Saturday, October 24, 2009

10 Prajurit Third Reich Paling Tampan

Sering sekali banyak orang yang bertanya kepada saya : kok prajurit Nazi pada ganteng-ganteng ya? (terutama cewek!), atau juga banyak yang terkesan dengan kegagahan para anak buah Hitler ini, dengan rambut pirang, mata biru, tinggi di atas rata-rata orang Eropa kebanyakan, nama yang benar-benar 'lelaki', dan bahasa yang benar-benar tak ada tandingan dalam hal kejantanannya!

Untuk itulah saya iseng-iseng mencoba membuat susunan daftar 10 orang ksatria Wehrmacht yang paling tampan yang saya ketahui. Dalam usaha tersebut, sebenarnya banyak pula nominasi yang masuk, tapi kemudian tak saya masukkan semata karena alasan 'mereka kurang tampan'!

Ingat, bahwa susunan ini adalah pendapat saya pribadi, berdasarkan foto belaka (soalnya belum pernah ketemu sama satupun dari mereka sih!). Jadi jika ada yang protes atau merasa ada nama yang nggak masuk hitungan, saya mempersilakan mereka untuk membuat daftar sendiri.

OK, kita mulai daftar 10 orang anak buah Hitler yang wajahnya akan membuat wanita manapun klepek-klepek:


No. 10 : SS-Hauptsturmführer Oskar Wolkerstorfer. Lahir tanggal 2 November 1919 di Linz, Austria, dan meninggal tanggal 11 Januari 1971 di kota yang sama. Tercatat sebagai prajurit tanpa rasa takut, dan 4 buah Tank Destruction Badge di lengannya cukuplah menjadi bukti. Ini orang sepertinya memang benar-benar tampan (bukan karena fotogenik saja), soalnya ada foto lain dari dia disini


No. 9 : Major Walter von Wietersheim (1918-2002) dari kesatuan elit Großdeutschland dan peraih Ritterkreuz. Standar ras Arya : rambut pirang dan mata biru!


No. 8 : SS-Sturmbannführer Ernst-August Krag. Lahir tanggal 20 Februari 1915 di Wiesbaden-Erbenheim dan meninggal tanggal 24 Mei 1994. Dia adalah salah satu perwira dari Divisi Das Reich yang paling banyak dianugerahi medali, di antaranya Eichenlaub, Deutsches Kreuz, Eiserne Kreuz, Panzer Assault Badge, Nahkampfspange, bahkan Fallschirm Badge!



No. 7 : Hauptmann Wolfgang Tonne. Lahir tanggal 28 Februari 1918 di Moosbach, Thuringia, dan terbunuh tanggal 20 April 1943 (bersamaan dengan ulang tahun Hitler ke-54!) di angkasa Tunisia. Dia memang pilot tempur dengan catatan yang mengesankan : 122 kemenangan udara dalam 641 misi! Sayang foto disini kurang jelas meskipun bagi saya ini foto dia paling tampan. Kalau mau melihat foto lainnya dapat dilihat disini


No. 6 : SS-Hauptsturmführer Rudolf von Ribbentrop. Dilahirkan tanggal 11 Mei 1921, merupakan anak dari Menteri Luar Negeri Nazi Jerman, Joachim von Ribbentrop. Mungkin orang lain bakal mengira kalau namanya anak pejabat pasti memilih berkarir yang enak-enak dan jauh dari bahaya (seperti yang terjadi di Indonesia), tapi si ganteng ini lebih memilih untuk menjadi komandan pasukan panzer. BTW, dia masih hidup lho (setidaknya sampai tulisan ini dibuat)!


No. 5 : Hauptmann Hans-Joachim Marseille. Dilahirkan tanggal 13 Desember 1919 dan tewas dalam kecelakaan udara di Afrika Utara tanggal 30 September 1942. Bagi saya pribadi, dialah pilot tempur terbaik di dunia! Dan khusus untuk topik kali ini, jangan lupa ketampanan dan keflamboyanannya yang terkenal, dimana sebab utama dari ditugaskannya Marseille ke Afrika, semata karena dia telah banyak membuat wanita patah hati di Eropa!


