Panzerkampfwagen
V Panther "R02" milik SS-Standartenführer Johannes Mühlenkamp
(Kommandeur SS-Panzer-Regiment 5/5. SS-Panzer-Division "Wiking") bersama
dengan para Grenadier dari 131. Infanterie-Division sedang bersiap-siap
untuk bertempur habis-habisan dalam usaha untuk menerobos kepungan
Tentara Merah di sekitar Kovel, Ukraina, 6 April 1944. Bila anda
perhatikan setidaknya salah satu di antara mereka membawa senapan mesin
Sturmgewehr 44 (StG 44). 131.
Infanterie-Division merupakan salah satu unit pertama Wehrmacht yang
mendapat jatah senjata jenis ini. Yang lainnya di antaranya adalah: 5.
Jäger-Division, 1. Skijäger-Brigade, 5. Panzer-Division, 4.
Panzer-Division, dan 253. Infanterie-Division
Anggota
Skijäger-Brigade 1 dengan Winterausrüstung (pakaian musim dingin) dan
Sturmgewehr 44, sedang beristirahat sambil makan, merokok, minum oplosan
dari feldflasche (kantong air lapangan), dan bahkan ada juga yang
ngorok! Mereka adalah salah satu pengguna pertama dari senapan mesin
yang mempunyai nama lain MP44 tersebut, dan karenanya tidak heran jika
terdapat beberapa modifikasi lapangan untuk mempermudah pemakaiannya,
terutama saat sedang berseluncur menggunakan ski. Sebagai contoh adalah
foto pertama yang memperlihatkan sling ganda untuk StG 44, sebuah
peranti sederhana yang baru digunakan oleh militer Inggris awal tahun
1990-an setelah diperkenalkannya SA80! Metode membawa senjata seperti
ini kebanyakan dilakukan bila kemungkinan bertemu musuh besar. Foto ini
dibuat di Rusia tanggal 21 Maret 1944 oleh Kriegsberichter Etzhold dari
PK (Propaganda-Kompanie) 670
Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe B) menyapa prajurit-prajurit Wehrmacht dalam perjalanan inspeksinya menggunakan Horch 901 KfZ 21 Kommandeurscabriolet (WH 1404945) di Normandia, musim panas tahun 1944. Di sebelahnya adalah sang supir yang berasal dari Luftwaffe, Unterfeldwebel Karl Daniel. Disini kita bisa melihat bahwa prajurit yang berdiri paling depan (dekat dengan kamera) membawa serta senapan mesin MP 43 di bahunya. Pada pertengahan tahun 1944 Hitler memmerintahkan penggantian nama MP 43 (Maschinenpistole 43) menjadi StG 44 (Sturmgewehr 44)
Salah satu dari Panzerkampfwagen V Panther milik 5. SS-Panzer-Division "Wiking" yang membawa serta prajurit infanteri diatasnya (kemungkinan dari 5. Jäger-Division) selama berlangsungnya operasi defensif di sekitar Warsawa bulan Agustus 1944. Prajurit di latar depan dipersenjatai dengan senapan serbu Sturmgewehr 44 (StG 44), sementara rekannya di belakang menggunakan senapan berteleskop yang biasa dipakai oleh sniper
Foto ini telah tersebar luas di media internet serta buku yang membahas tentang Pertempuran Stalingrad (23 Agustus 1942 - 2 Februari 1943), dan dikatakan diambil pada tanggal 4 Oktober 1942 saat tentara Jerman berusaha merebut Volgogradski traktorni zavod (pabrik traktor Volgogradski) dari tangan Tentara Merah, yang mempertahankannya sampai titik darah penghabisan. Bagi orang yang mempelajari secara mendalam tentang sejarah Wehrmacht, maka akan didapati beberapa hal janggal - yang membawa pada kesimpulan bahwa foto ini tidaklah dibuat pada tahun 1942 di Stalingrad, melainkan pada periode setelahnya: (1) Prajurit di tengah membawa senjata MP 43 atau StG 44 (bukan prototipe Mkb 42 buatan Haenel/Walther), padahal senjata tersebut baru diproduksi pada tahun 1943; (2) Feldmütze M43 yang dikenakan oleh perwira di kanan yang menggenggam stielhandgranate baru diperkenalkan bulan Juni 1943, sementara foto ini diklaim diambil tujuh bulan sebelumnya; serta (3) Gaiter kaki yang dikenakan oleh perwira yang sama baru secara umum digunakan di akhir-akhir perang. Sebagai tambahan, dalam buku "Winter Storm: The Battle for Stalingrad and the Operation to Rescue 6th Army" karya Hans Wijers (halaman 28), terdapat identifikasi dari ketiga orang prajurit Pionier (Zeni) yang nongtot dalam foto ini, dari kiri ke kanan: Unteroffizier Werner Jattke, Stabsfeldwebel Gawenda, dan Leutnant Alfred Prinz von Habsburg zu Hohenberg. Seusai perang, Von Habsburg (yang merupakan keturunan bangsawan) berimigrasi ke Amerika Serikat dan menetap disana. Dalam wawancara oleh Russ Schalke yang diadakan di acara Weekend of Heroes Gathering pada tahun 2004, Von Habsburg mengakui bahwa itu memang foto dia dan rekan-rekan seperjuangannya, tapi menambahkan bahwa keterangan yang menyatakan bahwa foto tersebut diambil di Stalingrad tidaklah benar (meskipun Von Habsburg sendiri adalah veteran Stalingrad yang tergabung dalam Pionier-Bataillon 389 / 389.Infanterie-Division). Sebagai bukti terakhir bahwa foto ini tidak diambil di Stalingrad pada tahun 1942, cukuplah fakta bahwa dia sebenarnya diambil dari cuplikan "Die Deutsche Wochenschau" - film propaganda Wehrmacht yang dipublikasikan secara berkala - yang memperlihatkan pertempuran di Front Timur di bulan-bulan terakhir Perang Dunia II (Februari-April 1945)
