Thursday, September 26, 2013

Foto schwere Panzerjäger-Abteilung 519

Upacara penganugerahan Deutsches Kreuz in Gold untuk Oberleutnant Erwin Kreßmann (Chef 1.Kompanie / schwere Panzerjäger-Abteilung 519) yang diselenggarakan di Vitebsk tanggal 16 Januari 1944 (versi lain menyebutkan tanggal 25 Januari 1944). Medali ini didapatkannya setelah dia berprestasi dalam dua pertempuran di wilayah Vitebsk yang berkecamuk dari tanggal 13 Desember 1943 s/d 18 Januari 1944. Dalam foto di atas, Kreßmann berdiri nomor dua dari kanan sementara di sebelah kirinya yang memakai adjutantschnur adalah Oberleutnant der Reserve Julius Strehler (Adjutant schwere Panzerjäger-Abteilung 519) yang nantinya juga akan meraih DKiG tanggal 2 Juli 1944. Strehler biasa menggantikan posisi Kreßmann sebagai komandan kompi saat yang bersangkutan sedang berhalangan. Sebelah kanan Kreßmann adalah Dr. Büss


 Oberfeldwebel Erich Bansen (27 Mei 1917 - 19 September 1966), Zugführer di 1.Kompanie / schwere Panzerjäger-Abteilung 519, mendapat kalungan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes dari General der Infanterie Hans Jordan (Kommandierender General VI. Armeekorps) dalam upacara yang diselenggarakan tanggal 15 Maret 1944. Bansen sebelumnya telah menerima Deutsches Kreuz in Gold tanggal 24 November 1942 sebagai Unteroffizier di 2.Kompanie / Panzerjäger-Abteilung 3. Perhatikan bahwa di latar belakang terparkir sebuah Panzerjäger Nashorn dengan kamuflase putih musim dingin yang merupakan senjata andalan schwere Panzerjäger-Abteilung 519 sebelum diupgrade ke Jagdpanther bulan Agustus 1944


 Sang Ritterkreuzträger baru Oberfeldwebel Erich Bansen (Zugführer di 1.Kompanie / schwere Panzerjäger-Abteilung 519) berpose bersama rekan-rekannya dari schwere Panzerjäger-Abteilung 519. Ritterkreuzträger dan DKiGträger lain dari unit ini adalah Oberleutnant Erwin Kreßmann (Chef 1.Kompanie / schwere Panzerjäger-Abteilung 519) yang berdiri di sebelah kanan


 Tiga orang perwira schwere Panzerjäger-Abteilung 519 berfoto bersama di musim gugur 1944. Dari kiri ke kanan: Stabsarzt Dr. Günter Bruns, Oberleutnant der Reserve Julius Strehler (Adjutant schwere Panzerjäger-Abteilung 519), dan Leutnant Pfannkuche (gugur tanggal 20 November 1944). Bruns adalah perwira medis peraih Deutsches Kreuz in Silber (5 September 1944) sementara Strehler adalah peraih Deutsches Kreuz in Gold (2 Juli 1944)

----------------------------------------------------------------------------------

ABTEILUNGSKOMMANDEUR (KOMANDANBATALYON)

 Oberstleutnant Wolf-Horst Hoppe (2 Juli 1909 - 7 Juli 1997) adalah komandan schwere Panzerjäger-Abteilung 519 yang juga merupakan peraih Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (15 Juli 1944) dan Deutsches Kreuz in Gold (16 Januari 1942). Dalam foto ini, Hoppe (masih berpangkat Major) tampak bertelekan wolchowstock, dan medali DKiG, Panzertruppenabzeichen der Legion Condor serta Spanienkreuz menyembul dari balik seragamnya (dua yang terakhir menandakan bahwa sang penerima adalah veteran perang saudara di Spanyol 1936-1939). Di belakangnya bertengger sebuah mobil staff Mercedes-Benz (jenisnya saya tidak tahu) yang di cat kamuflase putih musim dingin

----------------------------------------------------------------------------------

RITTERKREUZTRÄGER (PERAIH RITTERKREUZ)

Hauptmann Albert Ernst (15 November 1912 - 21 Februari 1986) adalah seorang jagoan Panzerjäger Nashorn yang dijuluki sebagai "Harimau Vitebsk" setelah apa yang dilakukannya dalam Pertempuran Vitebsk melawan tank-tank Soviet: pada tanggal 19 Desember 1943 dia dan awaknya berhasil menghancurkan delapan tank T-34. Pada akhir bulan yang sama kembali dia menggila dengan menghancurkan 14 tank T-34 lainnya dengan hanya menggunakan 21 peluru meriam! Tidak hanya itu, dalam sebuah duel, gunnernya yang bernama Kramer mampu menghancurkan sebuah tank JS-2 Rusia dari jarak 4,8 kilometer! Setelah terkonfirmasi meng-K.O. 25 tank serta puluhan senjata anti-tank lainnya, Albert Ernst dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 22 Januari 1944 sebagai Leutnant dan Zugführer di 1.Kompanie / schwere Panzerjäger-Abteilung 519, dengan medalinya dikalungkan di lehernya pada tanggal 7 Februari 1944. Dia kemudian dipindahkan ke schwere Panzerjäger-Abteilung 654. Di akhir perang Ernst menjabat sebagai Komandan schwere Panzerjäger-Abteilung 512. Dia dan unit Jagdtiger-nya kemudian menyerahkan diri ke tangan pasukan Amerika Serikat di Iserlohn (Kantong Pengepungan Ruhr) pada tanggal 16 April 1945. Tercatat ada tiga Jagdtiger, satu Bergepanther G, lima Sd.Kfz.251, satu Sd.Kfz.250 dan satu kendaraan pengintai M3A1 rampasan yang dipindahtangankan ke pihak Amerika pada saat itu. Uniknya, seusai perang sang "Harimau Vitebsk" memutuskan untuk berdomisili di kota tempat dia menyerahkan diri, sampai dengan meninggalnya di tahun 1986. Medali dan penghargaan lain yang telah diraihnya: Dienstauszeichnung der Wehrmacht IV.Klasse 4 Jahre; Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; Panzerkampfabzeichen; Allgemeines-Sturmabzeichen; Medaille "Winterschlacht im Osten 1941/42" (Ostmedaille); Verwundetenabzeichen in Schwarz; serta Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS (7 Januari 1945)



