Wednesday, April 29, 2009

Adolf Hitler Lari Dan Mati Di Indonesia?

"Penampakan-penampakan" Adolf Hitler di dunia modern


Gambar imajiner Adolf Hitler, masih tetap dengan seragam kebesarannya!


Wajah imajiner Hitler yang lain lagi...


Oleh : Alif Rafik Khan


Jika saja ada yang rajin menyimpan klipingan artikel harian “Pikiran Rakyat” sekitar tahun 1983, tentu akan menemukan tulisan dokter Sosrohusodo mengenai pengalamannya bertemu dengan seorang dokter tua asal Jerman bernama Poch di pulau Sumbawa Besar pada tahun 1960. Dokter tua itu kebetulan memimpin sebuah rumah sakit besar di pulau tersebut.


Tapi bukan karena mengupas kerja dokter Poch, jika kemudian artikel itu menarik perhatian banyak orang, bahkan komentar sinis dan cacian! Namun kesimpulan akhir artikel itulah yang membuat banyak orang mengerutkan kening. Sebab dengan beraninya Sosro mengatakan bahwa dokter tua asal Jerman yang pernah berbincang-bincang dengannya, tidak lain adalah Adolf Hitler, mantan diktator Jerman yang super terkenal karena telah membawa dunia pada Perang Dunia II!


Beberapa “bukti” diajukannya, antara lain dokter Jerman tersebut cara berjalannya sudah tidak normal lagi, kaki kirinya diseret. Tangan kirinya selalu gemetar. Kumisnya dipotong persis seperti gaya aktor Charlie Chaplin, dengan kepala plontos. Kondisi itu memang menjadi ciri khas Hitler pada masa tuanya, seperti dapat dilihat sendiri pada buku-buku yang menceritakan tentang biografi Adolf Hitler (terutama saat-saat terakhir kejayaannya), atau pengakuan Sturmbannführer Heinz Linge, bekas salah seorang pembantu dekat sang Führer. Dan masih banyak “bukti” lain yang dikemukakan oleh dokter Sosro untuk mendukung dugaannya.


Keyakinan Sosro yang dibangunnya dari sejak tahun 1990-an itu hingga kini tetap tidak berubah. Bahkan ia merasa semakin kuat setelah mendapatkan bukti lain yang mendukung ‘penemuannya’. “Semakin saya ditentang, akan semakin keras saya bekerja untuk menemukan bukti-bukti lain,” kata lelaki yang lahir pada tahun 1929 di Gundih, Jawa Tengah ini ketika ditemui di kediamannya di Bandung.


Andai saja benar dr. Poch dan istrinya adalah Hitler yang tengah melakukan pelarian bersama Eva Braun, maka ketika Sosro berbincang dengannya, pemimpin Nazi itu sudah berusia 71 tahun, sebab sejarah mencatat bahwa Adolf Hitler dilahirkan tanggal 20 April 1889. “Dokter Poch itu amat misterius. Ia tidak memiliki ijazah kedokteran secuilpun, dan sepertinya tidak menguasai masalah medis,” kata Sosro, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang sempat bertugas di pulau Sumbawa Besar ketika masih menjadi petugas kapal rumah sakit Hope.


Sebenarnya, tumbuhnya keyakinan pada diri Sosro mengenai Hitler di pulau Sumbawa Besar bersama istrinya Eva Braun, tidaklah suatu kesengajaan. Ketika bertugas di pulau tersebut dan bertemu dengan seorang dokter tua asal Jerman, yang ada pada benak Sosro baru tahap kecurigaan saja.


Meskipun begitu, ia menyimpan beberapa catatan mengenai sejumlah “kunci” yang ternyata banyak membantu. Perhatiannya terhadap literatur tentang Hitler pun menjadi kian besar, dan setiap melihat potret tokoh tersebut, semakin yakin Sosro bahwa dialah orang tua itu, orang tua yang sama yang bertemu dengannya di sebuah pulau kecil d Indonesia!


Ketidaksengajaan itu terjadi pada tahun 1960, berarti sudah dua puluh tahun lebih ia meninggalkan pulau Sumbawa Besar.


