Sunday, May 19, 2019

Kochgeschirr (Mess Tin / Kaleng Masak)



Kochgeshirr M31 adalah alat memasak berbentuk ginjal yang mempunyai kapasitas 1,7 liter. Alat ini terdiri dari dua bagian: panci kecil dengan pegangan kawat, dan tutupnya dengan pegangan besi. Model 31 mempunyai bentuk yang hampir serupa dengan Reichswehr Model 1910 yang mempunyai kapasitas yang lebih besar (2 liter).

------------------------------------------------------------------------

KOCHGESCHIRR MODELL 1910

Kochgeschirr Modell 1910 tersedia dalam pilihan bahan alumunium (seperti contoh disini) atau enamel. Alat makan yang umum digunakan oleh pasukan Reichswehr ini masih tetap diproduksi sampai tahun 1940, meskipun tetap dipakai oleh tentara Jerman sampai dengan berakhirnya Perang Dunia II. Kochgeschirr M1910 digunakan pula oleh organisasi politik yang bernaung di bawah NSDAP. Fitur tambahan dari model ini adalah sendok dan garpu yang seukuran dengan wadahnya. Meskipun begitu, tidak semua Kochgeschirr dilengkapi dengan sendok dan garpu di dalamnya. Selain itu, dua perlengkapan makan ini tidak didapati pula di model selanjutnya (M31)

------------------------------------------------------------------------

KOCHGESCHIRR MODELL 1931



 Kochgeschirr Modell 1931 mempunyai tinggi total 15cm (tinggi panci 13,9cm ditambah dengan tutupnya 4,4cm). Selain pegangan standar, di bagian depannya bisa ditambah pula strap kulit untuk A-frame. Penggunaan yang terus-menerus seringkali membuat kaleng masak ini pudar catnya, terutama yang terbuat dari alumunium. Bentuknya yang menyerupai ginjal jelas terlihat apabila dilihat dari atas

------------------------------------------------------------------------

METODE PENGGUNAAN

Ketika Kochgeschirr (kaleng masak) dicantolkan ke Brotbeutel (kantong roti), maka digunakan tambahan sabuk kulit. Sabuk kulit kochgeschirr mempunyai ukuran yang berbeda dibandingkan dengan sabuk kulit biasa. Foto ini memperlihatkan tiga jenis sabuk kulit yang bisa digunakan untuk mengikat Kochgeschirr ke Brotbeutel: paling atas adalah sabuk peralatan standar (Mantelriemen) untuk prajurit pejalan kaki dengan panjang 53cm; di tengah adalah sabuk peralatan dengan panjang 58cm; dan paling bawah adalah sabuk panjang (67cm) dengan tiga simpal yang biasanya digunakan untuk mengikat A-frame


Metode penggunaan Kochgeschirr (kaleng masak) yang dicantolkan ke Brotbeutel (kantong roti). Seperti halnya Feldflasche (botol minum), sabuk kulit Kochgeschirr diikatkan ke Brotbeutel melalui D-ring serta simpal kulit yang tersedia


Bila digunakan bersama dengan Tornister (ransel) M1934/M1939, maka dipakai penutup khusus berbahan kanvas. Penutup ini dilengkapi pula dengan sabuk kulitnya sendiri serta pengikat alumunium

------------------------------------------------------------------------

FOTO PENGGUNAAN KOCHGESCHIRR MASA THIRD REICH

Seorang prajurit Waffen-SS dari 8. SS-Kavallerie-Division sedang menyendok makanan panas dari Kochgeschirr 31 (mess kit) di wilayah Orel awal tahun 1943. Kudung berbahan bulu domba yang merupakan bagian dari jaket musim dinginnya ditutupkan di atas feldmütze, sementara sebagai tambahan penahan dingin dia juga memakai sebuah "Kopfschützer” (syal) yang menutupi telinganya. Ini adalah semacam kain wol jahitan berbentuk tabung yang bisa ditutupkan ke kepala di bawah bagian stahlhelm yang tidak terlindungi yang juga berfungsi sebagai penutup leher yang terbuka. manfaat lainnya adalah mencegah membekunya bagian atas telinga si pemakai dari angin dingin yang datang dari samping helm


8 Januari 1943: seorang prajurit Wehrmacht menyantap ransum makanannya dari Kochgeshirr 31 (mess kit) dalam waktu istirahat yang langka di sela-sela pertempuran di Front Timur. Foto ini adalah salah satu yang dipamerkan dalam Eksebisi foto "Perang Soviet melawan Jerman 1941-1945" yang diselenggarakan oleh kantor berita Rusia ITAR TASS


Tampaknya perwira Wehrmacht satu ini sudah muak menyantap jatah ransum yang sama terus-menerus, sehingga dia memakan muka tak berselera saat memasukkan makanan ke dalam mulutnya! Dari jenis celana (reithose) serta keberadaan kuda yang sedang merumput di latar belakang, kemungkinan besar dia berasal dari unit kavaleri Wehrmacht. Pita Eisernes Kreuz II.Klasse tersemat di kancing seragamnya


Mencoba membandingkan jatah ransum tentara dengan masakan ibu di rumah... Dari mimiknya kita sudah tahu mana yang lebih enak! Tidak ada keterangan kapan dan dimana foto ini diambil, tapi tampaknya di dalam sebuah rumah atau kantor. Di latar belakang terpajang lukisan sang Führer Adolf Hitler, yang kelihatannya adalah lukisan hasil beli dari pelukis jalanan atau bikin sendiri (dan bukannya keluaran resmi), karena hasil akhirnya yang terlihat jelas masih "amatiran"!