Oberfeldwebel Erich Bansen (27 Mei 1917 - 19 September 1966) dilahirkan di Liebensee/Hohensalza. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes oleh General der Infanterie Hans Jordan (Kommandierender General VI. Armeekorps) tanggal 15 Maret 1944 sebagai Oberfeldwebel dan Zugführer di 1.Kompanie / schwere Panzerjäger-Abteilung 519 / VI.Armeekorps / 3. Panzerarmee / Heeresgruppe Mitte. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Allgemeines-Sturmabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse; Eisernes Kreuz I.Klasse; Verwundetenabzeichen in Gold; serta Deutsches Kreuz in Gold (24 November 1942). Yang terakhir sebagai Unteroffizier di 2.Kompanie / Panzerjäger-Abteilung 3. Tak ada keterangan lain tentangnya


 
 Feldwebel Herbert Barz (16 Maret 1916 - 5 Mei 2002) lahir di Hagen/Westfalen dan bergabung dengan Wehrmacht di masa sebelum perang (1 Oktober 1937), dimana dia dipromosikan menjadi Gefreiter tanggal 1 Oktober 1938. Sebelum kampanye militer Jerman di Prancis, Barz dipromosikan kembali menjadi Obergefreiter tanggal 21 April 1940 dan, setelah invasi ke Rusia, menjadi Stabsgefreiter tanggal 1 Oktober 1942. Sejak dari tanggal 3 Januari 1944 dia menjadi Richtschütze (Gunner) Hornisse di schwere Panzerjäger-Abteilung 519. Barz dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 18 Juli 1944 sebagai Unteroffizier dan Richtschütze di 3.Kompanie / schwere Panzerjäger-Abteilung 519 / 3.Panzerarmee / Heeresgruppe Mitte setelah kesuksesan pertempuran di Front Timur. Tak lama sebelum perang berakhir, tepatnya tanggal 5 Januari 1945, dia dipromosikan untuk yang terakhir kalinya menjadi Feldwebel. Barz menghabiskan sisa perang di Front Barat dan menyerah pada Sekutu bersama dengan unitnya pada tanggal 8 Mei 1945. Herbert Barz meninggal dunia pada tanggal 5 Mei 2002 di Murrhardt/Württemberg. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Schützenschnur; Verwundetenabzeichen in Schwarz (8 Januari 1940); Eisernes Kreuz II.Klasse (9 Oktober 1940); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (6 Agustus 1942); Allgemeines-Sturmabzeichen (12 November 1942); Eisernes Kreuz II.Klasse (5 Juli 1944); serta Verwundetenabzeichen in Silber (1 Januari 1945, untuk luka tertanggal 10 September 1939, 27 September 1942, dan 7 Desember 1944)



Hauptmann Erwin Kreßmann (lahir 2 Juni 1918) bertugas di Wehrmacht dari sejak tahun 1937. Dia adalah veteran pertempuran di Polandia, Prancis dan Rusia. Pada bulan Juli 1943 dia ditugaskan menjadi komandan kompi pertama dari schwere Panzerjäger-Abteilung 519 yang baru dibentuk, yang dilengkapi dengan Panzerjäger Hornisse yang menakutkan dengan meriam 88mm-nya. Pada tanggal 16 Januari 1944 Kreßmann dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold yang dilanjutkan dengan Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes beberapa bulan kemudian (9 Desember 1944). Pada awal bulan Mei 1945, tak lama setelah dia menghancurkan dua buah tank T-34 Rusia menggunakan T-Mine (Teller Mine), Kreßmann terluka parah oleh tembakan mortir. Dahsyatnya, dia masih sempat-sempatnya menyeberangi sungai Elbe untuk menyerahkan diri pada pihak Amerika! Kreßmann dilepaskan pada tahun 1946 dan sampai tulisan ini dibuat (September 2013), orang satu ini masih hidup!