Suatu saat, seorang keponakannya membawa majalah Zaman edisi no.15 tahun 1980. Di majalah itu terdapat artikel yang ditulis oleh Heinz Linge, bekas pembantu dekat Hitler, yang berjudul “Kisah Nyata Dari Hari-Hari Terakhir Seorang Diktator”, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria.


Pada halaman 59, Linge mula-mula menceritakan mengenai bunuh diri Hitler dan Eva Braun, serta cara-cara membakar diri yang kurang masuk di akal. Kemudian Linge membeberkan keadaan Hitler pada waktu itu.


“Beberapa alinea dalam tulisan itu membuat jantung saya berdetak keras, seperti menyadarkan saya kembali. Sebab di situ ada ciri-ciri Hitler yang juga saya temukan pada diri si dokter tua Jerman. Apalagi setelah saya membaca buku biografi ‘Hitler’. Semuanya ada kesamaan,” ungkap ayah empat anak ini.


Heinz Linge menulis, “beberapa orang di Jerman mengetahui bahwa Führer sejak saat itu kalau berjalan maka dia menyeret kakinya, yaitu kaki kiri. Penglihatannya pun sudah mulai kurang terang serta rambutnya hampir sama sekali tidak tumbuh... kemudian, ketika perang semakin menghebat dan Jerman mulai terdesak, Hitler menderita kejang urat.”


Linge melanjutkan, “di samping itu, tangan kirinya pun mulai gemetar pada waktu kira-kira pertempuran di Stalingrad (1942-1943) yang tidak membawa keberuntungan bagi bangsa Jerman, dan ia mendapat kesukaran untuk mengatasi tangannya yang gemetar itu.” Pada akhir artikel, Linge menulis, “tetapi aku bersyukur bahwa mayat dan kuburan Hitler tidak pernah ditemukan.”


Lalu Sosro mengenang kembali beberapa dialog dia dengan “Hitler”, saat Sosro berkunjung ke rumah dr. Poch. Saat ditanya tentang pemerintahan Hitler, kata Sosro, dokter tua itu memujinya. Demikian pula dia menganggap bahwa tidak ada apa-apa di kamp Auschwitz, tempat ‘pembantaian’ orang-orang Yahudi yang terkenal karena banyak film propaganda Amerika yang menyebutkannya.


“Ketika saya tanya tentang kematian Hitler, dia menjawab bahwa dia tidak tahu sebab pada waktu itu seluruh kota Berlin dalam keadaan kacau balau, dan setiap orang berusaha untuk lari menyelamatkan diri masing-masing,” tutur Sosrohusodo.


Di sela-sela obrolan, dr. Poch mengeluh tentang tangannya yang gemetar. Kemudian Sosro memeriksa saraf ulnarisnya. Ternyata tidak ada kelainan, demikian pula tenggorokannya. Ketika itu, ia berkesimpulan bahwa kemungkinan “Hitler” hanya menderita parkisonisme saja, melihat usianya yang sudah lanjut.


Yang membuat Sosro terkejut, dugaannya bahwa sang dokter mungkin terkena trauma psikis ternyata diiyakan oleh dr. Poch! Ketika disusul dengan pertanyaan sejak kapan penyakit itu bersarang, Poch malah bertanya kepada istrinya dalam bahasa Jerman.


“Itu kan terjadi sewaktu tentara Jerman kalah perang di Moskow. Ketika itu Goebbels memberi tahu kamu, dan kamu memukul-mukul meja,” ucap istrinya seperti ditirukan oleh Sosro. Apakah yang dimaksud dengan Goebbels adalah Joseph Goebbels, Menteri Propaganda Jerman yang terkenal setia dan dekat dengan Hitler? Istrinya juga beberapa kali memanggil dr. Poch dengan sebutan “Dolf”, yang mungkin merupakan kependekan dari Adolf!


