Orang kedua dalam hierarki partai Nazi dan pemerintahannya : Reichsmarschall Hermann Göring, panglima Luftwaffe, peraih Großkreuz. Perhatikan ukuran medalinya yang lebih besar dibandingkan dengan medali Ritterkreuz biasa!
Manusia luar biasa, pahlawan tanpa kenal rasa takut yang prestasinya begitu MENGERIKAN (baca saja biografinya DISINI) : Oberst Hans-Ulrich Rudel, yang diganjar oleh Hitler dengan Goldenem Eichenlaub, dan tak ada orang lain selain dia yang meraihnya!
Oberst (pangkat terakhirnya Generalleutnant) Adolf Galland, jago terbang paling terkenal dari Luftwaffe yang nongkrong di foto ini dengan medali Brillanten di lehernya
Oberst Walter Oesau, si belah-dagu dari Luftwaffe peraih Schwertern
Korvettenkapitän Klaus Feldt, salah satu peraih Eichenlaub dari unit E-boat (bukan U-boat!)
Wajah-wajah yang berbahagia tapi dengan rambut amburadul yang entah dari mana copy-pastenya! Yang di tengah itu Unteroffizier Walter Pape, yang baru saja menerima Ritterkreuz (7 Maret 1941)
Manusia luar biasa, pahlawan tanpa kenal rasa takut yang prestasinya begitu MENGERIKAN (baca saja biografinya DISINI) : Oberst Hans-Ulrich Rudel, yang diganjar oleh Hitler dengan Goldenem Eichenlaub, dan tak ada orang lain selain dia yang meraihnya!
Oberst (pangkat terakhirnya Generalleutnant) Adolf Galland, jago terbang paling terkenal dari Luftwaffe yang nongkrong di foto ini dengan medali Brillanten di lehernya
Oberst Walter Oesau, si belah-dagu dari Luftwaffe peraih Schwertern
Korvettenkapitän Klaus Feldt, salah satu peraih Eichenlaub dari unit E-boat (bukan U-boat!)
Wajah-wajah yang berbahagia tapi dengan rambut amburadul yang entah dari mana copy-pastenya! Yang di tengah itu Unteroffizier Walter Pape, yang baru saja menerima Ritterkreuz (7 Maret 1941)
Oleh : Alif Rafik Khan
Ritterkreuz (atau Knight's Cross dalam bahasa Inggris, Salib Ksatria dalam bahasa Indonesia) adalah tingkatan dari Eiserne Kreuz (Iron Cross), yang selama beratus-ratus tahun menjadi medali utama untuk perlambang keberanian para ksatria-ksatria Jerman. Ritterkreuz sendiri diperkenalkan pada zaman Hitler dan digadang-gadang sebagai penghargaan tertinggi di Jerman yang diberikan kepada prajurit-prajurit yang memperlihatkan keberanian EKSTRIM di medan perang atau juga kepada para jenderal/perwira yang berjasa dalam merancang suatu operasi militer yang sukses. Secara keseluruhan, kelasnya hanya kalah dari Großkreuz (Grand Cross), yang hanya dianugerahkan pada satu orang saja, si gendut Hermann Göring panglima Luftwaffe.
Untuk dapat masuk kualifikasi Ritterkreuz, seorang tentara terlebih dahulu harus sudah mendapat penghargaan Eiserne Kreuz 1939 kelas pertama, meskipun kadang kala dalam beberapa kejadian yang langka, Eiserne Kreuz kelas pertama seringkali diberikan bersamaan dengan Ritterkreuz, biasanya ketika prestasi si prajurit benar-benar luar biasa atau terus berkelanjutan. Seorang komandan pasukan dapat juga dianugerahi medali ini dikarenakan prestasi unitnya secara keseluruhan. Sedangkan untuk komandan u-boat, patokannya biasanya apabila dia mampu menenggelamkan 100.000 tonase kapal musuh. Untuk pilot Luftwaffe beda lagi, dimana dia akan mendapat Ritterkreuz setelah mengumpulkan 20 'poin' (satu poin diberikan untuk satu kemenangan udara atas pesawat bermesin satu, dua poin atas satu pesawat bermesin ganda, sedangkan tiga poin untuk pesawat bermesin empat, biasanya bomber. Semua poin dilipat dua untuk kemenangan yang didapat pada malam hari!). Semua patokan untuk meraih Ritterkreuz ini secara bertahap bertambah semakin tinggi seiring dengan berjalannya peperangan, dimana makin banyak dan banyak lagi ksatria-ksatria Jerman yang mampu memenuhi semua persyaratannya.
