Hanya tujuh tahun setelah kejadian Holocaust terhadap Yahudi, salah seorang pelaku sejarahnya menuangkan peristiwa itu dalam sebuah buku, A Memoir of The Holocaust Years. Buku ini ditulis oleh Misha Defonseca, kini 71 tahun, berkebangsaan Belgia.
Buku itu segera saja menjadi best seller, bahkan bertahun-tahun lamanya. Misha menceritakan bagaimana perlakukan Nazi Jerman kepada kedua orang tua Yahudinya, dan ia sendiri ketika itu masih bocah kecil. Misha, menceritakan dirinya sendiri, berkelana dari satu negara Eropa ke negara Eropa lainnya, karena kemudian ia kehilangan kedua orang tuanya. Ia mengaku ia tersesat di Warsawa dan kemudian diasuh oleh kawanan srigala.
Tapi kini, secara terang-terangan Misha mengakui bahwa buku itu hanya merupakan rekaannya belaka—tidak berdasarkan pada kejadian sebenarnya. “Saya minta maaf pada semua orang yang merasa dibohongi,” ujar wanita yang kini menetap di Massachussetts, AS.
Saking laris dan digemarinya buku ini, dan dianggap penting oleh Zionis Yahudi, A Memoir of The Holocaust Yearstelah diterjemahkan ke dalam 18 bahasa dan bahkan sudah pula dibuat filmnya. Menurut penelitian para ahli, selama ini Defonseca merasa stress berat akibat kebohongan-kebohongan yang dibuatnya dalam buku itu. Di sisi lain, pengakuan Misha juga berakibat makin kencangnya sikap anti-Semit di Eropa
No comments:
Post a Comment