Wednesday, February 26, 2014

Brückenbaukompanie, Kompi Pembangun Jembatan



Oleh : Steve Edpin

Saya akan share sebuah artikel mengenai Pioniere yang diadaptasi dari koran ‘Das Schwarze Korps’:

SEKILAS TENTANG PIONIERE
Pioniere merupakan para prajurit yang dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan sebutan ‘pasukan zeni’. Pasukan ini merupakan suatu cabang militer yang kompleks* namun memainkan peran yang signifikan dalam Angkatan Bersenjata Jerman. Tugas utama dari Pioniere yaitu membatasi, memperlambat, dan mengehentikan gerakan musuh dengan cara mempersiapkan posisi-posisi pertahanan, membangun halang rintang, menanam berbagai jenis ranjau dan peledak, dan jika dibutuhkan, bekerjasama dengan satuan lain dalam berbagai jenis penyerangan. Tugas lainnya yaitu sebagai pendukung satuan lain yang mencakup penyapuan ranjau, penyingkiran halang rintang, pembangunan jembatan dan sarana-sarana lain yang diperlukan demi kelancaran gerak maju pasukan utama.

Dalam artikel yang dimuat di koran SS ini, kita akan fokus pada satu unit dari Pioniere, yaitu Brückenbaukompanie, yang secara harafiah diterjemahkan sebagai Kompi Pembangunan Jembatan.

Di bawah ini adalah terjemahan artikel ke bahasa Indonesia.

Judul: PEMBANGUNAN JEMBATAN DALAM HITUNGAN WAKTU

Untuk menghancurkan bunker-bunker musuh dengan bantuan senjata lain, untuk menyapu ladang-ladang ranjau, untuk mendirikan ataupun menyingkirkan penghalang-penghalang jalan – dibantu dengan kapal secepat kilat atau perahu-perahu karet melintasi sungai dan arus – terutama untuk membangun dengan cepat jembatan yang telah diledakkan sehingga pasukan berikutnya dapat tetap mengejar musuh tanpa terhenti, di sinilah elemen Pioniere diperlukan. Dilengkapi dengan peralatan-peralatan dan senjata-senjata masa kini, mereka mampu meraih prestasi yang mustahil. Dalam hal pembangunan jembatan, merekalah jagonya. Tidak ada yang bisa membawa kenyamanan dengan handal dan akurat. Tak perduli apakah mereka menggunakan perlengkapan-perlengkapan dan peralatan-peralatan yang sudah siap, ataupun berimprovisasi untuk mengatasi segala keperluan. Gambar kami menunjukkan sebagian dari sebuah pelatihan Kompi Pembangunan Jembatan dari Waffen-SS.

Hasil: Dalam hitungan 25 menit, jembatan di atas sungai dengan arus rata-rata telah terbentang, siap untuk menyeberangkan pasukan berikutnya dengan senjata berat dan yang terberat sekalipun.

KETERANGAN ILUSTRASI
- Atas Kiri: pengangkut berat dengan peralatan-peralatan yang tepat sedang berada di tepi sungai.
- Atas Kanan: tentunya, tangan-tangan yang membantu, dapat dalam sekejap mendirikan jembatan.
- Tengah: sungguh mengejutkan, dalam hitungan waktu yang singkat tampak sebuah jembatan.
- Bawah Kiri: setelah 25 menit berlalu, mobil pertama telah berhasil melintas.
- Bawah Kanan: pengusung pertama melintasi tepi sungai diikuti para prajurit yang berlari dari satu tepi sungai ke tepi sungai yang lain, dan membentuk kubu pertahanan jembatan di sana.

SUMBER FOTO
- koleksi pribadi, ‘Das Schwarze Korps’, ep. 7, hal. 6, terbitan 13 Februari 1941.

CATATAN KAKI
*Pioniere merupakan cabang militer Jerman yang rumit, yang di dalamnya terbagi lagi menjadi banyak macam cabang khusus. Anggota-anggotanya seringkali diambil dari RAD (Dinas Ketenagakerjaan Reich) dan OT (organisasi teknik sipil dan militer Jerman). Berikut adalah beberapa cabang khusus dari Pioniere:
- zeni umum (zeni lapis baja, zeni gunung, zeni tempur, zeni yang khusus ditugaskan di tanah air, zeni perbatasan)
- zeni pembangunan (staf zeni pembangunan pertahanan, zeni pembangunan jembatan, zeni pembangunan jalan, zeni pembangunan ringan)
- zeni pendaratan (zeni pendaratan dengan kapal serbu ringan dan berat, zeni pendaratan di medan berbatu)
- zeni benteng (staf khusus zeni benteng, zeni pembangunan dan pembongkaran benteng, zeni halang rintang, zeni peralatan dan permesinan)
- zeni kereta api (zeni pembangunan jalur kereta api, yang di dalamnya termasuk satuan kereta lapis baja)
- zeni darat (komando pengawas jembatan, zeni reparasi yang khusus ditugaskan di garis belakang dan tanah air)
- zeni pembersih salju
- zeni teknik (sebagai pemandu teknis jika dibutuhkan)
- zeni pengajaran dan pelatihan (sebagai pendidikan para anggota zeni, lengkap dengan sekolah-sekolahnya)
- zeni cadangan dan zeni pengganti


Sumber :

Tuesday, February 25, 2014

Sniper Jerman Dalam Perang Dunia Pertama


Oleh : Hostuf Rizal

Ketika pada bulan Agustus 1914 pecah PD I, pasukan Jerman dan Inggris yang bertempur di daratan Eropa, khususnya di Belgia dan Perancis, terlibat dalam pertempuran parit yang sengit dan melelahkan. Kedua pasukan yang sibuk bertempur mengerahkan semua taktik yang dimiliki. Namun pasukan Jerman yang lebih unggul dalam strategi tempur, terutama dengan personel snipernya, menjadi pencabut nyawa yang menakutkan bagi pasukan Inggris. Setiap pasukan Inggris yang berusaha memunculkan wajahnya dari parit perlindungan segera terjengkang tewas akibat ditembus peluru sniper Jerman yang tepat menghantam mulut atau kepala dan kemudian menembus bagian belakang kepala. Tembakan sniper ke arah mulut lalu menjebol tengkorak kepala merupakan cara yang paling disukai oleh para sniper Jerman semasa PD I, alhasil, pasukan di pihak Inggris pun banyak yang berjatuhan akibat peran sniper Jerman.