Berdasarkan regulasi (Reichsgesetzblatt I S. 1573) tentang Verordnung über die Erneuerung des Eisernen Kreuzes, atau Peraturan Pembaruan Salib Baja tanggal 1 September 1939, Ada 5 tingkatan Ritterkreuz (termasuk Großkreuz) :
Ritterkreuz (atau Knight's Cross dalam bahasa Inggris, Salib Ksatria dalam bahasa Indonesia) adalah tingkatan dari Eiserne Kreuz (Iron Cross), yang selama beratus-ratus tahun menjadi medali utama untuk perlambang keberanian para ksatria-ksatria Jerman. Ritterkreuz sendiri diperkenalkan pada zaman Hitler dan digadang-gadang sebagai penghargaan tertinggi di Jerman yang diberikan kepada prajurit-prajurit yang memperlihatkan keberanian EKSTRIM di medan perang atau juga kepada para jenderal/perwira yang berjasa dalam merancang suatu operasi militer yang sukses. Secara keseluruhan, kelasnya hanya kalah dari Großkreuz (Grand Cross), yang hanya dianugerahkan pada satu orang saja, si gendut Hermann Göring panglima Luftwaffe.
Untuk dapat masuk kualifikasi Ritterkreuz, seorang tentara terlebih dahulu harus sudah mendapat penghargaan Eiserne Kreuz 1939 kelas pertama, meskipun kadang kala dalam beberapa kejadian yang langka, Eiserne Kreuz kelas pertama seringkali diberikan bersamaan dengan Ritterkreuz, biasanya ketika prestasi si prajurit benar-benar luar biasa atau terus berkelanjutan. Seorang komandan pasukan dapat juga dianugerahi medali ini dikarenakan prestasi unitnya secara keseluruhan. Sedangkan untuk komandan u-boat, patokannya biasanya apabila dia mampu menenggelamkan 100.000 tonase kapal musuh. Untuk pilot Luftwaffe beda lagi, dimana dia akan mendapat Ritterkreuz setelah mengumpulkan 20 'poin' (satu poin diberikan untuk satu kemenangan udara atas pesawat bermesin satu, dua poin atas satu pesawat bermesin ganda, sedangkan tiga poin untuk pesawat bermesin empat, biasanya bomber. Semua poin dilipat dua untuk kemenangan yang didapat pada malam hari!). Semua patokan untuk meraih Ritterkreuz ini secara bertahap bertambah semakin tinggi seiring dengan berjalannya peperangan, dimana makin banyak dan banyak lagi ksatria-ksatria Jerman yang mampu memenuhi semua persyaratannya.
Berdasarkan regulasi (Reichsgesetzblatt I S. 1573) tentang Verordnung über die Erneuerung des Eisernen Kreuzes, atau Peraturan Pembaruan Salib Baja tanggal 1 September 1939, Ada 5 tingkatan Ritterkreuz (termasuk Großkreuz) :
- Knight's Cross (Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes) : Salib Ksatria
- Knight's Cross with Oak Leaves (mit Eichenlaub) : Daun Oak
- Knight's Cross with Oak Leaves and Swords (mit Eichenlaub und Schwertern) : Pedang
- Knight's Cross with Oak Leaves, Swords, and Diamonds (mit Eichenlaub, Schwertern und Brillanten) : Berlian
- Knight's Cross with Golden Oak Leaves, Swords, and Diamonds (mit Goldenem Eichenlaub, Schwertern und Brillanten) : Daun Oak Emas
Secara total, terdapat 7.318 orang penerima Ritterkreuz, dan hanya 882 di antaranya yang menerima Eichenlaub (plus 8 orang penerima non-Jerman). Mengerucut lagi menjadi hanya 159 orang penerima lanjutan Schwertern (plus satu penerima kehormatan non-Jerman, Laksamana Isoroku Yamamoto dari Jampang eh Jepang). Hanya 27 orang yang berhasil menapaki jenjang sampai Brillanten, dan mereka inilah para pahlawan perang terbaik yang dipunyai Jerman (3 orang Marsekal, 10 Jenderal, 3 Oberst, 9 pilot jagoan, dan 2 kapten U-boat). Dari semuanya, muncul satu orang terbaik dari yang terbaik yang mendapat anugerah Goldenem Eichenlaub, dialah Oberst Hans-Ulrich Rudel dari Luftwaffe yang prestasinya dalam perang pastilah akan membuat terpana siapapun yang membacanya!