No. 4 : Hauptmann Erbo Graf von Kageneck. Dilahirkan tanggal 2 April 1918 dan tewas dalam tugas tanggal 12 Januari 1942, dan merupakan salah satu dari empat anak Generalmajor Karl Graf von Kageneck. Salah satu jago udara Luftwaffe dengan 67 kemenangan, wajahnya (terutama matanya) akan membuat siapapun terpesona!


No. 3 : SS-Obersturmbannführer Max Wünsche. Dilahirkan tanggal 20 April 1915 (sama dengan ultah Hitler) di Kittlitz, dan meninggal beberapa hari sebelum ulang tahunnya tanggal 17 April 1995 di Wuppertal. Selain berulang tahun di tanggal yang sama, Wünsche juga sempat menjadi ajudan dari Hitler, sebelum mengakhiri karir di Divisi Panzer SS ke-12 "Hitlerjugend". Dia juga terkenal sebagai tukang dansa yang hebat!


No. 2 : SS-Oberscharführer Franz Staudegger (1923-1991). Dia masuk buku sejarah sebagai komandan tank Tiger pertama dari Divisi Panzer SS ke-1 "Leibstandarte Adolf Hitler" yang dianugerahi Ritterkreuz. Staudegger mendapat medali bergengsi tersebut ketika dalam Pertempuran Kursk, 22 tank musuh berhasil dihancurkan hanya dalam satu hari! Menurut saya, wajahnya mirip-mirip aktor Hollywood Chris Klein yang main dalam film "American Pie". Nggak percaya, silakan di cek disini!


Dan sebagai juaranya adalah... Eng ing eng : SS-Scharführer Alfred Schneidereit! Kebangetan deh kalau setelah melihat foto ini dan nggak NGELEL (yang orang Sunda pasti tahu!)... BTW, foto ini beredar luas sebagai jagoan panzer Karl Brommann, tapi yang sebenarnya adalah herr Schneidereit. Inilah contoh wajah yang PERFECT! 

--------------------------------------------------------------------------

BONUS!

HEER

Hauptmann Eduard Altacher (24 Januari 1919 - 27 Mei 1945) merupakan orang Austria yang bergabung dengan Wehrmacht sebagai prajurit tanggal 4 Maret 1940 di 5.Kompanie (schweren) / Gebirgsjäger-Ersatz-Regiment 137 yang bermarkas di Salzburg. Melalui karakter kepemimpinannya yang kuat dan keberanian luar biasa dia dengan cepat menapaki karir menjadi perwira. Altacher bertempur mulai dari Yugoslavia, Yunani, Rusia, Norwegia dan Finlandia. Dari sejak tanggal 15 Oktober 1944 unitnya (6. Gebirgs-Division) ditempatkan di Kirkenes, Finlandia, dimana 14th Army Soviet mengarahkan serangannya. Altacher diperintahkan untuk mengamankan jalur mundur pasukan Jerman menuju Narvik (Nowegia) dari pihak musuh yang sangat bernafsu untuk memutus jalur tersebut dan mengepung pasukan Jerman. Disinilah Hauptmann Altacher berkali-kali menunjukkan ketangguhannya dalam menahan setiap serangan Rusia sehingga memampukan unitnya berhasil dengan selamat sampai di Narvik. Atas jasa-jasanya tersebut, dia kemudian dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 18 November 1944 sebagai Führer II.Bataillon / Gebirgsjäger-Regiment 143 / 6.Gebirgs-Division / XIX.Gebirgs-Armeekorps / 20.Gebirgsarmee. Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: Eisernes Kreuz II.Klasse (15 Mei 1941) dan I.Klasse (2 Oktober 1944); Verwundetenabzeichen in Silber; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (Ostmedaille); serta Infanterie-Sturmabzeichen (19 Maret 1943). Posisi terakhirnya adalah sebagai komandan Gebirgsjäger-Schule Mittenwald. Tragisnya, tak lama seusai perang Altacher (saat itu menjadi Kommandeur Kriegsgefangenenlager [kamp tawanan perang] Zell am See) terbunuh oleh pasukan Polandia di Zell am See, Austria, tanggal 27 Mei 1945, saat hendak pulang ke kampung halamannya di Saalfelden-Harham (Salzburg) tak lama setelah dibebaskan! Ternyata ada penduduk sekitar yang menyangkanya sebagai buruan Nazi dan melaporkannya ke pasukan Sekutu sukarelawan asal Polandia yang kemudian menyerangnya dan menggebukinya sampai tewas!