Setiap harinya, satu batalion pasukan Inggris kehilangan 12-18 personel akibat tembakan sniper jarak jauh Jerman. Keunggulan sniper Jerman itu tak hanya membuat pasukan reguler Inggris ketakutan, dan melemahkan moral setiap prajurit, para sniper Inggris yang ditugaskan untuk melumpuhkan sniper Jerman pun dibuat kebingungan. Untuk melindungi diri dari bidikan sniper Jerman, sniper Inggris yang bersembunyi di sebuah pos dan dilindungi dua pelat baja pada lubang pengintip, ternyata masih dibuat tak berdaya. Lubang kecil pengintip yang dimanfaatkan sniper Inggris itu masih dapat dibidik sniper Jerman, dengan memanfaatkan lubang untuk lewatnya peluru mengenai sasaran. Akibat tembakan akurat tersebut, personel yang sedang melakukan observasi pun tewas terjangkang akibat peluru yang seketika menghantam kepala para prajurit.

Kehebatan sniper Jerman yang semasa PD I mampu menumbangkan banyak prajurit Inggris bukan hanya berkat latihan keras tapi juga didukung kultur masyarakat Jerman yang sejak kecil memang gemar berburu. Secara kebetulan hutan yang membentang di sepanjang wilayah jerman dan Austria bukan hutan lebat sehingga memudahkan warga Jerman untuk pergi berburu.

Sejak kecil anak laki-laki Jerman sudah terbiasa menggunakan senapan dan memiliki kemampuan menembak tepat sasaran yang sebelumnya diasah melalui klub-klub menembak. Sementara itu untuk membuktikan kemahirannya, kelompok penembak yang terdiri dari sejumlah remaja pergi berburu dan saling berlomba untuk menjadi penembak tepat sasaran terbaik. Selain mengincar target buruan, para pemburu Jerman juga belajar mengobservasi medan, mengendap-endap, dan melakukan tembakan tepat sasaran.

Kegiatan berburu merupakan kegiatan yang sangat digemari remaja Jerman pada tahun 1914, dan ketika mereka bergabung dengan militer, hampir semua prajurit Jerman memiliki kemampuan menembak jarak jauh. Kemampuan menembak tersebut berawal dari kegiatan berburu dan secara intensif kemampuan tersebut diasah kembali saat mereka bergabung dengan militer. Menjadikan mereka menjadi prajurit handal yang berkualifikasi “Sniper”.

Kebiasaan pemuda Jerman berburu di hutan sehingga secara alami mampu mengembleng mereka menjadi penembak jitu handal tentunya jauh beda dibandingkan dengan kebiasaan di Inggris yang lebih manja. Secara geografis Inggris memiliki hutan-hutan yang lebat dan orang-orang yang pergi berburu hanyalah dari kalangan bangsawan, bukan masyarakat biasa. Kalangan bangsawan yang pergi berburu biasanya untuk menembak kelinci atau rusa, dan tujuannya bukan untuk mengasah kemampuan menembak, melainkan sekedar memenuhi hasrat dan gengsi mereka sebagai seorang bangsawan yang terhormat. Ketika berburu, senapan mereka ada yang membawakan dan binatang yang tertembak pun diambil dan diangkut oleh caddy yang selalu setia menemani. Akibat kegiatan berburu yang hanya dilakukan oleh para bangsawan itu, maka bisa dimaklumi jika para pemuda Inggris yang kemudian masuk militer kurang pengalaman dalam menggunakan senjata api dan kurang bisa diandalkan dalam menembak jarak jauh. Dalam hal ini Inggris harus belajar banyak dari Jerman yang mengajarkan pemuda-pemudanya menjadi para penembak jitu yang terlatih secara alamiah, yakni kemampuan menembak yang terlahir dari kebiasaan berburu mereka.

Sumber : 
Majalah Angkasa Edisi Koleksi- The Great Stories of Sniper. Edisi koleksi No. 78 Tahun 2012 (Februari 2012).

Monday, February 24, 2014

Foto Pernikahan Tokoh Third Reich

HEER


Major der Reserve Friedrich "Fritz" Allmacher (3 Desember 1914 - 26 Desember 1944) masuk dinas ketentaraan tanggal 26 Oktober 1935 dan tanggal 29 Agustus 1939 dia tercatat sebagai prajurit di 13.Kompanie / Infanterie-Regiment 366. Pada tanggal 1 Agustus 1943 dia dipindahkan ke posisi staff resimennya dan menjadi ajudan tanggal 23 November 1943. Allmacher balik ke posisi perwira lapangan dengan menjadi komandan batalyon dan memimpin unitnya dalam gerakan mundur yang terkoordinasi di Lugastellung. Disini Allmacher memperlihatkan keberanian secara pribadi dan kepemimpinan yang jempolan saat divisinya mundur melintasi Wolossowo di Jamburg sampai ke Narva di tengah-tengah tekanan konstan dari pihak Rusia sehingga mendapat pujian dalam Wehrmachtsbericht edisi 12 Februari 1944. Allmacher sendiri kemudian dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 7 Maret 1944 sebagai Hauptmann der Reserve dan Kommandeur III.Bataillon / Grenadier-Regiment 366 / 227.Infanterie-Division / Armee-Abteilung Narwa / Heeresgruppe Nord. Beberapa lama kemudian dia ditunjuk sebagai Komandan Füsilier-Bataillon (AA) 227 dan dipromosikan menjadi Major der Reserve tanggal 1 September 1944. Allmacher gugur di dekat Berzi, Latvia, di Kantong Kurland tanggal 26 Desember 1944. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (17 Mei 1940) dan I.Klasse (2 Desember 1941); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber; Verwundetenabzeichen in Silber; Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Deutsches Kreuz in Gold (26 November 1943); serta Nahkampfspange in Silber (1944)


Foto pernikahan dari Leutnant der Reserve Friedrich Blochle bersama mempelainya, Carla. Friedrich sendiri meninggal di tahun 1938, sebelum pecahnya Perang Dunia II, akibat dari sakit yang tidak disebutkan, dan unit terakhir tempat dia bertugas adalah Panzer Regiment 4


Pernikahan Gefreiter Heinz Gärtner (pangkat terakhir Feldwebel), seorang jagoan tank Jerman dengan 103 kemenangan