----------------------------------------------------------------------------------

DKiGTRÄGER (PERAIH DEUTSCHES KREUZ IN GOLD)

 Oberleutnant der Reserve Julius Strehler mendapat Deutsches Kreuz in Gold tanggal 2 Juli 1944 sebagai ajudan komandan schwere Panzerjäger-Abteilung 519, Major Wolf-Horst Hoppe. Foto di atas memperlihatkan Strehler dalam pesta pernikahannya dimana dia memakai seragam parade Wehrmacht lengkap dengan adjutantschnur (tambang ajudan). Perhatikan bahwa posisi DKiG-nya lebih "merosot" dari biasanya. Ini kemungkinan untuk membuat dia tetap kelihatan tanpa harus tertutup posisi adjutantschnur yang berada di posisi normalnya!



Sumber :
Foto koleksi ECPAD Archives Prancis
Foto koleksi pribadi Akira Takiguchi
www.ritterkreuztraeger-1939-45.de
www.standwheretheyfought.jimdo.com
www.tanks-encyclopedia.com
www.tracesofwar.com
www.wehrmacht-awards.com

Wednesday, September 25, 2013

Napoleon Bonaparte Dalam Media (Lukisan, Sketsa)

 
Lukisan dari ayah Napoleon, Carlo Maria Buonaparte (27/29 Maret 1746 - 24 Februari 1785). Media cat minyak berukuran 116 x 92 cm yang kini tersimpan di Musée de la maison Bonaparte ini merupakan salah satu dari sedikit lukisan yang menggambarkan ayah sang calon pemimpin terbesar Prancis. Disini dia berpose sambil mengenakan pakaian bangsawan Ancien Régime dengan kancing emas dan wig putih. Carlo awalnya merupakan seorang pengacara dan politisi asal pulau Corsica yang mendukung pemimpin revolusioner Pasquale Paoli sebelum kemudian menjadi perwakilan Corsica di istana Louis XVI. Di masanyalah pulau Corsica beralih kepemilikan dari Genoa ke Prancis. Carlo awalnya mendukung kemerdekaan Corsica sebelum kemudian berbalik menjadi pengikut Prancis saat keadaan dirasa sudah tidak ada harapan lagi. Di Paris dia menghabiskan sebagian besar waktunya dalam bisnis beresiko serta perjudian sehingga tak lama utangnya menjadi tak terkendali. Dia meninggal tahun 1785 meninggalkan seorang istri dan delapan anak dalam keadaan miskin papa. Penyakit yang merenggut nyawanya, kanker perut, kemungkinan besar merupakan penyakit yang sama yang merenggut nyawa anaknya yang terkenal, Napoleone Buonaparte (namanya saat lahir)


 "Napoleon di Toulon (1793)" karya Jean Baptiste Edouard Detaille. Pengepungan Toulon berlangsung dari tanggal 18 September s/d 18 Desember 1793, dan tercatat sebagai kemenangan pertama Republik Prancis - yang baru berdiri - terhadap pihak pemberontak dari kalangan Kerajaan yang tersingkir. Pertempuran yang terjadi juga menjadi kesempatan pertama bagi Napoleon Bonaparte muda untuk membuktikan kemampuan dirinya sebagai seorang strategis militer jempolan. Sebelumnya, pengaruh Revolusi Prancis terhadap militer negara tersebut sangat terasa, karena sebagian besar perwiranya yang berasal dari kalangan bangsawan diburu oleh pemberontak dari kalangan rakyat jelata sehingga harus melarikan diri ke luar negeri. Sisi positifnya, hal ini juga membuka kesempatan bagi kalangan prajurit dan bintara berpangkat rendah untuk mendapatkan promosi ke pangkat yang lebih tinggi, semata berdasarkan kemampuan mereka dan bukannya status sosial seperti sebelumnya. Pada awal bulan September 1793 Napoleon baru saja naik pangkat menjadi Mayor. Promosinya yang masih fresh tersebut memberinya kesempatan terbaik untuk memperlihatkan skill-nya yang luar biasa dalam memanfaatkan sumberdaya yang terbatas secara efektif. Sebelumnya dia telah mempelajari wilayah yang menjadi medan pertempuran dengan seksama, sehingga mempunyai pengertian yang mendalam mengenai cara terbaik dalam merebutnya dari tangan pihak pemberontak (yang berkolaborasi dengan pasukan ekspedisi Inggris). Di luar dari perannya di akhir pengepungan yang menjadi perdebatan, tidak dipungkiri bahwa Napoleon mempunyai peranan penting dan menentukan, yang dia eksploitasi semaksimal mungkin saat pasukan Inggris akhirnya meninggalkan Toulon pada tanggal 19 Desember 1793. Pengepungan Toulon sendiri menjadi kunci yang menentukan bagi karir sang perwira muda dari Corsica, karena namanya kemudian mulai dikenal di kalangan pemerintahan revolusioner di Paris. Sebagai penghargaan atas prestasinya, Napoleon kembali naik pangkat - kali ini menjadi Brigadir Jenderal - dan diberikan komando satuan artileri Prancis di Italia