Hauptmann Karl-Heinz Altermann (4 Juni 1922 – 26 November 2013) bergabung dengan Wehrmacht tanggal 25 Oktober 1940 sebagai Schütze di 2.Ersatz-Kompanie / Schützen-Ersatz-Bataillon 12. Tugas pertamanya adalah sebagai anggota pasukan pendudukan di Prancis sebelum kemudian dipindahkan ke Yunani dan Rusia. Dalam pertempuran sore hari di barat Doblen (Latvia) tanggal 20 September 1944, 12. Panzer-Division menyerang posisi pertahanan musuh dan secara umum menemui kegagalan karena kuatnya pertahanan Soviet. Hanya di sektor Rüngas tempat Altermann bertugaslah unitnya mampu menerobos pertahanan musuh dikarenakan keberanian pribadi dalam memimpin anakbuahnya walaupun dia sendiri terluka parah dalam pertempuran tersebut. Atas prestasinya tersebut dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 4 Oktober 1944 sebagai Oberleutnant dan Chef 1.Kompanie / Panzer-Grenadier-Regiment 25 / 12.Panzer-Division / XXXIX.Panzerkorps / 18.Armee / Heeresgruppe Nord. Setelah sembuh dari lukanya, si "Orang Tua" (terjemahan Indonesia dari 'Altermann'!) melanjutkan pengabdiannya di Panzergrenadier-Ersatz-Bataillon 5 di Stettin. Pahlawan berwajah unyu-unyu ini meninggal dunia tanggal 26 November 2013 dalam usia 91 tahun. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1 Juli 1942); Eisernes Kreuz II.Klasse (8 Juli 1942) dan I.Klasse (13 Agustus 1942); Panzerkampfabzeichen in Bronze (24 September 1942); Nahkampfspange in Bronze (24 September 1942); serta Verwundetenabzeichen in Silber (25 September 1942)


Oberleutnant Karlartur (Karl-Arthur) Apitzsch (25 Oktober 1920 - 1 Januari 1943) bertugas sebagai Vorgeschobene Beobachter alias Forward Observer di Artillerie-Regiment 3 (motorisiert) dalam pertempuran di Stalingrad (23 Agustus 1942 – 2 Februari 1943). Pada tanggal 1 Januari 1943 dia dinyatakan hilang dan jejaknya tak pernah terlihat lagi. Meskipun begitu, sebuah sumber baru-baru ini menyebutkan bahwa batang hidungnya pernah terlihat di kamp tawanan perang Soviet di wilayah Stalingrad, tak lama setelah pasukan Jerman menyerah! Atas prestasinya dalam pertempuran habis-habisan tersebut, Oberkommando der Wehrmacht menganugerahi Apitzsch Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes secara "anumerta" tanggal 4 November 1943 sebagai Vorgeschobene Beobachter (VB) 4.Batterie / II.Abteilung / Artillerie-Regiment 3 (motorisiert) / 3.Infanterie-Division / XIV.Armeekorps / 6.Armee / Heeresgruppe Don. Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: Eisernes Kreuz II.Klasse dan I.Klasse; Allgemeines-Sturmabzeichen; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); serta Deutsches Kreuz in Gold (13 September 1942)



