Friday, June 17, 2011

Foto Sonderbekleidung Der Deutschen Panzertruppen (Seragam Hitam Pasukan Lapis Baja Jerman)

HEER

Salah satu moto militer Jerman yang paling terkenal adalah "Schweiß spart Blut" (keringat menyelamatkan darah), yang berarti bahwa program pelatihan yang ketat memastikan bahwa pasukan yang terlatih baik mempunyai kesempatan untuk bertahan hidup yang lebih besar di medan pertempuran. Angkatan Darat Jerman mempraktekkan secara serius kata-kata tersebut, dan program pelatihannya mungkin tidak ada duanya di dunia pada tahun-tahun sebelum perang. Adalah sistem pelatihan yang unggul, ditambah dengan kepemimpinan yang fleksibel serta doktrin yang terdefinisi dengan baik, yang memungkinkan pasukan Jerman untuk mengatasi hambatan jumlah mereka yang lebih sedikit dalam pertempuran, ataupun perlengkapan perang yang lebih inferior mutunya dibandingkan dengan lawan mereka. Ketika perang semakan panjang dan semakin luas ruang lingkupnya, pihak Angkatan Bersenjata Jerman menjadi kewalahan dalam mempertahankan kualitas pelatihan mereka yang lama dan rumit (seperti yang biasa berlaku di masa damai atau awal-awal perang). Selain itu, korban yang terus berjatuhan di kalangan perwira berpengalaman, khususnya di tingkat junior, turut berperan dalam menjamin penurunan kualitas prajurit-prajurit baru yang dihasilkan. Dengan semua hambatan tersebut, adalah hal yang luar biasa jika pasukan Wehrmacht tetap dapat menampilkan perlawanan yang gigih terhadap musuh-musuhnya (yang semakin besar dan kuat dari waktu ke waktu). Pelatihan yang diterima oleh prajurit-prajurit mereka dapat diarahkan secara khusus kepada individu, awak, seksi, peleton, atau tingkat komando yang lebih tinggi lagi, Tetapi efek akhirnya sangat terkait langsung dengan kualitas instruksi serta instruktur: pihak Jerman sangat menekankan pada laporan tertulis setelah aksi pertempuran, diskusi menyeluruh tentang apa yang telah terjadi, yang diikuti dengan pembekalan seluruh unit atau formasi. Dalam gambar ini, seorang perwira dari unit Aufklärungstruppe (pasukan pengintai) sedang berbicara dengan beberapa prajuritnya di Area Pelatihan Bruck, Austria Timur, pada tahun 1943



Panzersoldaten (prajurit-prajurit tank) dari 5.Kompanie / II.Abteilung / Panzer-Regiment 5 / 3.Panzer-Division berjalan keluar dari pintu barak mereka yang bertuliskan "Panzer-Rgt. 5, 5. Komp.". Foto ini diambil pada tahun 1936, saat para personil Panzerwaffe belum lagi mengenakan lambang elang di topi dan seragam mereka. Teks aslinya sendiri berbunyi: "Ein Tag beim Panzerregiment Wünsdorf. Auf zum Dienst. Neben und über dem Eingang das Hoheitsabzeichen und das Kampfwagenabzeichen zur Erinnerung an die Tankwaffe im Weltkriege." (Satu hari bersama Panzer-Regiment Wünsdorf. Keluar untuk melaksanakan tugas. Terpasang di atas dan samping adalah lambang nasional dan gambar kendaraan, yang mengingatkan bentuk tank dalam Perang Dunia)


 Tiga orang Aufklärer (anggota pasukan pelopor/pengintai) berdiri di depan kendaraan lapis baja tunggangan mereka, Sd.Kfz. 232 (Fu) (6-Rad), yang dijajarkan di garasi unit. Foto ini kemungkinan besar diambil pada tahun 1935, karena ketiadaan lambang elang nasional di beret serta seragam hitam mereka. Bagian turetnya telah ditutupi terpal untuk melindungi komponen dalam kendaraan dari debu. Adalah pula kebiasaan Jerman untuk memberi nama kendaraan mereka sesuai dengan "rumus" yang ditetapkan oleh kompi atau batalyon masing-masing. Dalam hal ini, nama yang dipilih adalah jenderal Prusia terkenal zaman Napoleon, "Gneisenau", yang tertulis di kendaraan tengah (nama di dua kendaraan lainnya tidak terbaca)