Setelah memperoleh cemoohan sana-sini sehubungan dengan artikelnya, tekad Sosrohusodo untuk menuntaskan masalah ini semakin menggebu. Ia mengaku bahwa kemudian memperoleh informasi dari pulau Sumbawa Besar bahwa Poch sudah meninggal di Surabaya. Beberapa waktu sebelum meninggal, istrinya pulang ke Jerman. Poch sendiri konon menikah lagi dengan nyonya S, wanita Sunda asal Bandung, karyawan di kantor pemerintahan di pulau Sumbawa Besar!


Untuk menemukan alamat nyonya S yang sudah kembali lagi ke Bandung, Sosro mengakui bukanlah hal yang mudah. Namun akhirnya ada juga orang yang memberitahu. Ternyata, ia tinggal di kawasan Babakan Ciamis! Semula nyonya S tidak begitu terbuka tentang persoalan ini. Namun karena terus dibujuk, sedikit demi sedikit mau juga nyonya S berterus terang.


Begitu juga dengan dokumen-dokumen tertulis peninggalan suaminya kemudian diserahkan kepada Sosrohusodo, termasuk foto saat pernikahan mereka, plus rebewes (SIM) milik dr. Poch yang ada cap jempolnya. Dari nyonya S diketahui bahwa dr. Poch meninggal tanggal 15 Januari 1970 pukul 19.30 pada usia 81 tahun di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya akibat serangan jantung. Keesokan harinya dia dimakamkan di desa Ngagel.


Dalam salah satu dokumen tertulis, diakuinya bahwa ada yang amat menarik dan mendukung keyakinannya selama ini. Pada buku catatan ukuran saku yang sudah lusuh itu, terdapat alamat ratusan orang-orang asing yang tinggal di berbagai negara di dunia, juga coretan-coretan yang sulit dibaca. Di bagian lainnya, terdapat tulisan steno. Semuanya berbahasa Jerman. Meskipun tidak ada nama yang menunjukkan kepemilikan, tapi diyakini kalau buku itu milik suami nyonya S.


Di sampul dalam terdapat kode J.R. KepaD no.35637 dan 35638, dengan masing-masing nomor itu ditandai dengan lambang biologis laki-laki dan wanita. “Jadi kemungkinan besar, buku itu milik kedua orang tersebut, yang saya yakini sebagai Hitler dan Eva Braun,” tegasnya dengan suara yang agak parau.


Negara yang tertulis pada alamat ratusan orang itu antara lain Pakistan, Tibet, Argentina, Afrika Selatan, dan Italia. Salah satu halamannya ada tulisan yang kalau diterjemahkan berarti : Organisasi Pelarian. Tuan Oppenheim pengganti nyonya Krüger. Roma, Jl. Sardegna 79a/1. Ongkos-ongkos untuk perjalanan ke Amerika Selatan (Argentina).


Lalu, ada pula satu nama dalam buku saku tersebut yang sering disebut-sebut dalam sejarah pelarian orang-orang Nazi, yaitu Prof. Dr. Draganowitch, atau ditulis pula Draganovic. Di bawah nama Draganovic tertulis Delegation Argentina da imigration Europa – Genua val albaro 38. secara terpisah di bawahnya lagi tertera tulisan Vatikan. Di halaman lain disebutkan, Draganovic Kroasia, Roma via Tomacelli 132.


Majalah Intisari terbitan bulan Oktober 1983, ketika membahas Klaus Barbie alias Klaus Altmann bekas polisi rahasia Jerman zaman Nazi, menyebutkan alamat tentang Val Albaro. Disebutkan pula bahwa Draganovic memang memiliki hubungan dekat dengan Vatikan Roma. Profesor inilah yang membantu pelarian Klaus Barbie dari Jerman ke Argentina. Pada tahun 1983 Klaus diekstradisi dari Bolivia ke Prancis, negara yang menjatuhkan hukuman mati terhadapnya pada tahun 1947.


“Masih banyak alamat dalam buku ini, yang belum seluruhnya saya ketahui relevansinya dengan gerakan Nazi. Saya juga sangat berhati-hati tentang hal ini, sebab menyangkut negara-negara lain. Saya masih harus bekerja keras menemukan semuanya. Saya yakin kalau nama-nama yang tertera dalam buku kecil ini adalah para pelarian Nazi!” tandasnya.


