Sekelompok halftrack Sd.Kfz.251 dalam sebuah parade di tahun 1939. Setidaknya 12 sampai 15 orang prajurit bisa dijejalkan dalam sedikit ruangan yang tersisa di ranpur satu ini untuk kemudian dibawa ke front depan dimana mereka akan keluar dan bertempur melawan musuh. Selama enam tahun Perang Dunia II, kendaraan Sd.Kfz.251 banyak mengalami modifikasi demi menyempurnakan fungsinya
Prajurit-prajurit Schnelltruppen (Pasukan Cepat) berhamburan keluar dari Hanomag Mittlere Schutzenpanzerwagen Ausf.D SdKfz 251/10 (latar belakang) dan halftrack SdKfz 251/1 (depan) untuk menyerbu sebuah desa Rusia yang terbakar di hari-hari pertama Unternehmen Barbarossa tanggal 26 Juni 1941. Ranpur SdKfz 251/1, dengan tiga buah senapan mesin MG 34 yang disandangnya, merupakan alat angkut lapis baja standar bagi pasukan infanteri dalam mengikuti cepatnya pasukan Panzer saat bergerak. Anggota Schnelltruppen (nantinya dinamai ulang menjadi Panzergrenadier tahun 1943) dilatih untuk bertempur di dalam kendaraan perang mereka atau setelah keluar darinya. Ranpur SdKfz 251/10 dipersenjatai dengan meriam PaK 36 37mm sebagai sarana anti-tank dan juga artileri ringan pendukung infanteri. Setiap Zug (peleton) Schnelltruppen dilengkapi dengan tiga SdKfz 251/1 dan satu SdKfz 251/10. Setiap SdKfz 251/1 dapat membawa serta 10 prajurit ditambah dengan dua supir/navigator. Saat pertempuran sedang berlangsung, maka kendaraan ini akan disimpan di belakang sebagai cadangan mobil. Saat mencapai sasaran, maka komandannya akan berteriak "Abspringen!" (mampret!) dan ke-10 prajuritnya akan mengambil dua MG 34 untuk membentuk Schützenkette (garis tembak) dengan senapan mesin di tengah dan pemimpin skuadnya mengarahkan di paling pinggir. 16.000 buah Hanomag SdKfz 251 diproduksi antara tahun 1939-1945 dan banyak dari kendaraan ini yang difungsikan secara berbeda seperti sebagai sarana anti serangan udara, peluncur roket atau lampu pijar. Meskipun hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa SdKfz 251 adalah sebuah kendaraan perang yang multi-fungsi, tapi dia juga secara tidak langsung mengalihkan fungsi utamanya sebagai kendaraan pengangkut pasukan. Hanya 1/3 Panzergrenadier yang menggunakan SdKfz 251 sebagai sarana saat bergerak, sementara sisanya menggunakan segala kendaraan yang ada, dari mulai truk, mobil ringan sampai ambulans!