Foto tiga orang perwira panzer di Front Timur. Mereka semua mengenakan Sonderbekleidung Der Deutschen Panzertruppen (Seragam Hitam Pasukan Lapis Baja Jerman), termasuk schwarze panzer Feldmütze M34 für Mannschaften di kepala. Perwira di tengah mengenakan fernglas (teropong), sementara perwira di kanan telah dianugerahi Panzerkampfabzeichen yang tersemat di seragamnya




Foto ini diambil oleh Kriegsberichter Dieck dari Propaganda-Kompanie 694 pada akhir bulan Agustus 1942, dan memperlihatkan suasana pemakaman Oberst Gustav-Adolf Riebel, Kommandeur Panzer-Regiment 24 / 24.Panzer-Division. Regimentskommandeur Riebel terbunuh oleh ledakan peluru artileri pada tanggal 23 Agustus 1942, saat sedang memimpin resimennya dalam gerak maju menuju kota Stalingrad. Jasadnya kemudian dikuburkan di luar wilayah Krasnoarmeyskiy, yang terletak di pinggiran sungai Volga, selatan Stalingrad. Secara anumerta, Oberst Riebel dipromosikan menjadi Generalmajor, efektif per tanggal 1 Agustus 1942


Para peserta 12. Offizierslehrgang (pelatihan calon perwira ke-12) di Zossen bulan November 1942. Panzer-Regiment 35 mengirimkan bintara-bintara terbaiknya untuk mengikuti pelatihan disana. Untuk Panzertruppenschule Wünsdorf dikirim Thure von Boltenstern (kelahiran 15 Maret 1924) dan Helmut Staritz (29 Januari 1925); untuk Schule für Schnelle Truppen II Zossen dikirim Rüdiger Graf von Moltke (29 Juni 1924), Georg Schreyer (9 Agustus 1915) dan Georg Martin (5 Juli 1923). Untuk 13. Offizierslehrgang dikirim Ernst-August von Döring (7 September 1923) dan Marquardt von Neumann (15 September 1922). Mereka akan lulus dengan pangkat Leutnant. Dalam foto di atas Georg Martin berdiri nomor tiga dari kiri


 Lima orang awak sebuah Panzerkampfwagen VI Tiger dari schwere Panzer-Abteilung 502 berpose di depan tank mereka, musim panas 1943. Pelatihan para awak Tiger terutama dirancang untuk memperkenalkan setiap kandidat pada lima posisi penting di dalam tubuh Tiger: komandan, gunner, loader, operator radio dan supir. Setiap peran mempunyai tanggungjawab khususnya masing-masing, dan pengetahuan yang cukup mengenai hal-hal ini diperlukan untuk menjamin koordinasi yang berkesinambungan antara kelima orang awak Tiger yang bekerja dalam satu tank yang sama


 
 
Seorang Zugführer (Komandan Peleton) berpangkat Leutnant (memakai kacamata) mengumpulkan empat orang komandan tank anakbuahnya di depan sebuah Panzer-Befehlswagen IV (7,5 cm Kw.K. L/48) Ausf. H (Sd.Kfz.161/2) Nr.508 dari 5.Kompanie / Panzer-Brigade 112 / XXXXVII.Panzerkorps / 5.Panzerarmee dan berpose untuk kepentingan propaganda sebelum berangkat bertempur. Pada saat itu XXXXVII. Panzerkorps (General der Panzertruppe Heinrich Freiherr von Lüttwitz) terdiri dari 21. Panzer-Division, Panzer-Brigade 111, Panzer-Brigade 112, dan Panzer-Brigade 113. Foto diambil di desa Abreschviller, Moselle, di sektor Sarrebourg (Prancis) di tengah kecamuk Pertempuran Arracourt/Lorraine tanggal 20 September 1944