Mengenai tulisan steno, diakuinya kalau ia menghadapi kesulitan dalam menterjemahkannya ke dalam bahasa atau tulisan biasa. Ketika meminta bantuan ke penerbit buku steno di Jerman, diperoleh jawaban bahwa steno yang dilampirkan dalam surat itu adalah steno Jerman “kuno” sistem Gabelsberger dan sudah lebih dari 60 tahun tidak digunakan lagi sehingga sulit untuk diterjemahkan.


Tetapi penerbit berjanji akan mencarikan orang yang ahli pada steno Gabelsberger. Beberapa waktu lamanya, datang jawaban dari Jerman dengan terjemahan steno ke dalam bahasa Jerman. Sosrohusodo menterjemahkannya kembali ke dalam bahasa Indonesia. Judul catatan dalam bentuk steno itu, kurang lebih berarti “keterangan singkat tentang pengejaran perorangan oleh Sekutu dan penguasa setempat pada tahun 1946 di Salzburg”. Kota ini terdapat di Austria.


Di dalamnya berkisah tentang “kami berdua, istri saya dan saya pada tahun 1945 di Salzburg”. Tidak disebutkan siapakah ‘kami berdua’ di situ. Dua insan tersebut, kata catatan itu, dikejar-kejar antara lain oleh CIC (dinas rahasia Amerika Serikat). Pada pokoknya, menggambarkan penderitaan sepasang manusia yang dikejar-kejar oleh pihak keamanan.


Di dalamnya juga terdapat singkatan-singkatan yang ditulis oleh huruf besar, yang kalau diurut akan menunjukkan rute pelarian keduanya, yaitu B, S, G, J, B, S, R. “Cara menyingkat seperti ini merupakan kebiasaan Hitler dalam membuat catatan, seperti yang pernah saya baca dalam literatur yang lainnya,” Sosrohusodo memberikan alasan.


Dari singkatan-singkatan itu, lalu Sosro mencoba untuk mengartikannya, yang kemudian dikaitkan dengan rute pelarian. Pelarian dimulai dari B yang berarti Berlin, lalu S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Beograd), S (Sarajevo) dan R (Roma). Tentang Roma, Sosro menjelaskan bahwa itu adalah kota terakhir di Eropa yang menjadi tempat pelariannya. Setelah itu mereka keluar dari benua tersebut menuju ke suatu tempat, yang tidak lain tidak bukan adalah pulau Sumbawa Besar di Nusantara tercinta!


Ia mengutip salah satu tulisan dalam steno tadi : “Pada hari pertama di bulan Desember, kami harus pergi ke R untuk menerima suatu surat paspor, dan kemudian kami berhasil meninggalkan Eropa”. Ini, kata Sosro, sesuai dengan data pada paspor dr. Poch yang menyebutkan bahwa paspor bernomor 2624/51 diberikan di Rom (tanpa huruf akhir A)”. Di buku catatan berisi ratusan alamat itu, nama Dragonic dikaitkan dengan Roma, begitulah Sosro memberikan alasan lainnya.


Lalu mengenai Berlin dan Salzburg, diterangkannya dengan mengutip majalah Zaman edisi 14 Mei 1984. Dikatakan bahwa sejarah telah mencatat peristiwa jatuhnya pesawat yang membawa surat-surat rahasia Hitler yang jatuh di sekitar Jerman Timur pada tahun 1945. “Ini juga menunjukkan rute pelarian mereka,” katanya lagi.


Lalu bagaimana komentar nyonya S yang disebut-sebut Sosro sebagai istri kedua dr. Poch? Konon ia pernah berterus terang kepada Sosro. Suatu hari suaminya mencukur kumis mirip kumis Hitler, kemudian nyonya S mempertanyakannya, yang kemudian diiyakan bahwa dirinya adalah Hitler. “Tapi jangan bilang sama siapa-siapa,” begitu Sosro mengutip ucapan nyonya S.