Major Hans Guhr (24 Oktober 1916 - 10 Februari 1969) dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 10 September 1942 sebagai Oberleutnant dan Regimentsadjutant Infanterie-Regiment 513 / 294.Infanterie-Division. Ini sebagai penghargaan setelah dia, dengan hanya sedikit prajurit dan tanpa mendapat dukungan artileri, menyerang dataran tinggi yang strategis di pinggir sungai Don setelah menyadari peran pentingnya dalam menghindarkan tertumpahnya darah pihak Wehrmacht apabila menyerang secara frontal posisi pertahanan musuh. Serangannya berhasil dan sekitar 200 orang prajurit Rusia tertawan. Selama empat hari berikutnya Tentara Merah berusaha menguasai kembali posisi mereka yang hilang, tapi selalu berhasil dipukul mundur dan malah mendatangkan lebih banyak tawanan dan rampasan perang!Medali-medali lain yang diraihnya: Medaille zur Erinnerung an den 13. März 1938; Eisernes Kreuz II.Klasse (24 Oktober 1939, bertepatan dengan ultahnya yang ke-23!) dan I.Klasse (26 September 1941); Verwundetenabzeichen in Schwarz (23 Mei 1942); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (13 Juni 1942); Royal Bulgarian Order of Bravery IV Class, 2nd Class (30 Juni 1942); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1 Agustus 1942); serta Nahkampfspange in Bronze. Seusai perang dia bergabung dengan Bundeswehr (5 April 1954 - 1966) dan pensiun dengan pangkat Oberst im Generalstab. Dari istrinya, Ilse Lemmerzahl, Guhr dikaruniai tiga orang anak: Brigitte, Michael, dan Claudia


Hauptmann Horst Heinrich. Dia menerima Ritterkreuz sebagai Oberleutnant dan Führer 2.Kompanie/Gebirgs-Pionier-Bataillon 83. Seusai Perang Dunia II dia melanjutkan karir militer di Bundeswehr (1 September 1959 s/d 30 September 1975) dan pensiun dengan pangkat Oberstleutnant
 

Pernikahan antara Hauptmann Clemens-Heinrich Graf von Kageneck dengan Karoline Gräfin Henckel von Donnersmarck. Mereka mempunyai satu anak perempuan, Marie-Elisabeth Gräfin von Kageneck, yang lahir tanggal 25 April 1945


Unteroffizier Walter Kuhn di hari pernikahannya. Dia adalah seorang penghancur tank dalam arti yang sebenarnya: 10 tank dihancurkan menggunakan StuG, dan 4 sisanya dihancurkan menggunakan Panzerfaust. Belum lagi tank musuh yang dia rontokkan dengan menggunakan Pak 40!


 Generalleutnant Friedrich-Wilhelm "Vati" Neumann (22 Januari 1889 - 26 Januari 1975) masuk ketentaraan pada tanggal 27 April 1906 sebagai Fahnenjunker (kadet) dengan mendaftar di Angkatan Darat Prusia lokal. Dia ikut bertempur dalam Perang Dunia Pertama, dan mendapatkan Eisernes Kreuz I.Klasse sebagai penghargaan atas keberaniannya di medan tempur. Setelah perang usai pada tahun 1918, Neumann melanjutkan karir militer di Reichswehr. Pada tanggal 9 Juli 1929 dia menikah di Mülheim dengan wanita pujaannya yang bernama Hanna Erdmann. Tanggal 9 September 1930 lahir anak perempuan mereka yang dinamai Ursula. Pada tanggal 15 Oktober 1935, ketika Reichswehr bertransformasi menjadi Wehrmacht, Neumann sudah berpangkat Oberstleutnant. Ketika Jerman menyerbu Polandia pada tanggal 1 September 1939, dia menjadi komandan 17. Infanterie-Regiment. Karir Neumann berlanjut terus sampai dia akhirnya menjadi Generalleutnant pada tanggal 1 Februari 1942. Tanggal 26 September 1944, namanya masuk laporan berkala Wehrmachtsbericht yang berbunyi: "Bei den Abwehrkämpfen in Belgien hat sich die 712. Infanteriedivision unter Führung von Generalleutnant Neumann besonders ausgezeichnet. Die Division vernichtete bzw. erbeutete in der Zeit vom 3. bis zum 10. September 161 "Sherman"-Panzer und Panzerspähwagen, größtenteils durch Panzernahbekämpfungsmittel." (Dalam pertempuran mempertahankan diri di Belgia, 712. Infanterie-Division yang dipimpin oleh Generalleutnant Neumann telah mempertunjukkan perjuangan yang mengagumkan. Dalam periode 3 sampai dengan 10 September, divisi tersebut telah berhasil menghancurkan atau merampas 161 buah tank Sherman dan kendaraan lapis baja, terutama dengan menggunakan Panzernahbekämpfungsmittel). Atas prestasinya tersebut, pada tanggal 16 Oktober 1944 dia dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes. Penempatan terakhir Neumann adalah sebagai pimpinan XXX. Armeekorps pada tanggal 5 April 1945. Dengan menyerah kalahnya Jerman, dia ikut pula ditawan oleh Sekutu pada bulan Mei 1945 dan menghabiskan banyak waktu sebagai tawanan perang di kamp-kamp yang berbeda-beda sampai akhirnya dilepaskan pada bulan Februari 1948. Friedrich-Wilhelm Neumann meninggal dunia pada tanggal 26 Januari 1975 di Bad Wiessee di usianya yang ke-86 tahun. Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI


Pernikahan dari Oberleutnant Matthias Roth, yang nantinya akan mendapat Ritterkreuz sebagai buah dari keberaniannya di medan perang. Dia menikah tanggal 3 Maret 1943... Yup, 3-3-43!


  Oberleutnant der Reserve Julius Strehler mendapat Deutsches Kreuz in Gold tanggal 2 Juli 1944 sebagai ajudan komandan schwere Panzerjäger-Abteilung 519, Major Wolf-Horst Hoppe. Foto di atas memperlihatkan Strehler dalam pesta pernikahannya dimana dia memakai seragam parade Wehrmacht lengkap dengan adjutantschnur (tambang ajudan). Perhatikan bahwa posisi DKiG-nya lebih "merosot" dari biasanya. Ini kemungkinan untuk membuat dia tetap kelihatan tanpa harus tertutup posisi adjutantschnur yang berada di posisi normalnya!