Sebuah Sd.Kfz.251/17 mittlere Schützenpanzerwagen (2 cm) Flak 38 Ausf.C dengan plat nomor "WL 174405" dari Panzer-Division "Hermann Göring" di medan perang Front Timur awal tahun 1942. Kendaraan beroda rantai satu ini berfungsi sebagai senjata anti pesawat portabel yang dilengkapi dengan meriam 20mm Flak 38. Foto oleh Kriegsberichter Nowak (Einsatz Komp. Lw zbV)
Seorang prajurit Wehrmacht dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" membiarkan seekor kucing bermain-main dengan sabuk peluru senapan mesin MG 34 di kompartemen sebuah Hanomag lapis baja Sd.Kfz.251 selama berlangsungnya pertempuran pertama Voronezh di dekat Voronezh (Rusia) tanggal 16 Juli 1942
Halftrack Schützenpanzerwagen Sd.Kfz.251/1 dalam gerak maju ke Stalingrad, musim panas 1942. Setiap Gruppe (skuad) Panzergrenadier diangkut dalam satu halftrack. Pada saat ini tiap divisi panzer dilengkapi dengan satu resimen Panzergrenadier yang terdiri dari dua batalyon - dengan hanya satu di antaranya yang dilengkapi dengan ranpur pengangkut pasukan (halftrack), sementara batalyon satu lagi kelalang-keliling menggunakan truk cross-country ringan seperti Krupp-Protze. Sd.Kfz.251/1 sendiri dilengkapi dengan dudukan senapan mesin MG 34 7.92mm di bagian depan. Dudukan satu lagi, yang tidak dilengkapi dengan perisai, terletak di bagian belakang yang mudah dibongkar-pasang saat pasukan keluar-masuk. Dudukan semacam ini dapat kita lihat dalam foto di atas, terdapat di halftrack tengah. Gruppe yang "nebeng" tidak memasang senapan mesin di dudukannya karena mungkin akan segera tiba di tempat tujuan atau dianggap lokasinya tidak berbahaya
Halftrack Schützenpanzerwagen Sd.Kfz.251/1 dari Panzergruppe Kleist dalam gerak maju ke Stalingrad, musim panas 1942. Kendaraan-kendaraan ini kemungkinan besar berasal dari 1. Panzer-Division yang berada di bawah Panzergruppe pimpinan Generalfeldmarschall Ewald von Kleist tersebut. Huruf "K" berwarna putih di bagian belakang kanan menandakan bahwa dia berada di bawah Panzergruppe Kleist, sementara di bagian kirinya adalah marking taktis dari kompi Panzergrenadier. Sebelum gerak maju ke Stalingrad dimulai, Hitler meyakinkan Kleist bahwa Panzergruppen-nya akan diberi prioritas utama dalam mendapatkan suplai minyak bahan bakar dari Kaukasus. Pada kenyataannya gerak maju Kleist banyak terhambat oleh lambatnya pasokan suplai pada unit bermotornya
Tiga buah ranpur halftrack Jerman diparkir berdekatan di sekitar kota pelabuhan Tobruk yang dikepung, bulan Juni 1942. Halftrack paling kanan berasal dari jenis kendaraan komunikasi ringan (leichter Funkpanzerwagen) Sd.Kfz. 250/3 "Greif" (plat nomor WH 937035), yang merupakan salah satu kendaraan komando pribadi milik Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"). "Greif" sendiri dilengkapi dengan dua buah antena radio: antena yang lebih besar merupakan alat pemancar dari radio jenis FuG 7 yang mempunyai daya jangkau sampai 50 kilometer, sementara antena yang lebih kecil adalah pemancar dari radio FuG 5 dengan daya jangkau 5 kilometer (yang terakhir berfungsi sebagai alat komunikasi antar-unit yang berdekatan). Halftrack yang diparkir di tengah berasal dari jenis Sd.Kfz. 251 Ausf.B. Di bagian sampingnya terdapat pula antena, yang menunjukkan bahwa ranpur setengah roda satu ini - yang biasanya digunakan sebagai sarana pengangkut pasukan Panzergrenadier - berfungsi pula sebagai kendaraan komunikasi menengah (mittlerer Funkpanzerwagen), yang kemungkinan adalah hasil modifikasi lapangan dari Sd.Kfz. 251/1 standar menjadi Sd.Kfz. 251/3 yang dilengkapi dengan radio komando. Halftrack terakhir di sebelah kiri adalah sebuah Sd. Kfz. 251/1 Ausf.S. Perwira yang membawa peta sambil ngadu huntu dengan Rommel adalah Oberst Eduard Crasemann (Kommandeur Artillerie-Regiment 33 [motorisiert] / 15.Panzer-Division). Foto ini sendiri diambil oleh Kriegsberichter Albrecht Heinrich Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Dua orang komandan resimen dari SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler" (LSSAH) dalam Pertempuran Ketiga Kharkov tanggal 12 Maret 1943. SS-Standartenführer Fritz Witt (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Regiment 1 LSSAH) berdiri di bawah, sementara SS-Standartenführer Theodor "Teddy" Wisch (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Regiment 2 LSSAH) nongkrong di atas Sd.Kfz.251/3 Ausf.C "Emil" sambil memakai stahlhelm. Tertutup oleh Witt adalah SS-Sturmbannführer Joachim "Jochen" peiper (Kommandeur III.[gepanzertes]Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 2 LSSAH)
Foto yang diambil di bulan Agustus 1944 selama berlangsungnya pertempuran di timur Warsawa ini memperlihatkan sebuah Panzerkampfwagen V Panther Ausf.A dari 8.Kompanie / II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division “Wiking” dan sebuah kendaraan halftrack Sd.Kfz.251/3 Ausf.D dari III.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 9 “Germania” / 5.SS-Panzer-Division "Wiking". Komandan 8. Kompanie, SS-Obersturmführer Karl Nicolussi-Leck, terlihat berdiri nomor dua dari kiri. Antara tanggal 18-22 Agustus 1944, IV. SS-Panzerkorps (yang terdiri dari Divisi SS Wiking dan Divisi SS Totenkopf) berhasil menghancurkan 98 tank Soviet dalam pertempuran sengit di sekitar Warsawa. Perhatikan pelk cadangan yang digantung di depan Sd.Kfz.251/3!