Membaca dan menyimak ulasan dr. Sosrohusodo, sekilas seperti ada saling kait mengkait antara satu dengan yang lainnya. Namun masih banyak pertanyaan yang harus diajukan kepada Sosro, dengan tidak bermaksud meremehkan pendapat pribadinya berkaitan dengan Hitler, sebab mengemukakan pendapat adalah hak setiap warga negara.


Bahkan Sosrohusodo sudah membuat semacam diktat yang memaparkan pendapatnya tentang Hitler, dilengkapi dengan sejumlah foto yang didapatnya dari nyonya S. Selain itu, isinya juga mengisahkan tentang pengalaman sejak dia lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia hingga bertugas di Bima, Kupang, dan Sumbawa Besar. Ia juga telah mengajukan hasil karyanya ke berbagai pihak, namun belum ada tanggapan. “Padahal tidak ada maksud apa-apa di balik kerja saya ini, hanya ingin menunjukkan bahwa Hitler mati di Indonesia,” katanya mantap.


Bukan hanya Sosro yang mempunyai teori tentang pelarian Hitler dari Jerman ke tempat lain, tapi beberapa orang di dunia ini pernah mengungkapkannya dalam media massa. Peluang untuk berteori seperti itu memang ada, sebab ketika pemimpin Nazi tersebut diduga mati bersama Eva Braun tahun 1945, tidak ditemukan bukti utama berupa jenazah!


Adalah tugas para pakar dalam bidang ini untuk mencoba mengungkap segala sesuatunya, termasuk keabsahan dokumen yang dimiliki oleh Sosrohusodo, nyonya S, atau makam di Ngagel yang disebut sebagai tempat bersemayamnya dr. Poch.


Mungkin para ahli forensik dapat menjelaskannya lewat penelitian terhadap tulang-tulang jenazahnya. Semua itu tentu berpulang pada kemauan baik semua pihak...


Sedikit tambahan yang saya kutip dari Vivanews:


Adolf Hitler, diktator Jerman dan orang yang diyakini bertanggung jawab atas pembantaian bangsa Yahudi, diduga menghabiskan akhir hayatnya di Indonesia -- sebagai dr Poch, dokter tua asal Jerman.

Menurut mantan pasiennya, Ahmad Zuhri Muhtar (55), dr Poch tinggal di rumah dinas dokter di Kompleks Rumah Sakit Sumbawa bersama istrinya yang asal Jerman.

Ketika istrinya itu kembali ke negeri asalnya, Poch lalu kesepian. "Dia menyendiri lalu kawin lagi dengan istinya yang asal [Pulau] Jawa, saya tidak tahu persisnya, mungkin Garut," kata Ahmad kepada VIVAnews, Senin 22 Februari 2010.

Ada lagi fakta menarik soal dr Poch yang diungkap Ahmad. Kata dia, dr Poch bahkan masuk Islam karena menikah dengan perempuan muslim.

"Dinikahkan secara Islam, resepsinya di pendapa kabupaten. Ceritanya seperti itu," tambah Ahmad.

dr Poch lalu pindah ke Surabaya, ke tempat istri barunya.

Keterangan Ahmad bersesuaian dengan kisah yang diungkap dr Sosrohusodo -- dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertemu Poch di Sumbawa.

Kata Sosro, setelah istrinya yang asal Jerman, diduga Eva Braun, meninggalkannya, Poch yang diduga sebagai Hitler menikah lagi dengan wanita Sunda asal Bandung berinisial 'S'. Terakhir 'S' diketahui tinggal di Babakan Ciamis.

Awalnya 'S' menutup mulut, namun akhirnya kepada Sosro, dia menyerahkan sejumlah dokumen milik suaminya, termasuk foto perkawinan, surat izin mengemudi lengkap dengan sidik jari Poch.

Ada juga buku catatan berisi nama-nama orang Jerman yang tinggal di beberapa negara, seperti Argentina, Italia, Pakistan, Afrika Selatan, dan Tibet. Juga beberapa tulisan tangan steno dalan bahasa Jerman

Buku catatan Poch berisi dua kode, J.R. KepaD No.35637 dan 35638, kode simbol lelaki dan perempuan.