Para tawanan Jerman dikawal oleh prajurit Prancis yang mengenakan seragam Amerika dan bersenjatakan senapan mesin StG-44 hasil rampasan saat keluar dari gedung tempat mereka menyerahkan diri di Colmar, Prancis, tanggal 2 Februari 1945
----------------------------------------------------------------------------
SS-Untersturmführer Léon Gillis (11 Februari 1913 - 24 Maret 1977) dari 28. SS-Freiwilligen-Grenadier-Division "Wallonien" mengawasi wilayah sekitarnya dari keberadaan musuh di Pomerania, musim semi tahun 1945. Dia mempersenjatai diri dengan sebuah senapan serbu StG 44. Gillis merupakan salah satu dari hanya tiga orang sukarelawan asal Wallonie yang dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (dua lainnya adalah León Degrelle dan Jacques Leroy). Gillis meraihnya pada tanggal 30 September 1944 sebagai Zugführer Panzerjäger di 5. SS-Freiwilligen-Sturmbrigade "Wallonien", setelah berhasil menghancurkan antara 14 s/d 19 tank T-34 Rusia dengan senjatanya dalam sebuah pertempuran yang berlangsung di bulan Agustus 1944 di Tartu, timur Estonia. Pada saat itu peletonnya harus menghadapi serangan pasukan tank Soviet berkekuatan besar yang berusaha menghancurkan pasukan Jerman yang masih bercokol di Estonia. Satu-satunya yang menjadi penghalang gerak maju mereka adalah tiga buah senjata anti-tank dari Divisi Wallonien. Gillis memposisikan senjatanya langsung ke arah jalan tempat datangnya musuh dan berhasil memukul mundur serangan demi serangan yang bergantian datang. Dalam pertempuran sengit yang berlangsung sepanjang hari, ketiga senjata anti-tank andalan pihak yang bertahan akhirnya dibungkam musuh dan sebagian besar awaknya terluka. Seantero front kini bergantung pada tindakan Gillis selanjutnya. Dia memilih untuk menyerang. Serangan yang hanya bermodalkan granat tangan tersebut berhasil menghancurkan tiga tank tambahan sehingga membuat sisa pasukan musuh mundur. Sampai dengan berakhirnya pertempuran, pasukan Soviet yang berkekuatan jauh lebih besar tetap tak mampu untuk menghalau sang komandan peleton yang gigih luar biasa tersebut dari posisi pertahanannya!
Generalfeldmarschall Erwin Rommel (Oberbefehlshaber Heeresgruppe B) menyapa prajurit-prajurit Wehrmacht dalam perjalanan inspeksinya menggunakan Horch 901 KfZ 21 Kommandeurscabriolet (WH 1404945) di Normandia, musim panas tahun 1944. Di sebelahnya adalah sang supir yang berasal dari Luftwaffe, Unterfeldwebel Karl Daniel. Disini kita bisa melihat bahwa prajurit yang berdiri paling depan (dekat dengan kamera) membawa serta senapan mesin MP 43 di bahunya. Pada pertengahan tahun 1944 Hitler memmerintahkan penggantian nama MP 43 (Maschinenpistole 43) menjadi StG 44 (Sturmgewehr 44)
Salah satu dari Panzerkampfwagen V Panther milik 5. SS-Panzer-Division "Wiking" yang membawa serta prajurit infanteri diatasnya (kemungkinan dari 5. Jäger-Division) selama berlangsungnya operasi defensif di sekitar Warsawa bulan Agustus 1944. Prajurit di latar depan dipersenjatai dengan senapan serbu Sturmgewehr 44 (StG 44), sementara rekannya di belakang menggunakan senapan berteleskop yang biasa dipakai oleh sniper