Prajurit Waffen-SS beraksi dengan latar belakang dua buah Sd.Kfz.251. Kemungkinan besar mereka berasal dari unit SS-Panzergrenadier. "Kecintaan pada tanah air, kesetiaan pada rakyat, dan determinasi tak tergoyahkan untuk membela kemerdekaan keduanya - hal-hal inilah yang membuat mereka layak menjadi contoh bagi generasi selanjutnya, bahkan meskipun saat ini hak tersebut tidak mereka dapatkan"
Dua orang prajurit dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" ini mempersenjatai diri dengan Panzerfaust 30 serta Stielhandgranate untuk mengantisipasi serangan tank-tank Rusia ke wilayah jembatan Klaipėda di Memel (Lithuania) yang mereka pertahankan, Oktober 1944. Di latar belakang kita bisa melihat bagian "pantat" dari sebuah Schützenpanzerwagen Sd.Kfz.251/9 Ausf.D (7,5 cm Kanone 37 L/24). Foto hasil karya Kriegsberichter Otto ini pertama kali dipublikasikan tanggal 30 Oktober 1944
-------------------------------------------------------------------------------------
SS-Sturmbannführer Léon Degrelle (Kommandeur SS-Freiwilligen-Brigade "Wallonie") memberi salam hormat pada barisan sukarelawan Wallonie di atas sebuah Sd.Kfz.251 bersama dengan anaknya dalam acara parade "Kembalinya ke Kampung Halaman" Sturmbrigade Wallonien dari pengepungan Kantong Cherkassy yang digelar pada tanggal 1 April 1944 di Brussels, Belgia. Para anggota SS-Freiwilligen-Brigade "Wallonie" tersebut melintasi kota dari selatan ke utara, sementara foto ini sendiri diambil di depan "Bourse" (bangunan bursa saham Belgia). Degrelle mengenang: "Aku menyambut parade Légion Wallonie di depan bursa saham di salah satu kendaraan kami. Aku luar biasa gembira dan merasa bangga yang tak terperikan saat kendaraan lapis baja dan kendaraan perang lainnya melintasiku dengan suara yang bergemuruh. Kendaraan-kendaraan ini sebenarnya merupakan pinjaman dari Sepp Dietrich, tapi mereka dipenuhi oleh prajurit-prajurit Belgia kami. Aku menyambut setiap kendaraan yang melintas dengan tangan kananku yang terangkat ke atas, helm baja menutupi kepalaku dan medali Ritterkreuz yang kudapatkan langsung dari Hitler terpasang di leherku. Tangan yang satunya memegang tangan anakku yang diperbolehkan untuk naik ke atas kendaraan dan berdiri bersamaku. Diperkirakan sekitar seratus ribu orang menyambut kedatangan kami dengan gegap gempita sambil melemparkan buket bunga yang menggunung."