"Ada kemungkinan buku catatatan dimiliki dua orang, Hitler dan Eva Braun," kata Sosro.

Ada juga tulisan yang diduga rute pelarian Hitler -- yakni B (Berlin), S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Belgrade), S (Sarajevo), R (Rome), sebelum dia ke Sumbawa Besar.

Istri kedua Poch, 'S' juga menceritakan suatu hari dia melihat suaminya mencukur kumis dengan gaya mirip Hitler. Ketika dia bertanya, suaminya menjawab, "jangan bilang siapa-siapa."

Poch yang diduga adalah Hitler meninggal pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya karena serangan jantung, dalam usia 81 tahun.

Sebuah makam di Ngagel jadi pintu masuk untuk menyelidiki kebenaran cerita akhir hayat 'sang Fuhrer'.

Apakah Hitler benar tewas bunuh diri di bunker di Berlin pada 30 April 1945, atau apakah mati dalam usia tua di Argentina, Brazil, Amerika Selatan, atau Indonesia -- masih harus dikaji kebenarannya.




Sumber :

Harian “Pikiran Rakyat” edisi 24 Februari 1994

Majalah “Zaman” edisi No.15 tahun 1980

Majalah “Zaman” edisi 14 Mei tahun 1984

Majalah “Intisari” edisi bulan Oktober tahun 1983

www.photobucket.com

www.en.wikipedia.org


29 comments:

zain sholihan said...

perlu dibukgtikan lagi dengan ukungan pemerintah tentunya.

Unknown said...

Ini menraik sekali. Ijin reblog ya. makasih banyak.

Bang Ancis said...

Kayak gini ni yang aku cari.... dag dig dug jantungku lho waktu ngebacanya.... thanks sob, karena ini penting buat aku, makanya link sobat udah kupasang...

ss said...

Nazi kata orang eropa kejam dan jahat, iya iyalah mereka kan sedang asyik-asyiknya menjajah negara asia afrika eh hitler bikin huru hara di eropa, justru yang lebih jahat negara eropa yg penjajah :
1. Inggris Menjajah Asia Afrika Amerika (suku india, astek dll)
2.Spanyol Idem
3.Portugal idem
4.Perancis idem
5. Belanda apalagi 350 thn menjajah indonesia bro
6.negara-negara eropa lainnya
Tahukah anda menjajah dgn kelakuan: Memperkosa,membunuh, mengadu domba, memperbudak,mengeruk hasil bumi, dll. Nahhhh dgn adanya PD II maka saat berakhirnya penjajahan.

Amri said...

Konon di jaman Hitler masih hidup banyak sekali Hitler palsu yang sengaja disebar untuk mengecoh pihak sekutu. Bisa jadi yang di Indonesia salah satu dari mereka, ato memang Hitler itu sendiri. Untuk kebenarannya, kita tanya Galileo....

marhensa | susu | mlkz said...

Sepertinya saya tahu penyebab kenapa si hitler lari ke indonesia.

karena menurut para ilmuwan nazi, letak atlantis yang hilang itu berada di indonesia. (itu menurut teman ane yang pernah baca2 buku ttg itu).
dan ras arya adalah para manusia yang berhasil selamat dari bencana di atlantis.
terlepas dari benar tidaknya legenda atlantis, tapi ilmuwan jerman berpendapat demikian pada waktu perang dunia ke dua, mengakui superioritas arya dan asal-usulnya dari atlantis, serta lokasinya di kepulauan indonesia.
itu mungkin alasan dasar kenapa si hitler ingin ke indonesia di saat-saat terakhirnya. banyak blog dan artikel juga yang membahas kalau hitler berambisi mencari atlantis yang hilang.

trus kemaren pas ane ke gramed, juga baca buku tebel tentang hasil penelitian orang luar bahwa atlantis itu berada di indonesia!!
ini sedikit review bukunya:
http://roni-pascal.blogspot.com/2009/10/ternyata-benar-benua-atlantis-itu.html

WOW!