Pada bulan Februari 1945, Oberleutnant Heinrich Born (6 November 1918 - 19 Januari 2008) menjabat sebagai komandan sementara dari 4.Kompanie / I.Bataillon / Panzergrenadier-Regiment 104 / 15.Panzergrenadier-Division. Resimennya ditugaskan untuk stand by di sekitar wilayah Heishof, Jerman, dan berjaga-jaga dari kemungkinan serangan tentara Sekutu. Ketika datang informasi bahwa satuan lapis baja Kanada menyerang dalam jumlah besar dan pasukan yang bertahan diperintahkan untuk mundur, Letnan Satu Born dengan tegas menolaknya dan malahan mendirikan barikade penghalang di jalan yang menuju kota dengan dibantu oleh 10 orang sukarelawan yang memutuskan untuk tetap tinggal. Tak lama kemudian, 30-40 tank Kanada dan puluhan tentara infanteri datang. Dalam pertempuran sengit yang kemudian terjadi - dan dengan bermodalkan beberapa senjata anti-tank - Born dan 10 orang anakbuahnya mampu memukul mundur serangan musuh tanpa menderita satu korban pun (bahkan tidak ada yang luka-luka!), sementara belasan tank Kanada dan puluhan prajuritnya bergelimpangan di sekitar kota. Ketika pihak markas divisi diberitahu mengenai apa yang telah dilakukan oleh segelintir sukarelawan ini, hampir tidak ada yang mempercayainya, karena dengan begitu dua divisi Wehrmacht terselamatkan dari kemungkinan terkepung dan menjadi tawanan Sekutu. Atas prestasi luar biasa tersebut, Oberleutnant Heinrich Born dianugerahi medali bergengsi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 14 April 1945, kurang dari satu bulan sebelum Jerman menyerah dalam Perang Dunia II! Keterangan lengkap mengenai pertempuran di sekitar Heishof serta kisah heroik sang perwira tampan bisa dibaca di buku "Rhineland: The Battle to End the War" karya Denis dan Shelagh Whitaker


 Oberstleutnant Georg Briel (21 Agustus 1907 - 16 Mei 1980) adalah mantan perwira Polizei periode 1927-1935 yang kemudian bergabung dengan Wehrmacht dari tahun 1935 s/d 1945. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 23 Juli 1942 sebagai Major serta Kommandeur Heeres-Flak-Bataillon 606 / 90.leichte-Afrika-Division, dan nantinya diserahi tanggungjawab sebagai Kommandeur Panzergrenadier-Regiment 200 sampai akhir keberadaan pasukan Poros di Afrika Utara, bulan Mei 1943. Jabatan terakhirnya adalah sebagai Kommandeur Grenadier-Regiment 57 / 79.Volks-Grenadier-Division. Pada saat perang berakhir di Eropa bulan Mei 1945, Briel sedang menjalani perawatan atas luka-luka yang dideritanya. Dia dibebaskan dari kamp tawanan Neu-Ulm pada tanggal 30 Juni 1945. Medali dan penghargaan lain yang diterima oleh Georg Briel: Dienstauszeichnung IV. Klasse (2 Oktober 1936); Eisernes Kreuz II.Klasse (22 September 1939) und I.Klasse (30 Agustus 1940); Deutsches Schutzwall-Ehrenzeichen (20 Maret 1940); Allgemeines-Sturmabzeichen (15 Januari 1942); Medaglia commemorativa della campagna italo-tedesca in Africa Italia (19 Januari 1942); Verwundetenabzeichen in Schwarz (3 Februari 1942); Medaglia d'Argento al Valore Militare Italia (18 Februari 1942); Deutsches Kreuz in Gold (20 Februari 1942); Ärmelband "Afrika" (12 April 1943); dan Heeres-Flak-Abzeichen (27 April 1943). Rangkaian tiga foto di atas diambil pada bulan Agustus 1942 di sekitar El Alamein dan memperlihatkan ekpsresi santai dari Briel yang sedang mengisap kohkol eh rokok (saat itu dia masih berpangkat Major). Foto ini sendiri berasal dari sebuah dompet yang ditemukan di wilayah Belhammed pada bulan November 1942