 Seorang Zugführer (Komandan Peleton) berpangkat Leutnant dari 5.Kompanie / Panzer-Brigade 112 / XXXXVII.Panzerkorps / 5.Panzerarmee berpose untuk kepentingan propaganda di atas Panzerbefehlswagen IV (7,5 cm Kw.K. L/48) Ausf. H (Sd.Kfz.161/2) Nr.508 saat unitnya beristirahat di desa Abreschviller, Moselle, di sektor Sarrebourg (Prancis) di tengah kecamuk Pertempuran Arracourt/Lorraine tanggal 20 September 1944. Panzerbefehlswagen IV (secara harfiah berarti Panzer IV tunggangan komandan unit) dalam foto ini dilengkapi dengan dua antena radio (FuG5 and FuG8) untuk memfasilitasi komunikasi. Bagian lapisan baja terluarnya juga dilapisi tambahan zimmerit anti peledak magnetik. Warna dasarnya adalah kuning tua yang dikombinasikan dengan hijau zaitun dan merah kecoklat-coklatan. Si Leutnant sendiri adalah seorang veteran dari berbagai pertempuran, yang terlihat dari segambreng medali dan penghargaan yang tertempel di seragam hitamnya: Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse, Panzerkampfabzeichen in Silber, Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (Ostmedaille), dan Krimschild. Sebagai pelengkap komunikasi dia mengenakan kopfhörer (headphone) serta Kehlkopfmikrofon (mikrofon tenggorokan)


Para prajurit Panzertruppen berfoto bersama dengan gaya santai sambil mengenakan pakaian "kebesaran" mereka. Dari adanya ärmelstreifen yang melingkar di lengan, kemungkinan besar mereka berasal dari Panzer-Regiment "Großdeutschland / Panzergrenadier-Division "Großdeutschland"


 Tiga orang prajurit Panzertruppen berfoto bersama. Mereka semua sama-sama telah dianugerahi medali Allgemeines-Sturmabzeichen, sementara Salah seorang di antaranya mengenakan penutup mata. Medali ini diberikan bagi anggota Wehrmacht yang berpartisipasi dalam tiga serangan infanteri atau bermotor yang berlangsung di tiga hari yang berlainan. Selain itu, sebelum diperkenalkannya Panzervernichtungsabzeichen bulan Maret 1942, Allgemeines-Sturmabzeichen diberikan juga pada orang yang berhasil menghancurkan setidaknya delapan tank musuh menggunakan senjata genggam-tangan


 Leutnant Adolf Polivka von Treuensee (lahir 11 Oktober 1919) bergabung dengan Gebirgs-Panzerjäger-Abteilung 95 / 3.Gebirgs-Division tanggal 20 Desember 1940, dan ikut serta dalam penyerbuan ke Kreta bulan Mei 1941. Pada tanggal 1 Juni 1942 dia pindah unit ke Panzerjäger-Ersatz und Ausbildungs-Abteilung 48. Di akhir perang Polivka menjabat sebagai komandan Panzerjäger-Kompanie 48 (motorisiert) yang merupakan bagian dari Kampfgruppe Semmering / 9.Gebirgs-Division. Jenjang kenaikan pangkatnya: Gefreiter (20 Desember 1940); Unteroffizier (1 Juni 1942); Unterfeldwebel (1 September 1942); dan Leutnant (1 Februari 1943). Medali dan penghargaan yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (7 Juni 1941); Verwundetenabzeichen in Schwarz (16 Juni 1941); Verwundetenabzeichen in Silber (5 Februari 1942); Ärmelstreifen "KRETA" (5 Desember 1942); Eisernes Kreuz I.Klasse (24 Desember 1942); serta Allgemeines-Sturmabzeichen (15 Februari 1943)