Unknown said...

baca juga artikel ini..http://sumbawa-beritaphoto.blogspot.com/2009/09/benarkah-drpoch-seorang-hitler.html

NAZIpedia said...

@ss
Setuju, Negara-2 Eropa lainnya Lebih Bangsat daripada Nazi!

@Marhensa
Bukannya karena Indonesia pada waktu itu masih di kuasai Jepang ya? Makanya di sini masih aman?

Unknown said...

perlu di ungkap, utk meluruskan sejarah... ( trims )

Nothing can beat our Dreams! said...

Ayo kita bongkar kuburannya!!! Nanti makam Ngagel jadi museum paling terkenal sedunia...

Reza said...

Wah kayaknya pemerintah harus merespon nich, kan bisa lewat uji DNA. kalau bener tuh Hittler kan nama Indonesia bakal dimuat di banyak buku di dunia (jadi tambah terkenal nich)

Unknown said...

Aku lalu menjawab bahawa Hitler seorang pembunuh yang membunuh secara berleluasa dan meletakkan German mengatasi segala-galanya...lalu dia bertanya dari mana sumber aku. Aku menjawab sumberku dari TV pastinya.

Lalu dia berkata : " Baiklah, pihak British telah melakukan lebih dahsyat dari itu...pihak Jepun semasa zaman Emperor mereka juga sama...tapi kenapa dunia hanya menghukum Hitler dan meletakkan kesalahan malahan memburukkan nama Nazi seolah-olah Nazi masih wujud hari ini sedangkan mereka melupakan kesalahan pihak British kepada Scotland, pihak Jepun kepada dunia dan pihak Afrika Selatan kepada kaum kulit hitam mereka?"

Aku lantas meminta jawapan dari beliau. Beliau menyambung : "Ada dua sebab
1. Prinsip Hitler berkaitan Yahudi, Zionisme dan penubuhan negara Israel...
2. Prinsip Hitler berkaitan Islam...

selengkapnya di:
http://www.facebook.com/note.php?note_id=411669814626&id=1081327063
kredit to Azhar Abdullah

tumenggung said...

cek aja sidik jarinya... kan ada yg di sim tuh... geto aja kok repot....

paijo_x2 said...
This comment has been removed by the author.
paijo_x2 said...
This comment has been removed by the author.
paijo_x2 said...
This comment has been removed by the author.
paijo_x2 said...

http://books.google.co.id/books?id=XO4DAAAAMBAJ&pg=PA46&lpg=PA46&dq=hitler+weekly+world+news&source=bl&ots=PkEX8Szg88&sig=qVqt44Sq8wxwUAiIyBU1UMjy-is&hl=id&ei=pQ2FTNeuKob0caD0pNAL&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ved=0CBEQ6AEwADgU

http://books.google.co.id/books?id=P_MDAAAAMBAJ&pg=PA37-IA2&lpg=PA37-IA2&dq=hitler+weekly+world+news&source=bl&ots=as_wjxPtUX&sig=ucf6I37pEZ0m_siG6RvdICFmWfg&hl=id&ei=pQ2FTNeuKob0caD0pNAL&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CB8Q6AEwAzgU

http://books.google.co.id/books?id=l_MDAAAAMBAJ&pg=PA59&lpg=PA59&dq=hitler+weekly+world+news&source=bl&ots=eML2bJgkqd&sig=ALOyYEE4nqVVoTUtRRUavRxD4zM&hl=id&ei=pQ2FTNeuKob0caD0pNAL&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CDEQ6AEwBjgU

http://books.google.co.id/books?id=_uwDAAAAMBAJ&pg=PT29&lpg=PT29&dq=hitler+weekly+world+news&source=bl&ots=uWXK5T_I2j&sig=GM4gEE6i6LUFNAKBeeDo7SUtmnY&hl=id&ei=SROFTN_fG8OrcbKzrdAL&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CBcQ6AEwATgK

http://books.google.co.id/books?id=x_IDAAAAMBAJ&pg=PA11&lpg=PA11&dq=hitler+weekly+world+news&source=bl&ots=c-lWrOYMO_&sig=mtppZwRUqmlN0zLCLSlQfx79CDQ&hl=id&ei=SROFTN_fG8OrcbKzrdAL&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=5&ved=0CCQQ6AEwBDgK