Pernikahan antara Hauptmann Ludwig Streil (Chef 1.Kompanie / 19. (Bayerisches) Infanterie-Regiment) dengan Eileen Theodora Bredt (Née Meyer) yang dilangsungkan di St. Matthäuskirche, Münich, pada tanggal 19 Desember 1929. Streil nantinya terbunuh dalam pertempuran di Prancis pada tanggal 17 Mei 1940, saat dia menjadi Komandan Infanterie-Regiment 61 dengan pangkat Oberstleutnant. Secara anumerta pangkatnya dinaikkan menjadi Oberst sekaligus dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 30 Juni 1941


  Hauptmann Friedrich Konrad Winkler dilahirkan tanggal 22 Agustus 1909 di Worms (salah satu kota tertua Jerman yang berada di pinggir sungai Rhine). Dia adalah seorang prajurit profesional yang telah 12 tahun bertugas di AD Jerman (biasanya diberi julukan sebagai "Zwölfender"). Winkler dipromosikan menjadi Oberleutnant tanggal 1 November 1941, dan disusul dengan Hauptmann tanggal 1 Desember 1942. Pada pertengahan tahun 1942, dia ditransfer ke 305. Infanterie-Division dari unit sebelumnya, Infanterie-Regiment 56. Pada awalnya dia bertugas di Stabskompanie dari Infanterie-Regiment 577 (diganti menjadi Grenadier-Regiment 577 mulai 15 Oktober 1942), tapi kemudian Winkler dikasih tanggungjawab sebagai Chef 6.Kompanie di resimennya dalam pertempuran di pabrik senjata Barrikady yang berada di utara Stalingrad. Grenadier-Regiment 577 hancur lebur di kota tersebut bulan Januari 1943, dan Winkler ditangkap sebulan kemudian. Tak lama setelahnya dia meninggal dalam tahanan Soviet di kamp Beketowka tanggal 8 Februari 1943 di usia 34 tahun. Dari foto ini pula kita bisa melihat medali-medali yang telah diraihnya: Infanterie Sturmabzeichen in Silber, Eisernes Kreuz I klasse, Eisernes Kreuz II klasse (meskipun tidak terlihat dalam foto ini, tapi sudah menjadi kewajiban bagi seorang prajurit Jerman yang dianugerahi EK I klasse untuk mendapatkan II klasse-nya terlebih dahulu), Verwundetenabzeichen in Silber, Ostmedaille, dan Kriegsverdienstkreuz II klasse (dua yang terakhir diwakili oleh baris pita di atas saku). Seperti yang bisa anda lihat, Infanterie Sturmabzeichen-nya patah. Ternyata pula, mematahkan Infanterie Sturmabzeichen biasa dilakukan oleh para veteran Stalingrad sebagai indikasi (sekaligus kebanggaan) bahwa mendapatkan medali tersebut di Stalingrad mempunyai level yang jauh lebih tinggi daripada mendapatkannya di tempat lain!


Foto studio pernikahan dari Feldwebel Ferdinand Wirges. Pangkat terakhirnya adalah Hauptmann dan penghargaan terbesar yang diterimanya adalah Deutsches Kreuz in Gold yang diraihnya tanggal 16 Oktober 1944 sewaktu bertugas sebagai perwira di Pionier Battalion 389



Upacara pernikahan tiga orang Ritterkreuzträger yang sama-sama berpangkat Oberleutnant dan berlangsung tanggal 18 November 1942: Oberleutnant Hans-Gotthard Pestke (Chef 3.Kompanie / Infanterie-Regiment 176), Oberleutnant Ekkehard Kylling-Schmidt (Chef 4.Kompanie / Füsilier-Regiment 26), dan Oberleutnant Hans Guhr (Regimentsadjutant Infanterie-Regiment 513). Pernikahan ini diselenggarakan tak lama setelah kunjungan ±20 orang Ritterkreuzträger ke Reichsjugendführung Dan Reichsminister Joseph Goebbels awal November 1942, sehingga wajar saja bila banyak rekan peraih Ritterkreuz lain yang ikut serta menghadirinya. Di antara yang hadir adalah: Reichsjugendführer Artur Axmann, Hauptmann Erich Löffler (Kommandeur II.Bataillon / Infanterie-Regiment 57), dan Generalleutnant Friedrich Herrlein (General der Infanterie beim Oberkommando des Heeres)

------------------------------------------------------------------------------------------

LUFTWAFFE

Wilhelm Brennecke (9 April 1918 - 4 Maret 1998) adalah pilot pesawat pembom Luftwaffe yang meraih Ritterkreuz tanggal 26 Maret 1944 sebagai Oberfeldwebel (sumber lain menyebutkan Feldwebel) dan Flugzeugführer Stab II.Gruppe/Kampfgeschwader 55. Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: Flugzeugführerabzeichen, Frontflugspange, Ehrenpokal der Luftwaffe (31 Agustus 1942), Eisernes Kreuzes II. dan I. Klasse, serta Deutsches Kreuz in Gold (14 November 1942). Seusai perang dia berkarir sebagai agen asuransi


 Hari pernikahan jagoan terbesar Luftwaffe Erich Hartmann dengan wanita idamannya, Ursula Paetsch. Hartmann menikahi Ursula tanggal 9 September 1944 di aula kota Bad Wiesse di Tegernsee (Bavaria) dengan diiringi oleh penjaga kehormatan dari Jagdfliegerheim (Rumah Pilot Pemburu), dimana mereka melangsungkan bulan madu selama dua minggu. Dalam acara ini, Major Gerhard Barkhorn (Gruppenkommandeur II.Gruppe / Jagdgeschwader 52) dan Hauptmann Wilhelm Batz (Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 52) mendapat kehormatan sebagai pendamping pengantin pria (Best man). Foto ini memperlihatkan Batz yang duduk di sebelah kanan Hartmann


Erich Hartmann menikah dengan wanita pujaannya, Ursula Paetsch, tanggal 9 September 1944 di aula kota Bad Wiesse di Tegernsee (Bavaria) dengan diiringi oleh penjaga kehormatan dari Jagdfliegerheim (Rumah Pilot Pemburu), dimana mereka melangsungkan bulan madu selama dua minggu. Sebagai best man (pengiring pengantin pria) dalam acara ini adalah rekan sekaligus atasan Hartmann di JG 52, Major Gerhard Barkhorn dan Wilhelm Batz (Walter Krupinski juga ikut hadir). Hartmann dan Barkhorn sama-sama mencatat 300 kemenangan lebih (Barkhorn 301, Hartmann 352) dan tak ada manusia lain yang menyamainya!


