Saturday, November 12, 2011

Generaloberst Alfred Jodl (1890-1946), Jenderal Wehrmacht Yang 'Dicurangi' Di Pengadilan Nürnberg!


Untuk koleksi foto-foto terbaik Alfred Jodl bisa dilihat DISINI


Oleh : Alif Rafik Khan

Alfred Josef Ferdinand Jodl dilahirkan ke dunia dengan nama Alfred Josef Ferdinand Baumgärtler tanggal 10 Mei 1890 di Würzburg (Jerman), anak dari pasangan perwira militer bernama Alfred Jodl dan Therese Baumgärtler. Saat dia lahir orangtuanya masih belum menikah, dan dia mendapat nama Jodl setelah kedua orangtuanya melakukan pernikahan secara resmi tahun 1899. Dia mendapat pendidikan di sekolah kadet di Münich, dan lulus tahun 1910. General der Gebirgstruppe Ferdinand Jodl adalah saudaranya, sementara filsuf dan psikolog Friedrich Jodl yang mengajar di Universitas Wina adalah pamannya.

Selepas sekolah, Jodl bergabung dengan Angkatan Darat sebagai perwira artileri. Selama berlangsungnya Perang Dunia I dia bertugas sebagai perwira baterai artileri di Front Barat dari tahun 1914-1916, dan dua kali mengalami luka-luka dalam pertempuran (salah satunya adalah luka parah di bagian paha). Tahun 1917 dia bertugas selama beberapa saat di Front Timur sebelum kembali ke Barat sebagai perwira staff. Setelah perang Jodl sempat memutuskan untuk keluar dari kemiliteran dan menjadi dokter, tapi kemudian dia tetap berada di Angkatan Bersenjata dan bergabung dengan Reichswehr yang hanya beranggotakan 100.000 orang.

Jodl menikah bulan September 1913 dengan Irma Gräfin von Bullion, wanita yang lima tahun lebih tua dari dirinya dan berasal dari keluarga aristokrat Swabia. Irma meninggal dunia di Königsberg tanggal 18 April 1944 akibat dari pneumonia yang didapatnya setelah melakukan operasi tulang belakang tanpa meninggalkan anak bagi suaminya. Pada bulan November 1944 Jodl menikah kembali dengan mantan sekretarisnya Luise Katharina von Benda yang masih merupakan keluarga dari temannya.

Penunjukan Jodl sebagai seorang Major di cabang operasi Truppenamt dari Komando Tinggi Angkatan Darat di hari-hari terakhir Republik Weimar menempatkannya berada di bawah komando Generaloberst Ludwig Beck, yang melihat potensi Jodl sebagai “orang dengan masa depan”, meskipun baru pada bulan September 1939 Jodl bertemu dengan Adolf Kribo eh Hitler untuk pertamakalinya. Dalam masa pembangunan besar-besaran militer Jerman sebelum Perang Dunia II, Jodl pertamanya ditugaskan sebagai seorang Artilleriekommandeur di 44.Infanterie-Division dari Oktober 1938 sampai dengan Agustus 1939 (selama berlangsungnya Anschluss Austria dan Cekoslowakia), tapi dari sana sampai dengan berakhirnya perang (Mei 1945) dia menjabat sebagai Chef des Wehrmachtsführungsstabes (Kepala Staff Operasi Wehrmacht). Jodl bertindak sebagai Kepala Staff saat berlangsungnya invasi singkat Jerman atas Denmark dan Norwegia. Selama berlangsungnya invasi tersebut, Hitler campur tangan hanya saat flotilla kapal perusak Jerman dihancurkan di luar Narvik dan berkeras agar pasukan Jerman yang sudah kadung didaratkan di sana untuk mundur ke Swedia. Jodl dengan sukses mencegah niat Hitler tersebut. Dia berbeda pendapat untuk kedua kalinya dengan Führer-nya saat berlangsungnya ofensif musim panas tahun 1942. Hitler mengirimkan Jodl ke Kaukasus untuk mengunjungi Generalfeldmarschall Wilhelm List dan mencari tahu kenapa kilang-kilang minyak disana masih belum dikuasai juga. Jodl kembali hanya untuk menguatkan laporan List bahwa pasukan Jerman disana sedang kepayahan berat akibat mendapat serangan balik Rusia.

Selama berlangsungnya Pertempuran Britania, Jodl begitu optimisnya akan kejatuhan Inggris sehingga dia menulis pada buku hariannya tertanggal 30 Juni 1940: “kemenangan final Jerman atas Inggris kini hanya tinggal menunggu waktu.”