---------------------------------------------------------

 WAFFEN-SS

 SS-Sturmbannführer Christian Tychsen (Kommandeur II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 2 / SS-Panzergrenadier-Division "Das Reich") bersama dengan para perwiranya yang sedang menuruni tangga, dari kiri ke kanan: SS-Obersturmführer Hans Pavelka (Chef 5.Kompanie / II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 2 / SS-Panzergrenadier-Division "Das Reich") dan SS-Untersturmführer Karl-Heinz Worthmann (Zugführer di 6.Kompanie / II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 2 / SS-Panzergrenadier-Division "Das Reich"). Foto ini diambil beberapa saat setelah upacara penganugerahan Deutsches Kreuz in Gold untuk Pavelka tanggal 9 April 1943



Pada saat Divisi SS ke-12 "Hitlerjugend" dibentuk pada musim semi tahun 1943, sekitar 2.000 orang perwira dan prajurit dari Divisi SS ke-1 "Leibstandarte" ditarik untuk mengisi posisi komandan dan bintara yang kosong, sementara untuk prajurit-prajuritnya sendiri diambil dari stok ABG-ABG Jerman kelahiran 1926-28 yang masih melimpah. Foto ini diambil pada tanggal 18 Februari 1944, dan memperlihatkan sebagian dari anggota satuan panzer yang merupakan pindahan dari Leibstandarte ke Hitlerjugend. Mereka adalah, baris depan dari kiri ke kanan: SS-Obersturmführer Benoni Junker (Chef 6.Kompanie / SS-Panzer-Regiment 1), SS-Obersturmführer der Reserve Ludwig Ruckdeschel (Chef 6.Kompanie / SS-Panzer-Regiment 12), SS-Obersturmführer Helmut Schlauss (Nachrichtenoffizier SS-Panzer-Regiment 12), SS-Hauptsturmführer der Reserve Wilhelm Beck (Chef 2.Kompanie / SS-Panzer-Regiment 12), SS-Hauptsturmführer Dr.med. Rudolf Stiawa (Regimentsarzt SS-Panzer-Regiment 12), SS-Hauptsturmführer Dr.med. Oskar Jordan (Abteilungsarzt II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 12), dan SS-Obersturmführer der Reserve Waldemar Schutz (Stabsoffizier I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 12). Uniknya, Letnan-Satu Ruckdeschel (kedua dari kiri) aslinya adalah seorang Mayor-Jenderal Allgemeine-SS (SS non-tempur) yang kemudian, demi untuk mencicipi medan pertempuran, bergabung dengan Waffen-SS (SS tempur) meskipun dengan resiko mempunyai pangkat terpisah yang jauh lebih rendah daripada pangkat aslinya!


 Para anggota SS-Panzer-Regiment 2 / 2.SS-Panzer-Division "Das Reich" ini berfoto bersama tak lama setelah upacara penganugerahan Eisernes Kreuz II.Klasse. Ritterkreuzträger (peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes) yang berdiri keempat dari kiri adalah SS-Oberscharführer Ernst Barkmann (Panzerkommandant di 4.Kompanie / I.Abteilung), sementara keempat dari kanan (tanda "+") adalah SS-Oberscharführer Egon Corth (Schirmmeister di 4.Kompanie / I.Abteilung) yang menjadi salah satu saksi aksi super keren Barkmann di dekat Le Lorey (Normandia) pada tanggal 27 Juli 1944 yang terkenal dengan nama "Barkmann's Corner" (Sudut Barkmann). Pada peristiwa tersebut Corth bersembunyi di rerimbunan pinggir jalan diantara posisi Panther Barkmann dengan rombongan Sherman. Ikut ngumpet bersamanya bintara SS Werner Heinze dan Karl Kreller