 Hari pernikahan jagoan terbesar Luftwaffe Erich Hartmann dengan wanita idamannya, Ursula Paetsch. Hartmann menikahi Ursula pada tanggal 9 September 1944 di aula kota Bad Wiesse di Tegernsee (Bavaria) dengan diiringi oleh penjaga kehormatan dari Jagdfliegerheim (Rumah Pilot Pemburu), dimana mereka kemudian melangsungkan bulan madu selama dua minggu. Dari kiri ke kanan: Major Gerhard Barkhorn (Gruppenkommandeur II.Gruppe / Jagdgeschwader 52), Ursula Paetsch, Hauptmann Erich Hartmann (Staffelkapitän 9.Staffel / III.Gruppe / Jagdgeschwader 52), dan Hauptmann Wilhelm Batz (Gruppenkommandeur III.Gruppe / Jagdgeschwader 52). Barkhorn dan Batz bertindak sebagai pengiring pengantin pria (Hartmann). Sebenarnya ada satu lagi rekan Hartmann yang ikut hadir dalam acara pernikahan ini tapi tidak nongtot di foto: Hauptmann Walter Krupinski (Gruppenkommandeur II.Gruppe / Jagdgeschwader 11) yang saat itu sedang cuti karena menjalani perawatan atas luka-lukanya


Generaloberstabsarzt Prof.Dr.med. Erich Hippke (7 Maret 1888 - 10 Juni 1969)


Oberfeldwebel Anton Hörwick, penerbang malam Luftwaffe


Hauptmann Kurt Lau (Staffelkapitän 1.Staffel / I.Gruppe / Sturzkampfgeschwader 2 "Immelmann") di hari pernikahannya. Dia mengenakan medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes di lehernya, yang dia dapatkan pada tanggal 6 April 1944 setelah menyelesaikan 725 misi serang-darat. Kurt Lau (12 April 1916 - 30 April 1993) meneruskan karir militernya di Bundeswehr Jerman Barat setelah Perang Dunia II usai, dan mulai bertugas dari tahun 1956 s/d 30 September 1972 dengan pangkat terakhir sebagai Oberstleutnant. Dia menyelesaikan 897 misi serang-darat sebagai seorang pilot Stuka, dan tercatat berhasil menghancurkan 70-80 tank musuh dan juga meraih dua kemenangan udara


 Momen pernikahan jagoan udara Luftwaffe Oberst Werner Mölders (General der Jagdflieger) dengan pasangannya yang cantik jelita, Luise Baldauf-Thurner, yang diselenggarakan di Königstein (Sachsen/Jerman) pada tanggal 13 September 1941. Nyelip di tengah-tengah pasangan pengantin yang berbahagia kemungkinan adalah Oberst Max Ibel (Jagdfliegerführer 3), sementara perwira Heer yang berada di belakang Luise adalah Fritz von Forell, teman dekat Mölders yang pada tahun 1941 menulis buku tentang sang jagoan Luftwaffe berjudul "Mölders und seine Männer" (Mölders dan anakbuahnya). Di sebelah kanan Mölders adalah ibu tercintanya, Annemarie, sementara di sebelah kiri Luise adalah orangtuanya (ayahnya adalah seorang perwira RAD). Ayah Mölders sendiri, Victor, adalah seorang guru sekolah biasa yang gugur sebagai pahlawan Jerman dalam pertempuran di Hutan Argonne (Prancis) dalam kancah Perang Dunia Pertama di tahun 1915. Tragisnya, hanya berselang dua bulan setelah foto ini diambil - tepatnya pada tanggal 22 November 1941 - Werner Mölders, sang jagoan udara terbaik Jerman sampai saat itu, tewas dalam kecelakaan udara, bukan sebagai pilot tempur melainkan saat sedang menjadi penumpang dalam pesawat Heinkel He 111 di dalam perjalanan menuju Berlin untuk menghadiri upacara pemakaman Generaloberst Ernst Udet yang mati bunuh diri!
 
Theodor 'Theo' Osterkamp, satu-satunya jago (ace) udara Jerman dalam dua Perang Dunia, dalam hari yang berbahagia bersama pasangannya, Gudrun Pagge (yang sama-sama penerbang!) di Hamburg-Eppendorf, 1933. Turut hadir 'mantan' Putra Mahkota Jerman Wilhelm, Ministerialrat Christiansen dan Hauptmann Loenzen


Foto pernikahan Oberfeldwebel Ferdinand Wagner. Dia adalah mantan prajurit Bundesheer Austria yang kemudian bergabung dengan Infanterie-Regiment 133 / 45.Infanterie-Division tahun 1938 dan nantinya dengan Flieger-Ausbildungs-Regiment 72 dan Ergänzungsgruppe für Fallschirmkampfbeobachter. Medali-medali yang diterimanya: Dienstauszeichnung IV.Klasse 4 jährige (1 Juli 1939); Medaille zur Erinnerung an den 13.März 1938 (25 Agustus 1939); Medaille zur Erinnerung an den 1.Oktober 1938 (10 November 1939); Schiessauszeichnung 5.Stufe (1939), Eisernes Kreuzes II.Klasse (13 Juni 1941) dan I.Klasse (17 Mei 1943); Flugzeugführer- und Beobachterabzeichen (18 September 1942), Fallschirmschützen-Abzeichen (5 Februari 1943); Ärmelband "Kreta" (23 Desember 1942); Frontflugspange für Kampfflieger in Silber (24 April 1943)

------------------------------------------------------------------------------------------

KRIEGSMARINE

Jagoan U-boat Korvettenkapitän Asmus Nicolai "Niko" Clausen di hari pernikahannya. Prestasinya adalah 24 kapal ditenggelamkan dengan total tonase 74.807 GRT, yang dibukukan dalam 8 patroli (424 hari di lautan). Pada tanggal 16 Mei 1943 dia dan seluruh awak U-182 tenggelam di samudera Indonesia setelah ditenggelamkan oleh kapal perusak Amerika "USS Mackenzie" dan "Lamb"


Kurt dan Anni Meyer di hari pernikahan mereka tanggal 27 Juli 1938. Berdasarkan keterangan di belakang foto, disebutkan bahwa Kurt adalah seorang komandan U-boat yang nantinya terbunuh dalam tugas. Tapi ternyata tidak ada nama kapten kapal selam Jerman yang mempunyai nama Kurt Meyer! Ada empat orang anggota U-bootwaffe Kriegsmarine yang bernama Kurt Meyer dan semuanya KIA. Menurut pendapat saya pribadi, satu-satunya nama yang cocok adalah Oberleutnant (Ing.) Kurt Meyer (18 Juli 1911-4 Februari 1943) yang berasal dari U-187