Gabungan perwira Jerman dan Finlandia menaiki sebuah Schützenpanzerwagen dari jenis Sonderkraftfahrzeug 251 (Sd.Kfz.251) "Hanomag" di Front Narva, Estonia, bulan Mei 1944. Yang mengenakan seragam hitam Panzertruppen di belakang adalah Generalmajor der Reserve Hyazinth Strachwitz von Groß-Zauche (Höherer Panzerführer Heeresgruppe Nord), yang satu bulan sebelumnya (15 April 1944) baru saja dianugerahi medali Brillanten, tingkat ke-4 dari Ritterkreuz yang tercatat hanya diberikan kepada 27 orang saja di seantero Wehrmacht!
SS-Obersturmbannführer Paul Kümmel (13 April 1911 - 27 Desember 1982) adalah Kommandeur I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 "Wiking" yang tidak mendapat satupun medali perang bergengsi Wehrmacht, meskipun dia notabene menjadi komandan salah satu unit yang paling sering terjun ke dalam kancah pertempuran! Dia bukanlah peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes, Deutsches Kreuz in Gold/Silber, bahkan Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS!
Baris depan dari Schützenpanzerwagen Sd.Kfz. 251/3 mittlerer Funkpanzerwagen, dari kiri ke kanan: Oberst Hans Christern (Kommandeur Panzer-Regiment 35 / 4.Panzer-Division) dan Oberstleutnant im Generalstab Peter Sauerbruch (Ia [Erster Generalstabsoffizier] 4. Panzer-Division). Foto ini diambil di Kantong Kurland pada tahun 1944. 4PzD bertempur di Latvia dan Kurland dari musim panas tahun 1944 s/d Januari 1945, ketika mereka dipindahkan ke Prusia Timur. Di wilayah inilah divisi Heer tersukses tersebut (bila patokannya adalah jumlah peraih Ritterkreuz) menyerah pada Tentara Merah pada bulan April 1945
Prajurit-prajurit Schnelltruppen (Pasukan Cepat) berhamburan keluar dari Hanomag Mittlere Schutzenpanzerwagen Ausf.D SdKfz 251/10 (latar belakang) dan halftrack SdKfz 251/1 (depan) untuk menyerbu sebuah desa Rusia yang terbakar di hari-hari pertama Unternehmen Barbarossa tanggal 26 Juni 1941. Ranpur SdKfz 251/1, dengan tiga buah senapan mesin MG 34 yang disandangnya, merupakan alat angkut lapis baja standar bagi pasukan infanteri dalam mengikuti cepatnya pasukan Panzer saat bergerak. Anggota Schnelltruppen (nantinya dinamai ulang menjadi Panzergrenadier tahun 1943) dilatih untuk bertempur di dalam kendaraan perang mereka atau setelah keluar darinya. Ranpur SdKfz 251/10 dipersenjatai dengan meriam PaK 36 37mm sebagai sarana anti-tank dan juga artileri ringan pendukung infanteri. Setiap Zug (peleton) Schnelltruppen dilengkapi dengan tiga SdKfz 251/1 dan satu SdKfz 251/10. Setiap SdKfz 251/1 dapat membawa serta 10 prajurit ditambah dengan dua supir/navigator. Saat pertempuran sedang berlangsung, maka kendaraan ini akan disimpan di belakang sebagai cadangan mobil. Saat mencapai sasaran, maka komandannya akan berteriak "Abspringen!" (mampret!) dan ke-10 prajuritnya akan mengambil dua MG 34 untuk membentuk Schützenkette (garis tembak) dengan senapan mesin di tengah dan pemimpin skuadnya mengarahkan di paling pinggir. 16.000 buah Hanomag SdKfz 251 diproduksi antara tahun 1939-1945 dan banyak dari kendaraan ini yang difungsikan secara berbeda seperti sebagai sarana anti serangan udara, peluncur roket atau lampu pijar. Meskipun hal ini menunjukkan dengan jelas bahwa SdKfz 251 adalah sebuah kendaraan perang yang multi-fungsi, tapi dia juga secara tidak langsung mengalihkan fungsi utamanya sebagai kendaraan pengangkut pasukan. Hanya 1/3 Panzergrenadier yang menggunakan SdKfz 251 sebagai sarana saat bergerak, sementara sisanya menggunakan segala kendaraan yang ada, dari mulai truk, mobil ringan sampai ambulans!
