RITTERKREUZTRÄGER (PERAIH RITTERKREUZ)
Hauptmann Ernst Grunau (28 September 1919 - 8 Juli 1989) adalah perwira Wehrmacht yang menapaki karir di bidang transportasi dan suplai, tapi kemudian prestasinya di medan pertempuran membawanya menjadi anggota korps transport Heer yang dianugerahi medali paling tinggi sekaligus paling mentereng di seantero Wehrmacht! Dari sejak pertempuran di Polandia tahun 1939 sampai dengan Rusia tahun 1941-1944, Grunau telah biasa membawa suplai barang, makanan serta amunisi yang sangat dibutuhkan para prajurit di front terdepan. Pekerjaannya bukannya tanpa resiko, karena tidak jarang dia harus menghadapi gangguan cuaca, serangan udara, medan tempuh yang panjang dan rusak, serta serangan gerilyawan. Semuanya berhasil dilaluinya dengan determinasi serta tekad pantang menyerah yang patut diacungi jempol. Tak heran ketika divisinya (14. Panzer-Division) terkepung oleh Tentara Merah di Kurland di akhir musim gugur tahun 1944, Grunau dipercaya untuk menjadi komandan kompi cadangan yang bertanggungjawab untuk mengawal staff divisi dan bertanggungjawab langsung pada komandan. Berkali-kali unitnya, yang dipersenjatai lebih berat dibandingkan dengan kompi biasa, dipanggil untuk menyelesaikan situasi darurat yang dihadapi divisinya, dan berkali--kali pula Grunau menjawab kepercayaan tersebut dengan gemilang. Secara pribadi dia mempunyai keberanian yang mengerikan, dimana sang mantan perwira transport ini tidak segan-segan terjun langsung ke medan laga dan membaur bersama dengan para prajuritnya. Kecemerlangannya tidak dibiarkan terbuang sia-sia, dan Grunau dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes pada tanggal 4 Oktober 1944 sebagai Oberleutnant dan Führer Divisions-Begleitkompanie 14 / 14. Panzer-Division / X.Armeekorps / 19.Armee / Heeresgruppe Nord. Selain itu, dia juga mendapatkan dua buah Panzervernichtungsabzeichen in Silber setelah menghancurkan dua tank T-34 Soviet menggunakan Panzerfaust. Tak lama setelah menghancurkan tank kedua dalam pertempuran tanggal 24 januari 1945, Grunau terluka parah dan koma setelah terkena hantaman meriam. Meskipun diragukan bisa hidup kembali setelah melihat luka-lukanya yang mengerikan (kehilangan mata kiri, lengan kanan, dan trauma di kepala), dia ternyata mampu bertahan melewati masa krisis. Tidak hanya itu, dengan disabilitas 100% yang harus dideritanya di sepanjang sisa umurnya, tidak menjadikan Grunau menyerah pada keadaan, karena seusai perang dia kemudian menjadi pebisnis resort, hotel dan spa yang sukses di Jerman! Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Eisernes Kreuz II.Klasse (8 Oktober 1941) und I.Klasse (26 Desember 1941); Kriegsverdienstkreuz II.Klasse mit Schwertern; Verwundetenabzeichen in Schwarz (10 Februari 1944); Panzerkampfabzeichen in Bronze (20 April 1944); Nahkampfspange in Bronze (1 Desember 1944, untuk 15 hari pertempuran jarak dekat); Verwundetenabzeichen in Gold (25 Januari 1945); Nahkampfspange in Gold (9 Februari 1945, untuk 40 hari pertempuran jarak dekat); serta Deutsches Kreuz in Gold (24 Maret 1945)
---------------------------------------------------------------------------
DKiGTRÄGER (PERAIH DEUTSCHES KREUZ IN GOLD)
Hauptmann
Hans-Heinrich Aster (lahir 28 Oktober 1921) dianugerahi Deutsches Kreuz in Gold tanggal 27
Januari 1944 sebagai Oberleutnant di I.Bataillon /
Panzergrenadier-Regiment 108 / 14. Panzer-Division / XXXXVII.Armeekorps / 8.Armee / Heeresgruppe Süd. Dia memulai
pelatihan militer tanggal 1 Desember 1939 - Mei 1940 dan mulai bertugas
di Panzergrenadier-Regiment 108 periode 1 Maret 1943 - 3 Desember 1944.
Dari mulai 4 Desember 1944, Aster ditempatkan sebagai Ordonnanz-Offzier
di Generalinspekteur der Panzertruppen. Dia dipromosikan sebagai
Hauptmann tanggal 1 September 1944. Dalam foto studio ini Aster
mengenakan feldanzug (seragam lapangan) M44 dengan medali-medali yang
tersemat (selain DKiG): pita Eisernes Kreuz II.Klasse dan Ostmedaille,
Nahkampfspange in Silber, Panzerkampfabzeichen in Bronze, Eisernes Kreuz
I.Klasse, dan Verwundetenabzeichen in Silber. BTW, dalam foto di atas Aster memakai seragam M44 yang langka!
Sumber :
Buku "The Face of Courage: The 98 Men Who Received the Knight's Cross and the Close-Combat Clasp in Gold" karya Florian Berger
No comments:
Post a Comment