 Lukisan karya Felician Myrbach ini berjudul "13 Vendemiaire", dan memperlihatkan saat Jenderal Napoleon Bonaparte memimpin pasukan Revolusioner kecilnya dalam menumpas pemberontakan para pendukung kerajaan di jalan Saint-Honoré di depan Église Saint-Roch, Paris, pada tanggal 5 Oktober 1795 (atau Vendémiaire ke-13 tahun ke-4 dalam kalender pihak Republik). Napoleon mengambil-alih komando pasukan Republik saat pertempuran di jalan-jalan kota Paris telah berjalan selama beberapa waktu, dan berhasil memadamkan perlawanan pihak Royalis meskipun kekuatan mereka lebih besar 6 berbanding 1 dibandingkan dengan pasukan yang dipimpinnya! Pertempuran inilah yang dianggap sebagai penyebab utama melesatnya karir militer Napoleon, karena dia kemudian dijadikan sebagai pahlawan nasional sekaligus dipromosikan menjadi Général de Division. Hanya dalam waktu lima bulan setelahnya, Napoleon dipercaya untuk menjadi panglima seluruh pasukan Prancis di Italia (Armée d’Italie). Dalam lukisan ini, Napoleon mengarahkan komando pasukannya sambil menunggang kuda di sebelah kanan. Meriam yang menjadi senjata utamanya dalam menghancurkan pasukan musuh berasal dari jenis Gribeauval 12. Napoleon sendiri - yang memulai karir sebagai perwira artileri - menjadikan meriam ini sebagai favoritnya, dan menjulukinya sebagai "belles filles" (putri-putri kecilku)


 
"Napoleon melintasi Alpen" (juga dikenal dengan "Napoleon di Saint-Bernard" atau "Bonaparte melintasi Alpen") adalah judul yang diberikan pada lima buah versi lukisan minyak karya pelukis Prancis Jacques Louis-David antara tahun 1801-1805. Lukisan berukuran 259 × 221 cm yang pada awalnya merupakan pesanan Raja Spanyol Charles IV (dan kini tersimpan di Château de Malmaison) ini memperlihatkan penggambaran idealis Napoleon Bonaparte saat dia dan pasukannya melintasi pegunungan bersalju Alpen melalui Col du Grand-Saint-Bernard demi menghadapi pasukan Austria tahun 1800. Lukisan ini memperlihatkan Napoleon yang mengenakan seragam Consulate pertama dengan ekspresi yang digambarkan sendiri oleh Napoleon sebagai "Calme sur un cheval fougueux" (tenang di atas tunggangan yang tak tenang). Kemungkinan besar sang pemimpin Prancis pula yang memberi saran kepada Louis-David untuk menambahkan nama para pemimpin militer terkemuka yang pernah mendahuluinya melintasi pegunungan Alpen yang terkenal (Hannibal dan Karolus Magnus alias Charlemagne). Uniknya, meskipun Napoleon bersedia untuk menjadi model bagi lukisan Louis-David, tapi dia menolak keras saat harus berpose duduk dengan alasan tidak menyukainya! Tidak kehilangan akal, sang pelukis kemudian menggunakan "jasa" anaknya yang sedang berpose duduk untuk dijadikan sebagai model badan dan hanya "memanfaatkan" muka Napoleon sebagai penggambaran dari dada ke kepala!


 Napoleon Bonaparte mengenakan seragam resmi Générale de la République (Jenderal Republik Prancis) yang berwarna biru gelap, dengan bordiran emas dengan dasar merah di bagian kerahnya. Sebagai pakaian dalam dia mengenakan kaos putih dengan syal leher hitam, sementara di bagian ikat pinggang dibalutkan selendang berwarna tricolore Prancis (merah putih biru) dengan rumbai emas. Seragam dari jenis ini mulai dikenakan oleh Napoleon saat dia diangkat menjadi Brigadir Jenderal di usianya yang baru menginjak 24 tahun tak lama setelah Pertempuran Toulon melawan pasukan gabungan Inggris dan sekutunya di tahun 1793. Selama enam tahun berikutnya Napoleon mengenakan seragam Générale de la République dalam kampanye-kampanye militer yang diikutinya (Paris, Italia, Mesir), dan baru "berganti pakaian" saat naik ke tampuk kekuasaan melalui kudeta di tahun 1799


 "Le General Bonaparte au pont d'Arcole 17 Novembre 1796" (Jenderal Bonaparte di Jembatan Arcole 17 November 1796) adalah lukisan yang dibuat oleh Antoine-Jean Gros pada tahun 1796 dan saat ini tersimpan di Istana Versailles, Prancis. Lukisan ini memperlihatkan saat Napoleon muda memimpin pasukannya menyeberangi jembatan Arcole untuk menyerbu pasukan Austria di bawah pimpinan jenderal József Alvinczi sambil memegang panji Armée d'Italie di tangan kiri dan pedang di tangan kanan (dengan bilahannya bertuliskan "Bonaparte, Armée d'Italie"). Sang calon Kaisar Prancis mengenakan seragam Générale de la République (Jenderal Republik) yang berwarna biru tua. Di latar belakang tampak adanya asap yang menandakan pertempuran, dengan beberapa rumah terlihat di kejauhan di sebelah kiri. Wilayah pinggir sungai dilukis menggunakan warna gelap, dengan bola meriam yang berasap terlihat samar-samar. Lukisan ini dibuat oleh Gros pada tahun 1796 di Napoli (Italia) tak lama setelah aksi brilian Napoleon dalam Pertempuran Arcole (15-17 November 1796) mengemuka. Dia kemudian menjadi koleksi pribadi Napoleon Bonaparte sendiri dan diwariskan secara turun temurun sampai ke tangan Louis-Napoleon (alias Kaisar Napoleon III) dan istrinya Eugénie de Montijo. Pada tahun 1879 Eugénie menghibahkannya pada Musée du Louvre (dengan nomor koleksi RF271), yang kemudian berpindah lagi ke château de Compiègne tahun 1901 dan, akhirnya, "ngerem" di château de Versailles tahun 1938 (n° d'inventaire MV 6314).


