakang), Prof.Dr. Walter Schultze, dan Heinrich Himmler. Foto ini diambil oleh Hugo Jaeger pada tanggal 9 November 1937, pada saat berlangsungnya Peringatan Beer Hall Putsch yang ke-14. Orang-orang inilah yang berbaris bersama dengan Adolf Hitler dari Bürgerbräukeller menuju Feldherrnhalle (Münich) dalam kudeta yang gagal tahun 1923. Setiap tahunnya mereka akan mereka ulang perjalanan tersebut, dengan semuanya memakai seragam coklat SA

------------------------------------------------------------------------------------


-1938-

General der Infanterie Eugen Ritter von Schobert (kiri, Kommandierender General VII.Armeekorps) menjabat tangan Julius "Frankenführer" Streicher (Gauleiter Franken) di depan Braunes Haus di Münich dalam upacara peringatan percobaan kudeta Nazi (Münich Putsch) tanggal 9 November 1938


 
Para pejabat tinggi Nazi dan militer dalam upacara penghormatan untuk mengenang Beer Hall Putsch tanggal 9 November 1938 yang diselenggarakan di kota Münich, Bavaria, tanggal 9 November 1938. Kita bisa melihat Reichsführer-SS Heinrich Himmler (Chef der SS und deutscher Polizei), General der Infanterie Eugen Ritter von Schobert (memakai stahlhelm, Kommandierender General VII. Armeekorps di Münich), serta Adolf Hühnlein (berbaju coklat, NSKK-Korpsführer). Foto oleh Hugo Jaeger


Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) berpidato dalam upacara peringatan percobaan kudeta Nazi (Münich Putsch) yang diselenggarakan di Löwenbräukeller tanggal 8 atau 9 November 1938. Löwenbräukeller terletak di Nymphenburgerstrasse No.2 di Stiglmaier Plaza (Münich). "Aula Bir Singa" ini biasa digunakan sebagai lokasi utama peringatan Münich Putsch yang biasa diselenggarakan tiap tanggal 8-9 November. Sebenarnya lokasi asli kudeta tahun 1923 adalah bangunan di sebelahnya, Bürgerbräukeller, tapi setelah peristiwa pemboman di tahun 1939 maka tempat tersebut dianggap tak dapat digunakan lagi


 Reka ulang perjalanan dari Feldherrnhalle ke Königsplatz yang dilakukan oleh Führergruppe dalam peringatan Beer Hall Putsch (Kudeta Aula Bir) yang ke-15 di Münich, tanggal 9 November 1938. Rombongan Führergruppe (orang-orang di sekeliling Hitler yang merupakan veteran kudeta) diiringi pula oleh panglima-panglima tinggi Wehrmacht. Bapak-bapak gundul yang berjalan paling depan adalah Julius Streicher. Yang memegang Blutfahne (Bendera Darah) adalah Jakob Grimminger. Baris pertama di belakangnya, dari kiri ke kanan: Hans Streck, Theodor Kuhn (tertutup panji Swastika), Prof. Dr.med.vet. Friedrich Weber, Hermann Göring, Adolf Hitler, Generaladmiral Erich Raeder (Oberbefehlshaber der Kriegsmarine), Generaloberst Walther von Brauchitsch (Oberbefehlshaber des Heeres), Generaloberst Wilhelm Keitel (Chef Oberkommando der Wehrmacht), Generaloberst Erhard Milch (tertutup oleh Blutfahne, Staatssekretär zum Reichsluftfahrtministerium), Ulrich Graf, Hermann Kriebel, dan Richard Kolb. Baris kedua di belakang Hitler: Max Sasselmann, Prof.Dr. Walter Schultze, Alfred Rosenberg, Gustav Schickedanz, dan Philipp Bouhler. Jenderal Luftwaffe Hugo Sperrle bisa kita lihat di belakang Sasselmann, sementara kepala ajudan Hitler, Wilhelm Brückner, adalah orang tinggi besar yang berjalan di belakang Streck