Sebuah Sd.Kfz.251/17 mittlere Schützenpanzerwagen (2 cm) Flak 38 Ausf.C dengan plat nomor "WL 174405" dari Panzer-Division "Hermann Göring" di medan perang Front Timur awal tahun 1942. Kendaraan beroda rantai satu ini berfungsi sebagai senjata anti pesawat portabel yang dilengkapi dengan meriam 20mm Flak 38. Foto oleh Kriegsberichter Nowak (Einsatz Komp. Lw zbV)
Seorang prajurit Wehrmacht dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" membiarkan seekor kucing bermain-main dengan sabuk peluru senapan mesin MG 34 di kompartemen sebuah Hanomag lapis baja Sd.Kfz.251 selama berlangsungnya pertempuran pertama Voronezh di dekat Voronezh (Rusia) tanggal 16 Juli 1942
Halftrack Schützenpanzerwagen Sd.Kfz.251/1 dalam gerak maju ke Stalingrad, musim panas 1942. Setiap Gruppe (skuad) Panzergrenadier diangkut dalam satu halftrack. Pada saat ini tiap divisi panzer dilengkapi dengan satu resimen Panzergrenadier yang terdiri dari dua batalyon - dengan hanya satu di antaranya yang dilengkapi dengan ranpur pengangkut pasukan (halftrack), sementara batalyon satu lagi kelalang-keliling menggunakan truk cross-country ringan seperti Krupp-Protze. Sd.Kfz.251/1 sendiri dilengkapi dengan dudukan senapan mesin MG 34 7.92mm di bagian depan. Dudukan satu lagi, yang tidak dilengkapi dengan perisai, terletak di bagian belakang yang mudah dibongkar-pasang saat pasukan keluar-masuk. Dudukan semacam ini dapat kita lihat dalam foto di atas, terdapat di halftrack tengah. Gruppe yang "nebeng" tidak memasang senapan mesin di dudukannya karena mungkin akan segera tiba di tempat tujuan atau dianggap lokasinya tidak berbahaya
Halftrack Schützenpanzerwagen Sd.Kfz.251/1 dari Panzergruppe Kleist dalam gerak maju ke Stalingrad, musim panas 1942. Kendaraan-kendaraan ini kemungkinan besar berasal dari 1. Panzer-Division yang berada di bawah Panzergruppe pimpinan Generalfeldmarschall Ewald von Kleist tersebut. Huruf "K" berwarna putih di bagian belakang kanan menandakan bahwa dia berada di bawah Panzergruppe Kleist, sementara di bagian kirinya adalah marking taktis dari kompi Panzergrenadier. Sebelum gerak maju ke Stalingrad dimulai, Hitler meyakinkan Kleist bahwa Panzergruppen-nya akan diberi prioritas utama dalam mendapatkan suplai minyak bahan bakar dari Kaukasus. Pada kenyataannya gerak maju Kleist banyak terhambat oleh lambatnya pasokan suplai pada unit bermotornya
Tiga buah ranpur halftrack Jerman diparkir berdekatan di sekitar kota pelabuhan Tobruk yang dikepung, bulan Juni 1942. Halftrack paling kanan berasal dari jenis kendaraan komunikasi ringan (leichter Funkpanzerwagen) Sd.Kfz. 250/3 "Greif" (plat nomor WH 937035), yang merupakan salah satu kendaraan komando pribadi milik Generaloberst Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Panzerarmee "Afrika"). "Greif" sendiri dilengkapi dengan dua buah antena radio: antena yang lebih besar merupakan alat pemancar dari radio jenis FuG 7 yang mempunyai daya jangkau sampai 50 kilometer, sementara antena yang lebih kecil adalah pemancar dari radio FuG 5 dengan daya jangkau 5 kilometer (yang terakhir berfungsi sebagai alat komunikasi antar-unit yang berdekatan). Halftrack yang diparkir di tengah berasal dari jenis Sd.Kfz. 251 Ausf.B. Di bagian sampingnya terdapat pula antena, yang menunjukkan bahwa ranpur