 Lukisan berukuran 621 × 979 cm ini berjudul " Sacre de l'empereur Napoléon Ier et couronnement de l'impératrice Joséphine dans la cathédrale Notre-Dame de Paris, le 2 décembre 1804" (Penobatan kaisar Napoleon I dan permaisuri Josephine di Katedral Notre-Dame de Paris tanggal 2 Desember 1804) dan dibuat oleh Jacques Louis-David pada tahun 1804 atas pesanan Napoleon sendiri. Pada tahun 1819 lukisan ini berpindah tangan dari rumah sang pelukis ke Musée Royal, dilanjutkan ke Musée Versailles (1837) dan terakhir ke Musée de Louvre (1889). Dia memperlihatkan saat pemahkotaan Napoleon Bonaparte menjadi Kaisar Prancis, dengan istrinya Josephine de Beauharnais berlutut di depannya dan Paus Pius VII memperhatikan di antara mereka. Pada awalnya David ingin menggambarkan suasana penobatan itu sesuai dengan aslinya, dimana Napoleon memahkotai dirinya sendiri dan bukannya dimahkotai oleh Paus seperti yang biasanya terjadi (Napoleon melakukan hal tersebut demi menghindari konflik kepentingan karena pada saat itu Kepausan sedang berselisih dengan Kekaisaran Romawi Suci). Tapi sang kaisar anyar Prancis tidak mau menimbulkan kontroversi (karena dianggap tidak menghargai Kepausan) dalam lukisan yang dipesannya, karenanya dia meminta pelukis pribadinya tersebut untuk menggambarkan saat Napoleon memahkotai istrinya Josephine dengan tiara permaisuri, dengan Paus memberi berkah kepadanya. Berkumpul di altar mengelilingi Napoleon adalah para pejabat tinggi bawahannya: Jean-Jacques-Régis de Cambacérès (Arch-Chancellor), Marshal Louis Alexandre Berthier (Grand Veneur), Charles Maurice de Talleyrand-Périgord (Lord Chamberlain), dan Charles-François Lebrun (Chief Treasurer). Madame de la Rochefoucauld membawa jubah permaisuri, sementara di belakangnya adalah saudari-saudari Napoleon diikuti oleh dua orang adik lelaki sang Kaisar: Louis dan Joseph. Di depan pilar utama di tengah adalah para Marsekal Prancis, sementara ibu-ibu yang duduk anggun di tengah belakang adalah ibu dari Napoleon, Marie-Lætitia Ramolino (Madame Mère de l'Empereur), yang pada kenyataannya tidak menghadiri acara penobatan tersebut!


 
"Kaisar Napoleon di ruang kerjanya di Tuileries" karya Jacques Louis-David (1812). Meskipun menampilkan detail yang mengagumkan, lukisan minyak berukuran 2,039m x 1,251m yang memperlihatkan sang Kaisar Prancis dengan gaya khasnya (tangan di dalam baju) di ruang kerjanya di istana Tuileries ini sebenarnya tidak dibuat berdasarkan pose nyata Napoleon di depan si pelukis, tapi semata berasal dari imajinasi Louis-David belaka! Lukisan ini merupakan pesanan dari bangsawan Skotlandia sekaligus pengagum Napoleon, Alexander Hamilton, dan saat ini tersimpan di National Gallery of Art di Washington D.C., Amerika Serikat. Dalam lukisan ini, Napoleon mengenakan seragam kolonel grenadier pejalan kaki Garde Impériale, lengkap dengan medali Légion d'honneur dan Imperial Ordine della Corona Ferrea, epaulet emas, serta culotte putih. Wajahnya yang terlihat capek, manset tak terkancing, rambut acak-acakan, stoking kusut, lilin yang hampir habis serta waktu yang menunjukkan pukul 04:13 subuh di jam dinding sengaja dibuat untuk memberikan kesan betapa sang pemimpin Prancis telah bekerja sangat keras, begadang sampai subuh demi membuat aturan hukum yang terbaik bagi rakyatnya, yang kita kenal sekarang sebagai "Code Napoléon" (kata "CODE" tertulis di gulungan kertas di meja). Lambang fleurs-de-lys dan lebah bentara menunjukkan kestabilan Kekaisaran Prancis di saat itu. BTW, kalimat "LVDci DAVID OPVS 1812" di gulungan kertas di lantai merupakan tanda-tangan dari si pelukis, Jacques Louis-David


Sumber :
Buku "Napoleon on Campaign: Classic Images of Napoleon at War" karya H.A. Carruthers
www.commons.wikimedia.org
www.en.wikipedia.org
www.musees-nationaux-napoleoniens.org

Sunday, September 22, 2013

Foto Tokoh Third Reich Peraih Baltenkreuz / Baltisches Kreuz (Baltic Cross)