------------------------------------------------------------------------------------------

SS (SCHUTZSAFFEL)

 SS-Oberscharführer Ernst Barkmann dari 4.Kompanie / I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 2 / 2.SS-Panzer-Division "Das Reich" di hari pernikahan dengan wanita pujaannya, Charlotte Kock. Disini dia mengenakan Panzerfeldmütze M43 serta seragam hitam Panzertruppen dengan ärmelband (pita lengan) "Das Reich". Yang unik adalah bentuk Rangstern (pips/biji) di Kragenspiegel (insignia kerah) yang tampak lebih besar dari biasanya... atau Kragenspiegel-nya sendiri yang mempunyai bentuk lebih kecil? Barkmann (25 Agustus 1919 - 27 Juni 2009) adalah jagoan panzer dari Divisi SS "Das Reich" yang tercatat menghancurkan 82 tank musuh (kebanyakan adalah tank Sherman dari Amerika), 136 kendaraan lainnya serta 43 senjata anti-tank. Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 27 Agustus 1944 sebagai SS-Unterscharführer dan Panzerkommandant di 4.Kompanie / I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 2 / 2.SS-Panzer-Division "Das Reich" / LXXXIV.Armeekorps / 7.Armee / Heeresgruppe B setelah berhasil menghancurkan sembilan tank Sherman dalam pertempuran di desa Lerey, Prancis, tanggal 27 Juli 1944 dalam apa yang terkenal sebagai "Barkmann's Corner". Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (14 Juli 1941); Verwundetenabzeichen in Schwarz (1939); Infanterie-Sturmabzeichen in Silber (1939); Verwundetenabzeichen in Silber (19 Juli 1941); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Verwundetenabzeichen in Gold; Eisernes Kreuz I.Klasse (1 Agustus 1944); serta Panzerkampfabzeichen III.Stufe "50" (1945). Biografi singkatnya bisa dilihat DISINI


 Hari pernikahan antara SS-Sturmbannführer Gerhard "Gerd" Bremer (Kommandeur III.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 26 / 12.SS-Panzer-Division "Hitlerjugend") dengan pasangannya, Almut, awal tahun 1944. Saat itu Bremer telah berusia 27 tahun (dia lahir pada tanggal 25 Juli 1917). Tanggal pernikahannya sendiri tidak diketahui dengan pasti, tapi yang jelas setelah tanggal 1 Februari 1944 (tanggal dimana Bremer dipromosikan dari SS-Hauptsturmführer menjadi SS-Sturmbannführer)


  Pasangan suami istri SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Hermann Fegelein (Verbindungsoffizier zwischen dem Reichsführer-SS und dem Führerhauptquartier) dengan Margarete Berta "Gretl" Braun di hari pernikahan mereka, tanggal 3 Juni 1944. Keduanya adalah orang dekat Hitler (Fegelein adalah Perwira Penghubung Himmler di Führerhauptquartier, sementara Gretl adalah kakak dari Eva Braun kekasih Hitler). Pernikahan mereka diselenggarakan di Salzburg (Austria), sementara resepsinya di Obersalzberg (Jerman). Bisa dibilang bahwa ini adalah sebuah pernikahan politis yang dirancang oleh Fegelein untuk tambah meningkatkan karir militernya (seperti yang disebutkan dalam buku karangan Ian Kershaw dan William L. Shirer). Sang oportunis SS dikenal sebagai seorang playboy dan banyak mempunyai affair dengan wanita lain. Sekretaris Hitler, Christa Schroeder dan Traudl Junge, mengenang bahwa Fegelein adalah seorang pria yang cukup populer secara sosial, terutama di kalangan para wanita. Dia tampan, terpandang, dan merupakan seorang pahlawan perang. Dalam hal kepribadiannya, Fegelein juga dikenal sebagai seorang yang humoris, enak diajak berbicara, serta pandai memikat lawan jenis. Eva Braun, kakak iparnya, bisa dibilang senang sekali mempunyai seorang teman baru yang bisa diajak dansa-dansi serta bersenang-senang, karena Hitler tidak terlalu suka bersosialisasi dalam pesta dan tidak pernah terbuka dalam hal perasaan pribadi. Hermann Fegelein berusaha keras untuk menjalin persahabatan dengan sekretaris Hitler yang berkuasa, Martin Bormann. Dia secara rutin menghadiri acara minum-minum di kediaman Bormann, dan sekali pernah mengatakan kepada Junge bahwa yang paling penting dalam hidupnya hanyalah "karir dan bersenang-senang"! Persahabatan antara Fegelein dan Bormann sirna di hari-hari terakhir bulan April 1945 saat suami Gretl tersebut ketahuan desersi dari Führerbunker, dan ditemukan dalam pelukan wanita lain yang bukan istrinya. Martin Bormann lah yang kemudian memerintahkan agar Fegelein dihukum mati oleh pasukan penjaga SS yang menangkapnya! Pasangan Fegelein-Gretl dikaruniai seorang putri, Eva Fegelein, yang lahir pada tanggal 5 Mei 1945, berselang hanya satu minggu setelah ayahnya dieksekusi. Sang anak nantinya meninggal karena bunuh diri pada tahun 1971 akibat dilanda kesedihan yang mendalam setelah kekasihnya meninggal dalam kecelakaan lalulintas. Gretl Braun sendiri kemudian menikah untuk kedua kalinya pada tahun 1954, dan meninggal dunia dengan tenang pada tahun 1987 di usia 72 tahun. Lebih lengkap tentang pernikahan Hermann Fegelein dan Gretl Braun bisa dilihat DISINI


SS-Untersturmführer Fritz Henke dianugerahi Ritterkreuz setelah menghancurkan 21 tank dan 11 anti-tank dalam pertempuran sengit di sekitar Zhitomir (Rusia)!