Jodl menandatangani Commando Order tanggal 28 Oktober 1942 (yang menyebutkan bahwa pasukan Komando Sekutu, termasuk tentara berseragam dan juga pasukan tempur yang memakai pakaian sipil semacam Maquis dan Partisan, akan diperlakukan tidak selayaknya tawanan perang) dan juga Commissar Order tanggal 6 Juni 1941 (yang menyebutkan bahwa setiap Komisaris Politik Soviet yang tertangkap akan langsung ditembak mati).

Dia terluka dalam peristiwa Plot 20 Juli 1944. karenanya, dia dianugerahi Hitler medali khusus Verwundetenabzeichen 20.Juli 1944 bersama dengan beberapa orang tokoh terkemuka Nazi lainnya. Jodl juga termasuk lantang menyuarakan kecurigaannya bahwa tokoh-tokoh lain tidak mengalami luka separah dirinya, dan kadang bertindak lebih jauh sampai mencurigai yang lain terlibat dalam plot tersebut!

Pada akhir Perang Dunia II di Eropa, Jodl menandatangani pernyataan penyerahan tanpa syarat tanggal 7 Mei 1945 di Reims sebagai perwakilan dari Karl Dönitz (Führer Jerman pengganti Hitler).

Jodl ditangkap dan dikirim ke kamp tawanan perang Flensburg, Schleswig-Holstein. Tak lama kemudian dia menjadi salah satu petinggi Nazi yang diadili oleh Tribun Militer Internasional di Pengadilan Nürnberg. Jodl didakwa terlibat dalam konspirasi melakukan kejahatan terhadap perdamaian, bertanggungjawab dalam perang yang dilakukan Jerman, kejahatan perang, dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Dakwaan ini terutama bersumber dari tandatangan yang dibubuhkannya di Commando Order dan Commissar Order, yang dua-duanya menyebutkan tentang hukuman mati terhadap tawanan yang tertangkap. Dakwaan tambahan di dalam persidangan termasuk deportasi ilegal dan persekongkolan dalam keputusan hukuman mati terhadap musuh-musuh Nazi. Yang dijadikan bukti pemberat adalah tandatangannya yang tertera dalam perintah pendeportasian warganegara Denmark, termasuk Yahudi dan kalangan sipil lainnya, ke kamp-kamp konsentrasi. Meskipun dia menyangkal keterlibatannya dalam masalah ini, tapi pengadilan lebih memilih untuk percaya kepada bukti-bukti yang diberikan.

Istrinya Luise menjadi salah satu anggota tim pembela dari sang suami tercinta. Dalam wawancara oleh Gitta Sereny, yang sedang melakukan penelitian untuk buku biografinya tentang Albert Speer, Luise mengaku bahwa dalam banyak kesempatan tim penuntut Sekutu mendakwa Jodl berdasarkan bukti-bukti dokumen yang tak mau mereka bagi dengan tim pembela! Tak hanya itu, Jodl juga mampu membuktikan bahwa beberapa dakwaan yang dituduhkan terhadapnya adalah bohong belaka (contohnya adalah dakwaan bahwa dia ikut membantu Hitler naik ke tampuk kekuasaan di Jerman tahun 1933! WTF???). Konon, dalam satu kesempatan Jodl dibantu oleh seorang pesuruh GI yang bersimpati terhadapnya dan memilih untuk memberikan pada Luise sebuah dokumen yang menunjukkan bahwa eksekusi terhadap satu tim Komando Inggris di Norwegia telah dilakukan sesuai dengan hukum internasional yang berlaku. Prajurit GI tersebut memberi peringatan kepada Luise bahwa bila dia tidak menyalin dokumen tersebut sesegera mungkin maka ada kemungkinan bahwa dia tak akan melihatnya lagi (“...Dia akan ‘diarsipkan’”). Jodl melakukan pembelaan tidak bersalah “di hadapan Tuhan, di hadapan sejarah dan bangsaku”. Yang ada, dia diputuskan bersalah atas semua empat dakwaan, dan dihukum mati dengan digantung (bersama dengan Keitel dan yang lainnya, tanggal 16 Oktober 1946) meskipun dia memohon kepada pengadilan agar dieksekusi dengan ditembak mati selayaknya tentara.

Kata-kata terakhir Jodl sebelum maut menjemput adalah “Ich grüße Dich, mein ewiges Deutschland – Sambutanku terhadapmu, Jermanku yang abadi”. Dia dinyatakan mati 18 menit kemudian.