 
Das Baltenkreuz (Baltic Cross / Salib Baltik) adalah medali militer zaman Republik Weimar Jerman (1919-1933). Medali ini dibuat pada tahun 1919 oleh Baltischer Nationalausschuss (Komite Nasional Baltik), sebuah perwakilan politik dari populasi Jerman-Baltik di wilayah Livonia Selatan dan Kurland (Latvia), dan diberikan pada para prajurit dan perwira Landeswehr Baltik serta grup sukarelawan lainnya yang ikut serta bertempur melawan pasukan Komunis Bolsewik Rusia - selama paling sedikit tiga bulan - dalam perang yang berlangsung tahun 1918-1919. Secara total, tidak kurang dari 21.839 Baltenkreuz yang telah dianugerahkan pada penerima yang dianggap layak. Medali ini diizinkan untuk dipakai pada era kekuasaan Nazi Jerman (1933-1945) dan juga setelahnya. Baltenkreuz sendiri berbentuk salib berwarna hitam yang ditempeli oleh lambang Grand Master Ksatria Teutonik dengan ujung berbentuk Fleur-de-lis

----------------------------------------------------------------------------

HEER

 
Generalleutnant Hans von Donat (6 Juli 1891 - 11 Juni 1992). Baris medali atas, dari kiri ke kanan: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse; Ehrenkreuz für Frontkämpfer; Ritterkreuz II.Klasse des Königlich Württembergische Friedrichs-Ordens mit Schwertern; Kaiserliche Türkischer Eiserner Halbmond (Ḥarp Madalyası); Kaiserliche Türkische Silberne Liakat-(Verdienst-) Medaille mit Schwertern; Hamburgisches Hanseatenkreuz; Kaiserlich und königlich Österreichisches Militär-Verdienstkreuz III.Klasse mit der Kriegsdekoration; serta Baltenkreuz. Baris medali bawah, dari kiri ke kanan: Kriegsverdienstkreuz II.Klasse mit Schwertern; Medaille “Winterschlacht im Osten 1941/42”; Wehrmacht Dienstauszeichnung I.Klasse; Wehrmacht Dienstauszeichnung III.Klasse; Österreichische Weltkriegserinnerungsmedaille mit Schwertern; Königliche Ungarische Weltkriegserinnerungsmedaille mit Schwertern; serta Königliche Bulgarische Weltkriegserinnerungsmedaille mit Schwertern. Sementara itu, di saku seragam sebelah kiri terpasang Baltenkreuz, sementara di saku seragam sebelah kanan adalah 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz I.Klasse serta Ḥarp Madalyası (Eiserner Halbmond / Gallipoli Star)



Generalleutnant Christian Philipp (3 September 1893 – 16 Oktober 1963)


 
Hauptmann Emil Theisen (kelahiran 15 Januari 1897) adalah mantan Vizefeldwebel di Seebataillon Flandern / Marine-Infanterie-Regiment 3 / 3.Marine-Division dalam Perang Dunia Pertama (1914-1918). Dalam Perang Dunia II dia bertugas sebagai Technischer Kriegsverwaltungs-Inspektor. Medali-medali yang diraihnya di antaranya adalah: Baltisches Kreuz, Marine Verwundetenabzeichen, Ehrenkreuz für Frontkämpfer oder Frontkämpferehrenkreuz (18 Mei 1935), SA-Sportabzeichen, dan Kriegsverdienstkreuz II. Klasse mit Schwertern (20 April 1943)

----------------------------------------------------------------------------

LUFTWAFFE

 Generalmajor Kurt Andersen (2 Oktober 1898 - 9 Januari 2003) adalah mantan kapten polisi veteran Perang Dunia Pertama yang bergabung dengan Luftwaffe tanggal 1 Agustus 1935 dan kemudian menapaki karir sebagai perwira artileri anti pesawat udara (Flak-Artillerie). Di akhir tahun 1942 Andersen menjadi komandan Flak-Regiment 153 (motorisiert), dimana empat Abteilung (Detasemen) di bawah komandonya meng-cover wilayah 2. Armee yang sangat luas di Rusia sehingga membutuhkan koordinasi yang ketat dengan Heer (Angkatan Darat). Dalam satu kesempatan Andersen dipaksa untuk membantu pertahanan sebuah markas militer Wehrmacht di Don dengan mengalihfungsikan meriam-meriam udaranya sebagai senjata anti-tank! Dalam pertempuran sengit yang kemudian terjadi, serangan kombinasi tank dan infanteri Soviet berhasil digagalkan melalui komando pribadi sang perwira Luftwaffe, dan tercatat 43 tank menjadi mangsa meriam-meriamnya! Atas prestasinya tersebut Andersen dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 23 Desember 1942 sebagai Oberst dan Kommandeur Flak-Regiment 153 (motorisiert) / 10.Flak-Division / Luftwaffenkommando Don / Luftflotte 4. Setelah menjadi Inspekteur der Flakartillerie Ost, Andersen mengakhiri perang sebagai Kommandeur 23. Flak-Division. Dia ditangkap oleh pasukan Inggris dan menjalani masa tahanan sampai tahun 1948. Karirnya kemudian dilanjutkan bersama Bundesgrenschutz (1 Agustus 1951 - 31 Maret 1961) dan pensiun dengan pangkat Brigadegeneral. Kurt Andersen meninggal dunia tanggal 9 Januari 2003 dalam usia 104 tahun! Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse; 1918 Verwundetenabzeichen in Schwarz; Baltenkreuz II.Klasse dan I.Klasse; Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918; Wehrmacht-Dienstauszeichnung II. Klasse; 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (22 September 1939); 1939 Eisernes Kreuz I.Klasse (3 Mei 1940); Erdkampfabzeichen der Luftwaffe (24 Desember 1942); serta Grosses Verdienstkreuz des Verdienstordens der Bundesrepublik Deutschland (13 Maret 1961)


