Insignia 10. SS-Panzer-Division "Frundsberg". Pada awalnya (tahun 1943) divisi ini diberi nama "Karl der Große" (Charlemagne), tapi kemudian divisi sukarelawan Prancis (33. Waffen-Grenadier-Division der SS Charlemagne) menggunakan nama yang sama pula sehingga pada akhirnya dipilih lah nama kehormatan "Frundsberg" yang diambil dari nama komandan Landsknecht (tentara bayaran) terkenal Jerman pada abad ke-16, Georg von Frundsberg (24 September 1473 – 20 Agustus 1528)
SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Karl Fischer von Treuenfeld menganugerahkan medali Eisernes Kreuzes kepada para prajurit dan perwira dari SS-Panzer-Regiment 10 / 10.SS-Panzer-Division "Frundsberg" yang berprestasi dalam medan perang. Foto diambil musim semi 1944 di Galicia (Ukraina), dan Von Treuenfeld adalah komandan Divisi Frundsberg periode 15 November 1943 – 27 April 1944 sebelum digantikan oleh Heinz Harmel. Panzerkampfwagen V Panther yang berada di latar belakang bukanlah milik Frundsberg karena sedikit Panther yang dimiliki divisi tersebut baru datang pada musim panas 1944 untuk II.Abteilung / SS-Panzer-regiment 10 (I. Abteilung masih dalam pelatihan)
SS-Gruppenführer und Generalleutnant der Waffen-SS Karl Fischer von Treuenfeld menganugerahkan medali Eisernes Kreuzes kepada para prajurit dan perwira dari SS-Panzer-Regiment 10 / 10.SS-Panzer-Division "Frundsberg" yang berprestasi dalam medan perang. Foto diambil musim semi 1944 di Galicia (Ukraina), dan Von Treuenfeld adalah komandan Divisi Frundsberg periode 15 November 1943 – 27 April 1944 sebelum digantikan oleh Heinz Harmel. Panzerkampfwagen V Panther yang berada di latar belakang bukanlah milik Frundsberg karena sedikit Panther yang dimiliki divisi tersebut baru datang pada musim panas 1944 untuk II.Abteilung / SS-Panzer-regiment 10 (I. Abteilung masih dalam pelatihan)
Sebuah Sturmgeschütz 7,5 cm Stu.K. 40 Ausf. G (Sd.Kfz. 1421) dari 10. SS-Panzer-Division Frundsberg di Maaseik (kota di Belgia yang berada 20km utara Maastricht, Belanda) saat gerak mundur divisi tersebut dari medan pertempuran di Prancis menuju Arnhem. Dalam caption aslinya disebut bahwa foto ini diambil pada tanggal 20 September 1944, tapi kemungkinan tersebut sangat kecil dan lebih pada tanggal 5-6 September 1944 karena di tanggal 20/09 Frundsberg sudah terlibat pertempuran sengit melawan pasukan terjun payung Sekutu di sekitar Arnhem-Nijmegen sebagai bagian dari Kampfgruppe Walther. Bisa dibilang kendaraan ini adalah salah satu yang beruntung lolos dari Kantung Falaise, dan sisa-sisa pertempuran masih terlihat jelas di rodanya yang copot di beberapa tempat! Perhatikan logo "Mickey Mouse" di bagian samping serta sebuah sepeda yang dibawa di belakang!