Jenazahnya dikremasi di Münich, dan abunya kemudian disebarkan di Sungai Isar (yang kemungkinan besar dilakukan demi mencegah didirikannya tempat pemakaman permanen yang nantinya bisa dijadikan tempat pemujaan kaum Neo-Nazi atau nasionalis ekstrem – seperti halnya makam Mussolini di Predappio, Italia). Sebuah tugu di pekuburan keluarga di kompleks pemakaman Fraueninsel di Chiemsee, Jerman, didedikasikan untuk dirinya.

Tanggal 28 Februari 1953, München Hauptspruchkammer (Pengadilan Denazifikasi Utama) mengumumkan bahwa Jodl tidak bersalah atas dakwaan utama yang dituduhkan terhadapnya dalam Pengadilan Nürnberg, dengan mengutip kata-kata dari Henri Donnedieu de Vabres, salah satu pengadil asal Prancis di pengadilan tersebut, yang pada tahun 1945 mengakui bahwa dakwaan yang dituduhkan terhadap Jodl adalah sebuah kesalahan. Harta-bendanya, yang telah disita pada tahun 1946, dikembalikan ke jandanya. Anehnya, deklarasi ini ditarik kembali pada tanggal 3 September 1953 oleh Menteri Kebebasan Berpolitik Bavaria yang mendapat dukungan luas dari banyak jenderal Sekutu Barat! Dalam berbagai hal, deklarasi ini tidak mempengaruhi putusan yang telah dijatuhkan oleh Tribun Militer Internasional, yang keputusannya tidak bisa dirubah lagi oleh pengadilan Jerman.

Medali dan Penghargaan:

- Iron Cross (1914)

2nd Class (20 November 1914)

1st Class (3 Mei 1918)

- Wound Badge in Black

- Cross of Honor in 1934

- Anschluss Medal

- Sudetenland Medal

- Iron Cross

2nd Class (30 September 1939)

1st Class (23 Desember 1939)

- Wound Badge 20 July 1944 in Black

- Golden Party Badge (30 Januari 1943)

- Order of Michael the Brave

3rd Class (23 Desember 1943)

2nd Class (23 Desember 1943)

- Order of the Cross of Liberty 1st Class with Swords (25 Maret 1942)

- Knight's Cross of the Iron Cross with Oak Leaves

Knight's Cross tanggal 6 Mei 1945 sebagai Generaloberst dan Chef des Wehrmachtfuhrungsstabes im OKW

Oak Leaves #865 tanggal 10 Mei 1945 sebagai Generaloberst dan Chef des Wehrmachtfuhrungsstabes im OKW und stellv. Chef OKW

Alfred Jodl telah banyak ditampilkan dalam film dan produksi televisi:

· Erik Hell dalam film Swedia Det brinner en eld (Disana Api Berkobar) produksi tahun 1943.

· Vladimir Pokrovsky dalam film epik Soviet The Fall of Berlin (1949).

· Boris Svoboda dalam film Soviet The Battle of Stalingrad (1949).

· Jack Baston dalam film Hollywood The Desert Fox: The Story of Rommel (1951).

· Otto Schmöle dalam film Jerman Barat Der Letzte Akt (Hitler: The Last Ten Days) produksi 1955.

· Walter Kohler dalam film Hollywood Hitler (1962).

· Wolfgang Lukschy dalam film Hollywood The Longest Day (1962).

· Hannes Messemer dalam film produksi bersama Prancis/Amerika tahun 1966 Paris brûle-t-il? (Apakah Paris Terbakar?) .

· Werner Dissel dalam film produksi bersama negara-negara Blok Timur Liberation (1970).

· Richard Münch dalam film Hollywood Patton (1970).

· August Kowalczyk dalam film Polandia Epilog norymberski (Epilog di Nürnberg) produksi tahun 1971.

· Tony Steedman dalam film televisi Inggris The Death of Adolf Hitler (1973).

· Philip Stone dalam film Inggris Hitler: The Last Ten Days (1973).

· Wolfgang Preiss dalam miniseri televisi Amerika Ike (1979).

· Tony Steedman (lagi!) dalam film televisi Amerika The Bunker (1981).

· Joachim Hansen dalam serial televisi Amerika The Winds of War (1983) dan lanjutannya War and Remembrance (1988).

· Bill Corday dalam film televisi produksi bersama Kanada/Amerika Nuremberg (2000).

· Christian Redl dalam film Jerman Der Untergang (Downfall) produksi tahun 2004.

· Krasimir Kutzoparov dalam film televisi produksi bersama Inggris/Amerika Nuremberg: Nazis on Trial (2006).



Sumber :
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.en.wikipedia.org
www.ww2db.com

No comments:

Post a Comment