Oberst Max Hecht (27 Januari 1898 - 13 Juni 1980)


Generalleutnant Otto Mooyer (18 Desember 1877 - 15 November 1945)

----------------------------------------------------------------------------

SS UND POLIZEI

Foto ini adalah salah satu dari enam seri kartupos masa perang dengan tema "Polizei im Osten", dan merupakan hasil karya fotografer terkenal dari SS, Franz Bauer. Dia diambil di Polandia pada tahun 1939 dan memperlihatkan tiga orang anggota Einsatzgruppe. Perwira di tengah adalah SS-Sturmbannführer Franz Sommer (Kommandeur Einsatzkommando 1 / Einsatzgruppe VI). Bila fotonya diperbesar, kita bisa melihat bahwa Sommer mengenakan medali Baltisches Kreuz, SA-Sportsabzeichen, Gau-Ehrenzeichen des Gaues Baden, serta baris pita untuk 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse, Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918, dan Dienstauszeichnungen der NSDAP


Sumber :

Album Foto Kamp Konsentrasi Dachau

 SS-Oberführer Theodor Eicke dalam sebuah foto langka yang memperlihatkan "penampakan" SS-Umhang (jubah SS). Jubah khusus berwarna hitam ini dilengkapi dengan rantai kecil untuk cantelan serta kragenspiegel (tanda pangkat kerah) dan piping. Sesuai dengan regulasi, pemakaiannya hanya pada saat off-tugas. Terdapat pula versi Regenumhang (Jubah Hujan) yang berbahan karet anti air. Foto ini sendiri diambil bulan Desember 1933 saat pembebasan sejumlah tahanan Kamp Konsentrasi Dachau demi menyambut Hari Natal


 Kunjungan Reichsführer-SS Heinrich Himmler ke Konzentrationslager Dachau tahun 1934. Kedatangannya disambut oleh sang komandan kamp, SS-Brigadeführer Theodor Eicke (kedua dari kiri), sementara di sebelah kiri Himmler adalah SS-Standartenführer Karl Wolff (1. Adjudant der Reichsführer-SS). Pada bulan Maret 1933 Himmler memutuskan untuk mendirikan sebuah kamp konsentrasi yang dikendalikan oleh SS di bekas bangunan pabrik amunisi yang tak terpakai di Dachau, 19km barat-laut Münich, Komandan pertamanya, Hilmar Wäckerle, telah bertindak begitu brutal dalam menjalankan kamp tersebut sehingga berpotensi merusak nama dan reputasi SS yang sedang susah payah dibangun. Himmler memecatnya di bulan Juni dan menggantikannya dengan perwira SS yang terkenal fanatik: Theodor Eicke



 Kunjungan Panglima SS dan SA ke barak penjaga Konzentrationslager Dachau tanggal 8 Mei 1936. Dari kiri ke kanan: SS-Gruppenführer Theodor Eicke (Inspekteur der Konzentrationslager und Führer der SS-Wachverbände), Reichsführer-SS Heinrich Himmler, SA-Stabschef Viktor Lutze (sedikit tertutup), SS-Oberführer Hans Loritz (Kommandant KL Dachau), SS-Obersturmbannführer Otto Augustini (Führer 1. SS-Totenkopfverbände Oberbayern), dan SS-Obersturmführer tak dikenal


 Reichsführer-SS Heinrich Himmler melakukan inspeksi kehormatan terhadap para penjaga Kamp Konsentrasi Dachau yang dilakukan di lapangan parade yang terdapar persis di depan bangunan administrasi utama kamp tersebut (bangunan di latar belakang). Foto diambil periode 1937/1938. Nomor 3 adalah SS-Gruppenführer Karl Wolff (Chef des Hauptamtes Persönlicher Stab Reichsführer-SS), nomor 5 adalah SS-Gruppenführer Theodor Eicke (Inspekteur der Konzentrationslager und Führer der SS-Wachverbände), dan nomor 6 adalah SS-Obersturmbannführer Max Simon (Kommandeur SS-Totenkopf-Standarte 1 "Oberbayern")


Foto ini milik salah seorang mantan penghuni Dachau dan memperlihatkan sesuatu yang menarik: sebuah pabrik atau tempat kerja di dalam kamp! Beberapa fasilitas di kompleks Konzentrationslager Dachau memang dikhususkan untuk memproduksi amunisi serta beberapa perlengkapan khusus perang lainnya. Satu sektor yang luas yang dinamakan sebagai "Perkebunan" dibangun tahun 1938 dan berisi perkebunan tanaman obat-obatan, bangunan serta greenhouse. Tidak hanya itu, bahkan peternakan kelinci angora juga ikut dibudidayakan di dalamnya! Perlu diketahui bahwa hampir semua kamp konsentrasi mempunyai fasilitas pembantu seperti ini, dan Dachau sendiri terkenal dengan kompleks pertanian serta industri pakaiannya. Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang kamp satu ini bisa membaca buku "Legacies of Dachau: The Uses and Abuses of a Concentration Camp, 1933-2001" karya Harold Marcuse serta majalah "After the Battle" edisi nomor 27