Pembagian makanan panas untuk para anggota 23. Panzer-Division. Tidak seperti di barak markas pasukan atau di belakang garis pertempuran, kesempatan untuk menyantap makanan panas di front terdepan pertempuran sangatlah langka, dan karenanya selalu disambut dengan penuh sukacita oleh para prajurit. Tampaknya yang sedang dibagikan disini adalah kentang tumbuk sebagai pelengkap sayur daging/kacang atau roti. Perhatikan bahwa prajurit kedua dan ketiga dari kanan memajang medali Eisernes Kreuz II.Klasse di seragamnya, yang menunjukkan bahwa mereka telah mendapatkan medali tersebut di hari foto ini diambil, karena di hari-hari selanjutnya yang dipajang di kancing pakaian hanyalah pitanya belaka tanpa medali


Foto koleksi pribadi Remy Spezzano ini diambil oleh SS-Kriegsberichter Max Büschel sewaktu berlangsungnya Pertempuran Kursk di bulan Juli 1943, dan memperlihatkan para anggota II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 1 / SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler" tak lama setelah mereka berkumpul kembali seusai pertempuran pertama melawan tank-tank Soviet. Orang di tengah - yang memegang Kochgeshirr (wadah makanan) - kemungkinan besar adalah SS-Obersturmführer Gerhard Scharke (Chef 5.Kompanie), sementara yang berdiri kedua dari kanan sepertinya adalah SS-Obersturmführer Walter Malchow (Zugführer di 6.Kompanie)


Foto koleksi pribadi Remy Spezzano ini diambil oleh SS-Kriegsberichter Max Büschel sewaktu berlangsungnya Pertempuran Kursk di bulan Juli 1943, dan memperlihatkan para anggota II.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 1 / SS-Panzergrenadier-Division "Leibstandarte SS Adolf Hitler" tak lama setelah mereka berkumpul kembali seusai pertempuran pertama melawan tank-tank Soviet. SS-Sturmbannführer Martin Gross (kanan, Kommandeur II.Abteilung) sedang mendiskusikan peta pertempuran bersama dengan para perwiranya. Di sebelah kiri adalah SS-Hauptsturmführer Ralf Tiemann (Chef 7.Kompanie), sementara yang sedang mengikuti diskusi sambil makan dari Kochgeshirr (wadah makanan) di tengah sepertinya adalah SS-Obersturmführer Walter Malchow (Zugführer di 6.Kompanie)


Oberst Johannes Kümmel (21 Juli 1909 – 26 Februari 1944) pertama kali bergabung dengan Reichswehr tahun 1928 dan 10 tahun kemudian ditransfer ke Panzer-regiment 8 / 10.Panzer-Division yang baru dibentuk. Dalam penyerbuan ke Polandia tahun 1939 Kümmel telah menunjukkan prestasi yang signifikan dengan menghancurkan 10 tankette (tank kecil) lawan sehingga dianugerahi dengan Eisernes Kreuz II.Klasse (27 September 1939) dan I.Klasse (20 Oktober 1939). Di medan perang Afrika Panzer-regiment 8 dimasukkan menjadi bagian dari 15. Panzer-Division dan Hauptmann Kümmel ikut serta di dalamnya. Disinilah dia meraih nama harum sebagai komandan panzer jempolan sehingga dijuluki sebagai "Der Löwe von Capuzzo" (Singa dari Capuzzo) dan mendapatkan dua medali prestisius: Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #342 (9 Juli 1941) mit Eichenlaub #133 (11 Oktober 1942). Pada bulan Desember 1943 dia dipindahkan ke Italia dan menjadi Staff markas XIV. Panzerkorps (General der Panzertruppe Hans-Valentin Hube). Penempatan terakhirnya adalah sebagai Kommandeur Panzer-Regiment 26 / 26.Panzer-Division. Pada tanggal 26 Februari 1944 Oberstleutnant Kümmel tewas dalam kecelakaan lalulintas di dekat Cisterna, Italia. Pada tanggal 20 Mei 1944 pangkatnya dinaikkan secara anumerta menjadi Oberst. Di kota kelahirannya, Boblingen, juga dibangun sebuah monumen kecil untuk mengenang kepahlawanannya


Sumber :
Foto koleksi pribadi Remy Spezzano