 SS-Rottenführer Léo Arthur Avermaete dari SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking" adalah sukarelawan Flemish yang lahir di Antwerpen tanggal 19 Juni 1923. Uniknya, meskipun notabene dia adalah seorang prajurit Panzertruppen, tapi dalam foto ini dia mengenakan medali Infanterie-Sturmabzeichen in Silber! Perlu diingat bahwa sampai dengan musim semi 1942 pada dasarnya tidak ada yang namanya unit panzer Waffen-SS (kecuali sebagian kecil anggota SS-Totenkopf-Panzer-Abwehr-Abteilung). Banyak para rekrutan Panzertruppen SS yang diambil dari unit infanteri, dan beberapa diantara mereka telah mendapatkan medali sebelumnya sehingga tidak heran kalau medali infanteri tersebut "terbawa" saat telah menjadi prajurit panzer. Bahkan faktanya, para Panzermann veteran pasukan pejalan kaki ini lebih bangga atas tertempelnya Infanterie-Sturmabzeichen di seragam mereka daripada Panzerkampfabzeichen karena cara mendapatkannya yang lebih sulit! Di foto ini kita juga bisa melihat strip di schulterklappen-nya yang menjelaskan bahwa dia adalah seorang "Führeranwärter" (Kandidat Komandan/Bintara). Avermaete selamat sampai perang usai dan meninggal pada tanggal 26 Maret 2012



Panzermann dengan medali DRL Sportsabzeichen


Panzermann Afrikakorps. Seragamnya tidak jauh berbeda dengan prajurit Afrikakorps dari unit lainnya, hanya saja ada tambahan emblem Totenkopf (tengkorak) dari metal yang disematkan di kerahnya


Sterbeblätter (Kartu Kematian) dari seorang bintara panzer bernama Alfons Baumann. Dia mengenakan sepasang tanda pangkat bahu yang langka yang diperuntukan bagi sekolah bintara panzer di Putlos


Kalau anda mengira bahwa dia adalah anggota DAK (Deutsche Afrikakorps), maka anda salah! Dia adalah anggota Panzer-Regiment 1, dan ini adalah foto saat dia dan unitnya (yang merupakan bagian dari 1.Panzer-Division) ditugaskan ke Yunani tahun 1943. Karena Yunani beriklim tropis, maka para prajurit Jerman yang ditempatkan disini pun memakai seragam tropis pula layaknya Afrikakorps


Perhatikan berbagai variasi topi yang dikenakan para Panzermann (anggota pasukan tank) ini! Paling kiri mengenakan panzer-feldmütze M42; sebelahnya mengenakan panzer-feldmütze M43; sementara dua di kanan mengenakan panzer-feldmütze M40. Selain itu, prajurit nomor dua dari kiri dan paling kanan mengenakan strap di schulterklappen-nya yang menunjukkan bahwa mereka adalah Führeranwärter (calon bintara)


Panzermann tua yang memakai seragam hitam panzertruppen model kedua. Feldmütze-nya dilengkapi dengan lambang nasional berwarna abu-abu


Perhatikan gambar tengkorak di kerah prajurit panzer ini, sedikit lebih berbeda dari biasanya! Itu adalah Totenkopf Brunswick, dan biasa dipakai di topi anggota Infanterie-Regiment 17, Kavalerie-Regiment 13 dan beberapa unit panzer



Para veteran Perang Saudara di Spanyol, yang terlihat dari Panzertruppenabzeichen der Legion Condor dan Spanienkreuz yang mereka kenakanVeteran Legion Condor lainnya. Namanya adalah Meyer


Prajurit panzer dengan stahlhelm di kepala


Para anggota panzertruppen sedang bergaya


Sumber :
Buku "Scouts Out: A History of German Armored Reconnaissance Units in World War II" karya Robert Edwards
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman

Foto koleksi pribadi Bill T. (12thPanzer)
Foto koleksi pribadi Hans-Jürgen Zeis
Foto koleksi pribadi Michael H. Pruett
Foto koleksi pribadi Tim De Craene

www.5sswiking.tumblr.com
www.did.panzer.pagesperso-orange.fr
www.estmilitaria.forumactif.org
www.fritz-schneider.blogspot.com
www.miliblog.co.uk
www.panzermaenner.blogspot.com
www.wehrmacht-awards.com

No comments:

Post a Comment