 Eksperimen pencelupan air dingin dan panas yang dikatakan diambil di kamp konsentrasi Dachau oleh Profesor Ernst Holzlöhner (kiri) dan Hauptmann Dr.Med. Sigmund Rascher (kanan). Obyek eskperimen tersebut (seorang tahanan Dachau yang dipaksa untuk berpartisipasi) mengenakan pakaian terbang Luftwaffe. Perhatikan blok-blok es yang mengapung! Kedua dokter Luftwaffe tersebut nantinya ditransfer ke SS dan meneruskan eksperimen mereka di Dachau. Holzlöhner lahir tahun 1899 dan nantinya bunuh diri tahun 1945, sementara Rascher kelahiran 1909 dan nantinya dieksekusi oleh SS tanggal 26 April 1945. Foto ini diambil dari buku "Not a Slippery Slope or Sudden Subversion: German Medicine and National Socialism in 1933" karya Hartmut M. Hanauske-Abel


 Dua orang tentara Amerika dari 42nd "Rainbow" Infantry Division serta seorang mantan penghuni kamp konsentrasi Dachau mengangkat mayat seorang prajurit Waffen-SS dari sungai Würm yang tewas di hari kamp tersebut dibebaskan tanggal 29 April 1945. Prajurit Amerika yang berdiri paling kanan adalah Richard F. Dutro dari 232 Infantry, E Company asal Zanesville, Ohio, yang baru berusia 19 tahun. Saat pasukan Amerika tiba di Dachau, mereka menemukan sekelompok tentara penjaga SS yang berdiam di menara B dekat pintu gerbang. Menara ini langsung diserang meskipun prajurit Jerman yang berada di dalam tidak balas menembak. Prajurit yang menyerah langsung dihabisi di bawah menara tersebut, dengan dua di antaranya jatuh ke kanal sungai Würm yang mengalir tak jauh di dekatnya. Ironisnya, para prajurit SS ini baru ditempatkan di Dachau hanya beberapa minggu sebelumnya untuk menggantikan penjaga utama yang melarikan diri, termasuk komandan kampnya! Mereka datang untuk mengatur ketertiban di kamp sebelum diserahterimakan ke pasukan Amerika, dan karenanya tidak bertanggungjawab langsung terhadap situasi di kamp tersebut


Sumber :
www.bannination.com
www.scrapbookpages.com
www.wehrmacht-awards.com

Saturday, September 21, 2013

Desa Di Jerman Yang Masih Memuja Hitler!


Jamel, sebuah desa di sebelah timur Jerman dihuni oleh sebagian besar warga yang meyakini paham ekstrem kanan. Di sejumlah dinding di desa itu banyak lukisan yang menggambarkan keluarga ras Arya.

Desa ini bisa disebut sebagai daerah penganut paham neo-Nazi. Dan warga di desa itu bangga dengan sebutan itu, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail. Di sejumlah pesta diadakan pada musim panas sejumlah warga dilaporkan meneriakkan 'Heil Hitler' ketika menyalakan api unggun.

Jamel terletak di sebelah timur laut Negara Bagian Mecklenburg di pesisir Laut Baltik. Di desa itu ada sebuah lukisan dinding (mural) yang menampilkan tulisan Kebebasan, Sosial, Nasional.

Lokasi desa itu juga dekat markas Partai Nasional Demokratik Jerman (NPD), organisasi yang menganut paham beraliran ekstrem kanan. Partai itu meraih enam persen suara pada pemilu sebelumnya dan memiliki lima kursi di parlemen regional.

Partai itu mengatakan mereka menolak kekerasan tapi tapi dua tahun lalu Sven Kueger, orang yang pertama mengajak kaum neo-Nazi tinggal di Jamel sekaligus perwakilan NPD di parlemen, dipenjara empat tahun karena memiliki senjata otomatis dan sebuah pistol.

"Tak sedikit orang yang ingin berbeda dalam hal politik. Mereka ingin politik yang berpaham sosial, kekeluargaan," kata Stefan Koester, anggota parlemen dari Partai NPD.

Sejumlah warga yang tidak memiliki pandangan ekstrem biasanya dianiaya.

Pemerintah Jerman kini makin mencermati kebangkitan penganut neo-Nazi berpaham ekstrem kanan. Pemerintah menyatakan lebih dari 17 ribu tindakan kriminal tahun lalu melibatkan penganut paham ekstrem kanan. Sebanyak 842 kasus menyangkut kekerasan.

Kini diperkirakan ada 22 ribu kaum ekstremis dan pihak keamanan menyatakan hampir separuhnya dianggap pelaku kekerasan.

Jerman juga dilaporkan memiliki sejumlah perkemahan musim panas yang kegiatannya mencuci otak anak muda untuk memuja Nazi.

Penggerebekan pada 2011 mengungkap kegiatan anak-anak di perkemahan itu tengah mewarnai kumis Hitler. Pemerintah Jerman menyatakan puluhan ribu keluarga kini membesarkan anak mereka untuk mengagumi sosok Hitler.


Sumber :