Dari 159 orang penerima resmi Schwertern, 13 orang di antaranya sebenarnya tidak memenuhi kriteria resmi untuk mendapatkan medali tersebut. Selain itu, 24 orang penerima Eichenlaub juga ditengarai kurang mendapatkan pembuktian sebagai prasyarat mendapatkannya. Sebagai contoh, SS-Gruppenführer Hermann Fegelein (adik ipar Eva Braun, istri Hitler) dijatuhi hukuman mati dalam pengadilan militer yang dipimpin oleh SS-Brigadeführer Wilhelm Mohnke dan dieksekusi tidak lama kemudian oleh regu tembak RSD (bukan Rida Sita Dewi!) pimpinan jenderal SS Johann Rattenhuber setelah kepergok melarikan diri ketika Pertempuran Berlin pecah. Menurut hukum Jerman saat itu, seharusnya semua pangkat dan medali Fegelein dilucuti dengan tidak hormat! Kasus lain : Otto Weidinger, Günther-Eberhardt Wisliceny dan Wilhelm Bittrich sama-sama menerima Schwertern dari SS-Oberstgruppenführer Josef 'Sepp' Dietrich, sementara peraturan mensyaratkan bahwa pemberian medali setinggi Schwertern haruslah oleh sang Führer Adolf Hitler langsung.
Dari banyak perwira Jerman yang terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap Hitler tanggal 20 Juli 1944, di antaranya terdapat 13 orang penerima Ritterkreuz!
Dari 7.318 orang penerima Ritterkreuz, 711 orang di antaranya melanjutkan karir kemiliterannya di Bundeswehr setelah perang berakhir, dengan 114 orang kemudian berhasil meraih pangkat jenderal.
Distribusi Ritterkreuz berdasarkan unit :
Dari 159 orang penerima resmi Schwertern, 13 orang di antaranya sebenarnya tidak memenuhi kriteria resmi untuk mendapatkan medali tersebut. Selain itu, 24 orang penerima Eichenlaub juga ditengarai kurang mendapatkan pembuktian sebagai prasyarat mendapatkannya. Sebagai contoh, SS-Gruppenführer Hermann Fegelein (adik ipar Eva Braun, istri Hitler) dijatuhi hukuman mati dalam pengadilan militer yang dipimpin oleh SS-Brigadeführer Wilhelm Mohnke dan dieksekusi tidak lama kemudian oleh regu tembak RSD (bukan Rida Sita Dewi!) pimpinan jenderal SS Johann Rattenhuber setelah kepergok melarikan diri ketika Pertempuran Berlin pecah. Menurut hukum Jerman saat itu, seharusnya semua pangkat dan medali Fegelein dilucuti dengan tidak hormat! Kasus lain : Otto Weidinger, Günther-Eberhardt Wisliceny dan Wilhelm Bittrich sama-sama menerima Schwertern dari SS-Oberstgruppenführer Josef 'Sepp' Dietrich, sementara peraturan mensyaratkan bahwa pemberian medali setinggi Schwertern haruslah oleh sang Führer Adolf Hitler langsung.
Dari banyak perwira Jerman yang terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap Hitler tanggal 20 Juli 1944, di antaranya terdapat 13 orang penerima Ritterkreuz!
Dari 7.318 orang penerima Ritterkreuz, 711 orang di antaranya melanjutkan karir kemiliterannya di Bundeswehr setelah perang berakhir, dengan 114 orang kemudian berhasil meraih pangkat jenderal.
Distribusi Ritterkreuz berdasarkan unit :
Heer | Luftwaffe | Kriegsmarine | Waffen-SS |
4,785 | 1,785 | 318 | 457 |
No comments:
Post a Comment