 
Upacara peringatan percobaan kudeta Hitler (Münich Putsch) yang diselenggarakan di Münich tanggal 9 November 1938. Di bawah, dari kiri ke kanan: Generaladmiral Erich Raeder (Oberbefehlshaber der Kriegsmarine), Generalfeldmarschall Hermann Göring (Oberbefehlshaber der Luftwaffe), Reichsleiter Alfred Rosenberg (Beauftragter des Führers für die Überwachung der gesamten geistigen und weltanschaulichen Schulung und Erziehung der NSDAP), NSKK-Korpsführer Adolf Hühnlein, Gauleiter Julius Streicher (Gauleiter Franken), General der Infanterie Eugen Ritter von Schobert (Kommandierender General VII.Armeekorps), Rudolf Hess (Stellvertreter des Führers), dan General der Flieger Hugo Sperrle (Oberbefehlshaber Luftflotte 3). Orang yang memegang bendera (Blutfahne atau Bendera Darah) adalah SS-Obersturmbannführer Jakob Grimminger (Stab der 1. SS-Standarte in München und Stab des SS-Oberabschnitt Süd). Foto oleh Hugo Jaeger


 Para Reichsleiter (kecuali Von Ribbentrop) berbaris bersama dalam peringatan Münich Putsch tanggal 9 November 1938. Mereka berjalan dari Bürgerbräukeller menuju Feldherrnhalle. Baris depan dari kiri ke kanan: SA-Stabschef Viktor Lutze, Dr. Reichspressechef Dr. Otto Dietrich, Reichsstatthalter Franz Xaver Ritter von Epp, Reichsminister Richard Walther Darré, Reichsjugendführer Baldur von Schirach, Oberster Parteirichter Walter Buch, Reichsorganisationsleiter Dr. Robert Ley, Reichspropagandaleiter Joseph Goebbels, SS-Gruppenführer Wilhelm Grimm, Reichsminister Joachim von Ribbentrop, dan Stabsleiter Martin Bormann. Baris depan adalah jajaran Reichsleiter yang bukan merupakan pemegang Blutorden (Buch, Bormann dan Ley nantinya dianugerahi medali ini, tapi saat foto ini diambil mereka masih belum menerimanya), sementara di belakang berbaris para Gauleiter yang sama-sama bukan penerima Blutorden. Sedikit menarik ketika dalam foto ini Goebbels si pincang tampak mengenakan sepatu boot laras tinggi (karena saya belum pernah melihatnya memakai sepatu yang sama dalam foto-foto lain). Sepatu yang menutup kaki kanannya yang pincang tampak tidak nyaman dipakai oleh sang menteri propaganda, dan dia (bersama dengan Ley) kelihatannya sedang membicarakan hal tersebut!

------------------------------------------------------------------------------------

-1939-

 Adolf Hitler (Führer und Reichskanzler) berpidato di hadapan para "Alte Kämpfer" (Pejuang Tua) dalam Peringatan Münich Putsch yang diselenggarakan di Bürgerbräukeller tanggal 8 November 1939. Tanpa disadari oleh semua pihak yang hadir, sebuah bom telah ditanam oleh Georg Elser di podium tempat Hitler berpidato. Banyak dari pentolan NSDAP-Reichsleitung ini dipastikan tewas atau terluka kalau saja Hitler tidak secara tiba-tiba menghentikan pidatonya lebih cepat dari biasanya dan kemudian meninggalkan lokasi acara! Untuk identifikasinya, dari kiri ke kanan: Alfred Rosenberg (kiri bawah memegang mulut), Joseph Goebbels, Wilhelm Grimm (memakai seragam Heer diatas Goebbels), Dr. Wilhelm Frick, Max Amann (paling bawah kelihatan kepalanya doang), Karl Fiehler, Prof. Dr.med.vet. Friedrich Weber, Adolf Hühnlein, Hermann Kriebel, Dr. Fritz Todt, Franz Ritter von Epp, Rudolf Hess, Julius Schaub, Adolf Wagner, Martin Bormann, Wilhelm von Grolmann, Wilhelm Brückner, Heinrich Himmler, Ulrich Graf, Christian Weber, Heinrich Hoffmann, Rudolf Schmundt, Karl Wolff, Hans Pfeiffer, dan Max Wünsche



No comments:

Post a Comment