SS-Brigadeführer und Generalmajor der Waffen-SS Heinz Harmel (kanan) bersama dengan bintara petugas sandi pribadinya yang berasal dari Swedia, SS-Oberscharführer Sven-Erik Olsson. Olsson (7 Juli 1923 - 7 Maret 1985) ikut bertempur dalam pertempuran di Kantung Kamenets-Podolsky sebelum ditugaskan sebagai petugas sandi pribadi bagi SS-Brigadeführer Heinz Harmel, Komandan 10. SS-Panzer-Division "Frundsberg". Dia berturut-turut bertempur di Normandia, Pommerania, Stettin-Altdamm, Stargard dan Raum Cottbus sebelum mengakhiri perang di Komotau dimana dia dipaksa untuk menghancurkan kendaraan halftrack-nya setelah usaha untuk mencapai Dresden gagal. Olsson kemudian ditawan oleh pihak Amerika dan kembali ke Swedia tahun 1947. Medali-medali yang telah diraihnya: Deutsches Kreuz in Gold (20 April 1945), Eisernes Kreuzes II. dan I. Klasse, Nahkampfspange in Bronze, dan Infanterie-Sturmabzeichen in Silber
Cuplikan film ini diambil dari dalam sebuah Sd.Kfz.251 milik 10. SS-Panzer-Division "Frundsberg" saat sedang melakukan perjalanan melewati jalanan sebuah kota di dekat Aachen (Jerman), akhir tahun 1944. Pasukan Jerman yang berada di dalamnya dalam keadaan siaga dan waspada menghadapi setiap kemungkinan serangan dadakan dari musuh atau sniper yang bersembunyi di bangunan pinggir jalan
---------------------------------------------------------------------------------
PERAIH RITTERKREUZ
SS-Standartenführer Dr.jur. Eduard Deisenhofer (27 Juni 1909 - 31 Januari 1945) sebagai komandan SS-Panzergrenadier-Regiment 21 / 10. SS-Panzer-Division "Frundsberg" bersama seorang SS-Untersturmführer di dekat Caen, Prancis, bulan Juli 1944. Dia mengenakan seragam kamuflase SS-Erbsenmuster (pea-dot pattern) serta Tarn-Gesichtsmaske (Topeng Wajah Kamuflase) M42 yang terikat di stahlhelm-nya. Deisenhofer merupakan salah seorang komandan Waffen-SS yang bisa dipandang "terpelajar" demi melihat gelar yang terpasang di depan namanya, meskipun aneh bila kita mengetahui bahwa dia mengawali karirnya sebagai penjaga kamp konsentrasi di Dachau! Tapi pendidikannya yang tinggi ini diimbangi pula oleh prestasinya di medan pertempuran yang terlihat dari medali-medali "tukang perang" yang diraihnya: Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes (8 Mei 1942), Deutsches Kreuz in Gold (29 April 1942), serta Eisernes Kreuzes II.Klasse dan I.Klasse (barengan 26 Juni 1940). Di akhir Januari 1945 dia diperintahkan berangkat ke Arnswalde di Pomerania untuk mengambil-alih komando 15.Waffen-Grenadier-Division der SS (lettische Nr.1). Dalam perjalanan kendaraannya mendapat serangan pesawat serang-darat Soviet yang kemudian membunuh Deisenhofer, supir serta ajudan yang ikut bersamanya. Karena minimnya bukti akan tewasnya orang ini sehingga dia diklasifikasikan sebagai MIA (Missing in Lokalisasi). Sampai saat ini jenazahnya masih belum diketemukan!
SS-Hauptsturmführer Karl Bastian (12 Februari 1915 - 11 Agustus 1944) menjadi sukarelawan SS-Verfügungstruppe bulan Oktober 1936 dan ditempatkan di SS-Totenkopfstandarte "Ostfriesland. Sebelumnya dia telah bergabung dengan Hitlerjugend (1932) dan Reichsarbeitsdienst (1933-1935). Bersama dengan SS-Totenkopf-Infanterie-Regiment 2 dia ikut serta dalam Pertempuran Prancis dan kampanye militer Jerman di Balkan. Pada bulan April 1944 Bastian dipromosikan menjadi SS-Hauptsturmführer dan menjadi Bataillonsführer di SS-Panzergrenadier-Regiment 21 "Frundsberg". Pada bulan Juni 1944 unitnya beroperasi di barat kota Caen (Normandia). Di malam tanggal 22 Juli 1944 dia dan anakbuahnya terlibat dalam penyerangan sebuah dusun kecil menggunakan granat tangan dan senjata ringan. Pertempuran kemudian berkembang menjadi satu lawan satu dan pergulatan jarak dekat yang berlangsung dari satu rumah ke rumah lainnya, dari satu bunker ke bunker lainnya. Ketika laga telah selesai, bastian berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik dan 67 orang prajurit Sekutu berhasil ditawan bersama dengan peta dan dokumen yang kemudian membantu Jerman dalam mengokohkan posisi di sekitar Bukit 112. Beberapa hari kemudian sang perwira pemberani gugur dalam pertempuran di sekitar wilayah Cui tanggal 11 Agustus 1944. Sebagai penghargaan atas kontribusinya dalam pertempuran terdahulu, dia dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes secara anumerta pada tanggal 23 Agustus 1944 sebagai SS-Hauptsturmführer dan Führer II.