 Hari pernikahan pasangan SS-Obersturmführer Hans Hermann Junge (Ordonnanz-Offizier des Führers) dengan Gertraud "Traudl" Humps (Privatsekretärin des Führers) di Berlin. Mengiringi mereka di sebelah kiri adalah SS-Obersturmführer Otto Günsche (persönlicher Adjutant Adolf Hitlers) sementara di kanan adalah SS-Sturmbannführer Erich Kempka (Hitlers Fahrer). Atas saran dari Hitler, Junge dan Humps menikah tanggal 19 Juni 1943, dan tanggal 14 Juli 1943 sang suami sudah bergabung dengan Waffen-SS. Tentang kepergian suaminya ke front, istrinya Traudl mengenang: "Dia adalah salah satu dari sedikit orang yang menyadari bahwa lama kelamaan pemikiran Hitler akan begitu berpengaruh pada orang-orang terdekatnya hingga mereka sendiri bahkan tidak tahu apa yang menjadi pemikiran mereka, atau pengaruh lain dari luar. Junge menginginkan naluri obyektifitasnya kembali sehingga berkali-kali dia meminta untuk ditugaskan ke front... yang merupakan satu-satunya cara dia bisa keluar dari pekerjaannya dengan Hitler..." Setahun kemudian Hans Hermann Junge gugur dalam serangan pesawat udara Sekutu di Dreux, Prancis. Hitler begitu menyukai mantan bawahannya ini dan sangat bersedih atas kehilangannya sehingga dia sendiri yang mengabarkan berita tersebut ke Traudl secara pribadi...


 Waffen-Untersturmführer der SS Hando "Tou" Ruus (16 Mei 1917 - 31 Maret 1945) bersama dengan pasangannya Salme Kurg dalam sebuah upacara pernikahan sederhana yang diselenggarakan tanggal 1 April 1944. Dilahirkan dengan nama Harald-Ferdinand Ruhs, dia adalah mantan anggota militer Estonia yang lebih memilih untuk kabur ke hutan daripada menjadi Tentara Merah tak lama setelah negaranya dicaplok oleh Uni Soviet. Invasi Jerman ke negara penjajahnya dijadikan kesempatan buat Ruus untuk bergabung dengan SS-Freiwilligen Panzergrenadier Bataillon Narva. Dia bertempur dalam gagah berani dalam setiap medan laga yang dijalani oleh unitnya, termasuk ketika menjadi komandan Batalyon "Narva" setelah semua perwira di atasnya tewas atau luka-luka! Bulan September 1944 dia tertangkap oleh musuhnya setelah batalyonnya terkepung. Nantinya dia dikirim ke Leningrad dan diberitakan dieksekusi disana pada tanggal 31 Maret 1945. Dengan pangkat terakhir Waffen-Hauptsturmführer der SS (Agustus 1944), Ruus tercatat sebagai satu-satunya sukarelawan Wehrmacht asal Estonia yang dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold (30 Desember 1944)!


 Upacara pernikahan SS-Obersturmführer Herbert Schmeißer (SS-Panzer-Nachrichten-Abteilung 5 / 5.SS-Panzer-Division "Wiking") yang diselenggarakan di Stuttgart bulan September 1943. Disini Herr dan Frau Schmeißer berfoto bersama dengan SS-Standartenführer Ernst Kemper yang merupakan komandan batalyon pertama Schmeißer di Divisi "Wiking". Pertemanan Schmeißer dan Kemper sendiri begitu dekat (terlihat dari Kemper yang menjadi pengiring pengantin pria dalam pernikahan Schmeißer di atas!), dan berlanjut sampai sesudah perang


 Heinrich Springer bersama dengan istrnya Ursula di hari pernikahan mereka. SS-Sturmbannführer Heinrich "Hein" Springer (3 November 1914 - 27 Oktober 2007) adalah mantan perwira dari Divisi Leibstandarte yang kemudian dipindahkan ke Divisi Hitlerjugend (seperti sebagian besar perwira divisi tersebut lainnya). Setelah memperoleh Ritterkreuz tanggal 12 Januari 1942 sebagai Führer 3.Kompanie/SS-Infanterie-Regiment (mot.) "LSSAH", Springer menghabiskan sebagian besar sisa karir militernya sebagai perwira staff 


 SS-Obersturmführer dan Eichenlaubträger Michael Wittmann (Chef 2.Kompanie / schwere SS-Panzer-Abteilung 101 yang juga merupakan jagoan panzer terkemuka) di hari pernikahannya dengan Hildegard Burmester tanggal 1 Maret 1944. Mereka bertemu dua tahun sebelumnya saat Wittmann masih mengikuti pelatihan perwira di SS-Junkerschule Bad Tölz (Juni 1942 - 5 September 1942). Pernikahan mereka dilangsungkan di kota Lüneburg yang letaknya berdekatan dengan kampung halaman Hilde di Erbstdorf, sebuah pernikahan sederhana yang hanya dihadiri oleh kerabat kedua belah pihak serta beberapa rekan dekat Wittmann dari Leibstandarte. Pengiring pengantin pria tidak lain tidak bukan adalah Balthasar "Boby" Woll", gunner terpercaya Wittmann yang juga adalah seorang Ritterkreuzträger. Burgher (Walikota) Lüneburg ikut hadir dan setelah pernikahan meminta sang legenda hidup untuk membubuhkan tandatangannya di "Buku Emas" kota!

Sumber :
Foto koleksi pribadi Akira Takiguchi
Foto koleksi pribadi Andrew Harris
Foto koleksi pribadi Gordon Williamson
Foto koleksi pribadi John P. Moore
Foto koleksi pribadi Martin W.
 
Foto koleksi pribadi Michael Guhr 
www.aforjar.wordpress.com

Peraih Penghargaan dari 15. Panzer-Division

PERAIH EICHENLAUB

Oberst Johannes Kümmel (21 Juli 1909 – 26 Februari 1944) pertama kali bergabung dengan Reichswehr tahun 1928 dan 10 tahun kemudian ditransfer ke Panzer-regiment 8 / 10.Panzer-Division yang baru dibentuk. Dalam penyerbuan ke Polandia tahun 1939 Kümmel telah menunjukkan prestasi yang signifikan dengan menghancurkan 10 tankette (tank kecil) lawan sehingga dianugerahi dengan Eisernes Kreuz II.Klasse (27 September 1939) dan I.Klasse (20 Oktober 1939). Di medan perang Afrika Panzer-regiment 8 dimasukkan menjadi bagian dari 15. Panzer-Division dan Hauptmann Kümmel ikut serta di dalamnya. Disinilah dia meraih nama harum sebagai komandan panzer jempolan sehingga dijuluki sebagai "Der Löwe von Capuzzo" (Singa dari Capuzzo) dan mendapatkan dua medali prestisius: Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #342 (9 Juli 1941) mit Eichenlaub #133 (11 Oktober 1942). Pada bulan Desember 1943 dia dipindahkan ke Italia dan menjadi Staff markas XIV. Panzerkorps (General der Panzertruppe Hans-Valentin Hube). Penempatan terakhirnya adalah sebagai Kommandeur Panzer-Regiment 26 / 26.Panzer-Division. Pada tanggal 26 Februari 1944 Oberstleutnant Kümmel tewas dalam kecelakaan lalulintas di dekat Cisterna, Italia. Pada tanggal 20 Mei 1944 pangkatnya dinaikkan secara anumerta menjadi Oberst. Di kota kelahirannya, Boblingen, juga dibangun sebuah monumen kecil untuk mengenang kepahlawanannya