http://books.google.co.id/books?id=C_QDAAAAMBAJ&pg=PA58&lpg=PA58&dq=hitler+weekly+world+news&source=bl&ots=WCcuGVlHog&sig=o2yTjyMwPkAAuhnHZtenOBfUiiA&hl=id&ei=khOFTJqMOdCOcZ-FtNAL&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=3&ved=0CCYQ6AEwAg

http://books.google.co.id/books?id=-PADAAAAMBAJ&pg=PA9&lpg=PA9&dq=hitler+weekly+world+news&source=bl&ots=kKHklwzzeQ&sig=Y_KXAG7mwV9p6WQYgVtpOwbN3cU&hl=id&ei=khOFTJqMOdCOcZ-FtNAL&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CCkQ6AEwAw

http://books.google.co.id/books?id=-vQDAAAAMBAJ&pg=PA4&lpg=PA4&dq=hitler+weekly+world+news&source=bl&ots=Uyrl56lzDy&sig=hhsju6B0J9oppTdNRe4eWxJWrN4&hl=id&ei=khOFTJqMOdCOcZ-FtNAL&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=9&ved=0CEcQ6AEwCA

http://books.google.co.id/books?id=R-wDAAAAMBAJ&pg=PA46&lpg=PA46&dq=hitler+weekly+world+news+1989&source=bl&ots=8vz-pui1fU&sig=RhvF59CqXv4Bc5H0ulkQ96UQRL4&hl=id&ei=xhOFTM_lJsHIcfDZjNEL&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CBgQ6AEwAQ

untuk mengkopi gambar tsb (lewat mozilla firefox) caranya klik Tools - Page Info - Media - pilih source JPGnya trus di Save As

rioxxx said...

aneh...bagaimana mungkin Mossad tdk mengetahuinya? atau mereka tahu itu bkn Hitler?

Unknown said...

izin share gan...

Unknown said...

sok lah mumpung di jawa barat kita hunting sajah kebenarannyah kumaha tah? pan ada yg menyebutkan mayat Hitler di ambil oleh Rusia biar tidak dijadikan benda sakral bagi para pengikut setianya... ceunah maahh... pan aya di tipi, sampe tengkorakna pun di pinjem dari Rusia untuk di teliti di catatan gigi Jerman

earthma remote said...

Many sale sites is availabe in market but i think jabongsale.com is the best sale sites ,where you can find the more popular sale or offers on most popular brand. jabongcoupincodes.com ia also available for Jabong Copupon Codes.


Jabong

Unknown said...

Really great blog.I enjoyed reading about Adolf hitler story.
Thank you for sharing.
Alarm Systems Home Security

Unknown said...

Adolf Hitler is an honorable person for me. Reading about him, was like my pleasure. Thank you for sharing about him.
Botox For Jaw Reduction Taunton

diasmq said...

Untuk agan paijo_x2:

en.wikipedia.org/wiki/Weekly_World_News

:D

Unknown said...

Saya yakin akan rumor itu bahwa hitler lari dan sembunyi di Indonesia, dan itu merupakan sandi rahasia, bahwa hitler menginginkan Ruh Nazi agar tetap hidup didunia ini dan yang paling memungkinkan Negara Indonesia-lah yang akan mampu meneruskan cita-citanya, HIDUP HITLER!!!

Unknown said...

Z on

Manish Batra said...

I want to thank you for the superb post!! I surely liked every bit of it. I’ve bookmarked your internet site so I can take a appear at the latest articles you post later on.
Indian Commode

ayy said...

Herr Alif, coba baca tulisan di link ini:

http://www.enigmablogger.com/2013/05/apakah-hitler-mati-di-indonesia-analisa.html

Saya pengen dengar pendapat dari anda :D

dewa poker said...

8togel : 8TOGEL memberikan bonus kemenangan jutaan rupiah setiap hari, segera daftar dan bergabung sekarang juga