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 21 / 10.SS-Panzer-Division "Frundsberg" / II. SS-Panzerkorps / Panzergruppe West / Heeresgruppe B. Medali dan penghargaan lain yang diterimanya: Medaille zur Erinnerung an den 1. Oktober 1938; Eisernes Kreuz II.Klasse (31 Mei 1940); Eisernes Kreuz I.Klasse (22 Juni 1940); Verwundetenabzeichen in Schwarz; Panzerkampfabzeichen in Bronze; Infanterie-Sturmabzeichen in Silber; SS-Dienstauszeichnung 4.Stufe; serta Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942)
SS-Obersturmführer der Reserve Erwin Bachmann (5 Mei 1921 - 18 Februari 2010) belajar di rumah sampai dia masuk sekolah tahun 1927. Pada tanggal 28 Agustus 1939 dia bergabung dengan SS-Verfügungstruppe dan ditempatkan di SS-Ersatz-Standarte "Germania" (nantinya menjadi SS-Regiment "Germania"). Di unitnya ini Bachman ikut serta dalam invasi ke Polandia (1939), Prancis (1940) dan Rusia (1941). Di usianya yang baru 20 tahun dia terpilih untuk mengikuti pelatihan perwira di SS-Junkerschule Bad Tölz (Februari-Juni 1942). Pada bulan Septembernya dia bergabung dengan Divisi SS "Wiking" sebelum dipindahkan ke Divisi SS "Frundsberg" yang baru dibentuk. Setelah kekalahan di Ardennes, "Frundsberg" terlibat dalam Operasi Nordwind bulan Januari 1945 yang bertujuan untuk menembus kepungan Sekutu sekaligus mempertahankan sebuah jembatan di Hagenau yang akan dipersiapkan untuk serangan selanjutnya. Serangan tersebut dipimpin oleh Bachmann yang untuk sementara menjabat sebagai komandan kompi ke-3 dari SS-Panzer-Regiment 10 (jabatan aslinya adalah ajudan batalyon). Dengan menggunakan sepeda motor, sang perwira mampu menghancurkan sebuah tank Sherman Amerika menggunakan Panzerfaust di Herrlisheim, sementara lebih banyak lagi Sherman lain yang diluluhlantakkan oleh dua Panther yang menyusul di belakang Bachmann. Ketika pertempuran berakhir, 60 orang tentara Amerika ditawan sementara 20 orang tentara Jerman yang sebelumnya ditawan kini dibebaskan kembali. Tidak hanya itu, 12 tank Sherman berhasil direbut utuh! Sherman-Sherman ini nantinya digunakan untuk melawan mantan tuannya dan dimasukkan ke 13.Kompanie. Dalam pertempuran lanjutan ke arah Drusenheim, 9 tank Sherman lain kembali dihancurkan. Atas aksi kepemimpinannya yang brilian tersebut Bachmann dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes tanggal 10 Februari 1945 sebagai SS-Obersturmführer der Reserve dan Adjutant I.Abteilung / SS-Panzer-Regiment 10 "Langemark" / 10.SS-Panzer-Division "Frundsberg" / XXXIX.Panzerkorps / 11.Armee / Heeresgruppe Weichsel. Dia selanjutnya bertempur kembali di wilayah Pomerania dan menghancurkan beberapa tank T-34 di sekitar Christinenberg. Pada bulan Mei 1945 unitnya bergerak menuju barat dan menyerahkan diri pada pasukan Inggris di wilayah Göttingen, Sandbostel. Medali dan penghargaan lain yang diraihnya: Infanterie-Sturmabzeichen; Eisernes Kreuz II.Klasse (27 September 1941) dan I.Klasse (18 Januari 1945); Panzerkampfabzeichen in Silber; serta 1 buah Panzervernichtungsabzeichen in Silber
Sumber :
Buku "Im Feuersturm letzter Kriegsjahre" karya Wilhelm Tieke
www.5sswiking.tumblr.com
www.eestileegion.com
www.en.wikipedia.org
www.forum.axishistory.com
www.stengerhistorica.com
www.wehrmacht-awards.com
No comments:
Post a Comment