setengah roda satu ini - yang biasanya digunakan sebagai sarana pengangkut pasukan Panzergrenadier - berfungsi pula sebagai kendaraan komunikasi menengah (mittlerer Funkpanzerwagen), yang kemungkinan adalah hasil modifikasi lapangan dari Sd.Kfz. 251/1 standar menjadi Sd.Kfz. 251/3 yang dilengkapi dengan radio komando. Halftrack terakhir di sebelah kiri adalah sebuah Sd. Kfz. 251/1 Ausf.S. Perwira yang membawa peta sambil ngadu huntu dengan Rommel adalah Oberst Eduard Crasemann (Kommandeur Artillerie-Regiment 33 [motorisiert] / 15.Panzer-Division). Foto ini sendiri diambil oleh Kriegsberichter Albrecht Heinrich Otto dari PK (Propaganda-Kompanie) "Afrika"
Dua orang komandan resimen dari SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler" (LSSAH) dalam Pertempuran Ketiga Kharkov tanggal 12 Maret 1943. SS-Standartenführer Fritz Witt (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Regiment 1 LSSAH) berdiri di bawah, sementara SS-Standartenführer Theodor "Teddy" Wisch (Kommandeur SS-Panzergrenadier-Regiment 2 LSSAH) nongkrong di atas Sd.Kfz.251/3 Ausf.C "Emil" sambil memakai stahlhelm. Tertutup oleh Witt adalah SS-Sturmbannführer Joachim "Jochen" peiper (Kommandeur III.[gepanzertes]Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 2 LSSAH)
Foto yang diambil di bulan Agustus 1944 selama berlangsungnya pertempuran di timur Warsawa ini memperlihatkan sebuah Panzerkampfwagen V Panther Ausf.A dari 8.Kompanie / II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 / 5.SS-Panzer-Division “Wiking” dan sebuah kendaraan halftrack Sd.Kfz.251/3 Ausf.D dari III.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 9 “Germania” / 5.SS-Panzer-Division "Wiking". Komandan 8. Kompanie, SS-Obersturmführer Karl Nicolussi-Leck, terlihat berdiri nomor dua dari kiri. Antara tanggal 18-22 Agustus 1944, IV. SS-Panzerkorps (yang terdiri dari Divisi SS Wiking dan Divisi SS Totenkopf) berhasil menghancurkan 98 tank Soviet dalam pertempuran sengit di sekitar Warsawa. Perhatikan pelk cadangan yang digantung di depan Sd.Kfz.251/3!
Prajurit Waffen-SS beraksi dengan latar belakang dua buah Sd.Kfz.251. Kemungkinan besar mereka berasal dari unit SS-Panzergrenadier. "Kecintaan pada tanah air, kesetiaan pada rakyat, dan determinasi tak tergoyahkan untuk membela kemerdekaan keduanya - hal-hal inilah yang membuat mereka layak menjadi contoh bagi generasi selanjutnya, bahkan meskipun saat ini hak tersebut tidak mereka dapatkan"
Dua orang prajurit dari Panzergrenadier-Division "Großdeutschland" ini mempersenjatai diri dengan Panzerfaust 30 serta Stielhandgranate untuk mengantisipasi serangan tank-tank Rusia ke wilayah jembatan Klaipėda di Memel (Lithuania) yang mereka pertahankan, Oktober 1944. Di latar belakang kita bisa melihat bagian "pantat" dari sebuah Schützenpanzerwagen Sd.Kfz.251/9 Ausf.D (7,5 cm Kanone 37 L/24). Foto hasil karya Kriegsberichter Otto ini pertama kali dipublikasikan tanggal 30 Oktober 1944
-------------------------------------------------------------------------------------