Oberleutnant der ReserveWilhelm Bäder (21 Maret 1922 - 22 Maret 1945) bergabung dengan leichte Artillerie-Ersatz-Abteilung (mot.) 77 tanggal 1 Februari 1940. Pada tanggal 25 April 1941 dia dipindahkan ke Artillerie-Regiment 90 yang merupakan bagian dari 10. Panzer-Division, dan ikut serta dalam penyerbuan ke Rusia (Unternehmen Barbarossa). Pada bulan April 1942 unitnya ditarik ke Prancis untuk diupgrade menjadi Panzer-Artillerie-Regiment 90 dan tak lama kemudian dikirimkan untuk bertempur di Tunisia bulan Desember 1942. Bäder adalah salah satu dari sedikit prajurit yang terhindar dari penyerahan ratusan ribu pasukan Jerman disana bulan Mei 1943. Pada tanggal 3 Februari 1944 dia ditempatkan sebagai komandan kompi di Grenadier-Regiment 958 untuk ikut serta dalam pertempuran sengit melawan Sekutu Barat di Normandia dan Arnhem. Pada tanggal 23 Februari 1945 resimennya ditugaskan untuk mempertahankan wilayah Jülich di Ruhr yang mendapat serangan gencar dari Sekutu. terancam akan terputus dari pasukan utama, Bäder memerintahkan agar unit artileri menembaki posisinya walaupun dengan resiko akan mengenai anakbuahnya. Ketika musuh sedikit tercerai berai akibat dentuman yang menghantam mereka, Bäder dan anakbuahnya yang terkepung melancarkan serangan balik tak terduga yang akhirnya berhasil memukul mundur musuhnya. Perbuatan nekad seperti ini tidak hanya dilakukannya sekali tapi sampai dua kali, dan hasilnya dia berhasil merebut kembali peralatan perang serta mortir yang sebelumnya berada di tangan musuh. Atas prestasinya tersebut divisinya merekomendasikan sang perwira tampan untuk mendapatkan Ritterkreuz, tapi sayangnya Bäder keburu gugur dalam pertempuran hanya sehari setelah ulang tahunnya tanggal 22 Maret 1945 sebelum proposalnya diterima oleh OKW (Oberkommando der Wehrmacht) sehingga dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes secara anumerta pada tanggal 14 April 1945 sebagai Oberleutnant der Reserve dan Chef 8.Kompanie / Grenadier-Regiment 958 / 363.Volks-Grenadier-Division / LXXXI.Armeekorps / 15.Armee/ Heeresgruppe B. Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: Eisernes Kreuz II.Klasse (10 September 1944) dan I.Klasse (15 Desember 1944)


 Leutnant Hermann Budenbender adalah Abteilungsadjutant dari II.Abteilung / Kavallerie-Regiment 18 dari sejak pembentukannya bulan Oktober 1936 sampai dengan pembubarannya bulan Agustus 1939. Dalam Perang Dunia II dia dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold pada tanggal 7 Februari 1943 sebagai Rittmeister dan Kommandeur Schnelle Abteilung 178 / 78.Sturm-Division. Foto ini memperlihatkan saat Budenbender masih berpangkat Fähnrich