-----------------------------------------------------------------------------

PERAIH RITTERKREUZ

General der Panzertruppe Hans Cramer (13 Juli 1896 - 28 Oktober 1968) adalah veteran Perang Dunia Pertama yang kemudian melanjutkan karir militer di Reichswehr dan Wehrmacht. Pada saat Perang Dunia II pecah, dia telah menjadi seorang Oberstleutnant dan komandan batalyon. Pada akhir tahun 1940 Cramer mendapatkan pelatihan tambahan untuk menjadi seorang komandan resimen panzer. Dia kemudian ditempatkan di 15. Panzer-Division dan menjadi Komandan Panzer-Regiment 8. Atas keberhasilannya sebagai Regimentskommandeur dalam tugasnya di Afrika Utara, Cramer dianugerahi medali Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 27 Juni 1941 serta Deutsches Kreuz in Gold pada tanggal 5 Maret 1942. Setelah sempat mencicipi posisi perwira staff di periode 1942-1943, Cramer dipercaya sebagai Komandan Afrikakorps pada bulan Maret 1943. Hanya berselang dua bulan kemudian dia - dan ratusan ribu pasukan Axis lainnya di Afrika Utara - dipaksa untuk menyerahkan diri pada pasukan Sekutu. Cramer sempat ditawan di Inggris, sebelum dikembalikan ke Jerman pada bulan Mei 1944 dalam program pertukaran tawanan yang disponsori oleh Palang Merah Internasional. Meskipun dia masih sempat menjalani tugas aktif di lapangan, peristiwa kudeta gagal tanggal 20 Juli 1944 membuat Cramer dicurigai oleh Gestapo (karena statusnya sebagai mantan tawanan perang). Pada tanggal 26 Juli 1944 dia dipenjarakan, dan pada bulan September 1944 diberhentikan dari Wehrmacht. Cramer sendiri selamat sampai akhir perang, dan baru meninggal pada tahun 1968. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Schaumburg-Lippisches Kreuz für treue Dienste (1914); 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse und I.Klasse; Fürstlich Lippisches Kriegsehrenkreuz für Heldenmütige Tat; Fürstlich Lippisches Kriegsverdienstkreuz; Verwundetenabzeichen 1918 (1 Juni 1919); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914-1918; Wehrmacht-Dienstauszeichnung IV. bis I. Klasse (10 Agustus 1939); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (19 September 1939) und I.Klasse (3 Oktober 1939); Panzerkampfabzeichen in Silber (4 Oktober 1941); Komturkreuz des Kolonialordens Stern von Italien (7 Mei 1942); serta Ärmelband “Afrika”


Generalleutnant Ernst-Günther Baade (20 Agustus 1897 - 8 Mei 1945) adalah jenderal Jerman jago strategi perang tank yang terkenal super berani dalam pertempuran, baik ketika di masa mudanya dalam Perang Dunia I (1914-1918) maupun setelah dia menjadi jenderalnya Hitler dalam Perang Dunia II (1939-1945). Keberaniannya itu pula yang membuat Baade terluka dalam kedua perang tersebut. Keberaniannya itu pula yang membuat Baade dianugerahi penghargaan Ritterkreuz mit Eichenlaub und Schwertern (Swords atau Pedang). Keberaniannya itu pula yang membuat Baade menjadi salah satu dari sangat sedikit jenderal pemegang Panzervernihctungsabzeichen, yang berarti bahwa Baade telah berhasil menghancurkan sebuah tank seorang diri menggunakan senjata genggam-tangan! Dan keberaniannya itu pula yang membuatnya terluka parah, luka yang membawa pada kematiannya persis di hari terakhir Perang Dunia II di Eropa! Dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 27 Juni 1942 sebagai Oberst dan Kommandeur Schützen-Regiment 115 / 15.Panzer-Division / Panzerarmee Afrika / Heeresgruppe Afrika setelah berhasil menghentikan serangan Sekutu yang tidak terduga ke bagian belakang Divisi Panzer ke-15. satu batalion dari resimennya berhasil menginfiltrasi sampai sejauh Bir Hacheim keesokan harinya, sekaligus mengalahkan pasukan Inggris yang menjadi lawan mereka setelah 24 jam bertempur tanpa henti; Baade juga mendapat Eichenlaub #402 tanggal 22 Februari 1944 sebagai Oberst dan Führer 90.Panzergrenadier-Division / XIV.Panzerkorps / 10.Armee / Heeresgruppe C; serta Schwerter #111 tanggal 16 November 1944 sebagai Generalleutnant dan komandan 90. Panzergrenadier-Division / Adiatisches Küstenland / Heeresgruppe C. Dua-duanya dia raih dalam medan pertempuran Italia. Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (25 November 1916) dan I.Klasse (24 Desember 1917); Hamburgisches Hanseatenkreuz (Mei 1918); Verwundetenabzeichen 1918 in Schwarz (1 Juli 1918); Ehrenkreuz für Frontkämpfer 1914/1918 (5 Februari 1935); Dienstauszeichnung der Wehrmacht IV.Klasse bis II.Klasse (2 Oktober 1936); 1939 spange zum 1914 Eisernes Kreuz II.Klasse (18 September 1939) dan I.Klasse (5 Juni 1940); Allgemeines-Sturmabzeichen in Silber (20 Agustus 1940); Verwundetenabzeichen in Silber; Ärmelband “Afrika”; Deutsches Kreuz in Gold (2 November 1941); serta satu buah Panzervernichtungsabzeichen in Silber (8 November 1943). Namanya juga disebutkan dalam Wehrmachtbericht edisi 8 Februari 1944 dan 27 Mei 1944


Sumber :
www.deutsches-afrikakorps.blogspot.com
www.forum.axishistory.com
www.geocities.ws
www.wehrmacht-awards.com
www.ww2awards.com
www.ww2colorfarbe.blogspot.com