SS-Sturmbannführer Léon Degrelle (Kommandeur SS-Freiwilligen-Brigade "Wallonie") memberi salam hormat pada barisan sukarelawan Wallonie di atas sebuah Sd.Kfz.251 bersama dengan anaknya dalam acara parade "Kembalinya ke Kampung Halaman" Sturmbrigade Wallonien dari pengepungan Kantong Cherkassy yang digelar pada tanggal 1 April 1944 di Brussels, Belgia. Para anggota SS-Freiwilligen-Brigade "Wallonie" tersebut melintasi kota dari selatan ke utara, sementara foto ini sendiri diambil di depan "Bourse" (bangunan bursa saham Belgia). Degrelle mengenang: "Aku menyambut parade Légion Wallonie di depan bursa saham di salah satu kendaraan kami. Aku luar biasa gembira dan merasa bangga yang tak terperikan saat kendaraan lapis baja dan kendaraan perang lainnya melintasiku dengan suara yang bergemuruh. Kendaraan-kendaraan ini sebenarnya merupakan pinjaman dari Sepp Dietrich, tapi mereka dipenuhi oleh prajurit-prajurit Belgia kami. Aku menyambut setiap kendaraan yang melintas dengan tangan kananku yang terangkat ke atas, helm baja menutupi kepalaku dan medali Ritterkreuz yang kudapatkan langsung dari Hitler terpasang di leherku. Tangan yang satunya memegang tangan anakku yang diperbolehkan untuk naik ke atas kendaraan dan berdiri bersamaku. Diperkirakan sekitar seratus ribu orang menyambut kedatangan kami dengan gegap gempita sambil melemparkan buket bunga yang menggunung."
Gabungan perwira Jerman dan Finlandia menaiki sebuah Schützenpanzerwagen dari jenis Sonderkraftfahrzeug 251 (Sd.Kfz.251) "Hanomag" di Front Narva, Estonia, bulan Mei 1944. Yang mengenakan seragam hitam Panzertruppen di belakang adalah Generalmajor der Reserve Hyazinth Strachwitz von Groß-Zauche (Höherer Panzerführer Heeresgruppe Nord), yang satu bulan sebelumnya (15 April 1944) baru saja dianugerahi medali Brillanten, tingkat ke-4 dari Ritterkreuz yang tercatat hanya diberikan kepada 27 orang saja di seantero Wehrmacht!
SS-Obersturmbannführer Paul Kümmel (13 April 1911 - 27 Desember 1982) adalah Kommandeur I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 5 "Wiking" yang tidak mendapat satupun medali perang bergengsi Wehrmacht, meskipun dia notabene menjadi komandan salah satu unit yang paling sering terjun ke dalam kancah pertempuran! Dia bukanlah peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes, Deutsches Kreuz in Gold/Silber, bahkan Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS!
Baris depan dari Schützenpanzerwagen Sd.Kfz. 251/3 mittlerer Funkpanzerwagen, dari kiri ke kanan: Oberst Hans Christern (Kommandeur Panzer-Regiment 35 / 4.Panzer-Division) dan Oberstleutnant im Generalstab Peter Sauerbruch (Ia [Erster Generalstabsoffizier] 4. Panzer-Division). Foto ini diambil di Kantong Kurland pada tahun 1944. 4PzD bertempur di Latvia dan Kurland dari musim panas tahun 1944 s/d Januari 1945, ketika mereka dipindahkan ke Prusia Timur. Di wilayah inilah divisi Heer tersukses tersebut (bila patokannya adalah jumlah peraih Ritterkreuz) menyerah pada Tentara Merah pada bulan April 1945
Sumber :
Buku "Images Of War: Panzer Divisions At War 1939-1945" karya Ian Baxter
Buku "Stalingrad Inferno: The Infantryman's War" karya Gordon Rottman dan Ronald Volstad
Buku "Viking Summer; 5.SS-Panzer-Division in Poland 1944" karya Dennis Oliver
Majalah "The Combat Tanks Collection" No.102
Majalah "The Combat Tanks Collection" No.111
Foto koleksi pribadi Morio Ishimura
www.5sswiking.tumblr.com
www.bag-of-dirt.tumblr.com
www.bpk-bildagentur.de
www.germandaggers.com
www.ritterkreuztraeger.blogspot.com
No comments:
Post a Comment