Hauptmann Ernst Grunau (28 September 1919 - 8 Juli 1989) adalah perwira Wehrmacht yang menapaki karir di bidang transportasi dan suplai, tapi kemudian prestasinya di medan pertempuran membawanya menjadi anggota korps transport Heer yang dianugerahi medali paling tinggi sekaligus paling mentereng di seantero Wehrmacht! Dari sejak pertempuran di Polandia tahun 1939 sampai dengan Rusia tahun 1941-1944, Grunau telah biasa membawa suplai barang, makanan serta amunisi yang sangat dibutuhkan para prajurit di front terdepan. Pekerjaannya bukannya tanpa resiko, karena tidak jarang dia harus menghadapi gangguan cuaca, serangan udara, medan tempuh yang panjang dan rusak, serta serangan gerilyawan. Semuanya berhasil dilaluinya dengan determinasi serta tekad pantang menyerah yang patut diacungi jempol. Tak heran ketika divisinya (14. Panzer-Division) terkepung oleh Tentara Merah di Kurland di akhir musim gugur tahun 1944, Grunau dipercaya untuk menjadi komandan kompi cadangan yang bertanggungjawab untuk mengawal staff divisi dan bertanggungjawab langsung pada komandan. Berkali-kali unitnya, yang dipersenjatai lebih berat dibandingkan dengan kompi biasa, dipanggil untuk menyelesaikan situasi darurat yang dihadapi divisinya, dan berkali--kali pula Grunau menjawab kepercayaan tersebut dengan gemilang. Secara pribadi dia mempunyai keberanian yang mengerikan, dimana sang mantan perwira transport ini tidak segan-segan terjun langsung ke medan laga dan membaur bersama dengan para prajuritnya. Kecemerlangannya tidak dibiarkan terbuang sia-sia, dan Grunau dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 4 Oktober 1944 sebagai Oberleutnant dan Führer Divisions-Begleitkompanie 14 / 14. Panzer-Division / X.Armeekorps / 19.Armee / Heeresgruppe Nord. Selain itu, dia juga mendapatkan dua buah Panzervernichtungsabzeichen in Silber setelah menghancurkan dua tank T-34 Soviet menggunakan Panzerfaust. Tak lama setelah menghancurkan tank kedua dalam pertempuran tanggal 24 januari 1945, Grunau terluka parah dan koma setelah terkena hantaman meriam. Meskipun diragukan bisa hidup kembali setelah melihat luka-lukanya yang mengerikan (kehilangan mata kiri, lengan kanan, dan trauma di kepala), dia ternyata mampu bertahan melewati masa krisis. Tidak hanya itu, dengan disabilitas 100% yang harus dideritanya di sepanjang sisa umurnya, tidak menjadikan Grunau menyerah pada keadaan, karena seusai perang dia kemudian menjadi pebisnis resort, hotel dan spa yang sukses di Jerman! Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (8 Oktober 1941) und I.Klasse (26 Desember 1941); Kriegsverdienstkreuz II.Klasse mit Schwertern; Verwundetenabzeichen in Schwarz (10 Februari 1944); Panzerkampfabzeichen in Bronze (20 April 1944); Nahkampfspange in Bronze (1 Desember 1944, untuk 15 hari pertempuran jarak dekat); Verwundetenabzeichen in Gold (25 Januari 1945); Nahkampfspange in Gold (9 Februari 1945, untuk 40 hari pertempuran jarak dekat); serta Deutsches Kreuz in Gold (24 Maret 1945)


--------------------------------------------------------------------------

LUFTWAFFE 

Oberstleutnant Wilhelm "Willy" Antrup (1 Februari 1910 - 24 November 1984) memasuki Deutschen Verkehrsfliegerschule di Cottbus tahun 1934 setelah lulus sekolah umum. Setelah menjalani pelatihan sebagai pilot dia bergabung dengan Luftwaffe tahun 1935. Antrup ikut ambil bagian dalam Perang Saudara Spanyol (1936-1939) sebagai Leutnant di Kondor Legion, dilanjutkan dengan kampanye di Polandia, Belanda, Belgia, Prancis, Britania, Barbarossa, Kiev, Kaukasus, Stalingrad, Kursk, dan banyak lagi. Dia bertugas di Kampfgeschwader 55 "Greif" dari tahun 1939 dan diangkat secara resmi sebagai Komodornya dari tanggal 8 Agustus 1943 s/d 21 November 1944 menggantikan Oberstleutnant Dr. Ernst Kühl (dan nantinya digantikan oleh Major Richard Brunner) Antrup. dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 13 November 1942 sebagai Hauptmann dan Staffelkapitän 5.Staffel / II.Gruppe / Kampfgeschwader 55 (KG 55) "Greif" / VIII.Fliegerkorps / Luftflotte 4, serta Eichenlaub #655 tanggal 18 November 1944 sebagai Oberstleutnant dan Geschwaderkommodore Kampfgeschwader 55 (KG 55) "Greif" / IX.Fliegerkorps / Luftflotte 10. Di akhir Perang Dunia II dia ditawan oleh pasukan Amerika. Pada tahun 1956 dia bergabung dengan Bundesluftwaffe sebagai Leiter der Technischen Schule der Luftwaffe dan pensiun pada tanggal 31 Maret 1968 dengan pangkat Brigadegeneral. Dalam Perang Dunia II Antrup ikut serta dalam 612 misi operasional. Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: Flugzeugführerabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse (1941) dan I.Klasse (1941); Luftwaffe Ehrenpokale für Besondere Leistungen im Luftkrieg (1941); Deutsches Kreuz in Gold #6/14 (2 Januari 1942); Dienstauszeichnung der Wehrmacht III.Klasse 12 jahre (1943); serta Frontflugspange für Kampfflieger in Gold mit Anhänger. Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht edisi 22 Juni 1944