Foto ini telah tersebar luas di media internet serta buku yang membahas tentang Pertempuran Stalingrad (23 Agustus 1942 - 2 Februari 1943), dan dikatakan diambil pada tanggal 4 Oktober 1942 saat tentara Jerman berusaha merebut Volgogradski traktorni zavod (pabrik traktor Volgogradski) dari tangan Tentara Merah, yang mempertahankannya sampai titik darah penghabisan. Bagi orang yang mempelajari secara mendalam tentang sejarah Wehrmacht, maka akan didapati beberapa hal janggal - yang membawa pada kesimpulan bahwa foto ini tidaklah dibuat pada tahun 1942 di Stalingrad, melainkan pada periode setelahnya: (1) Prajurit di tengah membawa senjata MP 43 atau StG 44 (bukan prototipe Mkb 42 buatan Haenel/Walther), padahal senjata tersebut baru diproduksi pada tahun 1943; (2) Feldmütze M43 yang dikenakan oleh perwira di kanan yang menggenggam stielhandgranate baru diperkenalkan bulan Juni 1943, sementara foto ini diklaim diambil tujuh bulan sebelumnya; serta (3) Gaiter kaki yang dikenakan oleh perwira yang sama baru secara umum digunakan di akhir-akhir perang. Sebagai tambahan, dalam buku "Winter Storm: The Battle for Stalingrad and the Operation to Rescue 6th Army" karya Hans Wijers (halaman 28), terdapat identifikasi dari ketiga orang prajurit Pionier (Zeni) yang nongtot dalam foto ini, dari kiri ke kanan: Unteroffizier Werner Jattke, Stabsfeldwebel Gawenda, dan Leutnant Alfred Prinz von Habsburg zu Hohenberg. Seusai perang, Von Habsburg (yang merupakan keturunan bangsawan) berimigrasi ke Amerika Serikat dan menetap disana. Dalam wawancara oleh Russ Schalke yang diadakan di acara Weekend of Heroes Gathering pada tahun 2004, Von Habsburg mengakui bahwa itu memang foto dia dan rekan-rekan seperjuangannya, tapi menambahkan bahwa keterangan yang menyatakan bahwa foto tersebut diambil di Stalingrad tidaklah benar (meskipun Von Habsburg sendiri adalah veteran Stalingrad yang tergabung dalam Pionier-Bataillon 389 / 389.Infanterie-Division). Sebagai bukti terakhir bahwa foto ini tidak diambil di Stalingrad pada tahun 1942, cukuplah fakta bahwa dia sebenarnya diambil dari cuplikan "Die Deutsche Wochenschau" - film propaganda Wehrmacht yang dipublikasikan secara berkala - yang memperlihatkan pertempuran di Front Timur di bulan-bulan terakhir Perang Dunia II (Februari-April 1945)
Para tawanan Jerman dikawal oleh prajurit Prancis yang mengenakan seragam Amerika dan bersenjatakan senapan mesin StG-44 hasil rampasan saat keluar dari gedung tempat mereka menyerahkan diri di Colmar, Prancis, tanggal 2 Februari 1945
----------------------------------------------------------------------------
SS-Untersturmführer Léon Gillis (11 Februari 1913 - 24 Maret 1977) dari 28. SS-Freiwilligen-Grenadier-Division "Wallonien" mengawasi wilayah sekitarnya dari keberadaan musuh di Pomerania, musim semi tahun 1945. Dia mempersenjatai diri dengan sebuah senapan serbu StG 44. Gillis merupakan salah satu dari hanya tiga orang sukarelawan asal Wallonie yang dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (dua lainnya adalah León Degrelle dan Jacques Leroy). Gillis meraihnya pada tanggal 30 September 1944 sebagai Zugführer Panzerjäger di 5. SS-Freiwilligen-Sturmbrigade "Wallonien", setelah berhasil menghancurkan antara 14 s/d 19 tank T-34 Rusia dengan senjatanya dalam sebuah pertempuran yang berlangsung di bulan Agustus 1944 di Tartu, timur Estonia. Pada saat itu peletonnya harus menghadapi serangan pasukan tank Soviet berkekuatan besar yang berusaha menghancurkan pasukan Jerman yang masih bercokol di Estonia. Satu-satunya yang menjadi penghalang gerak maju mereka adalah tiga buah senjata anti-tank dari Divisi Wallonien. Gillis memposisikan senjatanya langsung ke arah jalan tempat datangnya musuh dan berhasil memukul mundur serangan demi serangan yang bergantian datang. Dalam pertempuran sengit yang berlangsung sepanjang hari, ketiga senjata anti-tank andalan pihak yang bertahan akhirnya dibungkam musuh dan sebagian besar awaknya terluka. Seantero front kini bergantung pada tindakan Gillis selanjutnya. Dia memilih untuk menyerang. Serangan yang hanya bermodalkan granat tangan tersebut berhasil menghancurkan tiga tank tambahan sehingga membuat sisa pasukan musuh mundur. Sampai dengan berakhirnya pertempuran, pasukan Soviet yang berkekuatan jauh lebih besar tetap tak mampu untuk menghalau sang komandan peleton yang gigih luar biasa tersebut dari posisi pertahanannya!
Sumber :
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
www.5sswiking.tumblr.com
www.commons.wikimedia.org
www.forum.axishistory.com
1 comment:
Ada yang bilang Stg 44 utu campuran Karabiner 98k dan Mp 40 terus inspirasinya Ak-47. Apakah semua itu bener? Stg 44 namanya di ubah jadi Mp 44. Sebenarnya aku tau kenapa di ubah namanya. Cuman lupa lagi. Dulu aku punya buku tentang Waffen SS pluys persenjataannya. Cuman lupa nyimpen.
Post a Comment