 Oberleutnant Sophus Baagoe (4 Maret 1915 – 14 Mei 1941) sudah menjadi pilot Luftwaffe saat Perang Dunia II pecah dan ikut berpartisipasi dalam Pertempuran Prancis dimana dia mengklaim empat kemenangan pertamanya (yang pertama diraih atas pesawat pemburu Morane Prancis tanggal 12 Mei 1940). Sebagai anggota Zerstörergeschwader 26 "Horst Wessel", dia secara eksklusif menerbangkan pesawat pemburu berat Messerschmitt Bf 110 bermesin ganda. Baagoe menambah 9 lagi jumlah kemenangannya dalam Pertempuran Britania melawan pesawat-pesawat pemburu RAF yang lebih ringan dan lincah sehingga membuat skornya menjadi 13. Kemenangan terakhir diperolehnya saat invasi Jerman ke Yunani. Dia dan gunner-nya, Oberfeldwebel Becker, kemudian gugur di tengah kecamuk Pertempuran Kreta. Terdapat perbedaan pendapat mengenai bagaimana dia menjemput kematiannya: apakah oleh tembakan anti pesawat udara atau oleh pesawat musuh. Versi paling meyakinkan menyebutkan bahwa dia terbunuh oleh pilot pesawat Gladiator bersayap ganda dari Selandia Baru bernama D.F. Westenra dari No. 112 Squadron RAF. Saat itu Baagoe sedang menembaki sebuah landasan udara di Heraklion ketika pesawat Bf 110 D-3 (W.Nr. 4290) yang dipilotinya ditembak sehingga jatuh di pantai utara Kreta. Jenazahnya dikebumikan di Kriegsgräberstätte Maleme, Blok 1 kuburan 480. Sophus Baagoe kemudian dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes secara anumerta tanggal 14 Juni 1941 sebagai Oberleutnant dan Flugzeugführer di 5.Staffel / II.Gruppe / Zerstörergeschwader 26 (ZG) "Horst Wessel" / VIII.Fliegerkorps / Luftflotte 4. Sepanjang karirnya, dia meraih 14 fliegerabschuß dari 95 feindlug. Hebatnya, 8 kemenangannya diraih atas pesawat Spitfire yang bahkan pesawat sekelas Bf 109 pun selalu kesulitan dalam menghadapinya! Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Flugzeugführerabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse (13 Mei 1940) dan I.Klasse (30 Juni 1940); serta Frontflugspange für Zerstörer in Silber


Sumber :

14 comments:

Unknown said...

luftwaffe... peperangan udara memadukan gerakan seni manuver yang indah...

salam:
gruppenkomandeur_99


Mayor Shiva

Hellmacabre said...

@Nyoman Andi: Luftwaffe... Gulung tikar di hajar RAF. Nangis darah di-gas USAF.

Obet said...

@HELLMACABRE : tpi pelopor seni tempur udara modern gak ada yg berasal dri RAF ATAU pilot2 AS..pilot2 RAF dan dari AS (USAF dibentuk tahun 1947)braninya main kroyokan ...!!!GAK ADA PILOT RAF ATAU AMERIKA yang jadi ACE di udara..!!!!

Mastris said...

Apa yang bisa dibanggakan dari RAF, apalagi USAF? Bagiku "sky warrior" sampai sekarang ya Luftwaffe

Unknown said...

Kok Captain Meyer gak masuk?

Unknown said...

Kok Captain Meyer gak masuk?

Unknown said...

Joachim Marseille dengan prestasi terbaik di udara 158 kemenangan udara....

Unknown said...

Mimin lupa pemimpin kita 😠

Unknown said...

Parah sih nga ada Fritz christen

Unknown said...

Kalaupun ada yg msh hidup kita ga bisa lihat gantengnya lagi wkwk

Anonymous said...

Pliss don't tell me that Karl Arthur became a prisoner of the Soviet Union, I never imagined that a man as handsome as he would have to endure torment at a young age before he died

Hotarubi said...

Tambahin Joachim Peiper dia juga anggota SS temennya Max Wunsche

Unknown said...

i need the more infomation 'bout him in google but i didn't find it.

Unknown said...

Iya weee pasti bapak nya bangga